Sinopsis Love is Deep Episode 4 - 2

Sinopsis Love is Deep Episode 4 - 2

Chen Xun benar-benar tidak tahu kalau Zi Xin hamil waktu mereka putus. Ibunya Zi Xin tidak menyukainya, makanya Zi Xin dipaksa untuk menggugurkan bayinya.


Dan saat mereka bertemu lagi waktu itu, Xi Zin baru saja mengalami keguguran lagi sehingga pertunangannya dibatalkan. Segala hal yang ingin dicapainya, pada akhirnya menghilang bagai asap.

"Lalu apa rencanamu?"

"Aku ingin membantunya. Bagaimanapun, akulah yang bertanggung jawab atas semua ini. Aku tidak bisa tinggal diam. Ding Ding, kau memahamiku, kan?"

Tentu saja Ding Ding memahaminya. Dia bukan Chen Xun kalau dia sampai mengabaikan masalah ini. Tapi... apa Chen Xun sungguh-sungguh berpikir kalau Zi Xin hanya menginginkan bantuannya?

Chen Xun meyakinkan kalau dia sudah menegaskan pada Zi Xin bahwa mereka hanya rekan kerja. Dia hanya ingin membantu Zi Xin mengatasi kesulitannya dan bangkit kembali.


"Ding Ding, jangan khawatir. Aku janji padamu. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku dan dia, kami hanya teman."

"Tidak perlu menjanjikanku apapun. Itu urusanmu sendiri."

"Urusanku. Aku ingat kalau kau selalu mendahulukan urusanku. Kau selalu membuat urusanku jadi urusanmu juga. Dan kurasa, sekarang aku berhutang terlalu banyak padamu."

"Tidak perlu membicarakan tentang itu sekarang."

"Ding Ding, aku... aku sungguh tidak bisa hidup tanpamu. Bisakah kau kembali bekerja? Setidaknya aku bisa melihatmu setiap hari di kantor. Seperti teman, bagaimana?"

Ding Ding menolak, ada hal lain yang ingin dilakukannya. Chen Xun tanya apa yang ingin dilakukannya itu. Tapi tepat saat itu juga, dia ditelepon Zi Xin lagi. Ding Ding menyuruhnya pergi saja, Zi Xin membutuhkannya.


Chen Xun bimbang, tapi akhirnya dia beranjak pergi. Tapi terlebih dia mengaku kalau dia bertemu Dr. Ning di rumah sakit tadi.

Ding Ding kaget. "Kau tidak melakukan apapun padanya, kan?"

Terkejut mendengar reaksinya yang mencemaskan Wei Jin, Chen Xun tak menjawabnya dan langsung pergi.


Wei Xuan lagi-lagi sok bermuka manis di hadapan kakaknya demi minta tambahan dana lagi. Boleh-boleh saja, tapi... bunganya 2,5% per 3 bulan.

"Yang bener aja! Bungamu bahkan lebih tinggi daripada bunga bank!"

"Yah pinjam saja ke bank sana."

Kesal, Wei Xuan langsung pura-pura nelpon Ding Ding dan berkata kalau Ding Ding tidak perlu mengirimkan pesanannya besok. Dia lagi bangkrut dan tidak mampu membayar tagihannya.

Wei Jin langsung merebut hapenya dan memergoki Wei Xun sedang membohonginya. Wei Xuan meyakinkan Wie Jin kalau dia serius, semua uangnya sudah habis buat bayar sewa dan belanja ini-itu.

Ding Ding akan datang membawa pesanannya besok dan dia tidak punya uang untuk membayar Ding Ding. Kalau Wei Jin tidak mau meminjaminya uang, Wei Jin bilang sendiri saja pada Ding Ding.

"Dia akan mengirimkan pesananmu besok?" Wei Jin mendadak senang dan langsung setuju meminjami Wei Xuan uang.


Xiao Feng membantu mengepak barang-barang dagangan Ding Ding sambil membicarakan percakapan Ding Ding dengan Chen Xun kemarin. Xiao feng penasaran, Ding Ding benar-benar mempercayai omongan Chen Xun?

"Kenapa tidak?"

Xiao Feng tak percaya mendengarnya. Jangankan keguguran berulang, bahkan sekalipun Zi Xin mengalami kemandulan, itu pilihannya sendiri, apa hubungannya dengan Chen Xun.

"Kau itu punya teman wanita, tidak seharusnya kau berkata seperti itu."

Xiao Feng menegaskan bahwa terlepas dari masalah punya teman cewek, dia hanya berpikir bijak. Chen Xun seharusnya putus hubungan sepenuhnya dengan mantannya itu. Jika tidak, dia pasti akan dibodohi sama mantannya itu cepat atau lambat.

Ding Ding ngotot mempercayai Chen Xun, dia pasti bisa mengatasinya. Xiao Feng menegaskan bahwa yang inti pembicaraannya adalah Zi Xin. Hubungan antara kedua orang itu sudah lama berlalu, tapi dia malah kembali sekarang. Jelas alasannya adalah karena Chen Xun sekarang sudah jadi orang sukses.

"Kau jangan bodoh."

Ding Ding mengerti maksud. Tapi Chen Xun adalah orang yang selalu mengemban semua tanggung jawab seorang diri. Makanya sekarang dia tidak bisa meninggalkan Zi Xin seorang diri.

"Terus kenapa dia begitu tidak bertanggung jawab terhadapmu?"


Ding Ding sedih mendengarnya. Melihat itu, Xiao Feng buru-buru mengalihkan topik menanyakan tentang rencana Ding Ding membuka studio sendiri. Ding Ding mengaku kalau dia mau buka studio di cafenya Wei Xuan.

"Bagus sekali, Zheng Ding Ding. Kau dan Dokter Ning belakangan ini sangat dekat. Dan sekarang kau ingin menjalankan toko bersama adiknya. Apa kau sedanag merencanakan cinta dan karir dalam satu paket?" Goda Xiao Feng.


Wei Jin tiba-tiba datang ke tokonya Wei Xuan dengan alasan sebagai investor yang datang untuk mengecek uangnya digunakan untuk apa saja. Tapi tentu saja Wei Xuan tak percaya, dia datang untuk bertemu Ding Ding kan? Tapi Ding Ding belum datang.


Ding Ding akhirnya datang tak lama kemudian. Sayangnya, Wei Jin sudah pergi saat itu gara-gara dapat telepon dari rumah sakit yang mengharuskannya untuk pergi.

Ding Ding jadi menyesal tidak datang lebih cepat. Kalau tahu Dr. Ning akan datang kemari, dia pasti akan datan lebih awal biar dia tidak perlu pergi ke rumah sakit lagi.

"Kau mau ke rumah sakit demi kakakku? Kenapa? Apa kau pikir kakakku cukup baik dan kau ingin tetap berhubungan dengannya, kan?"

"Tidak. Selama ini dia merawatku dengan baik, aku ingin memberinya hadiah. Karena kami nggak ketemu, bantu aku yah?"

Weu Xuan menolak, kakaknya itu orang pelit. Kalau Ding Ding minta dia membantunya, Wei Jin pasti akan mengira kalau Ding Ding tidak tulus. Baiklah, Ding Ding akan menyempatkan waktu untuk pergi ke rumah sakit.


Ding Ding mengalihkan perhatiannya ke sekeliling tempat itu dan langsung kagum melihat berbagai interiornya. Wei Xuan membuat tempat ini jadi sngat cantik.

Wei Xuan langsung antusias membawanya ke lantai atas yang masih kosong. Tempat ini nanti buat studionya Ding Ding, dia bisa mendekorasinya sesuka hatinya. Ding Ding langsung suka. Tapi... dia baru bisa bayar sewanya beberapa hari lagi.

"Tidak masalah. Kita bicarakan itu nanti saja... kita kan akan jadi keluarga. Ayo, coba cicipi kopi baruku."

Tapi Ding Ding tidak bisa, orang tuanya mau datang untuk makan malam bersamanya nanti, jadi sekarang Ding Ding harus ke supermarket.

Wei Xuan jadi heran memikirkan kedua orang itu. "Kalian berjodoh... atau tidak?"


Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun dengan deras sampai membuat Ding Ding terpaksa harus berteduh di gedung terdekat. Tepat saat itu juga, Wei Jin dalam perjalanan kembali setelah ditelepon dokter magangnya yang mengabarkan bahwa si pasien sudah ditangani oleh Yi Ran.

Ding Ding akhirnya masuk ke gedung perpustakaan itu sambil menunggu hujan reda. Wei Jin melihatnya dan langsung menyusul masuk. Tapi saat dia menemukan Ding Ding, dia malah mendapati Ding Ding ketiduran sambil pegang buku.

Wei Jin diam-diam mengambil bukunya, Ding Ding ternyta membaca buku tentang Finlandia. Wei Jin akhirnya memutuskan duduk di sisi Ding Ding dan membaca buku tanpa mengganggu Ding Ding.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam