Sinopsis Love is Deep Episode 3 - 3

Sinopsis Love is Deep Episode 3 - 3

Wei Xuan benar-benar kagum pada Ding Ding, dia membuat semua boneka ini loh. Wei Jin nyinyir, memang tidak semua orang bisa kayak Wei Xuan yang gampang bosan dan nganggur banget.


"Kau benar-benar menjauh dari Shu Yi Ran itu. Cara bicaramu semakin lama jadi kayak dia."

"Dia membuatmu kesal lagi?"

"Dia selalu mengomeliku setiap kali kami bertemu. Dia hebat dan luar biasa itu kan urusannya sendiri, nggak ada hubungannya denganku. Kau seharusnya mendengar nada bicaranya., kedengarannya seolah aku sangat mempermalukanmu."

"Dia memang benar sih."

"Kak!" Wei Xuan kesal melempar boneka kucing padanya.

Pokoknya Wei Xuan nggak suka sama Yi Ran. Tapi Ding Ding beda. Ding Ding tuh keren, tidak arogan sama sekali, dan sangat imut. Pokoknya Wei Xuan merestui Wei Jin deh (untuk bersama Ding Ding).

"Kau urus saja dirimu sendiri dulu."

"Aku tidak akan bisa tenang sebelum kau menikah. Jalan kita masih panjang, kita masih harus bekerja keras."


Selesai memeriksa Ding Ding, Wei Jin berkata kalau lukanya sembuh dengan baik dan menyuruh Ding Ding periksa lagi bulan depan. Tapi untuk sekarang ini, Ding Ding masih belum boleh angkat-angkat benda-benda berat atau olahraga berat.

Tidak akan ada bekas luka asalkan Ding Ding merawat dirinya dengan baik. Tapi kalau Ding Ding mengkhawatirkan masalah bekas luka, dia bisa menemui dokter kulit... dan sepertinya Ding Ding sudah melakukan sarannya dengan mengenakan pakaian yang benar. Pfft!

Ding Ding malu, tapi kemudian dia melihat bantal kucing yang sedang Wei Jin pakai di kursinya. Wei Jin mengaku kalau dia mendapatkan ini dari Wei Xuan, rasanya sangat nyaman.


Baru diomongin, Wei Xuan mendadak muncul membawakan makan siangnya Wei Jin. Dia langsung saja berusaha menjodohkan kakaknya dengan Ding Ding sampai membuat Wei Jin buru-buru menyela dan mengusirnya.

Tidak semudah itu, Wei Jin kan sudah janji padanya untuk menemaninya shopping. Tapi Wei Jin dengan santainya menolak permintaan Wei Xuan. Dia tidak ada waktu dan tidak tertarik juga.

"Kau benar-benar tidak tahu bagaimana menjadi seorang kakak," geram Wei Xuan.


Tapi seketika itu pula Wei Xuan mendadak ide bagus lain dan langsung menyeret Ding Ding menemaninya shopping. 'Supir' mereka datang tak lama kemudian, dan ternyata Gao Ren-lah yang Wei Xuan sebut sebagai supirnya.

Wei Xuan memperkenalkan Ding Ding pada Gao Ren sebagai temannya kakaknya yang kontan membuat Gao Ren terheran-heran, baru tahu dia kalau Wei Jin punya teman perempuan. Bagaimana awalnya mereka bertemu?

"Aku salah satu pasiennya."

"Bagus sekali, Xiao Jin. Kau sekarang bahkan bisa berteman dengan seorang pasien."

Wei Xuan cemburu, bisa tidak sih Gao Ren jangan bersikap seperti ini terus setiap kali dia melihat cewek cantik. Ingat baik-baik, Ding Ding adalah teman kakaknya dan temannya juga. Jangan coba-coba menggoda Ding Ding.

"Mana mungkin. Aku bukan orang semacam itu. Kalau dia temanmu, maka dia temanku juga. Nih, kita bisa saling membantu di masa depan." Ujar Gao Ren sambil nyodorin kartu nama bisnisnya.


Wei Xuan langsung kesal merebut kartu nama itu dan menegaskan kalau Ding Ding sangat cantik, dia tidak perlu bantuan Gao Ren buat oplas.

"Dia ini dokter bedah plastik. Di matanya, semua wanita butuh operasi plastik."

"Omong kosong. Kau sendiri tidak perlu (oplas)."

Wei Xuan merasa tersanjung. "Sungguh? Apa aku begitu sempurna di matamu?"

"Bukan. Hanya saja penampilanmu... tak ada yang bisa kulakukan untuk mengubahnya." (Pfft!)

Wei Xuan langsung kesal mencubitnya.


Wei Jin tiba-tiba didatangi oleh Zi Xin. Wei Jin tentu saja masih mengingatnya dan menyambutnya dengan dingin, dia bahkan tak menyambut uluran tangan Zi Xin. Dia ada keluhan apa?

"Tidak ada. aku hanya ingin bicara denganmu."

"Tempat ini bukan cafe. Silahkah pergi jika kau baik-baik saja."

Zi Xin tak peduli, bahkan menawarkan diri untuk diperiksa biar mereka bisa ngobrol. Kesal, Wei Jin akhirnya memberinya waktu satu menit untuk bicara.

"Kau dan Ding Ding teman?" Zi Xin memulai interogasinya.

"Ya."

"Teman macam apa?"

"Teman biasa."

"Lalu apa kau menyukainya?"

Wei Jin speechless. Dan reaksinya itu sudah cukup menjadi jawaban bagi Zi Xin. Puas mendapatkan apa yang ingin dia ketahui, Zi Xin langsung beranjak pergi. Tapi sebelum itu...

"Ding Ding gadis yang baik, jangan sampai kehilangan dia."


Shopping-nya Wei Xuan ternyata membeli berbagai keperluan untuk cafenya dan Gao Ren-lah yang harus bekerja keras mengangkuti semua barang-barang berat itu. Wei Xuan sungguh berterima kasih pada Ding Ding yang sudah membantunya memilihkan barang-barang keperluannya ini.

"Aku tidak tahu segalanya kok. Aku hanya tahu beberapa keperluan hewan peliharaan, setiap tahun aku selalu datang ke pameran hewan peliharaan."

Tapi ngomong-ngomong, kalau Ding Ding sangat suka mendesain boneka kucing, kenapa dia tidak membuka studio sendiri saja. Lagian kan Ding Ding sudah mengundurkan diri dari perusahaan, apa dia tidak ingin melakukan sesuatu yang dia sukai?

"Begini saja, aku akan menyediakan tempat untukmu di sini buat bikin studio di dekat taman bermain kucing-ku, sekalian biar kau punya inspirasi."

"Baiklah, akan kupikirkan."

"Sepakat kalau begitu. Kalau kau tidak datang, tempat itu akan sia-sia."


Gao Ren keluar saat itu dan langsung protes keras memperingatkan Wei Xuan untuk tidak lagi menyuruh-nyuruhnya melakukan pekerjaan semacam ini. Lihat nih, tangannya sampai gemeteran hebat kayak begini. Orang-orang mungkin bakalan mengira kalau dia kena epilepsi.

Bagaimana dia bisa melakukan operasi kalau tangannya gemetaran begini. Dia ada operasi besok, kalau operasinya sampai gagal, Wei Xuan yang harus tanggung jawab!

"Kalau operasimu gagal, kau nikah aja sama salah satu pasienmu. Kau kan suka model wanita yang seluruh mukanya mengandung asam hialuronat."

Wah! Gao Ren tidak terima profesinya dihina. Wei Xuan mendadak akting sok manja, dia lapar, pengen makan pangsit. Ding Ding berusaha menawarkan diri untuk membelikannya, tapi Wei Xuan dengan cepat mencegahnya dan terus menuntut Gao Ren sampai Gao Ren terpaksa mengalah dan pergi membelikan pesanan Wei Xuan itu.


"Jadi pacarmu pasti berat, yah." Komentar Ding Ding.

"Dia bukan pacarku walaupun sebenarnya aku ingin dia jadi pacarku."

Wei Xuan mengaku kalau dia sudah menyukai Gao Ren sejak dia masih kecil. Tapi Gao Ren sama seperti kakaknya yang menganggap Wei Xuan sebagai anak kecil saja. Makanya dia melakukan segala cara untuk membuli Gao Ren, karena hanya dengan cara ini Gao Ren bakalan mengingatnya.

"Lalu apa dia tahu?"

"Tidak tahu. Bahkan sekalipun aku berdiri di hadapannya dan menyatakan cinta, dia tidak akan mempercayaiku. Tapi tidak masalah, aku sudah dewasa sekarang. Aku pasti bisa membuatnya jadi pacarku."

"Aku sungguh mengagumimu, kau bisa menghadapi perasaanmu dengan berani."

"Memangnya kenapa. Tidak ada salahnya menyukai seseorang."


Tiba-tiba dia kepikiran mau menjodohkan Ding Ding dengana kakaknya lagi. Apa pendapat Ding Ding tentang kakaknya? Tapi Ding Ding dengan polosnya cuma memuji kemampuan medis Wei Jin yang hebat.

"Bukan begitu maksudku, maksudku dia sebagai seorang pria. Dia sangat mempesona, kan?"

"Kurasa begitu. Menurutku dia manis dan peduli dengan orang lain. Walaupun dia acuh tak acuh, tapi dia sebenarnya pria yang tulus dan perhatian."

Wei Xuan tak percaya mendengarnya, Ding Ding bilang kakaknya manis? Kalau begitu... Ding Ding mau ngga jadi pacarnya kakaknya? Pfft! Ding Ding sampai tersedak minumannya saking kagetnya.

Wei Xuan malah tambah semangat mempromosikan kakaknya itu. Dia sudah berusia 29 tahun, dan walaupun dia sangat populer, tapi dia belum pernah jatuh cinta sekalipun.

"Benarkah? Mungkin dia menginginkan seseorang yang hebat."

Wei Xuan rasa tidak. Kakaknya lebih suka wanita yang sederhana, jujur, dan natural. Wei Jin tidak suka sama cewek yang pakai makeup tebal, pakai high heels, nonton drama idola, dia juga tidak suka sama orang yang makan sup daging babi pakai bawang.

Ding Ding dan kakaknya kan sudah sering bertemu, jadi mereka bisa mulai pacaran. Tapi Ding Ding mengaku kalau dia baru saja putus, jadi dia tidak siap untuk memulai hubungan baru.
 

Wei Xuan tak menyerah begitu saja lalu menawarkan sebuah kesepakatan. Jika suatu hari Ding Ding ingin pacaran lagi, maukah Ding Ding mengencani kakaknya dulu? Oke, Ding Ding seuju. Mereka bahkan menyepakatinya dengan janji jari kelingking. Tapi ngomong-ngomong, apa maksudnya dengan sup daging babi pakai bawang itu?

"Kakakku tidak suka bawang sejak kecil. Dia juga tidak makan daging babi. Makanya dia berharap pacarnya juga tidak akan memakan itu."


Wei Xuan melamun sepanjang perjalanan pulang. Gao Ren penasaran, Wei Xuan beneran mau menjodohkan kakaknya dengan Ding Ding. Tapi Gao Ren tidak setuju, Ding Ding tidak cocok untuk Wei Jin.

Wei Xuan tidak setuju, apa Gao Ren pernah melihat kakaknya begitu mempedulikan seseorang sebelumnya? Lagipula ada rahasia kecil di antara mereka selama lebih dari satu dekade. Hah? Gao Ren penasaran rahasia apa?

"Yah rahasia dong."

"Aku tetap merasa mereka mustahil. Kurasa Shu Yi Ran lebih baik daripada Cheng Ding Ding."

"Kau sangat dangkal. Ding Ding punya pesonanya sendiri. Kau tidak bisa melihatnya bukan berarti kakakku tidak bisa melihatnya! Cewek semacam Shu Yi Ran itu bukan tipenya kakakku. Jika tidak, kenapa mereka tidak bersama selama lebih dari 10 tahun ini?"

"Jangan mengatainya. Dia cukup baik."

"Kalau begitu kau saja yang mengejarnya! Kenapa malah melemparkannya ke kakakku?!"

Dan Gao Ren mendadak canggung mendengarnya. Ow, apakah dia sebenarnya menyukai Yi Ran?

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam