Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 9 - 2
Belum sempat menyusul yang lain, Li Qian tiba-tiba mendengar Hui Xin memanggilnya. Ada yang ingin dia bicarakan berdua dengan Li Qian. Li Qian setuju, tapi karena yang lain sudah berangkat, dia menyarankan sebaiknya mereka bicara sambil jalan.
Ming Yue berkuda semakin jauh ke hutan seorang diri tanpa menyadari beberapa ninja yang tengah membuntutinya. Melihat seekor kelinci di depan, Ming Yue langsung mengambil panahnya dan mulai menarget si kelinci tanpa menyadari dirinya sendiri juga sedang ditarget.
Anak panah yang pertama si ninja meleset saat Ming Yue tak sengaja menunduk gara-gara kelincinya lari. Dan Ming Yue sama sekali tidak menyadari hal itu.
Pantang menyerah, Ming Yue mulai menarget si kelinci lagi dan melepaskan anak panahnya tepat saat para ninja itu menembakkan anak panahnya lagi dan kali ini menancap di lengan Ming Yue. Ketakutan, Ming Yue langsung mencabut anak panah itu lalu melarikan diri secepat mungkin.
Berjalan bersama menuju hutan, Hui Xin lagi-lagi mencoba mengungkit-ungkit masa lalu mereka. Tapi Li Qian dengan cepat menegaskan bahwa dia sudah menikah, jadi kontrak pernikahan yang pernah ada di antara mereka lebih baik dihapuskan.
Hui Xin tidak terima, bagaimana bisa kontrak pernikahan dihapus. "Aku bersedia menjadi selirmu."
"Aku tidak butuh selir! Aku sudah selesai mengatakan apa yang perlu kukatakan. Bagaimana denganmu?"
Hui Xin patah hati, tapi dia pantang menyerah. Li Qian orang yang menyukai ketenangan dan perfeksionis. Sedangkan Ming Yue temperamennya keras, dia rasa Ming Yue tidak akan bisa meringankan kekhawatirkan Li Qian.
Ming Yue juga pasti lebih terbiasa dengan kehidupan bebas di Xiyue yang pasti akan bersinggungan dengan sifatnya Li Qian. Li Qian sinis, Hui Xin tidak dekat dengan Ming Yue, lalu bagaimana Hui Xin bisa tahu kalau Ming Yue tidak akan bisa meringankan kekhawatirannya?
"Aku hanya khawatir kalau kau menyiksa dirimu sendiri."
"Tidak usah khawatir. Kalau tak ada urusan lain, aku pergi dulu."
Tapi bahkan sebelum dia melangkah, Hui Xin tiba-tiba menuduh Ming Yue sebagai iblis yang menggunakan sihir hitam untuk menggoda Li Qian.
"Diam!" Sentak Li Qian. "Kau memfitnah Putri. Hari ini aku akan melepaskanmu. Tapi mulai sekarang, kau tidak perlu mengkhawatirkan urusanku. Biarpun Ming Yue tidak baik, tapi dia adalah istriku. Jika lain kali kau menyebut-nyebt omong kosong itu lagi, aku tidak akan mempedulikan pertemanan kita."
"Apa kau tidak memperhatikan? Apa kau benar-benar tidak meragukannya? Kau bahkan tidak mau mendengarkan kata-kataku dan kau bilang kau tidak terpikat olehnya?"
Tapi perdebatan mereka mendadak tersela karena tepat saat itu juga, Li Qian tiba-tiba melihat busurnya Ming Yue yang tergeletak di tanah. Dia langsung cemas memikirkan kemungkinan terjadi sesuatu yang buruk pada Ming Yue dan langsung pergi meninggalkan Hui Xin untuk mencari Ming Yue.
Ming Yue terus berlari dan berlari sembari mengingatkan dirinya sendiri untuk pantang menyerah demi negaranya. Dia tidak boleh mati di sini.
Tapi pada akhirnya tenaganya semakin lama semakin melemah hingga dia tidak kuat lagi. Melihat para pembunuh itu semakin mendekat, Ming Yue akhirnya hanya bisa berlinang air mata menunggu ajal menjemputnya.
Untunglah Li Qian datang tepat waktu dan langsung menembakkan tiga anak panah tepat sasaran mengenai ketiga pembunuh. Pembunuh keempat berusaha kabur, tapi Li Qian langsung menghantamnya hingga dia terjatuh ke jurang. Tapi dua pembunuh yang selamat, berhasil kabur.
Li Qian langsung lari ke Ming Yue dengan cemas sambil mengomelinya karena Ming Yue tidak mendengarkan peringatannya untuk menaati peraturan.
"Maaf," tangis Ming Yue.
Li Qian pun dengan lembut membantu Ming Yue bangun. Tapi Ming Yue benar-benar lemah, maka Li Qian langsung membopongnya dan membawanya berkuda bersamanya.
Dia membawa Ming Yue ke tepi sungai untuk melihat lukanya, tapi seperti biasanya, Li Qian lagi-lagi nyinyir menyindir Ming Yue yang asal saja menarik anak panahnya, sifat liarnya benar-benar sulit diubah.
Ming Yue jelas kesal, tapi dia tidak punya tenaga untuk berdebat dan akhirnya ngambek dalam diam. Li Qian lalu membasahi sapu tangannya untuk mengelap darah di tangan Ming Yue.
Tapi saat dia hendak membuka pakaiannya Ming Yue, Ming Yue tak nyaman dan langsung menghentikannya. Li Qian mau apa?
"Lukanya beracun. Kalau kau tidak ingin mati, maka jangan bergerak."
Ming Yue akhirnya membiarkannya membuka bajunya. Tapi yang tak disangkanya, Li Qian tiba-tiba menghisap racun di lukanya itu.
"Bagaimana kau bisa datang kemari dan menyelamatkanku?"
"Kebetulan lewat." Bohong Li Qian.
"Biasanya Pangeran sangat menyukai kebersihan, tapi malah bersedia mengobatiku dengan cara seperti ini, pasti sulit bagimu."
"Kau masih saja cerewet, sepertinya lukanya tidak parah." Omel Li Qian, tapi dia benar-benar perhatian selama membersihkan lukanya.
Untuk sementara ini, hanya ini yang bisa dia lakukan. Dia akan mengobati Ming Yue lebih lanjut begitu mereka pulang nanti. Sekarang sebaiknya mereka istirahat dulu di sini sebelum kembali.
Tapi sepertinya gara-gara menghisap racunnya Ming Yue tadi, Li Qian jadi terinfeksi racunnya sekarang, wajahnya tampak lemah dan pucat. Ming Yue jadi cemas dan tak enak hati padanya.
Mereka akhirnya tertidur sambil saling bersandar satu sama lain... saat tiba-tiba saja terdengar bunyi gemuruh dari dalam perutnya Ming Yue. Pfft! Maaf, dia belum makan siang tadi. Li Qian akhirnya membawanya kembali ke tenda.
Hui Xin tengah mondar-mandir dengan cemas menunggu kedatangan Li Qian. Tapi yang ditunggu-tunggunya malah kembali bersama istrinya. Parahnya lagi, dia melihat Li Qian sangat perhatian dan romantis pada Ming Yue dengan membopong Ming Yue turun dari kudanya hingga ke tenda.
Hui Xin benar-benar sedih dan cemburu karenanya. "Kenapa aku harus berada di sini dan menyaksikan kemesraan mereka? Kenapa aku sebodoh ini?"
Li Xun tiba-tiba datang dan memberikan jubahnya untuknya. "Sudah malam dan dingin, sebaiknya kau kembali ke tenda. Adik ke-9 baik-baik saja. Jadi kau bisa istirahat dengan tenang."
Hui Xin sinis meremehkan niat baiknya, apa Li Xun datang untuk menertawainya? Li Xun menyangkal, Hui Xin tahu kalau dia tidak berniat begitu.
"Saya mengatakan sesuatu yang tidak pantas, mohon Pangeran sudi memaafkan saya. Saya lelah, selamat malam."
Li Qian memberitahu Ming Yue untuk merahasiakan masalah ini dari orang lain untuk sementara waktu. Jadi mereka tidak boleh memanggil tabib untuk mengobati Ming Yue.
Ming Yue jadi yakin kalau tadi Li Qian menggendongnya turun dari kuda di hadapan orang banyak tadi, pasti karena dia takut orang lain mengetahui kalau dia terluka, kan?
Mengabaikan pertanyaannya, Li Qian menyingkap sedikit bajunya untuk mengobati lukanya Ming Yue. Tapi Ming Yue tak nyaman dan langsung menolak.
Li Qian awalnya membiarkan Ming Yue mengobati dirinya sendiri, tapi dia benar-benar khawatir dan akhirnya bersikeras membantu mengobati Ming Yue hingga membuat Ming Yue semakin terpesona padanya.
Tapi Li Qian dengan cepat menghindari kontak mata mereka. Dia memberitahu Ming Yue bahwa lukanya pasti akan sembuh dalam waktu beberapa hari, sekarang dia istirahat saja.
Tapi karena ini bukan rumah mereka dan mereka tidak boleh terlihat tidur di kamar terpisah, jadilah mereka tidur seranjang malam itu.
Tapi Ming Yue susah tidur karena lukanya. Li Qian yang sudah tidur nyenyak, tiba-tiba bergerak dalam tidurnya dan refleks merangkul Ming Yue, dan itu sukses membuat Ming Yue mulai merasa tenang.
Ming Yue terpesona menatap wajah damai Li Qian dalam tidurnya. Tapi alih-alih berpikir dia sudah mulai jatuh cinta pada Li Qian, Ming Yue terheran-heran mengomeli keanehan dirinya sendiri dan menuduh racun inilah yang membuat perasaannya jadi bingung.
Tak lama kemudian, Ming Yue sudah tertidur nyenyak, malah Li Qian yang terbangun dan kaget mendapati dirinya merangkul Ming Yue.
Bersambung ke episode 10
1 Comments
Lanjut.....
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam