Thew tiba-tiba minta putus dan mengklaim kalau dia ingin putus karena sebenarnya dia tidak pernah sungguh-sungguh menyukai Sandee.
Dia mendekati Sandee hanya karena ingin mengalahkan Thada. Dan dia sekarang merasa dia sudah menang jadi tidak ada alasan bagi mereka untuk saling bertemu lagi.
Tapi Sandee tahu kalau semua klaim Thew itu tidak benar "Kau bohong. Kau takut aku akan merasa tak enak putus denganmu. Karena itulah kau mengatakannya duluan, iya kan?"
Thew berusaha menahan emosinya saat dia mengklaim kalau dia tidak sebaik yang Sandee pikir. Saat dia beranjak pergi, Sandee mengucap terima kasih padanya. Thew tak menjawabnya, tak pula menoleh padanya dan pergi tanpa mengucap sepatah kata.
June dan Pete pergi menemui Thada dan memberitahu Thada bahwa Thada tidak perlu lagi berhenti kuliah karena Prof. Pang ternyata lupa belum menyerahkan formulir pengunduran diri Thada pada dekan.
Dan June juga sudah sukses menghentikan Prof. Pang sebelum dia sempat menyerahkan formulir itu ke dekan. Thada senang mendengarnya.
"Dengar Thada, karena sekarang kau tidak perlu berhenti kuliah jadi sekarang kau bisa kembali jadi dirimu yang dulu lagi"
Sekarang Thada bisa belajar lagi seperti dulu. Berusaha meraih cita-citanya karena sekarang masa depan Thada terbentang lebar di hadapannya. Thada juga sebaiknya pergi menemui Sandee dan menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Sandee.
Tapi Thada masih ragu karena Sandee masih pacaran dengan Thew. June meyakinkannya kalau hal itu tak jadi masalah karena pria yang disukai Sandee adalah Thada. Tapi Thada tak percaya, mana mungkin Sandee menyukainya. Jelas-jelas Sandee dan Thew baru saja balikan.
"Eh, Thada. Berhentilah mengatakan kalau Sandee tak menyukaimu atau Sandee tak punya perasaan padamu. Masak kau tidak tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya padamu?"
June dan Pete benar-benar frustasi melihat sikap Thada. Bahkan sekalipun mereka sudah memberitahukan segalanya padanya, tapi Thada masih saja belum percaya dan belum mau bergerak.
Mereka memberitahunya bahwa Sandee saat ini sedang berada di Hua Hin. Sekarang, mereka hanya bisa berharap semoga Thada mau memikirkannya baik-baik, mendapat pencerahan setelahnya lalu pergi menemui Sandee di sana.
Setelah kedua temannya pergi, Thada mulai memikirkan kembali kenangan-kenangannya bersama Sandee. Akhirnya dia langsung menelepon June dan memberitahunya kalau dia akan pergi menemui Sandee. June senang dan menyarankan agar Thada mandi dulu yang bersih mulai ujung kepala sampai ujung kaki, biar kelihatan ganteng.
Baru saja selesai mengikat tali sepatunya, seseorang tiba-tiba datang. Tapi Thada langsung kaget melihat tamunya, May datang dengan pakaian s~~si dan dandanan menor yang sangat tidak sesuai dengan usianya.
Di Hua-Hin, Sanrak sedih karena Na sama sekali tidak bereaksi apapun untuk membantunya menghadapi masalah ini. Sanrak jadi semakin yakin kalau Na tidak peduli padanya. Dia yakin kalau Na saat ini sedang berusaha keras untuk menyelamatkan image perusahaannya.
Memutuskan untuk tidak lagi mempermasalahkan masalahnya sendiri, Sanrak langsung ganti topik dan menanyakan perasaan Sandee sekarang setelah Thew pergi.
"Entahlah. Rasanya aneh. Kenapa kita tidak menyukai orang yang begitu baik pada kita? Thew benar-benar pria yang baik. Kenapa aku tidak bisa merasakan perasaan yang sama seperti perasaannya padaku?"
"Iya. Thew pria baik, kenapa kau tidak mencintainya?"
"P'Na juga pria yang baik. Lalu kenapa kau tidak mencintainya?"
Saat itu, Kao menelepon Sandee dan memberitahu Sandee bahwa Thada akan pergi menemui Sandee di sana. Thada berniat untuk menyatakan perasaannya pada Sandee jadi sebaiknya Sandee tidak pergi ke mana-mana. Sandee pun menunggu... menunggu... dan terus menunggu.
Tapi yang tak diketahuinya, Thada tidak bisa datang karena terhalang oleh kedatangan May. Thada langsung mengomeli May, tak suka melihat baju s~~si May.
Tapi May mengklaim kalau dia sudah dewasa jadi tak masalah dia berpakaian seperti ini. Dia bahkan langsung bersandar di d~~anya Thada dan menanyakan pendapat Thada "Cantik kan? Aku cantik kan?"
Dia tidak memberi Thada kesempatan menjawab karena dia langsung menyatakan cintanya pada Thada. Tanpa mencurigai cinta seperti apa yang May maksud, Thada menyatakan kalau dia juga mencintai May. Senang, May langsung mendorong Thada dan menci~mnya.
Kaget, Thada langsung mendorong May lalu mundur menjauhinya dan mengingatkan May bahwa mereka saudara sepupu. May tidak peduli, menurutnya hal itu tak jadi soal selama mereka saling mencintai satu sama lain.
Thada langsung mengoreksi, cintanya pada May hanya sekedar cinta seorang kakak sepupu pada adik sepupunya, bukan cinta pria pada wanita.
Tapi May bersikeras kalau dia mencintai Thada sebagai seorang pria dan cintanya pada Thada sangat besar.
"Aku mencintaimu karena kau adalah satu-satunya adik yang kumiliki dan juga karena kedua orang tuamu yang telah merawatku sejak aku masih kecil. Aku tidak akan pernah bisa memikirkanmu dengan cara seperti itu"
May menolak menerimanya dan langsung memeluk Thada erat-erat. Dia ngotot ingin hidup bersama Thada karena mereka saling mencintai satu sama lain, dia bahkan mengklaim kalau orang tuanya tidak akan keberatan dengan hubungan mereka. Thada langsung menjauhkan May dan menegaskan bahwa dia tidak mencintai May seperti yang May pikirkan.
"Tidak. Kau mencintaiku!"
"Aku mencintai Sandee! Aku tidak mencintaimu. Kau dengar tidak?!"
Tak terima, May langsung memukuli Thada dan berteriak-teriak menuduh Thada tak tahu terima kasih pada kedua orang tuanya yang telah membesarkan Thada dan padanya yang telah melakukan segalanya demi Thada. May berkata kalau Sandee tidak lebih baik daripadanya dan Thada hanya boleh mencintainya seorang.
"Hentikan! May, dengarkan aku! Aku tidak akan pernah mencintaimu seperti itu! Tidak akan pernah! Jadi berhentilah sekarang!"
Untunglah saat itu kedua orang tua May datang. Bibi langsung menyeret May pergi sementara Paman meminta maaf atas kelakuan May. Thada meyakinkan pamannya untuk tidak khawatir, dia mengerti kondisi May yang tidak sehat. Tapi insiden ini membuat Thada merasa tidak bisa lagi datang ke rumah paman. Paman mengangguk mengerti lalu pergi.
Keesokan harinya, First tiba-tiba didatangi oleh dua orang polisi yang datang untuk menangkap First karena First dituntut atas tuduhan pencemaran nama baik atas insiden video scandal yang melibatkan Majalah Charisma.
First mengklaim kalau dia tidak bersalah, tapi kedua polisi itu punya bukti dan mereka juga sudah mengantongi surat perintah penangkapan First.
Kesal, First menyatakan kalau dia akan menuntut balik lalu menelepon papanya. Si anak manja minta papanya untuk membebaskan dirinya dari penjara.
Sanrak sedang memandangi laut bersama Chacha yang memutuskan untuk ikut liburan bersama mereka. Tapi Sanrak mengaku kalau dia tidak bisa terlalu menikmati liburan ini karena banyaknya hal yang membebani pikirannya. Tepat saat itu juga, Na tiba-tiba datang dan bertanya apakah Sanrak baik-baik saja.
"Memangnya kau peduli?"
"Aku benar-benar peduli padamu, Sanrak"
Chacha yakin kalau Na baru muncul sekarang, pasti karena belakangan ini dia sibuk mengurus masalah video skandal itu. Na membenarkannya, sekarang semua orang sudah tahu kalau video itu disebarkan oleh pihak Angel dan dia sudah menggugat First.
Sanrak kaget dan senang mendengarnya. Na juga memberitahu Sanrak bahwa Jane sudah mengurusi semua website yang menebarkan gosip tak benar itu.
Jadi intinya, Sanrak tidak perlu cemas lagi. Chacha langsung pergi meninggalkan mereka berduaan dengan alasan mau update berita.
Sanrak juga mau pergi tapi Na dengan cepat mencegahnya. Na meminta maaf karena menjauh di saat Sanrak sedang mengalami masalah.
Tapi dia sengaja melakukannya, dia harus menghentikan First sebelum dia bisa melakukan hal buruk lainnya. Sanrak mengerti, justru dia merasa sangat berterima kasih pada Na.
Sambil membelai lembut kepala Sanrak, Na bertanya "Apa kau merasa lebih baik sekarang?"
Sanrak mengiyakannya lalu memberitahu Na kalau dia sudah cukup merasa lebih baik sejak dia menghajar First kemarin.
Na tertawa mendengarnya, tapi kemudian ekspresinya berubah serius dan bertanya "Jadi apa kau mau pacaran denganku?"
Tapi Sanrak malah berjalan pergi meninggalkan Na. Na mengejarnya dan meminta Sanrak untuk mendengarkannya. Sanrak pun akhirnya mau berhenti. Na lalu mengeluarkan sebuah kertas contekan yang dia pelajari dari Chacha.
"Jangan biarkan masa lalu yang buruk, menyakiti perasaanmu lagi. Bisakah kau memberikanku satu kali kesempatan lagi?" Na lalu mengakhiri pernyataan cintanya dengan membuat simbol love dengan kedua tangannya dan sukses membuat Sanrak tertawa geli.
"Kau tertawa. Apa itu artinya kau tidak marah padaku lagi?"
Sanrak mengklaim belum dan hendak melarikan diri lagi. Na langsung mencegahnya, menggenggam kedua tangan Sanrak erat-erat sambil membujuk Sanrak dengan manja "Kita baikan yuk? Berhentilah marah padaku, yah?"
Sanrak tertawa dan akhirnya mau juga memaafkan Na. Tapi dia masih ragu untuk menerima cinta Na.
"Bagaimana aku bisa yakin kalau kau tidak akan mencampakkanku seperti wanita-wanita mu yang lain? Kau mencampakkan mereka kalau kau bosan. Bisakah kau buktikan padaku kalau kau tidak akan melakukan itu padaku?"
Dan sama seperti sebelumnya, Na lagi-lagi hanya terdiam menghadapi pertanyaan ini. Sanrak langsung pergi dan memutuskan kalau mereka hanya akan bicara lagi begitu Na sudah punya jawaban atas pertanyaan ini.
Sandee kembali ke Bangkok dan bersama ketiga temannya, dia pergi mencari Thada di rumahnya. Tapi Thada tak ada di sana.
Mereka mengira kalau Thada bersembunyi lagi di belakang kasur tapi ternyata tak ada di sana juga. Kali ini Sandee benar-benar kecewa dan memutuskan untuk tidak mau lagi memberikan kesempatan untuk Thada.
Malam harinya, Na mendatangi Chacha dan dengan tegas menyatakan bahwa dia sudah berpikir seharian dan sekarang dia benar-benar sangat yakin. Chacha akhirnya membiarkan Na menyusul Sanrak.
Na mengaku sejujur-jujurnya pada Sanrak. Dan pengakuannya kali ini benar-benar tulus dari hatinya dan bukannya dari contekan Chacha.
Dia meyakinkan Sanrak bahwa di masa lalu, dia tidak pernah mendekati wanita duluan. Dia tidak pernah membiarkan seorang wanita pun, masuk kedalam dunianya. Dan dia juga tidak pernah berpikir untuk merubah dirinya demi siapapun.
"Tapi bersamamu, aku melakukan hal-hal yang tak pernah terpikirkan. Kau merubahku"
Selama ini, Na tidak pernah merasa gugup dan gelisah jika dia melihat kekasihnya bersama pria lain. Tapi setiap kali melihat Sanrak bersama pria lain, Na merasa seperti mau gila.
"Aku sepenuhnya yakin bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu. Aku ingin kau yakin kalau aku tidak akan pernah melukai perasaanmu lagi. Percayalah padaku. Kau mau pacaran denganku, kan? Aku mencintaimu"
Tersentuh mendengar penyataan cinta Na, Sanrak akhirnya setuju untuk menerima cinta Na dan pacaran dengannya "Aku juga mencintaimu"
Na memeluknya lalu menci~m keningnya. Tapi saat dia mau menci~m bibir Sanrak, Sanrak malah langsung menghentikannya dan menjauh.
Tapi Na langsung menurunkan jari Sanrak dari bibirnya dan mengingatkan Sanrak bahwa sekarang mereka sudah resmi pacaran, jadi boleh dong dia menci~m Sanrak. Na langsung mencondongkan wajahnya dan menci~m Sanrak mesra.
Sandee merenung sedih. Dia hendak menutup pintu toko saat tiba-tiba saja Thada berlari menerobos masuk.
Dia meminta maaf karena tak datang kemarin malam dan meminta maaf atas segalanya. Tapi dia bertanya-tanya, maukah Sandee memberinya satu kali kesempatan lagi?
Sandee yang tadinya kecewa dan marah pada Thada, langsung luluh mendengar permintaan Thada dan memeluk Thada dengan haru "Akhirnya kau mengatakannya juga. Jangan lakukan ini lagi."
Thada senang lalu menyatakan cintanya pada Sandee dan bertanya-tanya bagaimana perasaan Sandee padanya. Dengan malu-malu Sandee mengaku kalau perasaannya sama.
"Jadi... kalau begitu... bolehkan aku ganti status dari teman menjadi pacar?"
"Iya"
Karena sekarang mereka sudah resmi pacaran, jadi "Bolehkah aku menci~mmu?"
Sandee langsung melotot shock, dia hendak melarikan diri tapi dicegat dengan cepat oleh Thada.
Thada mengklaim kalau ci~man mereka yang waktu itu tidak bisa dihitung karena waktu itu dia menci~m Sandee secara dadakan.
"Sekarang aku memberimu waktu untuk mempersiapkan diri" goda Thada dan sedetik kemudian, dia langsung mendaratkan ci~man di bibir Sandee.
Sandee shock dan langsung mendorong Thada menjauh sambil protes malu-malu, dia kan belum siap dan belum memberi jawaban juga.
Tapi sedetik kemudian, dia sendiri yang berjinjit untuk menci~m Thada. Kali ini Thada yang malu-malu gara-gara ci~man dadakan Sandee. Thada lalu menci~m Sandee lagi.
Pada suatu pagi, Sandee dan Sanrak sedang duduk-duduk di sofa. Sandee membolak-balik halaman Majalah Charisma sambil bersiul gembira.
Sanrak heran kenapa Sandee belum berangkat juga. Sandee menyatakan kalau dia cuma mau duduk-duduk santai di sini. Sanrak juga sama.
Na datang tak lama kemudian untuk mengantarkan Sanrak ke kampus. Sandee heran melihat mereka, sejak kapan mereka berbaikan?
Na dengan bangga menyatakan kalau mereka bukan berbaikan, tapi sudah resmi pacaran. Senang, Sandee langsung menggodai Sanrak yang malu-malu.
Tak lama kemudian Thada datang untuk menjemput Sandee. Sanrak langsung balas dendam menggodai Sandee. Malu, Sandee cepat-cepat menyeret Thada keluar.
"Mereka cute, yah?" tanya Sanrak.
"Lalu bagaimana dengan kita?" Na bertanya balik sambil mencondongkan wajahnya sangat dekat ke Sanrak.... "Apa kau sudah siap pergi?"... Mereka pun pergi bersama.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam