Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 10 - 1

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 10 - 1

Tahun 2018.

Karena lantai atas apartemen mereka lagi ada renovasi dan berisik pastinya, Qiao Yi akhirnya memutuskan untuk pindah ke hotel biar bisa konsen nulis proposalnya.


Yan Mo datang tak lama kemudian dan Qiao Yi mendadak berakting seolah mereka pasangan selingkuh yang ketemuan di hotel. Dan Yan Mo dengan muka lempengnya memutuskan mengikuti permainan Qiao Yi.

Dia langsung melepaskan jaketnya dan mulai menci~mi Qiao Yi dengan antusias. "Ayo cepat, istriku pulang kerja jam 5."

Qiao Yi kaget, dia kan cuma bercanda dan berusaha melepaskan diri, tapi Yan Mo tak peduli dan terus menci~mnya mesra.

Tahun 2006.


Tahun depan, mereka akan terbagi ke dalam kelas seni atau IPA. Anak-anak yang nilainya rendah sudah pasti mengambil kelas seni. Tapi Qiao Yi galau, sepertinya karena dia tidak ingin pisah dari Yan Mo.


Sementara itu, Guru Gao memanggil Yan Mo dan Guan Chao untuk memberitahu mereka bahwa mereka berdua mendapat kesempatan pergi belajar ke Beijing selama libur musim panas nanti.

Guru Gao juga memberitahu mereka bahwa ada seorang profesor di Universitas Tsinghua menginginkan mereka berdua. Tapi Guan Chao mengaku kalau dia tidak mau masuk universitas itu.

Dia mau masuk akademi militer dan bergabung dalam AU... soalnya jadi AU tuh keren dan pasti bakalan disukai para gadis. Lagian kan mereka masih punya Yan Mo untuk jadi kebanggaan sekolah mereka ini.


Tapi yang tak disangkanya, Guru Gao malah berkata. "Kami tidak bisa mengandalkan Yan Mo. Dia akan pergi ke Inggris."

Guan Chao kaget dan tidak senang mendengarnya.


Liburan musim panas tiba, saatnya Yan Mo dan Guan Chao berangkat ke Beijing. Tapi... Yan Mo bingung kenapa Qiao Yi, Wu Yi, dan Da Chuan juga ikutan?

Qiao Yi mengaku kalau dia diizinkan ayahnya untuk ikut, dia juga ingin berterima kasih karena nilainya meningkat pesat dalam ujian. Kalau Wu Yi beralasan kalau dia harus ikut karena Qiao Yi ikut. Kalau Da Chuan?

"Mo Mo, aku titipkan Lao Ye ke ibuku. Lagian kau meninggalkan sendiri, kau pasti cemas kan?"

"Aku di sana selama beberapa hari. Aku tak punya waktu bermain dengan kalian."

"Kami sudah besar. Kau tidak perlu mengkhawatirkan kami."


Mereka langsung saja menitipkan semua uang saku mereka ke Yan Mo biar nggak ilang. Sepanjang perjalanan dalam kereta, Guan Chao dengan cepat bergaul akrab dengan cewek-cewek cantik di sana. Wu Yi cemburu. Dia penasaran, pacarnya Guan Chao ada berapa banyak sih?

"Sekitar 12 shio ditambah dengan 12 zodiak."

"Gadis seperti apa yang disukai?"

"Yang cantik... bermata besar."

"Seberapa besar? Sebesar mata kerbau?"


Semua orang tertidur saat tiba-tiba saja Yan Mo terbangun gara-gara kepalanya Qiao Yi yang terjatuh ke bahunya. Yan Mo dengan manisnya memberikan jaketnya untuk menyelimuti Qiao Yi.


Setibanya di Beijing, mereka langsung pesan kamar di hotel. Tapi saat Yan Mo nyuruh semua orang untuk bayar, mereka malah saling melimpahkan ke satu sama lain... sampai akhirnya berakhir di Qiao Yi. Dan saat itulah Qiao Yi baru ingat.

Tadi waktu mereka sampai stasiun, Qiao Yi baru bangun dan saking terburu-burunya mau keluar dari kereta, dia seenaknya aja melempar jaketnya Yan Mo. Dia cuma ingat mengambil tasnya lalu pergi... dan melupakan jaketnya Yan Mo padahal uang mereka semua tersimpan di jaket itu. Hadeh!


Terpaksalah mereka akhirnya menginap di rumahnya Yan Mo di Beijing yang sudah lama tidak dihuni. Bibi penjaga rumah itu menyambut mereka dengan ramah, bahkan memberi Yan Mo uang jajan.

Dan demi berjaga-jaga biar kejadian tadi tidak terulang, kali ini Yan Mo menitipkan uang itu pada Guan Chao. Tapi masalahnya, mereka ada 5 orang, sementara kamarnya cuma ada 3. Yan Mo santai saja masuk ke kamarnya sendiri. Kedua gadis langsung lari bersama ke salah satu kamar.


Tinggal Guan Chao dan Da Chuan. Tapi Guan Chao dengan cepat mengingatkan Da Chuan kalau dia adalah tamu di sini dan langsung lari mengklaim kamar terakhir. Pfft! Kasihan banget sih Da Chuan, terpaksa dia harus tidur di sofa lagi.


Karena Wu Yi ngotot menyuruh Qiao Yi mandi duluan, Qiao Yi pun santai masuk kamar mandi... tapi malah kaget melihat Yan Mo mendadak muncul dari dalam shower.

"Ma-maaf... kukira tak ada orang di dalam." Qiao Yi buru-buru keluar dan saat itulah dia melihat tanda di pintu yang tidak dilihatnya tadi gara-gara tanda itu terselip di cela pintu: Kuncinya rusak, mohon ketuk pintu dulu.


Wu Yi dengan antusias menemui Guan Chao untuk mengajaknya jalan-jalan besok. Guan Chao setuju-setuju saja. Wu Yi senang.


Guan Chao memanggil Yan Mo ke balkon untuk membicarakan masalah kepergian Yan Mo ke Inggris. Kapan dia akan pergi?

"Setelah lulus."

Guan Chao bercerita bahwa saat mereka masih kecil, orang tua mereka sering bertengkar. Dia berbohong pada Qiao Yi kalau keributan itu berasal dari TV. Qiao Yi mempercayainya. Waktu itu Guan Chao pikir kalau Qiao Yi itu gampang dibohongi.

Tapi kemudian dia menyadari kalau pikirannya salah. Qiao Yi sebenarnya mengerti segalanya. Tapi dia lebih memilih menutup mata dan pura-pura tidak mengerti.

"Kau mengerti apa maksudku, kan? Apapun rencanamu di masa depan, beritahu dia lebih dulu. Biarkan dia bersiap secara mental. Jangan biarkan dia mengetahui masalah ini dari orang lain."


Keesokan harinya, Wu Yi bersiap untuk kencannya dengan Guan Chao dengan dandan, bahkan pakai bulu mata palsu, lalu menunggu Guan Chao keluar dari kamarnya dengan gaya malu-malu meong.


Mereka pergi ke arena main mesin capit. Tapi sesampainya di sana, Wu Yi malah melihat Guan Chao meninggalkannya untuk main mesin capit dengan cewek lain yang jelas saja membuat Wu Yi sedih. Tapi yang tak disangkanya, Guan Chao tiba-tiba kembali padanya dengan membawa sebuah boneka bebek yang didapatkannya dari mesin capit itu. Wu Yi langsung berubah senang lagi.

 Yan Mo menemui ibunya di sebuah restoran. Tapi yang tak disangkanya, ibunya juga membawa Yu Mei bersamanya untuk apa lagi kalau bukan untuk semakin mendekatkan mereka. Yu Mei bahkan dengan pedenya mengklam kalau dia datang karena siapa tahu calon suaminya merindukannya.

"Aku tidak senganggur itu, dan aku juga bukan calon suamimu."

Yu Mei sedih. Ibu memberitahu Yan Mo kalau Yu Mei datang kemari khusus untuk menemui Yan Mo terkait masalah rencana kuliahnya di Cambridge. Tetangganya Yu Mei di Inggris yang kebetulan adalah seorang profesor di Cambridge saat ini sedang ada di Beijing. Yu Mei ingin memperkenalkan Yan Mo kepadanya.

Tapi Yan Mo sekarang tidak tampak antusias sedikitpun. Apalagi Ibu kemudian memberitahunya untuk bersiap ujian masuk Cambridge bulan Oktober nanti. Yan Mo galau.


Tepat saat itu juga, Ibu dipanggil untuk mempersiapkan acara nanti malam. Ibu pun pergi meninggalkan mereka berdua. Yu Mei bisa menduga, Yan Mo pasti ragu karena gadis itu.

Dia sungguh tidak mengerti dengan seleranya Yan Mo. Gadis itu penampilannya biasa saja, nggak ada istimewanya sama sekali.

"Dia lebih cantik darimu."

"Aku ini peserta kontes kecantikan, tahu! Ah, sudahlah. Bukan itu intinya. Jangan bilang kalau kau mau melepaskan tujuan hidupmu hanya demi gadis itu. Itu terlalu absurd. Yan Mo yang kukenal sejak kecil, tidak akan mungkin melakukan sesuatu sebodoh itu."


Qiao Yi bingung mendapati rumah lagi kosong. Ke mana semua orang? Kebetulan di melihat kamarnya Yan Mo terbuka lebar. Penasaran, Qiao Yi langsung masuk dan melihat sebuah foto masa kecil Yan Mo bersama seorang gadis cilik. Di belakangnya ada tulisan: Alicia and Frank (nama Inggrisnya Yan Mo) in Cambridge.

"Siapa Alicia?" Qiao Yi penasaran.


Da Chuan mendadak muncul. Ternyata dia masih di rumah gara-gara sakit perut. Dia memberitahu Qiao Yi kalau Yan Mo pergi menemui ibunya, sepertinya untuk membicarakan masalah kepergian Yan Mo ke Inggris. (Yah, akhirnya Qiao Yi tahu dari orang lain)

Qiao Yi kaget. "Yan Mo mau pergi ke Inggis? Kapan?"

"Kau tidak tahu? Dia mau melanjutkan studinya di Inggris, di Universitas Cambridge. Wajar sih, selain belajar, Mo Mo sepertinya tidak punya hobi lain."

Jelas saja berita itu membuat Qiao Yi jadi sedih. Tapi karena tak ingin menunjukkan wajah sedihnya di hadapan Da Chuan, Qiao Yi pun buru-buru pergi tanpa menyadari sakit perutnya Da Chuan mendadak jadi semakin parah.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments