Sinopsis Love is Deep Episode 3 - 2

Sinopsis Love is Deep Episode 3 - 2

Kejadian tadi membuat Ding Ding jadi tidak bisa konsen bekerja. Tak ingin melihat gaun pengantin itu, Ding Ding langsung memindahkannya ke belakang lalu berusaha mengalihkan pikirannya dengan nonton TV.


Tapi saat dia hendak menuang air, dia malah melihat mug pasangan di meja yang kontan membuatnya bersedih lagi.


Gao Ren lagi-lagi kencan dengan seorang wanita sambil melancarkan rayuan mautnya yang super duper cheesy sampai membuat wanita itu tersipu malu. Tiba-tiba dia dapat pesan dari Wei Jin yang menanyakan keberadaannya. Tanpa curiga apapun, dia langsung saja mengirim lokasi keberadaannya.

Padahal Wei Jin tanya cuma demi membantu Wei Xuan. Senang, Wei Xuan berjanji akan mentraktir Wei Jin makan malam lain kali. Sebelum pergi, Wei Xuan meminta Wei Jin untuk mengambil paketannya ke alamat yang akan dia kirim nanti.


Mau tak mau, Wei Jin terpaksa pergi mengambil paketannya Wei Xuan. Tapi setibanya di lokasi, dia malah bingung karena bertemu Ding Ding... dan langsung sadar kalau alamat tujuannya adalah rumah Ding Ding. Ah, ternyata Wei Xuan lah si pelanggan yang memesan banyak item pada Ding Ding itu.

Ding Ding lalu mengajak Wei Jin masuk rumahnya yang agak berantakan. Karena dia masih pakai baju tidur, Ding Ding buru-buru meninggalkan Wei Jin sebentar untuk ganti baju.


Lama kelamaan, rayuan maut Gao Ren malah berubah jadi ajang promosi bisnis operasi plastiknya, dia bahkan dengan secara halus mengkritiki kekurangan tubuh wanita itu yang jelas saja membuat wanita itu kesal dan langsung pergi meninggalkannya, dan Gao Ran bahkan tak peduli sedikitpun.

Tiba-tiba Wei Xuan muncul sambil usil menyemprotnya dengan air, balas dendam gara-gara Gao Ren mengkhianatinya dengan ngasih tahu kakaknya kalau dia sudah kembali ke negara ini.

"Kau tahu sendiri kakakmu kayak gimana. Kalau aku tidak memberitahunya, dia pasti akan membunuhku."
Lain kali kalau Wei Xuan mau melakukan apapun dan tidak ingin siapapun tahu, mending Wei Xuan jangan kasih tahu dia sekalian, soalnya dia tuh nggak bisa main rahasia-rahasiaan.

Wei Xuan langsung menggandengnya dengan manja, nggak bisa gitu. Kalau dia tidak memberitahu Gao Ren, maka mereka tidak akan dekat seperti ini. Gao Ren langsung kesal melepaskan tangannya.

Tapi ngomong-ngomong, bagaimana bisa Wei Xuan menemukannya di sini?,,, Ah! Pasti Wei Jin kan yang bilang? Dasar si kunyuk itu, padahal dia sudah mentraktir Wei Jin makan, tapi tega-teganya Wei Jin melakukan ini padanya.


Tepat saat itu juga, mereka berjalan melewati toko yang Wei Xuan sewa. Tapi Wei Xuan sengaja tidak ngasih tahu Gao Ren kalau dia sudah menyewa toko kosong itu, malah usil mengajak Gao Ren mencuri sesuatu di toko ini.

Gao Ren jelas kaget, Wei Xuan udah gila apa? Lihat tuh ada banyak kamera CCTV di sini. Xuan semasa bodoh dan langsung saja ambil batu, pura-pura mau mecahin kacanya... sebelum kemudian dia membuka pintu toko itu dan menyambut Gao Ren di cafe barunya.



Saat Ding Ding turun kembali tak lama kemudian, dia malah kaget mendapati seluru rumahnya sudah bersih dan rapi, dan Wei Jin sedang santai melihat-lihat sketsa boneka kucingnya. Wei Jin menjelaskan kalau dia punya OCD, dia tidak suka rumah yang berantakan.

"Sepertinya aku harus sering-sering mengundangmu datang kemari." Canda Ding Ding (Pfft! Jadi pembantu dong)

"Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?"

"Aku sedang berusaha."

"Wei Xuan bilang kalau desain-mu sangat bagus. Sejujurnya, aku tidak mengerti hal-hal seperti ini. Tapi aku bisa tahu kalau ini sesuatu yang sangat kau sukai. Sekarang karena kautidak punya pacar, mungkin memang sebaiknya kau melakukan hal-hal yang kau sukai.

"Apa kau sedang menghiburku?"

Iya. Di dunia ini, mungkin ada banyak orang yang memiliki empati, tapi hampir tak ada orang yang orang yang bisa benar-benar memahami perasaan kita. Dibandingkan menghibur yang tak berarti, Wei Jin lebih suka memberi nasehat realistis.

"Apa semua dokter itu sepertimu? Rasional sepertimu?"

"Pikirkanlah nasehatku. Oh yah, apa semua desain ini terinspirasi dari kucingmu?"


Iya. Ding Ding dengan antusias menunjukkan foto-foto kucingnya yang dulu tinggal bersamanya selama 13 tahun. Sayangnya sekarang dia sudah dipanggil kembali ke planet kucing.

"Jadi kau membuat semua ini agar dia kembali padamu?"

Iya. Tapi kadang dia merasa bersalah juga karena dia merasa kalau dia memanfaatkan kucingnya ini untuk membuat uang.

"Tidak. Kau justru menyebarkan kebahagiaan yang kau dapatkan pada orang lain. Seseorang pasti mendapatkan kebahagiaan karena ini."

Ding Ding senang mendengarnya. Tak sengaja pandangan mereka bertemu. Malu, Ding Ding buru-buru menghindar dan tanya apa nama kucingnya Wei Jin.

"Ning Wei Nan. Ning Wei Xuan menemukannya di jalan."

"Kenapa dinamai begitu?"

"Karena mengurusnya sangat sulit bagiku."

"Kalau kau tidak menyukai kucing, lalu kenapa kau memeliharanya?"

"Aku juga tidak terlalu menyukai adikku, tapi aku tetap harus membesarkannya."


Ding Ding lalu mengembalikan jaketnya Wei Jin yang sudah dia cuci bersih. Wei Jin pun pamit sembari mengingatkan Ding Ding untuk datang ke rumah sakit lusa untuk mencopot jahitannya. Err... tapi anehnya, sesaat dia menatap Ding Ding dengan canggung sebelum kemudian pergi. Ding Ding bingung melihatnya, kenapa dia aneh banget.


Tapi saat dia masuk ke kamar mandi, dia malah menemukan pesan yang ditempelkan Dr. Ning yang mengingatkan Ding Ding untuk tidak memakai daleman berbusa... karena tepat di bagian atas kamar mandi itu, Ding Ding seenaknya menggantung dalemannya di atas toilet yang pasti dilihat sama Dr. Ning tadi. Duh, malunya!


Wei Xuan dengan antusias mengajak Gao Ren keliling toko barunya itu dan memberitahu apa-apa saja rencananya untuk merenovasi toko itu. Tapi Gao Ren malah lebih tertarik pada foto seorang wanota cantik yang tak sengaja dia temukan. Nih cewek cantik banget, siapa dia? Pemilik lama toko ini?

Kesal dan cemburu, Wei Xuan langsung menggigitnya. Dia bahkan tak gentar saat Gao Ren mengancam tidak akan memaafkannya. Sepertinya dia sudah terbiasa dengan ancaman Gao Ren itu, makanya ancaman Gao Ren itu sama sekali tak mempan padanya.

"Apa kau bahkana mendengarkanku?"

"Tentu saja... hanya saja aku langsung lupa. Ngapain kau membawaku kemari? Cuma untuk mendengarkan rencana bisnismu?"

"Tentu saja tidak. Aku sudah punya rencana, dan kau harus mewujudkannya untukku."

Gao Ren sontak panik ingin melarikan diri, tapi Wei Xuan menghadangnya dengan cepat. Gao Ren berusaha protes, tapi Wei Xuan tak peduli, hanya Gao Ren satu-satunya yang bisa dia mintai bantuan, kakaknya tidak akan mungkin mau membantunya, dia juga tidak punya pacar.

"Kalau begitu, kau cari saja seorang pacar. Yah walaupun penampilanmu kurang oke, tapi siapa tahu ada orang yang suka model begini. Iya kan?"

"Kukira kau dan kakakku sahabat baik dan kau ingin aku menganggapmu sebagai kakakku sendiri. Kau ternyata bohong."

"Aku tidak bohong, kami beneran sahabat baik. Tapi aku tidak bisa mendekorasi cafe, kau harus mencari orang profesional."


Sudah, Wei Xuan sudah mampir ke perusahaan dekorasi dan sudah mendapatkan blueprint beserta detil dekoraasinya. Dia bahkan langsung menyodorkan informasi itu pada Gao Ren dan menegaskan bahwa Gao Ren lah yang harus melakukannya. Pokoknya Gao Ren harus selalu mampir kemari setiap pulang kerja untuk mengawasi perkembangan dekorasi tempat ini.

"Memangnya aku ini supervisor, terus kau sendiri ngapain?"

"Ad banyak hal yang harus kulakukan. Aku kan terlalu lama di luar negeri, jadi aku harus jalan-jalan. Selain itu, aku harus mengurus Ning Wei Nan dan membantu kakakku. Dan juga, belakangan ini aku beratku naik, jadi aku harus yoga."

Bentar! Bentar! Gao Ren jadi bingung, ini yang mau buka cafe siapa sih sebenarnya? Tentu saaj Wei Xuan, tapi kan dia nggak ngerti apa-apa, makanya dia hanya bisa minta bantuan orang dewasa dan satu-satunya yang dia percayai hana Gao Ren seorang. Bukankah ini mengharukan?

"Iya. Aku bahkan ingin nangis rasanya. Hiks!"


Wei Jin membuka paketan itu dan langsung mencoba salah satu bantal kucing. Rasanya cukup nyaman juga, maka saat Wei Xuan balik, dia maksa mengambil bantal kucing itu dengan alasan sebagai ganti rugi.

"Dasar preman! Eh, apa kau bertemu pemiliknya? Dia kayak apa? Kalau bukan karena Gao Ren, aku ingin sekali bertemu dengannya."

"Kau sudah pernah bertemu dengannya."


Tak lama kemudian, Ding Ding mendapat pesan dari Wei Xuan. Dia sudah dengar tentang Ding Dianag dari Wei Jin. Wah, dia sungguh tak menyangka kalau Ding Ding-lah penjual boneka kucing ini. Dia suka banget boneka-bonekanya.

Tapi senyum Ding Ding sirna dengan cepat saat dia membuka album foto-foto kenangannya bersama Chen Xun dan Zi Xin.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam