Sinopsis Akkanee's Heart Episode 3 - 2

 Sinopsis Akkanee's Heart Episode 3 - 2

Jeed kesal, kenapa Fai membuntutinya? Fai mengoreksi, dia tidak membuntuti, tapi kamarnya memang berada di depan kamarnya Jeed. Jeed tak percaya, Fai tadi tidak berjalan ke kamar itu, melainkan ke padanya.


Memang, tapi itu cuma karena Fai melihat Jeed menjatuhkan kuncinya ke lantai dan dia cuma berniat mau memberikannya ke Jeed. Tuh, sudah dia masukin kuncinya ke lubang kunci.

"Menyalahkanku karena berbuat baik," nyinyir Fai.

Yai jadi cemas, sepertinya Jeed butuh banyak istirahat. Dia sepanas ini mungkin karena kurang tidur atau kebanyakan makan. Kedua calon pengantin lalu pamit. Fai nyinyir, Adisuan seperti dirinya tidak mungkin menyukai Posawat seperti Jeed.

"Jangan kepedean. Posawat sepertiku tidak punya waktu untuk membuntuti Adisuan sepertimu. Bahkan sekalipun kau satu-satunya pria yang tersisa di bumi, aku tidak akan memandangmu! TIDAK AKAN PERNAH!"


Sila baru pulang keesokan harinya sambil ngedumel kesal karena kalah. Tapi saat Pisarn menanyainya, Sila berbohong kalau dia semalaman sibuk menangani seorang pelanggannya Jeed di Bangkok, terus dia bertemu Kraipop yang mengundangnya ke rumahnya. Makanya dia pergi agar dia mendapat kesempatan untuk membantu pekerjaan Ayah.

"Pekerjaan apa?" Tanya Pisarn.

"Pekerjaan menyelidiki latar belakang pelanggan. Khun Kraipop kan ingin membeli sebagian tanah kita, jadi kita perlu mengetahui sejarahnya dan bagaimana rumahnya dan apakah dia mampu atau tidak."

"Terus bagaimana?"

"Dia tuh kaya raya, Ayah. Rumahnya seperti istana dengan banyak pembantu. Kalau Ayah jadi mertuanya, aku jamin kita bisa kaya tujuh turunan dan tidak perlu repot-repot bekerja keras seperti keluarga Adisuan."

Pisarn jelas langsung tertarik mendengar semua itu.


Sementara itu, keluarga Adisuan sedang membicarakan pesta tahunan yang akan diadakan oleh Din. Selain acara makan malam, dia juga akan mengadakan acara kontes menyanyi, kontes costume dance, dan layar tancap. Ayah dan ibu mereka mendadak menyanyikan lagu cinta dengan mesra.


Pada saat yang bersamaan, Fai juga sedang menyanyikan lagu yang sama saat dia jalan-jalan di pantai sama Jeed. Tapi Jeed lama-lama kesal dan langsung menghentikannya, dia tidak setuju dengan lagu pilihan Fai untuk dinyanyikan di acara pesta pernikahan nanti.

Fai tidak terima, itu lagu yang dinyanyikan orang tuanya saat mereka menikah dan pada berbagai hari perayaan. Itu adalah lagu keluarganya.

"Terus?"

"Oh, aku lupa. Kau kan tidak punya ibu. Bagaimana bisa kau membayangkan seperti apa sebuah keluarga yang sebenarnya."

Jeed sakit hati. "Yah, aku memang tidak punya ibu. Terlebih lagi, akulah penyebab kematian ibuku."

"Apa maksudmu?"

"Ibuku meninggal setelah melahirkanku. Akulah penyebab kematiannya. Apa kau puas karena aku tidak memiliki apa yang kau miliki?"

Fai jadi merasa bersalah mendengarnya, dia tidak bermaksud begitu. Jeed menolak penjelasa apapun, dia tahu banget kalau Fai senang banget mengetahui sesuatu yang membuatnya sedih.

"Mulai sekarang, aku tidak akan menunjukkan kelemahanku di hadapanmu! Jadi bagaimana? Kau mau melakukan pekerjaan ini atau tidak?"


Tentu saja, Pemai adalah teman baiknya, tentu saja teman harus saling membantu satu sama lain. Fai punya ide, mereka undi saja. Mereka tulis nama masing-masing di dua kertas, terus mereka undi. Nama siapa yang keluar paling banyak, mereka pakai temanya.

Deal! Tapi Jeed yang harus menulis nama mereka. Fai jelas tidak mau, bagaimana dia bisa tahu kalau Jeed tidak akan berbuat curang? Begini saja, mereka hompimpa saja. Siapa yang menang, maka dialah yang harus menulis. Setuju, tapi tiga kali mereka hompimpa, Fai terus yang menang. Jeed sebal.

Yang tidak Jeed ketahui, Fai sebenarnya menulis keempat kertas itu dengan nama Jeed, sengaja biar Jeed menang. Dan Jeed senang-senang saja mengira dia memang menang secara adil. Fai pura-pura sebal, padahal diam-diam dia senang.


Sementara itu, Kraipop sedang berusaha membujuk Pisarn untuk menjual tanahnya padanya secepat mungkin dengan alasan pihak investor ingin segera meninjau konstruksi resort-nya secepat mungkin.

Pisarn agak ragu mengingat tanah yang diinginkan Kraipop itu saat ini sedang digunakan oleh Jeed untuk menampung para tunawisma, dan sekarang ini Jeed sedang tidak ada di sini.

Tapi Kraipop terus menghasut Pisarn dan mengingatkan bahwa tanah itu masih atas nama Pisarn dan dia bisa mengusir para tunawisma itu kapan saja. Sila juga ikut menghasut ayahnya dengan penuh semangat dan meyakinkan Pisarn untuk tidak usah bilang-bilang ke Jeed. Lagian mereka masih punya banyak tanah, menjual satu saja kan tidak masalah.

Di tambah lagi, Kraipop bersedia membeli dengan harga sangat mahal. Saat Pisarn masih saja ragu, Kraipop langsung menawarkan penawaran lain yang lebih menggiurkan, yaitu mengajak Pisarn sekeluarga untuk menjadi pemegang saham di resort-nya nanti.

Tapi Pisarn bingung, bagaimana caranya mengusir para tunawisma itu? Kraipop dan Sila sontak saling berpandangan penuh arti, jelas senang karena Pisarn sudah menunjukkan lampu hijau.


Setelah Kraipop pergi, Sila terus berusaha membujuk dan menghasut ayahnya untuk sgeera menjual tanah itu sesegera mungkin sebelum Jeed kembali. Tidak usah menunggu Jeed karena Jeed pasti akan memberikan banyak sekali alasan dan menolak menjual tanah itu.

Kalau sampai begitu, maka Kraipop pasti akan membeli dari tanahnya orang lain. Milyuner seperti Kraipop bisa mendapatkan tanah siapapun dengan mudah dan mereka mungkin akan kehilangan tanah mereka untuk dikorbankan pada pemerintah untuk kontruksi jalan. Dan yang paling penting, menjadi pemegang saham bersama Kraipop itu tidak mudah loh.

Pisarn masih galau awalnya. Tapi pada akhirnya dia menyerah juga dan langsung menyuruh Sila untuk mengatur janji temu dengan Kraipop besok. Sila senang.


Jadi asistennya Jeed, Fai mengeluh sebal gara-gara disuruh motongin bunga. Tiba-tiba Pruek datang membawakan kudapan untuk Jeed. Fai langsung cemberut. Jeed tak enak padanya, kenapa dia tidak suruh pelayan saja untuk mengantarkannya daripada mengantarkannya sendiri seperti ini.

Pruek tidak masalah kok, lagipula dia baru saja menyelesaikan meetingnya dan sekarang dia punya jam istirahat dua jam. Makanya dia datang menemui Jeed, dia ingin membantu sebisanya.

Fai sontak menolak, lagian pekerjaan remeh kayak begini tidak cocok untuk pria. Tapi Pruek sama sekali tidak keberatan dan langsung membantu Jeed merangkai bunga-bunga hias itu. Fai kesal. Bahkan saking cemburunya, dia jadi memotong bunganya asal-asalan.


Tapi kemudian, saat Fai sedang bekerja dengan lampu-lampu hias, Pruek mendadak perhatian sama dia dengan menawarinya minum, bahkan mengomentari bentuk dan setiap detil wajahnya.

Bahkan saat Fai berniat mau mengelap keringatnya pakai tangan, Pruek mendadak heboh melarang lalu membantu menyeka keringatnya Fai dengan saputangannya bak wanita yang mengelap keringat kekasihnya. Jelas saja Fai mendadak tak nyaman padanya dan langsung mendorongnya menjauh.

Tapi saat Jeed datang, Pruek langsung mengalihkan perhatiannya ke Jeed dan dengan manisnya membantu Jeed dengan bunga-bunganya. Fai jadi menduga kalau Pruek itu penyuka semua jenis. Wkwkwk!


Selesai dengan segala persiapan mereka, Jeed dan Fai lalu pergi ke kamar kedua calon pengantin tapi malah kaget bertemu Nutor di sana. Ternyata Nutor datang sebagai perias pengantin, dia temannya Yai sejak Nutor studi ke Perancis.

Padahal dulu sudah menggunakan berbagai cara untk menarik perhatian Yai. Tapi pada akhirnya dia harus patah hati karena Yai tak pernah tertarik padanya gara-gara Pemai sudah datang lebih dulu daripada dia.

"Dan kali ini, aku patah hati lagi." Keluh Nutor sambil melirik Fai dan Jeed.

"Kenapa? Apa kau masih diam-diam mencintainya?" Tanya Fai.

"Jangan bersikap sok naif. Apa kau tidak tahu siapa yang menyukai siapa secara diam-diam di sini?"

Pemai penasaran. Apa Fai punya pacar? Tidak, makanya Fai juga penasaran. Nutor patah hati karena siapa?

"Nong Nu Jeed."

Hah?! Fai dan Jeed sontak kompak menyangkal. Tadi saja mereka bertengkar sampai hampir mati. Halah! Nutor tak percaya, awalnya memang seperti itu, saling benci. Tapi setelah bersama beberapa lama, mereka akan saling terbiasa dan pada akhirnya akan saling jatuh cinta. Jeed sontak bergidik ngeri.

Bersambung ke part 3,

Post a Comment

0 Comments