Sinopsis U-Prince: The Handsome Cowboy Episode 2 - 2

Sinopsis U-Prince: The Handsome Cowboy Episode 2 - 2 

 

Keesokan harinya adalah hari libur Prikkang tapi Sibtis tetap membangunkan Prikkang pagi-pagi sekali dan mendapati Prikkang memakai baju tidur super s~~si yang sukses membuatnya terpana.

Prikkang masih kecapekan dan ingin tidur tapi Sibtis memaksanya bangun sekarang karena dia ingin mengajak Prikkang jalan-jalan, bahkan mengancam akan menci~m Prikkang kalau dia tidak mau keluar.


Sibtis mengajak Prikkang bertemu dengan Haya, kuda kesayangan Sibtis. Dia memberitahu Haya bahwa hari ini dia ingin mengajak Prikkang menaiki Haya lalu menyuruh Prikkang untuk minta izin dulu pada Haya.


Dengan takut-takut, Prikkang memperkenalkan dirinya pada Haya lalu meminta izin menunggangi Haya dan meminta Haya untuk tidak menjatuhkannya.

"Mohon padanya" perintah Sibtis.

Prikkang dengan lugunya menurut "Kumohon."

"Lempar ci~man ke dia."

"Muah."

"Hormati dia dengan wai (salam sembah)"

Prikkang terus menurut dan baru sadar kalau Sibtis cuma mempermainkannya saat mendapati Sibtis diam-diam ketawa geli.


Sibtis lalu membantu Prikkang naik ke punggung Haya dan bersama-sama mereka berkeliling tanah pertanian itu dan Prikkang tampak menikmati perjalanan mereka.


Karena hari ini adalah hari libur, Sibtis memohon agar mereka tidak saling menentang ataupun bersikap seperti bawahan dan bos. 

Dia ingin mereka jadi diri mereka sendiri dan menikmati hari ini. Prikkang setuju. Sibtis berkata bahwa dia ingin membawa Prikkang ke suatu tempat tapi dia tidak mau memberitahu kemana tujuannya.

 

Sesampainya di sana, Sibtis menyuruh Prikkang menutup mata sampai akhirnya mereka berhenti di suatu tempat. Saat Prikkang membuka mata, dia tercengang mendapati Sibtis ternyata membawanya ke tempat bermain masa kecil mereka dulu. 

Prikkang senang apalagi tempat itu masih kelihatan romantis seperti dulu dengan pita-pita di pohon dan gelembung sabun yang bertebaran entah dari mana.


Dan baru beberapa saat kemudian kita melihat pembuat gelembung sabun ternyata Hed/Ped yang diam-diam berada di belakang pohon, membantu Sibtis untuk membuat kencannya dengan Prikkang makin romantis. Prikkang juga bermain gelembung sabun dengan gembira... sama seperti dulu.

Flashback,


Suatu kali, setelah Prikkang kecil puas bermain gelembung sabun, dia mengajak Sibtis untuk berenang di sungai. Tapi Sibtis menolak karena dia tidak bisa berenang dan menyuruh Prikkang untuk berenang sendiri saja. Kecewa, Prikkang akhirnya pergi ke sungai sendiri.

Tapi tak lama kemudian, Sibtis mendengar suara jeritan Prikkang. Cemas, Sibtis langsung berlari ke sungai dan mendapati Prikkang tenggelam. 

Walaupun sadar dia tidak bisa berenang, tapi pada akhirnya Sibtis tetap menceburkan dirinya kedalam sungai demi menyelamatkan Prikkang. Tapi perbuatan nekatnya itu malah membuatnya hampir tenggelam sendiri.

Kembali ke masa kini,


Itu adalah kenangan sekaligus mimpi buruk yang langsung membuat Prikkang tersentak bangun dari tidurnya. Parahnya lagi, begitu terbangun dia malah mendapati Sibtis tidak ada di sampingnya. 

Cemas, Prikkang mencari Sibtis ke sungai sambil berusaha memanggil-manggil Sibtis tapi tak ada jawaban sama sekali. Prikkang jadi makin ketakutan teringat bagaimana dulu Sibtis hampir tenggelam demi menyelamatkannya.


Tapi akhirnya, dia menemukan seseorang sedang berendam di sungai. Sambil bersembunyi dibalik bebatuan, Prikkang mencoba memanggil Sibtis dan dia langsung berbalik... memperlihatkan bodi s~~~inya dan d~~anya yang bertato gambar scorpion dan membuat Prikkang jadi canggung.

"Kau tidak bisa melepaskan pandang dariku" goda Sibtis.

"Si-siapa juga yang melihatmu? Aku tidak lihat apa-apa kok" sangkal Prikkang sambil berusaha melarikan diri.


Tapi Sibtis malah mencegahnya dan terus menggodainya dengan menyuruhnya untuk mengambilkan bajunya. Prikkang menyerahkan bajunya sambil menatap ke arah lain. Sibtis terus menggodanya dengan menyeretnya sampai membuat Prikkang menjerit ketakutan, takut diapa-apain sama Sibtis.

"Hey, aku tidak melakukan apa-apa. Kau sendiri yang mengintipku mandi"

"Siapa yang mengintipmu. Aku hanya takut kalau kau mungkin tenggelam"

"Di sini dangkal. Apa kau ingin mandi bersamaku?"


Prikkang menolak tapi Sibtis terus berusaha membujuknya. Dan saat itu masih juga belum berhasil, Sibtis langsung menarik Prikkang sampai dia tercebur ke sungai. 

Walaupun awalnya kesal tapi lama-kelamaan Prikkang akhirnya mulai menikmati kebersamaan mereka dan bermain perang air dengan gembira.


Keesokan harinya, Prikkang bertemu dengan Paman, bibi dan Sibtis yang hendak pergi. Sibtis memberitahunya bahwa dia mau pergi ke kantor kementrian pertanian untuk mengurus acara pameran pertanian yang pada tahun ini akan diadakan di Winarndin dan akan diikuti oleh semua petani dari provinsi Suanphueng.


"Sibtis, kau sudah punya ide baru untuk dipresentasikan pada panitia, kan?" tanya Paman.

"Kurasa aku punya" jawab Sibtis tapi nadanya tak terlalu meyakinkan.

"Kenapa kau kedengaran tidak terlalu yakin dengan dirimu sendiri? Lalu bagaimana kau akan berharap orang lain akan percaya padamu?"


Karena Sibtis tidak akan ada di pertanian hari ini, jadi Prikkang pun dia bebaskan dari tugasnya dan menyuruh Prikkang untuk mengurus dan melatih Eva saja. Dia mewanti-wanti Prikkang untuk tidak main-main dan jangan pernah melepaskan tali kekang Eva.


Prikkang akhirnya menghabiskan waktunya untuk berusaha melatih Eva tapi Eva tidak mau menurut. Prikkang jadi kasihan pada Eva dan akhirnya bukannya menaati pesan Sibtis, Prikkang malah memutuskan untuk melepaskan tali kekang Eva. Jelas saja Eva langsung melarikan diri. Prikkang berusaha mengejarnya tapi pada akhirnya dia malah kehilangan jejak Eva.


Sekarang dia jadi gelisah memikirkan Sibtis akan mengomelinya habis-habisan begitu dia kembali dan mengetahui perbuatannya nanti. Baru saja dia memikirkannya, Sibtis pulang saat itu juga dan langsung duduk di sampingnya dan menanyakan keberadaan Eva.

Panik, Prikkang berusaha mengalihkan perhatian Sibtis dengan menanyakan hasil meetingnya. Rencananya sukses mengalihkan pikiran Sibtis dari Eva, dia bahkan langsung menggerutu sebal mengeluhkan para panitia yang rata-rata sudah tua dan bebal dan tidak mau berusaha sedikitpun untuk mendengarkan ide-ide barunya.


Sayangnya begitu selesai mengeluh, Sibtis langsung menanyakan Eva lagi. Dia berusaha memanggil-manggil Eva tapi tidak ada jawaban. Prikkang akhirnya mengakui perbuatannya dan sekarang Eva melarikan diri. 

Dugaannya terbukti benar. Sibtis yang sedari tadi sedang tidak mood, langsung marah besar dan membentaknya habis-habisan.

"Jika dia tidak kembali, lalu bagaimana kau akan memperbaiki kesalahan ini? Bukankah aku sudah bilang padamu untuk tidak melepaskan talinya?"

"Aku tidak tahu kalau dia akan melarikan diri"

"Aku tidak percaya kau bisa jadi tidak sepatuh ini!"

"Tidak ada yang suka diperintah. Tidak aku, tidak pula anjing"


"Jangan nyolot! Dan hentikan sikap memberontakmu itu. Kau tidak bisa selalu melakukan apapun yang kau inginkan. Lihatlah kerusakan yang sudah kau buat"

"Lalu kau ingin aku bagaimana? Dia sudah melarikan diri"

"Apa yang kuinginkan? Kau tidak akan menemukannya hanya dengan berdiri dan mengeluh di sini. Pergi cari dia"

"Aku sudah mencobanya tapi aku tidak menemukannya"

"Kalau begitu berusahalah lebih keras sampai kau menemukannya. Kau tidak mendengarkan perintahku, aku sangat kecewa padamu. Kau bahkan tidak bisa menjaga seekor anjing, lalu bagaimana aku mempercayaimu dalam hal lainnya? Ini namanya tidak bertanggung jawab. Cari dia dan jangan kembali sebelum kau menemukannya!"


Prikkang akhirnya pergi mencari Eva sendirian tapi Eva tidak ada di mana-mana. Tapi saat dia mulai masuk hutan, dia menemukan syal yang biasanya dipakai Eva. Yakin Eva berada di sekitar hutan, Prikkang pun masuk makin dalam tanpa benar-benar memperhatikan arah.


Yang tidak Prikkang ketahui, Eva ternyata sudah kembali ke pertanian. Bahkan saat ini dia sedang bersama Hed/Ped. Begitu Sibtis melihatnya, dia langsung memakaikan kembali talinya sambil mengeluhkan perbuatan Prikkang pada Hed/Ped.


Sekarang setelah Eva ditemukan, giliran Prikkang yang menghilang. Bahkan Hed/Ped pun tak tahu dimana dia. Hed/Ped menyuruhnya untuk mencoba menghubungi Prikkang saja. Tapi Sibtis tidak bisa melakukannya karena dia tidak punya nomornya Prikkang. Dia jadi mulai cemas.

"Jangan-jangan Khun Prikkang lari ke hutan?" duga Ped.

"Disana berbahaya, bisa saja ada harimau datang malam-malam."


Cemas, Sibtis langsung pergi masuk hutan untuk mencari Prikkang. Di sana, dia menemukan pita ikat rambutnya Prikkang. Prikkang masih terus berusaha memanggil-manggil Eva saat tiba-tiba saja dia mendengar suara Sibtis memanggil-manggil namanya.

Yakin kalau Sibtis menyusulnya untuk memarahinya lagi, Prikkang langsung melarikan diri menghindari Sibtis. Mereka malah jadi main kejar-kejaran dan petak umpet... sampai akhirnya Prikkang terjatuh dan kakinya terkilir. Sibtis lalu membantu memijat lembut kaki Prikkang yang terkilir sambil mengomelinya.


"Siapa yang menyuruhmu masuk hutan? Apa kau tidak tahu disini berbahaya?"

"Kau sendiri yang menyuruhku mencari anjingmu"

"Kau bahkan tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Bagaimana kalau kau sampai tersesat di hutan, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku memang sudah tersesat. Aku jalan tanpa tahu arah"

Sibtis melihat matahari hampir terbenam dan berkomentar bahwa sepertinya mereka harus tidur di hutan malam ini karena tidak aman jalan di hutan malam-malam. Prikkang tidak mau dan meminta Sibtis untuk menelepon seseorang yang bisa menjemput mereka. Sibtis berkata tidak bisa karena baterei hapenya mati.


Padahal saat dia sendirian mencari kayu bakar, hapenya masih menyala. Dia menelepon Ped dan mengabarkan kalau dia sudah menemukan Prikkang dan meminta Ped untuk memberitahu kedua orang tuanya untuk tidak mencemaskan mereka. Dia sengaja menolak tawaran Ped untuk menjemput mereka.

Alasannya sih karena dia tidak mau tersesat malam-malam di hutan. Tapi Ped tahu betul kalau niat Sibtis yang sebenarnya adalah ingin berduaan dengan Prikkang semalam di hutan. Dan setelah selesai menelepon, Sibtis langsung mematikan hapenya lalu kembali ke Prikkang.


Duduk bersama di depan api unggun, Prikkang bertanya-tanya apa sebenarnya arti tato scorpion di d~qa Sibtis itu. Sibtis mengingatkan Prikkang saat dia tenggelam di sungai dulu. 

Bagaimana dulu dia tidak bisa berenang tapi ingin menyelamatkannya dan akhirnya menceburkan dirinya ke sungai tapi malah hampir membuat dirinya sendiri tenggelam.

Saat itu dia terhantam dan mendapat luka besar. Saat itu bukan cuma d~~anya yang terluka, tapi hatinya juga. Karena saat itulah dia menyadari betapa lemahnya dia. 

Seiring berjalannya waktu, bekas lukanya pun memudar. Tapi kemudian dia memutuskan untuk mentato d~~anya dengan gambar scorpion diatas bekas lukanya untuk mengingatkan dirinya sendiri akan insiden waktu itu.


"Setiap kali melihat tatoku, ini juga mengingatkanku bahwa aku harus menjadi lebih kuat jika aku ingin melindungi seseorang yang kucintai"

"Maafkan aku karena dulu aku terlalu banyak main-main"

"Aku juga minta maaf karena tidak cukup kuat untuk melindungimu dulu"

"Aku juga minta maaf karena aku menghilangkan anjingmu. Aku memang tidak patuh dan sering membuat masalah"

"Aku juga minta maaf karena bicara kasar"


Sibtis jujur mengaku bahwa dia marah-marah karena sebenarnya dia hanya takut kehilangan Eva, dia sangat menyayangi Eva dan jika Eva sampai menghilang maka dia akan sangat sedih. 

Prikkang jadi semakin merasa bersalah, tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membayar kesalahan ini.


Tapi Sibtis tiba-tiba tertawa geli. Prikkang bingung sendiri, kenapa Sibtis malah tertawa. Sibtis akhirnya mengaku bahwa Eva sebenarnya sudah kembali ke resor sejak beberapa waktu yang lalu bahkan saat ini mungkin dia sudah tidur lelap. 


Kesal dipermainkan, Prikkang langsung marah-marah sambil memutar bola matanya, mendecak lidah dan bermuka jutek.

"Hei cewek, aku sudah bilang jangan melakukan itu. Saat kau melakukan itu, rasanya sulit sekali mengontrol diriku" ujar Sibtis sambil mendekatkan wajahnya.




~Aku ingin menjadi lebih kuat agar aku bisa menjagamu lebih baik dari sebelumnya~  

Post a Comment

0 Comments