Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 10 - 1

Sinopsis Memory Lost Season 3 Episode 10 - 1


S dengan dinginnya memperingat A bahwa kejadian hari ini tidak boleh sampai terulang. A mengerti lalu keluar sembari mengingat masa kecilnya.

Flashback.
Waktu itu, A kecil berjalan di terowongan bersama ayahnya sambil mengeluh lapar. Ayah berjanji akan membelikannya makanan jika dia punya cukup uang nanti.

Tepat saat itu, ada seorang gadis lewat dan Ayah A langsung menarget tasnya. Ayah A langsung menyuruh A untuk menunggunya di sini sebentar. "Sebentar lagi kalau ayah bilang lari, maka larilah."


Ayah A lalu pergi menguntit gadis itu dan menyambar tasnya. Tapi tepat saat itu juga, beberapa pria lewat dan langsung mengejar Ayah A.

Ayah A langsung menggandeng tangan A dan menyeretnya melarikan diri. Tapi di tengah jalan, Ayah A tiba-tiba melepaskan tangan A dan lari sendirian meninggalkan A.

Para pria itu dengan cepat menangkapnya dan langsung mengeroyoknya sampai mati, sementara A kecil hanya bisa melihat tak berdaya.

Flashback end.


Karena itulah genggaman tangan Su Mian tadi menohok hatinya. "Jika saja waktu itu ada seseorang yang menggenggam tanganku seperti yang kau lakukan, akankah aku menjalani kehidupan yang berbeda?"


Han Chen berhenti di tengah jalan untuk menelepon seseorang untuk menanyakan masalah sidik jari di mobil dan bom itu. Orang di seberang bilang tidak ada, bahkan CCTV di sekitar TKP sudah dirusak lebih dulu.

Setelah menutup telepon, Han Chen mendapati pen recorder-nya Su Mian masih dia bawa. Han Chen pun memutar rekaman itu dan mendengar segala macam gerutuan Su Mian tentang dirinya.

"Hari ini aku bertemu dengan seseorang yang namanya Han Shen (Dewa Han). Dia sombong sekali, tidak punya sopan santun dan tukang ikut campur. Bagaimana bisa ada seseorang seperti itu?!"

"Memangnya kenapa dengan psikologi kriminal? Kenapa dia meremehkannya? Berdasarkan peraturan pertama psikologi kriminal, si Dewa Han pasti menganggap dirinya dewa. Sudahlah, aku nggak mood melakukan profiling."


Han Chen tersenyum mendengar cacian Su Mian itu. Tapi kemudian dia mendengar rekaman Su Mian yang ditujukan khusus padanya saat Su Mian mengira dia akan mati tadi. Suara Su Mian terdengar bergetar saat dia mengaku bahwa satu-satunya yang dia pikirkan saat itu, hanya Han Chen seorang.

"Tapi aku tidak ingin mati. Aku ingin bersama denganmu. Tapi jika aku mati, kumohon simpanlah rekaman ini. Supaya jika kau ingat kalau kau pernah memiliki seorang pacar dalam hidupmu, kau bisa mendengarkan rekaman ini."

Tapi dia juga menasehati Han Chen untuk menyembunyikan rekaman ini dengan baik. Jangan biarkan pacarnya menemukannya. Dia tidak mau membuat Han Chen dalam masalah setelah kematiannya.


"Jika kau sungguh mencintaiku, kau tidak boleh cepat-cepat mencari pacar baru. Aku akan sangat sedih. Han Chen, aku sangat menyesal sekarang. Aku menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berdebat dan bertengkar denganmu."

"Jika aku punya lebih banyak waktu, kuharap, setiap hari, setiap menit, setiap detik, aku bisa bersama denganmu dan memberitahumu aku mencintaimu. Aku ingin menyerahkan diriku sepenuhnya padamu."

Tersentuh, Han Chen pun langsung balik ke rumahnya Su Mian.

 

Su Mian merenung sedih di rumahnya. Sembari melihat foto mendiang ayahnya, Su Mian menceritakan bagaimana dia hampir mati hari ini. "Tapi jangan khawatir, aku masih belum mati. Aku pasti akan membantumu menangkap para pembunuh itu, tak peduli betapa sulitnya. Aku pasti akan mengadili mereka dan menyelesaikan misimu."


Bel pintunya berbunyi tak lama kemudian. Cemas, Su Mian mengintip ke lubang pintu lebih dulu. Dan begitu melihat Han Chen yang datang, dia langsung membukanya dengan antusias. Kenapa dia datang kemari?

Tercengang melihat air mata di pipi Su Mian, Han Chen menyekanya lalu mengembalikan pen recordernya dan berkata. "Aku, Han Chen, tidak akan memiliki wanita lain selain kau. Aku hanya ingin aman agar kita bisa bersama selamanya. Apapun yang terjadi, aku akan selalu melindungimu. Aku akan menggunakan hidupku untuk melindungimu."


Han Chen menciumnya mesra (dan selanjutnya bayangin aja sendiri :P)


Keesokan harinya, Su Mian bangun pagi dengan perasaan teramat sangat bahagia. Dia lalu mengecek emailnya yang ternyata berisi data diri M. Tapi alih-alih mengatakannya pada Han Chen, Su Mian berpikir kalau dia harus membicarakan masalah ini Prof Xu.


Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena Han Chen memanggilnya untuk sarapan. Karena hari ini Su Mian mau ke rumahnya Prof Xu, Han Chen berkata kalau dia akan mengantarkannya setelah mereka sarapan.

"Kelihatannya enak," komentar Su Mian.

"Tentu saja. Apa kau tidur nyenyak semalam?" Goda Han Chen.

Malu, Su Mian langsung menjejalkan roti ke mulut Han Chen lalu mulai menikmati sarapannya.

"Enak?"

"Iya."

"Sepertinya kau mudah diurus."

"Tergantung siapa yang membuatnya."


Han Chen tiba-tiba menyuapinya sesendok scramble egg. Tapi saat Su Mian memakannya, dia malah menemukan sesuatu di dalamnya. Dan saat dia mengeluarkannya dari mulutnya, ternyata benda itu sebuah cincin... yang sama dengan cincin yang sekarang dipakai Han Chen di jari tengahnya.

"Bagaimana kalau aku melakukannya sepanjang sisa hidupmu (mengurus Su Mian)?"


Han Chen langsung berlutut di hadapan Su Mian untuk memakaikan cincin itu. Tapi Su Mian mencegahnya untuk bertanya apa maksudnya ini? Lamaran?

"Menurutmu?" ujar Han Chen lalu menyelipkan cincin itu di jari tengahnya, mengecup tangannya sebelum kemudian mencium bibirnya.


Tak lama kemudian, Han Chen menunggu di mobilnya. Dan saat Su Mian keluar tak lama kemudian, Han Chen dengan manisnya membukakan pintu dan memakaikan sabuk pengaman untuknya.

"Kau bukan cuma bicara manis hari ini, tapi juga bersikap bak gentleman."

"Karena aku bersikap baik hari ini, bukankah seharusnya kau memberiku hadiah?" Han Chen pun langsung mengklaim hadiahnya saat itu juga dengan mencium Su Mian lagi.


Tak mereka sadari, S menyaksikan mereka dari kejauhan. Mungkin karena sudah tidak tahan lagi, S langsung menelepon K dan memerintahkannya untuk melaksanakan rencana mereka.


Mereka tiba di depan rumah prof Xu tak lama kemudian. Tapi sebelum Su Mian keluar, Han Chen memberinya kecupan di kening lebih dulu. Su Mian terpesona menatapnya.

Dia mau tanya. "Jika kau harus memilih antara karirmu dan orang yang kau cintai, mana yang akan kau pilih?"

"Pekerjaanku membantu kehidupan masyarakat lebih stabil. Tapi lebih dari itu, aku berharap cintaku bisa hidup dengan aman. Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?"

"Karena aku tidak mau jadi seperti orang lain dan tanya siapa yang akan kau selamatkan lebih dulu jika istrimu dan ibumu sama-sama tenggelam di sungai."

"Dengan kemampuanku, aku bisa menyelamatkan kalian berdua secara bersamaan."

"Sombong sekali."

Saat Su Mian datang, cuma ada Nan Bo di sana. Dia beralasan kalau ayahnya sedang pergi mengunjungi temannya. Saat Su Mian memutuskan menunggu, Nan Bo langsung membahas kasus kriminal yang terjadi sepuluh tahun yang lalu dan menawari Su Mian untuk membaca laporan analisisnya terhadap kasus itu.

Tapi Nan Bo meminta Su Mian untuk merahasiakannya dari ayahnya dengan alasan ayahnya mungkin akan mengusirnya lagi kalau tahu dia mendiskusikan kasus bersama Su Mian. Su Mian dengan polosnya menyetujuinya lalu membaca laporan itu dengan antusias.


Tapi begitu membacanya, dia langsung tercengang mendapati nama korbannya adalah nama ayahnya. Air mata Su Mian mengalir begitu membacanya. Pura-pura heran dengan reaksi Su Mian, Nan Bo tanya kenapa dia menangis? Su Mian hanya menangis tanpa bisa berkata-kata.

Mendengar suara ayahnya kembali, Nan Bo pun bergegas mengambil dokumennya, memperingatkan Su Mian untuk tidak memberitahu ayahnya lalu pergi.


Prof Xu tentu saja cemas saat melihat wajah sedih Su Mian, ada apa? Tanpa pikir panjang, Su Mian langsung memminta izin Prof Xu agar dia bisa menyamar sebagai mata-mata dan masuk ke dalam Sindikat Alfabet.

Prof Xu jelas terkejut mendengarnya. "Apa kau sadar apa yang kau katakan barusan?"

"Saya tahu. Saya sangat sadar. Aku adalah polisi dan tugasku adalah menangkap penjahat. Sindikat Alfabet berhubungan dengan kematian ayah saya. Saya harus mencari tahu sendiri kebenarannya."

"Lalu apa rencanamu?"


Su Mian langsung memperlihatkan data diri M, Su Mian berencana mau mendekati si M ini. Mereka tak sadar kalau semua percakapan mereka didengar oleh Nan Bo.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments