Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 9

Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 9

Hae Ryung jelas kaget mendengar pengakuan Rim. Tiba-tiba sebuah anak panah melesat di antara kedua pria itu. Si ninja wanita itu dengan cepat menembakkan panah kedua untuk melucuti senjata si pembunuh dan suksek membuat si pembunuh kabur. Tapi Rim masih membeku di tempat... lalu tiba-tiba saja dia pingsan.


Si ninja wanita terus berusaha mengejar si pembunuh, tapi si pembunuh bergerak lebih cepat darinya dan sukses menahan anak panahnya.

Si ninja terus berusaha mengejar dan menembakkan anak panahnya. Tapi yang tak disangkanya, si pembunuh berhasil menahan anak panahnya dan mengahajarnya dengan cepat. 

Tapi si ninja juga tak kalah gesit darinya, dengan cepat dia menusukkan jarum ke kaki si pembunuh dan sukses membuat kakinya lemah sehingga si ninja bisa kabur darinya.


Hae Ryung membawa Rim ke rumah tabib, tapi Rim tampak sangat gelisah dalam tidurnya. Menurut Tabib, Rim itu kekurangan energi Qi sehingga membuatnya sering bermimpi buruk. Tapi jangan khawatir, dia masih muda, nanti juga akan bangun.

Tapi ngomong-ngomong, pria itu siapa? Dilihat dari tangannya, sepertinya dia tidak pernah melakukan kerja keras sepanjang hidupnya. Dia pasti dari keluarga bangsawan. tau dia kekasihnya Hae Ryung?

"Bukan. Bukan. Dia hanya kenalan saya. Sungguh."

"Dia sangat tampan."

 

Hae Ryung kembali tak lama kemudian dengan membawakan obat untuk Rim. Dia mengelap wajah Rim... tepat saat Rim mendadak bangun dan langsung mencengkeram tangannya. Hae Ryung memberitahu kalau mereka sedang berada di rumah tabib. Rim pun memutuskan pergi saat itu juga.


Si pembunuh melaporkan pertemuannya dengan Pangeran Dowon tadi pada para atasannya. Tapi kroninya Konselor Kedua Min tak percaya, orang yang ditemuinya itu pasti penipu. Pangeran Dowon kan dikurung di Neoksodang, untuk apa dia ke Kantor Penyidikan?

Tapi Konselor Kedua Min menduga kalau Pangeran Dowon pasti punya bawahan baru lalu memerintahkan si pembunuh untuk mengantarkan pesan ke Kanselir Kampus Kerajaan.


Rim melaporkan penemuannya ini pada Jin. Dia tidak tahu apakah pria itu dibunuh, tapi dia mati setelah pria mencurigakan itu pergi. Jin tak yakin mengingat si korban sudah terluka parah sejak awal.

Rim meyakinkan kalau si pembunuh itu seorang pendekar yang handal. Lagipula tidak mungkin orang biasa berani menyamar untuk masuk ke Kantor Penyidikan.

"Kau tahu dari mana kalau dia pendekar?... Kau berhadapan langsung dengannya?"

Rim terpaksa melakukannya, dia tidak mau kehilangan jejak si pembunuh itu. Jin gregetan mendengarnya. Biarpun begitu, tidak seharusnya Rim bertindak sembarangan. Apalagi dia tidak bawa pengawal.

"Aku salah menyeretmu ke dalam masalah ini. Jangan terlibat lagi!"


Rim tidak terima dan langsung mengonfrontasi Jin. Dia pasti tahu segalanya, mulai dari buku terlarang itu sampai insiden itu dan segala kejadian aneh yang terjadi. Dia yakin kalau Kisah Ho Dam adalah inti dari segala permasalahan ini.

Karena itulah, Rim harus tahu apa sebenarnya isi buku itu dan siapa Ho Dam itu. Jin tidak setuju dan tegas melarangnya, jangan mencari tahu tentang buku itu, ini perintah.


Penasaran tentang Pangeran Dowon, Hae Ryung mencoba mencari tahu tentangnya dia buku catatan penampilan para pejabat istana, tapi malah mendapati halaman tentang Pangeran Dowon kosong seolah dia tidak dianggap.

Dia langsung mempertanyakan keanehan buku itu pada teman-temannya. Magang Heo memeritahu bahwa ada rumor bahwa Pangeran Dowon itu diasingkan ke Nokseodang karena dia menderita penyakit mengerikan. Katanya tubuhnya penuh bisul sehingga dia lebih mirip monster daripada manusia.

Magang Oh juga mendengar rumor bahwa Pangeran Dowon itu gila dan suka menyiksa wanita, bahkan katanya pernah ada yang dia bunuh. Hae Ryung shock, yang benar?

Magang Oh yakin rumor itu benar adanya. Jika tidak, kenapa juga Pangeran Dowon masih belum menikah sampai sekarang. Dia juga tidak bisa mengikuti berbagai macam kegiatan istana.


Tapi percakapan mereka dengan cepat tersela gara-gara ada keributan di kantor mereka. Seorang perwakilan dari Kanselir Kampus Kerajaan datang dengan membawa perintah yang mengharuskan para sejarawan wanita masuk istana dan mulai bertugas. Dan perintah ini sudah disetujui oleh Putra Mahkota.

Para sejarawan tak ada yang setuju, tapi U Won santai saja. Malah menurutnya ini ide bagus. Maka saat para gadis itu datang, U Won langsung memerintahkan mereka untuk segera mengambil buku dan kuas mereka. Mulai hari ini, mereka akan bekerja di istana.


Kabar itu dengan cepat sampai ke telinga Kasim Heo yang sontak panik luar biasa mengabarkan masalah ini ke Rim... karena ternyata Nokseodang menjadi salah satu tempat yang akan didatangi oleh sejarawan wanita.

Dia cepat-cepata menyuruh Rim untuk segera ganti baju dan melakukan penyamarannya. Tapi Rim menolak. Dia mungkin bisa menipu Hae Ryung, tapi dia tidak boleh menipu sejarawan.

"Lagipula aku tidak ingin menipunya lagi. Bawakan jubah kerajaanku."


Tak lama kemudian, Hae Ryung tiba di Nokseodang dan Rim akhirnya memperkenalkan dirinya yang sebenarnya adalah Pangeran Dowon. Hubungan mereka jadi canggung dan kaku sekarang.

Hae Ryung mulai melaksanakan tugasnya yaitu menulis kegiatannya Rim yang cuma membaca. Tapi Rim tiba-tiba berkata bahwa kemarin dia harus pergi karena ada keperluan mendesak. Mungkin tak ingin membuat Rim cemas, Hae Ryung meyakinkan bahwa kedatangannya hari ini hanya sebagai sejarawan.


Sementara itu, Sa Hui bertugas di kediamannya Pangeran Jin di mana saat itu Pangeran Jin sedang bertemu dengan Wakil Kanselir yang melaporkan perkembangan penanganan bencana banjir yang dilakukannya.

Wakil Kanselir agak cemas, takutnya Raja sampai tahu. Apalagi sekarang mereka diawasi si sejarawan wanita. Jin meyakinkan Wakil Kanselir bahwa dia akan menangani masalah itu sendiri.

Bencana banjir yang terjadi setiap tahun, sangat meresahkan masyarakat. Karena itulah dia ingin Wanila Kanselir mencari solusi. Apa ada buku tentang penyaluran dan penampungan air? Sa Hui mencatat segala hal yang didengarnya dengan giat.

 

Magang Heo kebagian bertugas di istana Ibu Suri, tapi sayangnya, dia tidak bisa masuk gara-gara para dayangnya Ibu Suri menghalang-halanginya. Dia bahkan mengancam akan duduk di sana sampai dia diizinkan masuk, tapi tak ada seorangpun yang mempedulikannya.


Dia tidak tahu kalau Ibu Suri saat itu sedang kedatangan anak buahnya... yang tak lain adalah istrinya Kasim Heo - Mo Hwa. Dia datang untuk melaporkan tentang pembantaian itu, Ibu Suri bisa menduga kalau ini pasti ulahnya Konselor Kedua Min.

Karena satu-satunya hal yang dilakukan Rim hanya membaca buku, jadinya satu-satunya laporan yang Hae Ryung tulis berulang-ulang kali di bukunya cuma: Yang Mulia membalik halaman.

Rim lama-lama penasaran juga melihat Hae Ryung rajin menulis padahal dia tidak melakukan apapun sedari tadi selain membaca. Apa saja yang Hae Ryung tulis di bukunya? Hae Ryung menolak memberitahu karena itu aturannya lalu cuek menulis lagi.

Rim heran. "Apa kau menulis apa yang kukatakan barusan? Kau sungguh melakukannya? Jadi kau... selama ini?"

Hae Ryung malah tambah giat menulis bukunya. Kesal, Rim hampir saja mau melakukan sesuatu, tapi Hae Ryung langsung sigap mengangkat kuasnya. Terpaksa Rim diam dan lanjut baca buku lagi.


Tiba-tiba dia ada ide bagus lalu dengan sengaja membahas tentang hubungan Maehwa dan Hae Ryung. Apa Hae Ryung juga akan menulis ucapannya ini? Hae Ryung galau tak harus bagaimana.

Tapi kemudian dia membulatkan tekad dan hampir saja menulisnya... saat tiba-tiba saja terdengar gong berbunyi yang menandakan jam tugasnya sudah usai. Aman! Hae Ryung bergegas pamit dan pergi. Tapi Rim dengan cepat menghadangnya, dia kan sudah bilang, ada yang mau dia katakan.

"Anda punya banyak kesempatan. Setelah selama ini, anda ingin bilang apa? Atau adakah yang ingin anda dengar dari saya? Saya tidak tahu anda seorang pangeran, maafkan saya, tolong jangan sakiti saya. Seperti itukah yang ingin anda dengar? Kalau begitu saya akan minta maaf. Apa yang harus saya lakukan agar bisa dimaafkan Pangeran Dowon?"


Tapi yang tak disangkanya, Rim justru mengucap terima kasih padanya karena Hae Ryung menyelamatkannya malam itu. Apapun alasan Hae Ryung ada di sana malam itu, Rim bersyukur karena Hae Ryung tidak lari.

"Aku menghargai perhatianmu, itu yang ingin kukatakan."

Dan Hae Ryung juga tidak perlu minta maaf padanya kaarena dia duluanlah yang menipu Hae Ryung. Dia harap mereka tdak akan lagi bertemu dalam keadaan yang tak menyenangkan. ae Ryung boleh pergi sekarang. Tapi yang tak disangkanya, Hae Ryung tiba-tiba berkata.

"Kukira... kita bisa jadi teman. Awalnya kita saling salah paham dan tidak akur, tapi kupikir, pasti akan menyenangkan jika ada orang yang kukenal di istana yang luas ini. Kenapa anda tidak memberitahu sejak awal?"


Jae Kyung sedang berjalan bersama rekan-rekannya sambil membahas hubungan dekat jae Kyung dengan Konselor Kedua Min. Tapi langkahnya membeku seketika saat dia melihat Mo Hwa.

Tampak jelas mereka saling mengenal dan mungkin punya hubungan di masa lalu. Tatapan mata mereka saling bertemu sesaat, tapi Mo Hwa cepat-cepat pergi.


Gelisah, Jae Kyung langsung mencari tahu apakah ada wanita istana yang keluar dari istana hari ini. Kasim berkata tidak ada, tapi ada catatan yang menunjukkan istrinya Kasim Heo datang berkunjung.


Kembali ke Kantor Titah Kerajaan, para sejarawan wanita itu langsung menyerahkan hasil kerja mereka. Tapi begitu membacanya Petugas Yang sontak ngamuk-ngamuk heboh, memarahi mereka satu per satu.

Nggak ada satupun yang becus. Hasil tulisan Magang Heo malah lebih mirip buku dairy, sementara Hae Ryung menghabiskan 30 halaman hanya untuk menulis Yang Mulia membalik halaman. Magang Oh lebih parah lagi karena dia bahkan tidak berhasil masuk ke kediaman Ibu Suri. Sa Hui doang yang lumayan, tapi jalannya untuk jadi sejarawan masih panjang. Sudah sebulan mereka di sini, apa sebenarnya yang mereka pelajari? Apa mereka cuma sibuk bergosip sambil mengagumi istana?!

Ngamuk-ngamuknya heboh banget sampai darah tingginya mendadak kumat. Kesal, dia sontak murka mengusir mereka semua dari hadapannya.


Hae Ryung cs akhirnya mengungsi ke perpus sambil ngedumel kesal merutuki Petugas Yang. Tapi bagaimana dengan Hae Ryung? Magang Heo khawatir banget loh sama dia, soalnya Hae Ryung sudah bersedia menggantikannya pergi ke Nokseodang.

Hae Ryung bilang kalau dia bersedia menggantikan Magang Heo karena mau mengecek sesuatu. Lalu apa dia sudah mengeceknya? Apa dia sudah tahu Pangeran Dowon itu monster atau orang gila sesuai rumornya? Seberapa mengerikan si Pangeran Dowon itu?

Hae Ryung menyangkal, Pangeran Dowon sama sekali tidak tampak mengerikan. "Aku serius. Dia sangat tinggi dan kulitnya seputih salju. Matanya juga indah. Dia sangat tampan."

"Jadi itu cuma rumor?"

"Iya. Jika kau mendengar orang menjelek-jelekkan Pangeran Dowon, bilang kalau mereka salah. Dia tidak mengerikan dan bukan pembunuh gila... bilang saja sifatnya agak buruk." Ujar Hae Ryung.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam