Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 4 - 2

Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 4 - 2

Si dokter dan suster itu benar-benar mencurigakan. Setelah memeriksa Leng, Dokter memutuskan kalau alerginya Leng ini menyebabkan gangguan irama jantung. Apa mungkin Leng pernah mengalami trauma psikologis sebelumnya?


Leng seketika curiga padanya. Dia bukan dokter yang memeriksanya kemarin. Si Dokter mengklaim kalau Tuan Fang memintanya untuk merawat Leng. Tuan Fang bilang kalau Leng sudah mengalami gejala alergi sejak dia masih kecil.

Tapi saat leng sedang tidak memperhatikan, diam-diam dia memberi kode pada suster dan si Suster langsung menyuntikkan obat ke dalam infusnya Leng. Leng tak percaya tapi tiba-tiba dia merasa pusing dan saat itulah dia baru menyadari apa yang dilakukan si Suster.

Pandangan Leng mulai semakin mengabur. Samar-samar dia melihat si dokter hendak menyuntiknya, Leng berusaha melawan tapi kekuatannya mulai semakin melemah.


Pada saat yang bersamaan, Xiao Qi baru ingat kalau dia belum menyerahkan makanan yang dibawanya. Dia akhirnya kembali tapi malah mendengar suara ribut dari dalam kamar Leng. Anehnya lagi, pintunya tidak bisa dibuka.

Maka Xiao Qi pun memutuskan memakai kekuatannya untuk mendobrak pintu itu tepat saat si Dokter hendak menyuntik Leng. Fiuh! Syukurlah. Si dokter dan si suster langsung kabur.


Cemas, Xiao Qi berniat mau memanggil dokter, tapi Leng dengan cepat mencegahnya dan meyakinkan Xiao Qi kalau mereka cuma menyuntiknya dengan obat hipnotis. Kedua orang itu dikirim oleh ibu tirinya.

"Walaupun kupikir kau aneh. Tapi duniamu sangat suci dan murni," gumam Leng sebelum akhirnya dia terjatuh pingsan.


Saat Xiao Qi kembali ke restoran taka lama kemudian, Nyonya Chai lagi nonton berita tentang Leng yang masuk rumah sakit. Video saat Xiao Qi menggendong Leng ke rumah sakit juga ikut ditayangkan.

Nyonya Chai sudah senang saja melihat video itu, tapi Xiao Qi malah bilang kalau Leng masuk rumah sakit gara-gara masakan restoran mereka. Nyonya Chai tak percaya, setiap masakan yang dia buat untuk Leng adalah kualitas terbaik, dia menambahkan berbagai macam seafood ke dalam bubur khusus untuk Leng.

"Karena itulah dia jadi alergi."

Nyonya Chai kaget, jadi Leng alergi seafood? Gawat! Kalau Leng smpai menuntut pertanggungjawaban, maka restoran mereka ini akan musnah.

"Tapi dia bilang kalau dia tidak mau menuntut pertanggungjawaban."

Tapi Nyonya Chai masih saja tak mempercayainya. Cowok tampan itu pikirannya susah ditebak. Karena itulah, dalam masa-masa kritis seperti sekarang ini, dia memerintahkan Xiao Qi untuk menemani Leng dan memonitor setiap pergerakannya demi keselamatan restoran mereka.


Dokter Zhang sudah mengatur pengamanan untuk Leng dengan menempatkan para bodyguard di depan pintunya. Xiao Qi datang tak lama kemudian sambil bawa selimut, berniat mau menginap di kamarnya Leng, tapi malah dihadang sama para bodyguard.

Jadilah mereka ribut dan terdengar oleh Leng di dalam. Seorang bodyguard membuka pintu untuk meyakinkan Leng biar tidak khawatir, tapi Xiao Qi dengan cepat memanfaatkan kesempatan untuk menerobos masuk.

Dia berkata kalau dia diusir sama Nyonya Chai, soalnya Nyonya Chai takut Leng akan cari perhitungan dengan mereka, jadi biarkan dia menginap di sini. Merasa berterima kasih atas bantuan Xiao Qi hari ini, Leng meyakinkan Xiao Qi kalau dia tidak akan menyusahkan Xiao Qi. Jadi dia pulang saja sekarang.


Xiao Qi hampir saja mau pergi. Tapi melihat sosok punggung Leng yang tampak kesepian, ditambah fakta tak ada seorangpun yang menjaganya di sini, Xiao Qi jadi prihatin.

"Fang Leng itu seperti sebuah planet yang tak memiliki orbit. Sangat kesepian sampai membuat orang ingin memberinya pelukan."

Karena itulah, Xiao Qi memutuskan untuk bermalam saja dengan alasan kalau sekarang sudah malam, tidak aman bagi seorang gadis pulang sendirian malam-malam begini.

"Tapi kalau kau ada di sini, aku yang tidak aman."

Jangan khawatir, Xiao Qi meyakinkan bahwa walaupun dia punya niatan itu, tapi dia tidak berani melakukannya. Nih, lihat. Dia bawa selimut sendiri, jadi biarkan dia tidur di lantai.


Leng akhirnya mengalah dan mengizinkannya. Dia bahkan tampak senang ada seseorang yang menemaninya. Jadilah Xiao Qi tidur di lantai sambil mengagumi wajah Leng.

Tidak masalah tidak bisa pulang ke planetnya, yang penting dia bisa mengagumi sosokk pria tampan ini. Leng tiba-tiba membuka mata dan ketus mengancam Xiao Qi untuk memalingkan pandangan atau dia akan mengusir Xiao Qi.

"Iya deh. Temperamenmu sungguh buruk, pantas saja tak ada seorangpun yang datang menemanimu."

"Memangnya kau bukan orang?"

"Tentu saja bukan. Kau kan sudah pernah melihatnya, aku ini alien yang memiliki halusinasi. Eh, bagaimana kalau kutunjukkan dunia halusinasiku?"

"Kau bisa melakukan itu?"

"Bisa dong. Biar kutunjukkan langit berbintang dalam halusinasiku."


Xiao Qi langsung saja memakai kekuatannya untuk membuat proyeksi bintang-bintang yang indah dan membuat Leng tercengang. Inikah langit berbintang dalam halusinasinya Xiao Qi itu?

"Iya. Aku tidak tahu kenapa hanya kau satu-satunya orang yang bisa melihatnya. Tapi dibandingkan cobaan yang diberikan hidup padamu yang bisa membuatmu merasa jadi gila, bukankah jauh lebih baik menerima (halusinasi) ini? Hidup itu sangat membosankan, terkadang kau harus melihat sesuatu yang berbeda."

Leng benar-benar kagum, tapi dia mengira kalau ini cuma mimpi indah. "Seandainya ini bukan sekedar mimpi."

"Kalau begitu, anggap saja ini mimpi. Kau adalah bintang di dalam mimpiku. Terkadang bintang itu sangat hangat. Terkadang bintang itu sulit ditebak."


Leng benar-benar terpesona pada Xiao Qi hingga tiba-tiba saja dia mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Xiao Qi... lalu menarik Xiao Qi hingga membuat Xiao Qi terjatuh menimpanya.

Beberapa saat lamanya mereka saling menatap dengan intens, tapi Xiao Qi dengan cepat menguasai diri dan buru-buru menjauh dengan canggung. Maaf, maaf, padahal tadi dia sudah janji tidak akan naik ke ranjangnya Leng.

Leng justru berterima kasih padanya. "Halusinasimu sungguh indah. Aku akan berusaha untuk menerima penyakitku. Selamat malam."


Keesokan harinya, Lie berniat mau menjenguk Leng. Tapi dia tidak tahu Leng dirawat di kamar mana. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Terpaksalah Lie akhirnya memutuskan pergi saja.

Kebetulan Jiang Xue baru tiba di depan rumah sakit saat dia melihat Lie  pergi dengan motornya. Maka Jiang Xue pun langsung memutuskan untuk mengejarnya.

Melihat ada mobil yang membuntutinya, Lie langsung saja menambah kecepatan, dan jadilah kedua orang itu kebut-kebutan... hingga saat Jiang Xue banting setir untuk menghadang Lie.

Lie jelas kesal dan hampir saja melabraknya, tapi dia membeku seketika saat Jiang Xue lah yang keluar dari mobil itu.

"Lama tak bertemu," sapa Jiang Xue.


Mereka lalu duduk di bar. Lie tampak jelas ngambek dan bersikap dingin padanya, tapi Jiang Xue bersikap seolah tak pernah ada masalah di antara mereka.

"Kenapa kau kembali?"

"Sudah terlalu lama di luar sana, sudah waktunya untuk kembali."

"Lalu kenapa dulu kau pergi? Kalau tidak ada urusan lain, aku pergi dulu."

Tapi Jiang Xue dengan cepat menjawab pertanyaannya. Dia pergi karena Leng, dan kembali demi Leng juga. Dia bahkan terang-terangan mengaku kalau dia sengaja berteman dengan Lie hanya karena Leng.
Berusaha menutupi kesedihan dan kekecewaannya, Lie sinis menyuruh Jiang Xue untuk mengatakan semua itu pada Leng. Jiang Xue meyakinkan kalau dia tidak pernah berniat menyembunyikan apapun dari Lie.

Selama dia tinggal di luar negeri, dia selalu merekomendasikan lukisan-lukisannya Lie pada orang-orang. Bahkan sampai sekarangpun, dia masih membantu merencanakan pameran seninya Lie.


"Jangan marah lagi. Lagipula, aku sudah kembali."

"Lalu bagaimana dengan kakakku? Apa kau sudah bertemu dengannya?"

"Akan kuselesaikan masalah antara aku dan dia dengan benar. Sebenarnya aku tidak begitu dekat. Dan setelah bertahun-tahun lamanya, dia mungkin sudah melupakanku. Karena itulah, kuharap kau tidak akan memberitahu siapapun tentang masa laluku dengannya."

Lie setuju dan kemarahannya pun tampak mulai sirna.


Leng terbangun gara-gara kakinya Xiao Qi yang entah kapan dan bagaimana naik ke ranjangnya dan tidur sambil memeluk kakinya. kesal, dia berniat mendorong kakinya Xiao Qi, tapi Xiao Qi tiba-tiba saja bergerak dan BUK! Menendang Leng sampai dia terjatuh ke lantai. Pfft!

Xiao Qi terbangun gara-gara itu dan bingung sendiri, ngapain Leng duduk di lantai? Leng kesal, seharusnya dia yang tanya, kenapa Xiao Qi tidur di ranjangnya?


Xiao Qi langsung kesal menggerutui dirinya sendiri. Ini pasti gara-gara dia tertarik sama hormonnya Leng. Dia mendadak panik mengecek bajunya, takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak semalam. Tapi syukurlah tidak terjadi apapun.

"Kau pikir aku akan melakukan sesuatu padamu?"

"Kau harus mencemaskan apa yang mungkin kulakukan padamu. Kau tahulah."

Tapi tepat saat itu juga, asistennya Leng menelepon dan mengabarkan kabar buruk tentang ramalan cuaca. Sebentar lagi akan terjadi hujan badai. (Ow, apakah dia akan melupakan Xiao Qi?)

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam