Dari rekaman CCTV, mereka melihat Lin Xia mengganti pot pohon persik itu dengan pot kembang lain. Sementara pohon persiknya sendiri dia masukkan ke tas kresek sampah lalu dia bawa pergi.
Manajer hotel mengaku bahwa dia sudah menyuruh orang untuk mengecek tempat sampah, tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka juga tidak punya data apapun tentang wanita itu. Apa perlu memanggil polisi.
Bai Qi menolak dengan kesal, mana pingganggnya masih sakit lagi. Tapi saat A Li tanya apakah pingganggnya sakit, Bai Qi dengan penuh harga diri menyangkal. Tuh cewek cuma manusia biasa, mana mungkin bisa menyakitinya.
"Masa cuma manusia biasa? Seorang manusia biasa bisa mendorongmu, sejujurnya aku sangat mengaguminya."
"Memangnya kenapa denganku?"
"Oh tidak. Kau hebat. Kelihatannya kau tidak marah sama dia." Goda A Li lalu kaburrrr. Bai Qi kesal banget, siapa sebenarnya cewek itu?
Lin Xia akhirnya melampiaskan frustasinya dengan minum-minum sembari menyemangati dirinya sendiri untuk tetap semangat. Segalanya pasti akan baik-baik saja. Pohon persik itu sekarang dia tempatkan di panci.
Di jalan, sebuah mobil mewah sedang mogok. Sementara si supir sedang berusaha memperbaikinya, si tuan tampak mulai tak sabaran. Di tangannya tampak ada sebuah batu giok. Batu giok ajaib yang langsung bersinar saat dia menghirupnya.
Hmm, sepertinya dia roh yang terobsesi pada uang. Dia bahkan menolak menunggu 15 menit hanya karena dia bisa kehilangan banyak dalam waktu 15 menit itu.
Saat sekretarisnya hendak memanggilkan taksi untuknya, pria itu mengedarkan pandangannya hingga dia melihat sebuah rumah besar model kuno yang menarik perhatiannya. Matanya bahkan sampai bersinar merah saking antusiasnya.
Rumah itu ternyata rumahnya Lin Xia yang hendak dia sewakan. Dia masih asyik tidur saat tiba-tiba dia terbangun oleh suara bel pintu, dan langsung heran mendapati pohon persik itu ada di nakasnya. Aneh, bukannya kemarin dia menaruh pohon ini di bawah? Masa dia membawanya kemari?
Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena bel pintu itu terus berbunyi, dia bahkan tidak sadar pohon itu tampak lebih lebat daripada kemarin.
Pria bernama Xiang Bo Yan itu to the point membahas rumah ini yang katanya disewakan. Lin Xia sontak antusias memperkenalkan dirinya dan rumah ini yang merupakan warisan turun temurun dari leluhurnya. Bahkan ada satu dinding khusus yang penuh dengan foto-foto leluhurnya dari generasi ke generasi.
Bo Yan tanpa ragu memutuskan kalau dia mau rumah ini. Tapi... bukan untuk menyewa, melainkan menuntut rumah dan tanah ini untuk diserahkan padanya.
Bingung, Lin Xia menegaskan bahwa dia hanya berniat menyewakan rumah ini. Kalau Bo Yan menginginkan rumah ini, lalu ke mana dia harus pergi?
Tapi Bo Yan bahkan tak peduli sedikitpun dan ngotot menginginkan rumah dan tanah ini. Lin Xia jelas kesal padanya dan langsung mengusirnya. Tapi pria itu langsung menggunakan kekuatan batu gioknya untuk menghipnotis Lin Xia.
Tak lama kemudian, Lin Xia mengantarkan mereka keluar dalam keadaan linglung. Jelas dia sudah menyerahkan rumah ini padanya. Dia bahkan langsung mengangguk patuh saat Bo Yan menyuruhnya lenyap dari dunia ini. Sekretarisnya Bo Yan - Zi Xuan, tampak prihatin padanya tapi tak ada yang bisa dilakukannya.
Tepat setelah mereka pergi, Bai Qi baru datang dengan emosi tingkat tinggi dan langsung heboh menuntut tanamannya pada Lin Xia yang masih mesam-mesem nggak jelas.
Tapi Bai Qi sama sekali tidak menyadari keanehannya, malah tambah emosi mengira senyumannya Lin Xia itu sebagai ejekan. Apalagi saat Lin Xia kembali tak lama kemudian dengan membawakan tanamannya yang sekarang dipindahkan ke panci.
Bai Qi tidak terima dan langsung menghadang Lin Xia, tapi Lin Xia terus saja jalan dengan linglung sampai Bai Qi harus menahan kepalanya.
"Kali ini kau beruntung. Jangan sampai aku melihatmu lagi!"
"Jangan khawatir. Kau tidak akan melihatku lagi," ujar Lin Xia sambil terus jalan.
Dalam perjalanan pulang, A Li mengomentari Lin Xia yang sepertinya sakit dan bodoh itu. Dia manis juga, tidak cerewet seperti yang Bai Qi bilang. Saat itulah Bai Qi baru menyadari keanehan Lin Xia yang sangat bertolak belakang antara yang kemarin malam dengan yang sekarang, dan pikiran itu mendadak membuatnya cemas.
Lin Xia terus berjalan linglung sampai ke jembatan dan langsung mau melompat... saat tiba-tiba saja Bai Qi muncul dan menariknya ke dalam pelukannya. Fiuh!
Lin Xia mengenalinya, tapi pengaruh sihirnya masih kuat hingga dia menyuruh Bai Qi minggir biar dia bisa enyah dari dunia ini.
"Siapa yang membuatmu jadi begini?"
Lin Xia malah mendekatinya sambil mesam-mesem, "Tampannya~~~"
"Pergilah ke neraka."
"Baik."
Dia mau melompat lagi. Bai Qi sontak menariknya, dan pada akhirnya membuat Lin Xia berakhir dalam pelukannya sebelum kemudian pingsan.
Di kantornya yang megah, Zi Xuan melapor bahwa dia sudah menyelesaikan urusan rumahnya Lin Xia itu. Tapi tiba-tiba Bo Yan terbatuk-batuk cukup parah. Entah dia kenapa, tapi sakitnya itu membuat obsesinya terhadap uang jadi semakin menggila.
Bai Qi dan A Li akhirnya membawa Lin Xia ke hotelnya, Bai Qi memetik satu daun bunga persik itu dan menginstruksikan A Li untuk memasaknya jadi obat untuk Lin Xia.
Bai Qi menatap tanaman itu dengan sedih. "Kau satu-satunya hal yang ditinggalkan olehnya untukku. Jika aku kehilanganmu, aku tidak akan bisa jadi dokter spiritual lagi."
Tiba-tiba dia mendapat kilasan ingatan masa lalu. Tapi ingatannya samar-samar, dia benar-benar sudah tidak ingat lagi bagaimana wajah kekasihnya dulu. Dia ingat dia terjatuh dari jurang dan kekasihnya memintanya untuk melanjutnya hidupnya.
"Lupakan aku. Lanjutkanlah hidupmu." Itulah yang diucapkan kekasihnya saat dia terjatuh ke jurang.
A Li menyadarkannya saat itu, dia sudah selesai memasak obatnya lalu meminumkannya ke Lin Xia. Tapi bahkan setelah dia meminumkannya sebanyak suntikan, tetap saja Lin Xia belum bangun. A Li sampai cemas kalau-kalau Lin Xia overdosis.
Bai Qi santai-santai saja. Lin Xia akhirnya bangun saat itu juga... dan langsung bergelung ketakutan menghadapi dua pria asing di hadapannya. "Kalian siapa? Aku di mana? Papaku mana?" (Wkwkwk! Kok dia jadi kayak anak kecil?)
A Li bingung, "apa sebenarnya yang terjadi?"
"Obat ini seperti bisa me-restart otaknya. Ingatannya akan kembali perlahan-lahan."
Lin Xia bahkan langsung menjerit heboh saat melihat A Li bawa suntikan dan saat ditanya dia umur berapa, Lin Xia berkata kalau dia umur 3 tahun. Jadilah A Li harus terus menerus mencekoki Lin Xia dengan obat itu sedikit demi sedikit hingga ingatan Lin Xia mulai semakin meningkat mulai dari SD, SMP, remaja SMA yang baru puber... hingga akhirnya ingatannya sampai pada hari kemarin. Dia tertidur nyenyak di sofa setelah dicekoki obat terakhir.
Malam itu, Bai Qi bermimpi pohon persik itu tumbuh besar dan sangat lebat. Ada seorang wanita di sana, tapi Bai Qi tidak bisa melihat wajahnya.
Dan entah bagaimana, Lin Xia mendadak sudah pindah tidur di sisinya lalu berguling merangkulnya. Bai Qi terbangun gara-gara itu dan jelas kesal. Tapi dia tidak membangunkan Lin Xia dan akhirnya memutuskan untuk melepaskan diri secara diam-diam dan sepelan mungkin biar tidak membangunkan Lin Xia.
Dia suatu tempat di bawah tanah, temboknya mendadak runtuh karena kekuatan tenaga dalam seseorang yang tampak memakai kostum zaman kuno. Mungkinkah dia roh yang hidup abadi juga?
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam