Sinopsis Akkanee's Heart Episode 3 - 3

Sinopsis Akkanee's Heart Episode 3 - 3

Pesta pun dimulai dengan Nutor sebagai MC-nya. Tapi sementara yang lain mulai menikmati pesta, Nutor malah melihat Fai sibuk menatap pintu, tampak jelas sedang cemas menunggu kedatangan seseorang.


"Apa kau menunggu Nong Nu Jeed?"

"Iya!" Refleks Fai. Pfft! Baru sadar, Fai pura-pura mengeluh protes karena Jeed datang terlambat. Itu kebiasaan buruk.

"Wanita biasanya perlu banyak waktu untuk menyiapkan banyak hal dan berbagai aksesoris untuk dipakai. Dia pasti akan datang sebentar lagi."

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga dan Fai sontak terpesona. Melihat Fai yang jelas-jelas sedang memelototi kakinya Jeed, Nutor langsung menggodainya. Malu dan canggung, Fai buru-buru berakting mengkritiki kakinya Jeed dan mengatainya kayak kaki babi.



Jeed kesal dan hampir saja kedua orang itu bertengkar lagi kalau saja Nutor tidak buru-buru mencegah mereka. Pruek datang saat itu dan langsung memuji penampilan Jeed yang hari ini sangat cantik dan manis lalu mengajak Jeed masuk pesta bersamanya. Jeed jelas senang dan langsung menggandeng tangannya tanpa ragu.

Fai sinis, cowok apaan terlalu sopan kayak begitu. Fai mau tanya, kalau menurut Nutor, apa Pruek itu g~y? Entahlah, Nutor biasanya bisa langsung mengenali orang-orang sejenisnya. Tapi untuk menilai Pruek, dia perlu menganalisanya dulu.
Jadilah kedua orang itu sibuk sendiri mengawasi dan mengamati gerak-gerik Pruek sepanjang pesta berlangsung. Nutor memperhatikan cara Pruek memegang gelas, jari kelingkingnya agak diangkat yang biasanya merupakan ciri-ciri seorang g~y. Tapi tunggu dulu, jari kelingkingnya tidak sepenuhnya terangkat melainkan sedikit ditekuk, jadi belum pasti juga apakah dia beneran g~y atau tidak.

Nutor benar-benar bingung sepanjang pengamatannya. Beberapa kali dia yakin Pruek itu g~y saat Pruek melakukan beberapa hal yang tampak feminin, tapi kemudian dia mendadak melihat Pruek bersikap selayaknya pria sejati. Membingungkan.


Fai tak sabaran banget, jadi dia g~y atau tidak? Nutor juga bingung dengan perubahan sikap Pruek, dia perlu lebih banyak waktu untuk mengamatinya. Tapi saat dia berpaling ke Fai, dia mendapati Fai sedang menatap kedua orang itu dengan dahi berkerut.

Nutor patah hati. "Kau mengerutkan dahi, yah? Kenapa? Takut Nong Nu Jeed terlepas dari tanganmu?"

Baru sadar, Fai sontak menyangkal. Nutor tak percaya, pembohong. Jangan khawatir, Nutor akan membantu menyelidikinya. Dia rela melakukannya demi Fai, demi pilihan Fai.


Maka kemudian, Nutor membantu mendekatkan kedua orang itu dengan cara mengumumkan bahwa acara selanjutnya adalah nge-dance lalu meminta bridesmaid dan groomsman untuk ikut nge-dance bersama kedua pengantin

Kaget, Fai dan Jeed berusaha kabur, tapi Pemai dan Yai dengan cepat mencegah mereka. Fai dan Jeed galau, mereka tidak bisa dance, tapi Nutor pantang menyerah dan terus membujuk mereka. Saat itu masih belum berhasil juga, Nutor sontak memprovokasinya untuk menunjukkan kemampuannya dan tidak mempermalukan reputasi nama keluarga Adisuan.

Fai akhirnya sukses terprovokasinya dan langsung maju ke lantai dansa lalu mulai nge-dance sambil terus menatap Jeed seolah menantangnya untuk maju dan menunjukkan kemampuan dance-nya.

Jeed belum mau maju juga, Fai langsung nyinyir, menuduh Posawat cuma pintar memaksa dan menyakiti orang. Jeed tidak mungkin bisa melakukan hal-hal berseni semacam ini. Kalau dia nge-dance, dia mungkin cuma akan kelihatan kayak sapu yang terayun kesana-kemari.

Jeed tidak terima dan itu sukses memprovokasinya hingga Jeed akhirnya maju ke depan dan mulai menunjukkan kemampuan dance-nya. Jadilah kedua orang itu dance battle dengan berbagai gerakan aneh-aneh tapi keren dan membuat suasana makin meriah. (Ngomongnya nggak pinter nge-dance, tapi dance-nya udah kayak dancer profesional. Wkwkwk!)


Pruek lalu bersulang untuk kedua pengantin dengan koktail buatannya sendiri. Tapi Fai sengaja cari perkara dengan nyinyir menuduh minuman itu terlalu asam. Jeed langsung balas nyinyir, cuma lidah-lidah yang normal yang bisa merasakan kelembutan koktail ini, lidah yang abnormal cuma bisa merasakan rasa asam dan tidak akan bisa menghargai kandungan rasa vitamin C dari perpaduan buah-buahan di koktail ini.

"Siapa bilang aku tidak bisa merasakan kelembutannya? Aku cuma bilang ini asam!"

"Terus? Kau tidak bisa minum. Adisuan Rangsan itu sungguh menyedihkan."

"Siapa bilang aku tidak bisa minum? Akan kuminum satu mangkok besar itu biar kau lihat. Atau kau ingin tanding minum denganku? Tapi aku tahu Posawat sepertimu tidak berani."

Terprovokasi, Jeed sontak meneggak habis koktailnya dan minta tambah, dan jadilah kedua orang itu tanding minum sampai puluhan gelas dan membuat para penonton mereka jadi khawatir.


Tak lama kemudian, Pruek memberikan dua macam obat pada Nutor. Yang satu adalah vitamin untuk meredakan mabuk kedua orang itu, dan yang satunya lagi adalah obat tidur soalnya Nutor berkata kalau dia mendadak sakit kepala dan takutnya dia tidak bisa tidur malam ini padahal besok dia harus terbang pagi-pagi.

Tapi dia juga memanfaatkan saat itu untuk menggoda Pruek. Bahkan dengan gaya lemah gemulainya dia meminta Pruek untuk membangunkannya pagi-pagi besok biar dia tidak terlambat mengejar pesawatnya.

Tapi Pruek khawatir, apa Nutor bisa membedakan yang mana vitamin dan yang mana obat tidur? Tentu saja, Nutor ingat dengan baik kok, yang isi dua adalah vitamin dan isi tiga adalah obat tidur.

"Terima kasih, Muach!" Nutor langsung mengecup pipinya lalu pergi. Tapi sepertinya Pruek bukan g~y, dia malah jijik dengan bekas ciumannya Nutor.


Kedua pengantin sekarang harus kerepotan gara-gara harus mengurus kedua teman mereka yang sudah mabuk berat itu. Tapi tetap saja kedua orang itu terus ribut berdebat dan berakting sok kuat.

Fai mengklaim kalau dia baik-baik saja dan meminta mereka untuk membawa Jeed ke rumah sakit saja. Tapi Jeed merasa itu adalah tantangan dan langsung menolak, Fai pikir dia jauh lebih kuat darinya apa?

"Hei, aku bilang begitu karena aku mengkhawatirkanmu!" Ujar Fai keceplosan. Baru sadar sedetik kemudian, dia buru-buru menambahkan maksudnya adalah dia cuma tidak mau ada siapapun yang mabuk sampai mati di hotel ini, kasihan hotel ini dan Khun Pruek.

Jeed kesal. "Kalau ada yang harus mati, itu kau! Karena aku masih sangat kuat!"

Jeed mendadak melepaskan diri dari Pemai dan pada akhirnya membuat dirinya sendiri oleng... tepat ke dalam dekapan Pruek. Nutor stres, sudah saatnya mereka balik ke kamar sekarang, cepetan!


Jadilah keempat orang itu bekerja sama memapah kedua orang mabuk itu ke kamar mereka. Tapi di tengah jalan, pegawai hotel mendadak memanggil Pruek karena tiba-tiba saja dia mendapat telepon penting dari klien di Jepang.

Lalu setelah itu, Pemai mendadak merasa mual. Nutor jadi menduga kalau Pemai mungkin sedang hamil, sebaiknya Yai membawa Pemai ke kamar saja dan istirahat, biar dia sendiri yang mengurusi kedua orang mabuk itu.

Jadilah Nutor harus kerepotan mengurus kedua orang itu sendirian. Dia terlebih dulu mengantarkan Jeed ke kamarnya. Dia membaringkan mereka di ranjang dan memutuskan agar mereka semua minum obat dulu baru dia akan mengantarkan Fai balik ke kamarnya.


Tapi mungkin karena pusing dan kecapekan, Nutor jadi lupa dan tidak memperhatikan saat dia mengambil obat yang isi tiga dan langsung saja meminumkannya satu untuk Jeed, satu untuk Fai, dan satu untuk dirinya sendiri.

Dan setelah semua obat itu tertelan, Nutor baru sadar kalau dia sudah salah meninumkan obat tidur buat kedua orang itu. Hadeh, gawat! Apa yang harus dia lakukan? Mereka bertiga sudah pasti bakalan teler.


Ah sudahlah, terlebih dulu dia membenarkan posisi tidur Jeed dan menggulingkannya ke satu sisi lalu meletakkan Fai di sisi yang satunya. Niatnya cuma menggeser Fai biar dia bisa menggotong Fai dengan mudah, tapi tiba-tiba saja dia jadi nafsu menatap wajah tampan Fai dan bibirnya yang merah delima. Wkwkwk!

Nutor langsung mendekatkan wajahnya untuk mencium Fai. Tapi obat tidur itu mendadak bereaksi dengan cepat dan Nutor pun langsung tertidur lelap sambil ngorok keras-keras di tengah-tengah mereka berdua.


Keesokan harinya, Nutor terbangun berkat telepon dari Pruek sesuai permintaannya kemarin. Dia langsung panik menyadari dirinya hampir terlambat. Tapi mukanya pucat banget, Nutor pun memutuskan untuk memoles bibir dan pipinya dengan sedikit lip tint.

Tapi kemudian dia asal saja menaruh benda itu di atas pa~anya Jee dalam keadaan kurang tertutup sempurna dan jadilah cairan di dalamnya tumpah di celananya Jeed tepat di bagian itunya. Hadeh, gawat!

Tapi Nutor sudah tidak ada waktu untuk membersihkannya, mana Pruek meneleponnya terus lagi. Akhirnya dia langsung pergi meninggalkan mereka dalam keadaan seperti itu.


Milk ternyata menyusul Fai ke sana. Dia baru saja tiba di bandara saat dia melihat Nutor yang melambaikan tangan ke arahnya. Milk sontak antusias membalas lambaiannya... dan langsung kecewa menyadari Nutor ternyata melambaikan tangan bukan padanya, melainkan pada seorang pria.

Milk mengenali pria itu, dia si pria yang bertubrukan dengannya di bandara waktu itu. Lucunya, dia melihat Nutor mencium pipi pria itu sebelum kemudian pergi. Dia jadi mengira kalau pria itu juga sejenis dengan Nutor.

Yang tak disangkanya, dia lagi-lagi bertemu dengan Pruek saat dia dijemput oleh mobil van hotel. Tapi kali ini dia melihat Pruek jalan bersama seorang pria bule.

Sepertinya kedua pria itu lagi ngomongin bisnis, tapi gara-gara posisi duduknya Pruek yang terlalu nyender sama si bule, Milk jadi mengira kalau mereka sepasang kekasih dan langsung sinis mengira Pruek berselingkuh.


Dalam keadaan setengah sadar, Fai berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil lalu balik ke kasur sambil melepaskan xelana panjangnya. Dia santai saja berguling hingga tanpa sadar dia tidur sambil mendekap Jeed.

Jeed pun tanpa sadar balas mendekap Fai dan mereka tertidur seperti itu beberapa lama sampai akhirnya keduanya sama-sama mulai tersadar.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments