Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 9

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 9

Tahun 2018.

Qiao Yi dan Yan Mo mau nonton bioskop, tapi waktu beli tiket, mereka malah tidak sehati dalam memilih film. Parahnya lagi, Yan Mo seenaknya memutuskan agar mereka nonton sendiri-sendiri lalu masuk duluan tanpa mempedulikan wajah cemberut Qiao Yi.


"Selama ini, termasuk kencan pertama kami, baginya nonton film yah cuma nonton film. Duh! Dia itu sangat menakutkan dan tumpul banget." Sebal Qiao Yi.


Suatu malam, mereka sama-sama terbangun tengah malam gara-gara lapar. Tapi tak ada satupun yang mau bergerak bangkit untuk ambil makanan. Tiba-tiba Yan Mo punya ide bagus.

"Sekarang saatnya bikin anak biar bisa disuruh-suruh," Yan Mo langsung menarik selimut dengan penuh semangat.

Tahun 2006.



Qiao Yia lagi-lagi dapat nilai jelek di ujian padahal sebenarnya dia sudah belajar dan berusaha keras. Lucunya, baik Guan Chao maupun Yan Mo pun sama-sama tidak mendapat nilai sempurna saking susahnya ujian itu. Tapi Guan Chao heran, katanya hanya satu orang yang dapat nilai sempurna, bukan Yan Mo orangnya?

"Da Chuan," ujar Yan Mo. Hah? Da Chuan dapat nilai sempurna? Kok bisa?

Yan Mo bercerita bahwa Da Chuan adalah orang yang memiliki keberuntungan besar sejak mereka masih kecil. Dulu saat mereka main dadu, Da Chuan selalu beruntung dapat poin tinggi terus menerus.

Pernah suatu kali mereka jalan bersama, Da Chuan minta Yan Mo membelikannya es krim yang harganya 5 RMB. Yan Mo menolak karena dia tidak punya uang. Lalu seketika itu pula Da Chuan tiba-tiba menemukan uang 5 RMB di tengah jalan dan langsung menyuruh Yan Mo membelikannya es krim pakai uang itu.


Gara-gara Guan Chao nyindir nilainya yang jeblok, Qiao Yi langsung balas menyindir Guan Chao yang selalu kalah dari Yan Mo, dia bahkan menyebut Guan Chao sebagai 'Nomor 2 selamanya' dan menantang Guan Chao untuk mengalahkan Yan Mo kalau bisa. Ngomong-ngomong tentang Yan Mo, Ayah jadi penasaran, orang seperti apa Yan Mo itu? Apa dia tampan?

"Dibanding aku, dia nggak ada apa-apanya." Sinis Guan Chao.

Ibu dengan bijak mengingatkan Guan Chao untuk tidak terlalu bangga dan menyuruh Qiao Yi untuk memperbaiki diri, bagaimana bisa dia sekarang malah mengalami kemunduran lagi.


Qiao Yi benar-benar jadi stres gara-gara masalah ini, apalagi memikirkan jarak antara dirinya dan Yan Mo yang terpaut sangat jauh dalam ranking. Dia terus mencoba untuk belajar, tapi dia benar-benar tidak paham dan tidak tahu bagaimana harus mengerjakan soal-soal itu.


Apalagi saat pak guru membagikan hasil ujian keesokan harinya, ia langsung mengomeli Qiao Yi di hadapan semua orang dan menyebutnya bodoh karena Qiao Yi hanya bisa menjawab 4 soal dengan benar.

Yan Mo yang tidak terima hinaan Pak Guru, langsung membela Qiao Yi dengan mengklaim bahwa Qiao Yi menjawab 5 soal dengan benar. Tapi Qiao Yi sepertinya salah paham kalau Yan Mo sedang menghinanya, apalagi ucapannya itu langsung disambut tawa ngakak oleh seluruh kelas.

Saat mereka melakukan revisi, Yan Mo berusaha menasehatinya untuk fokus agar dia mengerti dan mengingatkan Qiao Yi bahwa waktunya untuk ujian masuk universitas sudah semakin dekat. Tapi caranya mengucap semua itu terdengar seperti menyindir yang jelas saja membuat Qiao Yi makin sedih dan frustasi.


Ayah dan Ibu sampai khawatir melihat Qiao Yi menangis sendirian di kamar. Mereka sampai bingung tak tahu harus bagaimana menghadapi Qiao Yi. Mending kalau dia cuma sekedar malas, Ayah bisa saja menasehatinya, tapi masalahnya tidak seperti itu.


Maka keesokan paginya, Ayah dan Ibu berusaha memberi semangat pada Qiao Yi secara tak langsung. Mereka pura-pura sedang membicarakan anak seseorang yang berhasil lulus ujian masuk universitas padahal anak itu kemampuannya di bawah rata-rata karena dia mengikuti ujian dengan pikiran positif.

Ayah bahkan mencari-cari alasan buat nganterin Qiao Yi ke sekolah padahal sebenarnya ia hanya ingin menasehati Qiao Yi untuk tidak terlalu memaksakan diri. Daripada belajar sendiri, bagaimana kalau Qiao Yi mencoba mengikuti les? Tidak masalah biarpun biayanya mahal, uang harus digunakan untuk sesuatu yang berguna.


Wu Yi ternyata sudah putus dengan Da Xiong, Da Xiong bahkan memutuskannya di hadapan teman-teman sekelasnya dan seenaknya mengingatkan Wu Yi bahwa Wu Yi masih harus terus ketemuan dengannya untuk les privat.

Guan Chao langsung datang saat itu bak seorang hero dan menyatakan bahwa mulai sekarang, dialah yang akan ada di sisi Wu Yi setiap kali Wu Yi sedih. Wu Yi sepertinya mulai ada rasa sama Guan Chao gara-gara itu.

Masalahnya, Guan Chao masihlah playboy seperti biasanya. Bahkan sekarang, Wu Yi melihatnya sedang merayu cewek. Tapi yang paling tak disangka-sangka, tiba-tiba saja Guan Chao meminta Wu Yi untuk mengajarinya main basket.

Wu Yi memang jago basket dan punya banyak piala hasil menang berbagai kejuaraan basket. Dia sudah diajari main basket sama ibunya sejak dia masih kecil hingga sekarang dia tumbuh jadi tomboy dan tak pernah memiliki segala sesuatu yang biasanya dimiliki cewek pada umumnya. Makanya saat masuk SMA, dia memutuskan berhenti main basket.

Makanya sekarang Wu Yi kaget mendengar Guan Chao mendadak minta diajari basket sama dia dan langsung panik mengklaim kalau Guan Chao minta bantuan ke orang yang salah.


Wu Yi heran, kenapa Guan Chao tiba-tiba minta diajari basket dan bagaimana dia bisa tahu kalau Wu Yi pintar main basket?

Qiao Yi rasa Guan Chao tahu karena waktu regu basket sekolah mereka kalah dari sekolah lain, dia pernah bilang bahwa jika Wu Yi ikut dalam regu basket, Wu Yi pasti akan mengalahkan regu sekolah lain.

Dan alasan Guan Chao ingin masuk regu basket, mungkin gara-gara ejekannya Qiao Yi waktu itu. Guan Chao pasti ingin mengalahkan Yan Mo. Aturan sekolah baru-baru ini berubah, jika kita masuk regu basket dan menang juara pertama dalam pertandingan, maka mereka bisa dapat poin tambahan dalam ujian akhir.


Maka begitulah bagaimana akhirnya Wu Yi setuju untuk mengajari Guan Chao basket dan dia benar-benar mengajari Guan Chao dengan keras, menyuruh Guan Chao lari mengelilingi lapangan 30 kali sampai Guan Chao tepar.


Mengikuti saran Ayah, Qiao Yi akhirnya memutuskan untuk mendaftar di salah satu tempat les. Petugas tempat les itu nyerocos mempromosikan tempat lesnya seolah tempat lesnya hebat banget, dia bahkan sumbar kalau mereka bisa menaikkan nilainya Qiao Yi sampai 200 poin.


Karena mahalnya biaya les, Qiao Yi mencoba minta pinjaman uang pada Guan Chao. Tapi Guan Chao malah sinis meremehkannya dan mengejeknya karena dia yakin nilainya Qiao Yi takkan pernah bisa naik biarpun dia ikut les.

Dia bahkan menasehati Qiao Yi untuk melupakan niatannya masuk universitas. Mending Qiao Yi mencoba belajar keahlian tertentu, siapa tahu Qiao Yi bisa mendapat pekerjaan gaji rendah setelah lulus.


Qiao Yi tidak sadar kalau Yan Mo sebenarnya sangat mengkhawatirkannya dan setiap hari selalu menunggu Qiao Yi untuk memohon padanya buat ngajarin Qiao Yi. Tapi Qiao Yi selalu diam dan terlihat cuek, dia bahkan nggak nyambung dengan isyarat Yan Mo yang ingin mengajarinya.


Tapi anehnya, saat Qiao Yi masuk tempat les itu untuk mengikuti tes percobaan, tempat les itu tidak tampak seperti tempat les betulan. Murid-muridnya tidak ada yang serius belajar, dan yang lebih aneh, gurunya bukannya ngajar malah asyik sendiri main hape.

Dia cuma menyuruh murid-muridnya mengerjakan soal lalu cuek main hape lagi. Tapi Qiao Yi sama sekali tidak curiga apapun dengan keanehan tempat les ini.


Yang tak disangkanya, Ayah tiba-tiba memberinya seamplop uang untuk biaya lesnya. Ayah bahkan bersedia memberi lebih kalau uang kurang. Pokoknya Qiao Yi les aja biar dia bisa masuk universitas. Qiao Yi sungguh terharu.


Karena pertandingan seleksi basket sudah semakin dekat, Wu Yi mulai menantang Guan Chao untuk melawannya. Tapi ujung-ujungnya Wu Yi malah jadi gugup sampai tidak konsen gara-gara wajah Guan Chao tiba-tiba sangat dekat padanya. Dan gara-gara itu, Guan Chao jadi sukses memasukkan bola dengan mudah. Hmm, sepertinya Wu Yi mulai jatuh cinta pada Guan Chao.


Qiao Yi mencoba bicara pada Da Chuan untuk mengajarinya dalam ujian pilihan ganda mengira kalau Da Chuan dapat nilai bagus karena Da Chuan pintar dalam soal pilihan ganda.

Tapi Da Chuan dengan santainya bilang kalau dia cuma perlu melempar dadu. Dia cuma punya keberuntungan besar saja. Bahkan saat dia membuka botol minuman, dia mendadak beruntung dapat bonus satu botol lagi.

Dia tidak mengerti, kenapa Qiao Yi tidak minta bantuan kakaknya saja? Qiao Yi menolak, dia dan Guan Chao sering bertengkar.

"Kalau begitu, bantuan saja pada Mo Mo."

"Dia orang terakhir yang akan kumintai bantuan."

"Kenapa?"

"Dibanding dihina sebagai pemalas, aku lebih takut dia tahu kalau aku sebenarnya sangat bodoh. Lebih baik dipandang malas daripada bodoh."

"Mo Mo tidak akan berpikir begitu. Jangan terlalu stres."

"Ayah dan ibuku bilang begitu. Bagaimana aku tidak stres?"

Qiao Yi benar-benar berusaha keras. bahkan semalam dia begadang sampai jam 3 subuh. Tapi tetap saja dia tidak bisa menjawab soal-soal ujian padahal pak guru dan Yan Mo bilang kalau soal-soal itu sangat mudah.

Qiao Yi bahkan berpikir mau menyerah saja untuk masuk universitas. Tapi pada akhirnya dia tidak sanggup untuk menyerah. Dia merasa bersalah pada orang tuanya kalau dia menyerah.


Prihatin, Da Chuan langsung saja merangkul Qiao Yi dan menyeretnya pergi tanpa menyadari Yan Mo melihat mereka. Da Chuan ternyata mengajaknya bolos untuk main game online di warnet biar Qiao Yi tidak stres. Dan memang berhasil, Qiao Yi begitu larut dalam gamenya dan melupakan masalahnya.

Mereka bahkan tidak balik sampai sekolah usai. Yan Mo benar-benar khawatir. Dia mencoba tanya ke Wu Yi, tapi Wu Yi tidak tahu apa-apa. Malah Da Shi yang tiba-tiba nyeletuk, Da Chuan dan Qiao Yi pergi ke warnet.


Maka Yan Mo pun langsung pergi ke warnet dan memergoki kedua orang itu keasyikan main game. Kesal, sikap Yan Mo berubah kasa dan sinis menyindir Qiao Yi. Pantesan aja diremehkan orang lain.

"Apa kau meremehkanku juga?"

"Ya!" Sinis Yan Mo lalu pergi tanpa menyadari kalau ucapannya itu benar-benar menyakiti hati Qiao Yi.


Maka Da Chuan langsung pergi menemui Yan Mo dan memberanikan diri melabraknya, menyuruh Yan Mo untuk meminta maaf pada Qiao Yi karena Yan Mo sudah menyakiti Qiao Yi.

Asal Yan Mo tahu saja, Qiao Yi selalu berusaha melakukan revisi setiap malam, bahkan pergi ke tempat les. Qiao Yi sudah sangat stres, tega-teganya Yan Mo malah bicara sekasar itu pada Qiao Yi.

Apa Yan Mo pikir semua orang di dunia ini jenius seperti dirinya? Apa yang mudah bagi Yan Mo, belum tentu mudah bagi orang lain. dia membawa Qiao Yi ke warnet cuma karena dia ingin membantunyau Qiao Yi relax.

"Kau tidak tahu apa-apa tapi malah mengucap sesuatu yang menyakitinya! Bukankah seharusnya kau minta maaf padanya?!"

Yan Mo jadi menyesal dan setuju untuk minta maaf. Tapi, terlebih dulu dia memperingatkan da Chuan untuk tidak merangkul Qiao Yi, itu tidak baik.


Maka kemudian, Yan Mo mendatangi tempat lesnya Qiao Yi, pura-pura mau ikut tes percobaan level terendah. Tapi tentu saja hanya dengan melihat berbagai keanehan tempat itu dan cara ajar gurunya yang jelas kurang mengerti materi yang dia ajarkan, Yan Mo bisa langsung tahu kalau tempat ini tempat les palsu dan langsung ceplas-ceplos mengonfrontasi mereka dan mengungkap berbagai hal mencurigakan tentang tempat ini.

Mulai panik, si guru berusaha mengusir Yan Mo. Tapi Yan Mo tak gentar dan santai mengungkit tentang izin dari kementerian pendidikan yang sama sekali tidak dia temukan di tempat ini. Apa tempat ini benar-benar institusi legal?

Sontak saja semua murid langsung heboh menuntut semua uang mereka dikembalikan. Yan Mo juga menuntut mereka untuk mengembalikan uangnya Qiao Yi. Dia bayar berapa?

Kesal dan malu, Qiao Yi menegaskan kalau dia belum bayar. "Nilaiku cuma rendah, aku tidak bodoh! Aku berencana pergi setelah tes percobaan."


Qiao Yi langsung pergi dengan kesal. Tapi Yan Mo sepertinya gengsi untuk minta maaf secara langsung, dan jadilah dia terus mengomeli Qiao Yi. Tidak seharusnya dia pergi ke tempat semacam itu biarpun dia tidak bayar.

"Aku tak percaya kau lebih memilih pergi ke guru level menengah semacam itu daripada mendatangiku. Seharusnya kau datang padaku dan membiarkanku mengajarimu. Memangnya aku tidak cukup baik apa?"

Yang tak disangkanya, Qiao Yi langsung setuju diajarin sama dia. Kapan mulainya? Besok, jawab Yan Mo. Oke, Qiao Yi setuju dan langsung pergi. Yan Mo senang. Di rumah, Qiao Yi diam-diam mengembalikan uangnya Ayah ke jasnya Ayah.

"Setiap orang memiliki keahliannya masing-masing, tapi tak ada seorangpun yang sempurna. Karena itulah ada orang lain. Harry Potter punya mantra Patronus. Di dunia kita, kita punya mantra ampuh juga. Kau cuma perlu bilang 'Aku butuh bantuanmu'. Kadang, kau harus mengatakannya sendiri. Kadang pula, orang yang membantumu bisa merasakannya sendiri. Tak peduli yang manapun, itu adalah hal yang bagus."


Wu Yi bangga melihat hasil pertandingan basket Guan Chao. Dia bahkan meyakinkan Guan Chao bahwa dengan dilatih olehnya, Guan Chao pasti akan berhasil mendapat nilai tambahan. Tapi Guan Chao malah tidak mengerti apa maksudnya, nilai tambahan apa?

"Bukankah kau ingin masuk regu basket biar dapat nilai tambahan dalam ujian akhir."

"Nggak tuh."

Wu Yi jadi bingung, terus dia mau masuk regu basket buat apa? Guan Chao dengan santainya menunjuk kapten tim cheerleader yang cantik jelita dan sedang menari-nari di tengah lapangan itu. Wu Yi jadi cemburu dan langsung melempar bola ke Guan Chao dengan kesal lalu pergi.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments