Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 8 - 1

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 8 - 1

Saat Yan Mo menanyainya tentang hasil penyelidikannya kemarin, Qiao Yi akhirnya memutuskan untuk merahasiakan apa yang diketahuinya dan berbohong bahwa kemarin ayahnya Yan Mo cuma bertemu dengan teman prianya.


Sekarang giliran Yan Mo untuk memenuhi bagian kesepakatannya dengan Qiao Yi. Dia memanggil Guan Chao untuk bicara berdua dengannya dan to the point meminta Guan Chao untuk makan bersama ayahnya hari sabtu nanti.


Guan Chao jelas tak senang mendengarnya dan mengingatkan Yan mo kalau masalah ini bukan urusannya. Yan Mo mengaku kalau dia melakukan ini demi memenuhi kesepakatannya dengan Qiao Yi karena Qiao Yi telah membantunya.

Tetap saaja ini bukan urusan Yan Mo. Guan Chao langsung beranjak pergi dan Yan Mo diam saja. Guan Chao mendadak balik dengan keheranan, Yan Mo menyerah begitu saja? Dia tidak mau membujuknya lebih lanjut?

"Kenapa kau benci makan bersamanya?" Tanya Yan Mo penasaan.

"Apa yang dikatakan adikku padamu?"

"Dia bilang ibu kalian menceraikan ayah kalian karena masalah KDRT."

Kalau begitu, Guan Chao akan ceritakan keseluruhan kisah mereka. Dulu waktu mereka masih kecil, Zhao Lei selalu mabuk-mabukan.

Flashback.


Suatu hari, dia pernah menyuruh Qiao Yi untuk menuangkan minuman untuknya. Tapi karena Qiao Yi ketakutan, tak sengaja dia menumpahkan botolnya.

Zhao Lei jadi murka dan langsung mencambuk Qiao Yi kecil dengan kejam. Gara-gara itu, punggungnya Qiao Yi sampai harus dioperasi. Bahkan sampai sekarang pun, punggungnya Qiao Yi mati rasa.

Parahnya lagi, waktu Ibu memberitahu Zhao Lei kalau Qiao Yi harus dioperasi, Zhao Lei menolak memberi uang, dia bahkan menuduh mereka bukan anak kandungnya hanya karena alasan di keluarganya tak ada keturunan kembar. Karena itulah Ibu langsung minta cerai.


Qiao Yi benar-benar ketakutan saat dia hendak masuk ke ruang operasi. "Aku dengar dokter bilang aku akan mati. Kakak, aku takut."

"Kau tidak akan mati."

"Bagaimana kalau aku mati?"

"Kalau kau mati, aku akan mengganti namaku jadi namamu dan hidup menggantikanmu."

Saat akhirnya Qiao Yi sadar pasca operasinya, dia mendapati Guan Chao setia menungguinya. "Aku tidak mau memberikan namaku padamu."

"Aku juga nggak mau."

Flashback end.


"Ada suatu kekuatan besar di dalam hati adikku yang membuatnya mampu melewati kesusahan dan tetap baik hati, optimis, dan kuat. Dialah orang yang paling kukagumi. Cerita selesai, kau puas sekarang. Biarpun Qiao Yi mempercayaimu, tapi aku tidak. Ini masalah keluarga kami, jangan ikut campur."


Guan Chao jadi gelisah sepanjang hari gara-gara itu. Sebuah walkie-talkie tua yang masih disimpannya sampai sekarang, membuatnya kembali teringat kenangan masa kecil mereka dulu.

Flashback.


Suatu hari, Guan Chao menemukan walkie talkie tua itu. Mereka lalu mencoba menggunakannya, Qiao Yi langsung lari cukup jauh. Awalnya Guan Chao masih bisa mendengarnya dan memperingatkannya untuk tidak pergi terlalu jauh.

Tapi Qiao Yi malah nekat lari terlalu jauh hingga akhirnya dia malah tersesat dan kehilangan kontak dengan Guan Chao. Terang saja Guan Chao langsung panik luar biasa mencari-cari Qiao Yi, dia bahkan sampai menangis saat tak menemukan Qiao Yi di mana-mana.

Kebetulan Ayah waktu itu lewat setelah membantu seorang bibi membawa belanjaan. Inilah pertemuan pertama mereka dengan Ayah. Ayah langsung menghampirinya dan dengan sabar meyakinkan Guan Chao untuk berhenti menangis, dia pasti akan membantu menemukan adiknya.

Tak lama kemudian, Qiao Yi akhirnya ditemukan. Ayah menemani mereka sampai Ibu datang menjemput mereka dan saat itulah hubungan mereka semua bermula.

Flashback end.


Guan Chao mendadak tersadar dari lamunannya gara-gara mendengar suara ribut dari luar. Ayah ternyata sedang kesal gara-gara semua rekan kerjanya menolak datang ke acara ulang tahunnya dengan alasan sibuk, padahal jelas mereka cuma tidak mau datang. Padahal Ayah sudah pesan tempat di restoran, akan dia batalkan saja!


Di sekolah keesokan harinya, Miao Miao sedang main tebak kata di punggung. Kesal karena temannya gagal menebak terus, dia santai saja ganti ke Qiao Yi yang jelas saja membuat Qiao Yi jadi gugup karena dia tidak bisa merasakan apapun di punggungnya dan kesulitan menebak kata apapun yang ditulis Miao Miao di punggungnya.

Miao Miao sampai heran, bagaimana bisa Qiao Yi tidak bisa menebaknya sama sekali. Kali ini bahkan Guan Chao pun tak berdaya menolongnya.

 

Tapi syukurlah Yan Mo dengan cerdiknya membantu Qiao Yi, dia langsung menulis sebuah huruf di punggungnya dan Qiao Yi asal saja menebak. Entah jawabannya benar atau salah, pokoknya Yan Mo membenarkan saja semua jawabannya. Dan untunglah jam pelajaran kembali dimulai saat itu, Qiao Yi selamat.

 

Siang harinya, Qiao Yi mengundang Yan Mo untuk datang ke rumahnya besok. Tapi dia tidak memberitahu Yan Mo tentang tujuannya mengundang Yan Mo.

Jadilah Yan Mo mengira kalau dia mau ketemu calon mertua. Bahkan malam harinya, dia sibuk membrowsing tentang hadiah terbaik untuk diberikan pada camer.


Sementara itu, Qiao Yi galau membaca sms dari Zhao Lei. Guan Chao sedang narsis mengagumi dirinya sendiri di cermin saat Qiao Yi mendadak buka pintu dengan muka serius. Ada yang harus di bicarakan dengan Guan Chao.

Keesokan harinya, Yan Mo sudah berdiri di depan pintu rumahnya Qiao Yi, dia merapikan penampilannya dulu sebelum mengetuk pintu.

Dan begitu pintu terbuka, Yan Mo langsung saja membungkuk hormat dan menyapa. "Apa kabar, Paman!"


Tapi yang tak disangkanya, yang membuka pintu malah Da Chuan yang lagi pakai pernak-pernik pesta di atas kepalanya. Bukan cuma Da Chuan, Wu Yi juga ada di sana. Ah! Ternyata mereka mau buat pesta ultah kejutan buat Ayah. Qiao Yi bahkan langsung memintanya untuk membantu memompa balon.

"Di mana Zhao Guan Chao?"

"Dia pergi menemui orang itu."

Qiao Yi mengaku kalau dia membuat kesepakatan dengan Guan Chao. Dia yang membuat dekorasi pesta buat Ayah, Guan Chao yang pergi menemui orang itu.

"Kau sangat menyayangi ayah tirimu?"

"Tentu saja. Dia pria paling keren yang pernah kulihat. Dia selalu tenang dan sabar. Makanya aku sangat menghormatinya."


Biarpun gagal pesta besar, tapi Ayah akhirnya mengajak Ibu kencan berdua di restoran mewah. Tapi begitu melihat daftar menu dan harga, senyum di wajah mereka memudar seketika.

Tapi karena tak mau malu, Ayah asal saja memesan dengan cara menunjuk sebuah nama yang kelihatan paling mentereng di buku menu karena dia kira itu pasti nama menu andalan restoran ini.

Tapi si pelayan malah berkata. "Tuan, itu nama restoran kami." (Wkwkwk! Malunya!)

Ujung-ujungnya Ayah malah mengaluarkan guci arak tuanya dan meminta pelayan untuk menyajikan arak itu untuk mereka. Duh! Ibu benar-benar malu dibuatnya.


Tapi suasana jadi agak sendu saat membicarakan anak-anak yang hari ini pergi menemui ayah mereka. Walaupun sedih, tapi Ayah mengerti. Bagaimanapun, Zhao Lei adalah ayah mereka.

Ibu terharu mendengarnya. "Wei Min, terima kasih."

"Kau tahu kalau kau tidak perlu berterima kasih padaku. Aku hanya merasa waktu cepat sekali berlalu. Tahun-tahun berlalu begitu saja dalam sekejab mata. Dulu waktu pertama kali aku bertemu mereka, mereka masih kecil. Sekarang mereka sudah besar. Apa kau ingat saat anak-anak mulai memanggilku Ayah?"

Dulu Guan Chao langsung memanggilnya Ayah begitu mereka mendaftarkan pernikahan mereka, Sedangkan Qiao Yi butuh waktu cukup lama. Ayah yakin kalau itu karena dia membelikan hadiah sepasang sepatu skate untuk Guan Chao.

Kenapa kedua anak itu kepribadiannya bisa sangat bertolak belakang? Guan Chao itu sangat licik, sedangkan Qiao Yi harga dirinya tinggi.


Ibu merasa, biarpun Qiao Yi yang paling muda, tapi dia jauh lebih dewasa daripada Guan Chao. Sejak kecil, Guan Chao selalu melakukan berbagai macam cara untuk menyenangkannya agar dia dibelikan mainan. Sedangkan Qiao Yi mengerti keadaan ekonomi mereka dan selalu bilang kalau dia tidak suka mainan-mainan itu.

"Kadang aku khawatir kalau dia akan dibuli di luar sana."

Ayah mengaku kalau dia sangat gelisah sejak Zhao Lei menelepon waktu itu. Karena itulah, bisakah Ibu membantunya bicara pada Qiao Yi? Nanti saat Qiao Yi menikah, Ayah ingin menjadi orang yang mengantarkan Qiao Yi ke altar.


"Aku tahu aku bukan ayah kandungnya, tapi ada banyak hal yang ingin kukatakan pada pria bodoh yang menikahinya nanti. Aku mau bilang ke pria bodoh itu, 'Apa kau tahu, sejak saat aku menjadi ayahnya Qiao Yi, aku bersumpah akan melindungi gadis ini selamanya agar tak ada apapun yang bisa menyakitinya. Aku akan menghujaninya dengan kasih sayangku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya. Hari ini akan kuserahkan dia padamu. Mulai sekarang, kaulah yang akan mencintainya dan melindunginya. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya barang sedikitpun. Aku tidak akan mengampunimu kalau kau berani'."

Ibu sungguh terharu mendengarnya. Tapi Ibu khawatir, bagaimana kalau dia menikah dengan pria yang tidak memperlakukannya dengan baik?

"Beraninya dia!!!... Kalau begitu, aku akan membawanya pulang, kita nafkahi dia."

Ibu langsung menggenggam tangan Ayah dengan penuh haru.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments