Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 6 - 1

Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 6 - 1

Rim akhirnya tiba di villa kerajaan Onyang. Tiba-tiba ada seekor anjing lari ke suatu tempat. Rim langsung saja mengikuti anjing itu hingga tiba di sebuah pohon. Tapi yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah nisan yang tertimbun di dalam tanah... sebuah nisan yang bertuliskan 'Ho Dam dan Yeongan. Di sinikah jalan itu dibuat?"


Malam itu saat Rim sedang berendam saat tiba-tiba saja dia ketiduran dan lagi-lagi bermimpi buruk. Sama seperti dalam mimpinya yang sebelumnya, kali ini dia juga memimpikan dirinya memakai baju kebesaran raja, tapi kali ini dia mimpi dirinya dalam keadaan sekarat bersimbah darah dan terdengar suara memanggil-manggil. "Ho Dam... Ho Dam!"


Rim tersentak bangun dari mimpi itu dan langsung bergegas keluar mencari nisan bernama Ho Dam itu lagi. Tapi anehnya, nisan itu mendadak menghilang seolah tak pernah ada di sana.


Aneh, apa ada yang datang kemari tadi? Apa ada orang lain selain mereka di tempat ini? Kasim Heo benar-benar tidak mengerti apa maksudnya. Semua pelayan sudah pergi setelah mendapat perintah dari Pangeran Jin.

"Lalu di mana nisan yang kulihat tadi?"

Kasim Heo mendadak takut mendengarnya, mengira Rim mungkin mengkhayal mendengar suara-suara sampai jadi seperti ini. Rim menyangkal, tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba dia mendengar suara seseorang menyebut nama Ho Dam. Suara itu sepertinya hanya ada di dalam pikirannya, tapi terasa sangat nyata hingga Rim langsung celingukan mencari suara aneh itu.

 

Kasim Heo cemas melihatnya. Rim pasti kelelahan setelah perjalanan jauh, sebaiknya dia tidur sekarang. Rim benar-benar gelisah, tapi pada akhirnya dia membiarkan Kasim Heo membawanya pergi. (Hmm, apa mungkin Rim ada hubungannya dengan Ho Dam?)

 

Hae Ryung benar-benar antusias dengan seragam barunya. Dia bakan bangun subuh-subuh dan bergegas mengenakan seragamnya dan pergi ke Daeruchong di mana beberapa pejabat sudah tiba di sana. Kedua rekannya, Magang Oh dan Magang Heo, pun sudah datang lebih dulu. Tapi tiba-tiba seorang pejabat muncul dan langsung membentak mereka dengan sengit dan terang-terangan menghina mereka bertiga.


Tapi saat Sa Hui datang, si pejabat itu dan beberapa pejabat lainnya tiba-tiba saja ketakutan dan bergegas pergi. Sa Hui memberitahu ketiga rekannya yang kebingungan bahwa para pejabat itu takut padanya karena ayahnya yang merupakan pejabat senior tingkat lima. Dia bahkan meyakinkan mereka bahwa hal semacam ini takkan terjadi selama ada dia.


Mereka benar-benar antusias dengan pekerjaan baru mereka ini, rasanya seperti mimpi. Eh, katanya di kantor titah kerajaan ada seorang sejarawan yang sangat tampan, paling pintar, dan paling terpelajar. Apalagi saat mereka berjalan dalam barisan di istana dengan dengan membawa kuas dan buku sejarah, mereka tampak sangat berwibawa.


Di tengah jalan, mereka bertemu dengan tiga sejarawan yang 'berbaik hati' memberi mereka petunjuk arah ke kantor titah kerajaan. Petunjuk arah yang diberikan Petugas Yang mbulet banget seolah kantor titah kerajaan letaknya sangat jauh, tapi mereka percaya-percaya saja dan langsung pergi mengikuti petunjuknya tanpa menyadari ketiga sejarawan senior itu menuju ke arah yang berbeda.

Para sejarawan lain jadi mengira kalau para sejarawan wanita datang terlambat. Petugas Yang dan kedua rekannya langsung pura-pura bodoh dan menggerutui para wanita itu.


Saat akhirnya para wanita itu tiba di tempat yang ditunjuk Petugas Yang, mereka malah bingung mendapati diri mereka berakhir di tempat antah berantah. Kesal menyadari mereka sudah dibohongi, mereka pun bergegas kembali hingga akhirnya mereka menemukan kantor titah kerajaan.

 

Magang Oh santai menggerutu tentang si orang gila tadi... dan langsung terdiam shock begitu melihat 'si orang gila' yang dia maksud ternyata adalah Petugas Yang, atasan mereka sendiri yang sedang duduk santai di meja kerjanya.

Mereka pun bergantian memperkenalkan diri mereka sebagai sejarawan wanita. Tapi tak ada satupun yang menanggapi mereka seolah mereka dianggap tak ada. Petugas Seong yang akhirnya berbaik hati menyapa mereka dan memperkenalkan dirinya sendiri.

Petugas Yang nyinyir mendengarnya, tidak perlu memperkenalkan diri pada orang-orang yang terlambat dan dapat pekerjaan tanpa ikut ujian resmi.

"Kami akan berusaha. Mohon ajari kami dengan baik," ujar Hae Ryung.

Petugas An nyinyir mendengarnya. "Petugas Yang, dia ingin jadi sejarawan yang baik!"

"Begitu? Silahkan saja." Sinis Petugas Yang


Parahnya lagi, U Won tiba-tiba lewat dan dengan dinginnya blak-blakan berkata pada Hae Ryung. "Kau bukan sejarawan."
 

Petugas Seong langsung keluar mengejar U Won dan mengomentari sikap U Won yang tidak seperti biasanya. Apa dia mau membuat mereka mengundurkan diri. Tapi mengingat sifat Hae Ryung, U Won yakin kalau Hae Ryung tidak akan mundur.


Para sejarawan lainnya langsung berkumpul membuli Hae Ryung cs dan menegaskan bahwa mereka bukan sejarawan, melainkan hanya juru tulis peringkat rendah. Mereka bahkan diperintah untuk memanggil para sejarawan dengan sebutan 'Tuan'.

Petugas Yang bahkan dengan semena-mena memerintahkan Hae Ryung untuk mengambilkannya air seolah Hae Ryung adalah pelayannya.

Hae Ryung jelas kesal dan sontak menatapnya dengan tatapan membunuh. "Jadi.... apa anda ingin dibawakan air dingin?" (Pfft! Takut juga ternyata)


Dan begitulah awal penderitaan para gadis bangsawan itu diperlakukan bagai pelayan rendahan, diperintah mengambilkan ini dan itu, mereka bahkan disuruh menggosok sepatu, ngepel, menggotong tumpukan buku, dll.

Bahkan saat para sejarawan enak-enakan makan siang, Hae Ryung cs cuma bisa berdiri di samping, menatap mereka dengan merana. Setelah itu mereka tidak diberi pekerjaan apapun lagi sampai mereka jadi bosan dan mengantuk.

Magang Heo bahkan tidak tahan untuk menguap lebar-lebar. Melihat itu, Petugas Hyeon malah memerintahkan mereka untuk lari 20 putaran biar mereka tidak mengantuk. Terpaksalah keempat wanita itu harus lari mengelilingi tempat itu sampai capek.


Saat akhirnya Hae Ryung sampai rumah, dia langsung tepar saking lelahnya. Tapi saat Seol Geum datang tak lama kemudian, Hae Ryung mengaku kalau dia jadi semakin menghormati Seol Geum setelah apa yang dia alami seharian ini.

Setelah bekerja keras seharian ini, Hae Ryung sadar bahwa pekerjaan ini bukan untuk semua orang. Dia tidak bisa berhenti memikirkan Seol Geum yang setiap hari harus masak dan membersihkan rumah.


Seol Geum tertawa mendenganya. "Sebaiknya Nona cepat sadar dan menikahlah dengan pria yang baik. Bawa aku sebagai pelayan nona dan bantu aku hidup nyaman."

Hae Ryung jelas tidak mau menyerah. Dia berusaha keras mendapatkan pekerjaannya ini, dia tidak akan mundur! Seol Geum tak percaya mendengarnya, terus apa Hae Ryung tetap ingin jadi pesuruh bagi para sejarawan itu?

"Aku memang asih juru tulis sekarang, tapi pasti akan diizinkan menulis setelah beberapa tahun. Bukankah sia-sia jika tidak memanfaatkan wanita cerdas sepertiku?"

"Nona, apa Nona tahu kalau Nona menyulitkan orang-orang yang menyanyangi Nona?"

"Iya, aku tahu."


Rim dan Kasim Heo menikmati alam sambil berkuda. Dari percakapan mereka, ternyata Kasim Heo punya seorang istri. Tapi Rim masih penasaran dengan nisan itu. Kasim Heo sampai kesal mendengarnya. Dia kan sudah bilang, itu cuma karena Rim kelelahan, makanya dia bermimpi tentang nisan dan anjing itu saat dia tertidur saat berendam di air hangat.

Rim tak yakin. "Menurutmu itu hanya mimpi?"

"Itu memang cuma mimpi karena tak ada yang logis, tapi anda terus saja membuat saya gila dengan menanyai saya tentang mengapa saya mengira itu mimpi. Yang Mulia, bagaimana kalau kita lupakan hal itu dan pergi ke Suwon untuk makan iga sebelum pulang?"

Tapi Rim langsung pergi mengacuhkannya dengan muka cemberut.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam