Sinopsis Akkanee's Heart Episode 2 - 2

Sinopsis Akkanee's Heart Episode 2 - 2

Malam harinya, Jeed dan Fai sama-sama membuka cover pakaian mereka dan kaget mendapati baju-baju yang mereka ambil ternyata tertukar.


Jeed juga menemukan sebuah bungkusan lain di dalam cover baju itu yang disertai sebuah pesan romantis dari Nutor untuk Fai. Karena penasaran, Jeed langsung saja membukanya... dan langsung heboh mendapati benda itu ternyata daleman s~~si gambar bibir. Wkwkwk!


Tapi memikirkan baju-baju yang tertukar itu tiba-tiba membuat mereka berdua sama-sama berkhayal membayangkan satu sama lain memakai baju masing-masing. Fai membayangkan Jeed jadi tomboy pakai jasnya, dan Jeed membayangkan Fai jadi banc~ cantik pakai gaunnya. Khayalan yang sontak membuat keduanya ngakak heboh.


Keesokan harinya, mereka saling bertemu di pagar putih untuk saling menukar baju-baju mereka. Jeed sinis menasehati Fai untuk lebih berhati-hati jika lain kali dia mengambil sesuatu.

Fai santai mengingatkan bahwa Jeed duluan yang kemarin salah ambil barang, jadi Jeed sendirilah yang ceroboh. Tidak terima, Jeed langsung menyalahkan Fai sebagai penyebabnya. Gara-gara Fai keluar dari kamar pas dalam keadaan mengerikan.

Fai malah jadi tambah getol menggodanya. Jeed kok tahu kalau itu mengerikan? Jeed lihat yah? Kalau dilihat sebentar doang sih, mungkin mengerikan. Jadi, apa Jeed mau lihat lebih jelas? Bilang dong kalau mau lihat. Sini, sini, biar dia perlihatkan dengan lebih jelas pada Jeed.

Jelas saja Jeed langsung naik ke pagar untuk menaboki Fai pakai bajunya. Berusaha melindungi dirinya, Fai berusaha merebut baju itu. Tapi pada akhirnya malah membuat Jeed ikutan oleng ke arahnya... hingga akhirnya mereka sama-sama terjatuh dan Jeed menimpa Fai dalam jarak wajah yang sangaaaaat dekat.

Saling menatap mata satu sama lain, mereka pun saling terpesona. Tapi Jeed dengan cepat sadar dan buru-buru menjauh lalu menghantamkan bajunya tepat mengenai itunya Fai. Wkwkwk! Dia langsung melarikan diri setelah itu, dan Fai menatap kepergiannya sambil senyam-senyum gaje.


Sak bersama dua wanita sedang dalam perjalanan mengantarkan susu saat tiba-tiba saja mereka dihadang oleh Sila cs yang berniat mau merusak susu-susu itu. Sak dan kedua wanita itu berusaha menghalangi mereka. Tapi jelas Sak cs bukan lawan yang sepadan bagi Sila cs yang dengan mudahnya mengungguli mereka.

Sila hampir saja mau menghajar Sak lagi saat tiba-tiba saja tangannya dicengkeram erat oleh Fai, dan jadilah kedua pria itu adu jotos lagi dengan sengit... hingga Fai menonjok Sila dengan cukup keras sampai Sila tersungkur tepat mengenai kotoran sapi di mukanya. Wkwkwk!


Gara-gara insiden itu, Fai jadi telat menghadiri sebuah acara seminar peternakan dan membuat acara itu tidak segera dimulai karena pihak panitia bersikeras menunggu Fai.

Jeed sampai gregetan banget dibuatnya. Sudah 30 menit berlalu. Mereka yang terlambat artinya tidak menaati peraturan. Dan yang tidak menaati peraturan, tidak punya hak untuk melakukan voting.

"Lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali." Celetuk Fai yang akhirnya datang juga. "Maaf sudah membuat semua orang menunggu. Kebetulan tadi saya mengalami kecelakaan di tengah jalan."

"Apa anda mengalami kecelakaan, Khun Akkanee?" Tanya ketua panitia.

"Tidak. Beberapa anjing dari peternakan tetangga menggigit para pegawai saya. Makanya saya menyia-nyiakan waktu saya untuk mengurusi mereka, sedikit." Nyinyir Fai. Jeed jelas heran dan penasaran dengan maksudnya.


Sila mengadukan masalah tadi ke ayahnya, pastinya dia ceritakan menurut versinya sendiri. Pisarn jadi kesal dan langsung mendatangi rumah keluarga Adisuan dengan membawa bedil untuk melabrak mereka, menuduh Fai menyakiti putranya.

Sila bahkan mengklaim kalau Sila menuduhnya menaruh paku di makanan sapinya lalu membalas dendam padanya dengan cara menghajarnya seperti ini.

Montree jelas tidak percaya, putranya bukan gangster. Pisarn sinis menuduh Montree melindungi putranya saja, ayahnya saja begitu apalagi putranya. Supansa menuntut bukti, maka Dumb and Dumber langsung saling bekerja sama mengklaim diri mereka adalah saksi.

Pastinya mereka memutarbalikkan fakta, menuduh Fai-lah yang menghadang mobil mereka lalu Fai menghajar Sila pakai tongkat golf dan batang besi. Tapi lama-lama mereka jadi semakin lebay dan menambah-nambahkan cerita mereka hingga jadi semakin tidak masuk akal dengan menuduh Fai menusuk Sila berkali-kali pakai pisau. (Kenapa belum mati kalau ditusuk berulang kali, bambaaaaang? Wkwkwk!)

"Kalau memang begitu, maka dia pasti sudah mati sekarang dan tidak akan bisa datang kemari untuk membuktikannya." Ujar Montree.


"Dia masih hidup karena apa yang mereka katakan bohong," timpal Din yang datang dengan membawa Sak dan kedua wanita tadi. Ketiga orang ini adalah saksi dari pihak mereka. Mari dengarkan penuturan mereka.

Maka Sak pun mulai menceritakan kisah yang sebenarnya, tapi gaya mereka juga sama lebay-nya dengan kedua anak buahnya Sila. Apalagi saat giliran kedua wanita itu yang bercerita, mereka malah menjadikan Sak sebagai sasaran untuk memberi contoh apa-apa saja yang dilakukan Sila dan kedua anak buahnya pada mereka.


Dan bukti terakhir untuk membuktikan kebenaran dari pihak Adisuan, Din memberitahu mereka bahwa Sila tidak pernah bermain golf. Jadi tidak mungkin Sila punya tongkat golf di mobilnya.

Dan jika benar Fai menggunakan batang besi dan pisau untuk menyerang Sila, maka sekarang Sila pasti sudah terbaring sekarat di rumah sakit dan bukannya berdiri tegak di sini.

Saat Pisarn bersikeras menolak mempercayai mereka, Supansa dengan bijak menyarankan agar mereka semua menunggu Fai kembali agar mereka bisa menanyainya. Jika putranya benar-benar bersalah, Supansa janji akan membawanya untuk meminta maaf pada Pisarn.

Tapi jika putranya tidak bersalah, maka Pisarn tidak usah melakukan apapun, Supansa hanya menuntut agar mereka tidak usah lagi saling bertemu agar hidup mereka semua bisa damai. Pisarn galau.


Seminar itu baru selesai malam harinya. Tapi mobilnya Jeed mendadak bermasalah dan mesinnya tidak mau menyala. Fai mencoba menawarkan bantuan, bahkan menawarkan tumpangan untuk Jeed di mobilnya sendiri, tapi Jeed ngotot menolak.

"Terserah deh. Tapi lihatlah sekelilingmu, akan sulit mencari bantuan karena semua orang sudah pulang."

Dia bahkan mencoba menakut-nakuti Jeed dengan berkata bahwa area ini dulunya adalah hutan kuburan. Jadi bagaimana, apa Jeed mau pulang bersamanya? Jelas-jelas Jeed ketakutan, tapi dia ngotot menolak dengan penuh harga diri dan mengusir Fai.

"Baiklah, terserah kau saja. Aku pergi."

Dan dia benar-benar pergi meninggalkan Jeed yang sekarang mulai benar-benar ketakutan. Apalagi kemudian terdengar lolongan serigala yang menyeramkan, Jeed sontak kaburrrrrr.


Sila sedang mengawasi binis ilegalnya saat Jeed menelepon dan minta dijemput. Sila males banget sebenarnya, tapi mendadak dia punya ide bagus.

Terpaksa Jeed berjalan seorang diri dengan takut-takut... saat tiba-tiba saja Fai menepuk bahunya dari belakang sambil menakut-nakutinya. "Kau mau pergi ke mana, adik cantik~~~"

Kaget, Jeed langsung menyikut perut Fai dan hampir saja menendang itunya Fai, tapi berhasil dicegah sama Fai. "Cewek macam apaan kau punya sikut kuat banget?"

"Siapa suruh kau menyentuh bahuku? Kenapa kau masih di sini?"

"Menunggu (kamu)... menunggu Sak. Dia bilang kalau dia mau pergi ke kuil sama temannya." Alasan Fai.


Dia jelas-jelas cemas dan berusaha membujuk Jeed untuk masuk ke mobilnya dan pulang bersamanya. Jeed menolak, maka Fai langsung menyeretnya paksa. Jeed ngotot menolak, pokoknya dia tidak mau pergi bersama Fai!

"Hei! Aku tidak akan menggodamu! Aku cuma tidak mau mendengar berita yang mengatakan bahwa ada seorang wanita jelek yang diper~~sa di sini. Ngerti?! Ayo masuk mobil!"

Jeed ngotot tidak mau. Fei sontak berusaha mendekapnya untuk membuatnya berhenti melawan tapi jelas saja Jeed jadi tambah heboh berusaha memberontak darinya. Tepat saat itu juga, sebuah mobil tiba-tiba datang.



Ternyata Kraipop yang datang untuk menjemput Jeed atas permintaan Sila. Dan Jeed sontak melepaskan cengkeraman tangan Fai untuk pergi bersama Kraipop. Tapi Kraipop penasaran, siapa pria itu?

"Bukan siapa-siapa, cuma kenalan. Itu saja. Sebaiknya kita pergi saja."

Mereka pun pergi, Fai tampak jelas tak senang, apalagi mengingat ucapan Jeed tadi.


Pisarn sungguh berterima kasih pada Kraipop yang sampai rela meninggalkan meeting-nya hanya demi menjemput Jeed. Kraipop jelas tidak keberatan sama sekali dan langsung berusaha membuat Jeed terkesan padanya dengan berkata bahwa dia tidak mungkin membiarkan seorang wanita sendirian tengah malam begini, dan kebetulan sekali dia meeting di sekitar tempat itu.

Jeed cuma mesem canggung mendengar ucapannya itu. Pisarn heran sama putrinya itu, bukannya menunggu saja di tempat, malah berkeliaran di jalan. Bagaimana kalau dia malah kena sial?

"Benar, saat saya tiba di sana, saya melihat Khun Jeed bersama seorang pria. Saya benar-benar takut (terjadi sesuatu pada Jeed)."

Terang saja Pisarn jadi penasaran siapa pria itu. Jeed berbohong bahwa pria itu cuma salah satu anggota seminar yang kebetulan lewat dan mengajaknya naik ke mobilnya. Tapi dia tidak dekat dengan pria itu, makanya dia menolak ajakannya. Untung saja Kraipop datang tepat waktu.

Kraipop langsung sumringah. Sila lebay banget menyiapkan makanan dan minuman untuk Kraipop, Pisarn bahkan dengan senang hati meminta Kraipop untuk menginap saja di sini. Tapi Jeed yang tak nyaman, buru-buru pamit ke kamarnya dengan alasan harus tidur lebih cepat karena besok pagi dia harus ke bandara.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments