Sinopsis About is Love Episode 28 - 3

Sinopsis About is Love Episode 28 - 3

Qiu Jing sedang menunggu kedatangan Xiao Bai- si teman online-nya, tapi yang datang kemudian malah Ming Cheng. Ngapain Ming Cheng datang kemari juga? Alih-alih menjawabnya, Ming Cheng lebih penasaran dengan papan baduk di meja, Qiu Jing main baduk dengan siapa?


"Teman."

"Oh... terus, dia ada di sini?"

"Belum, tapi sebentar lagi."

"Kalau begitu, bagaimana kita tanding sebelum dia datang?"

Qiu Jing setuju. Mereka pun mulai main... tapi setelah melihat cara mainnya Ming Cheng, Qiu Jing mulai curiga, Ming Cheng adalah Xiao Bai? Dan Ming Cheng tanpa ragu membenarkannya.


Ning Fei akhirnya tiba di lereng itu, Zhang Shuai buru-buru memakai maskernya dan berpaling membelakangi Ning Fei. Dari sosoknya, Ning Fei yakin kalau dia bukan Wei Qing. Tapi tentu saja Zhang Shuai sengaja tak menjawabnya.

Dan begitu Ning Fei menyentuh bahunya, Zhang Shuai sontak menampiknya dengan kasar sehingga Ning Fei kehilangan keseimbangannya dan terjatuh bergulingan ke dasar lereng itu sampai kakinya berdarah cukup parah. 

Zhang Shuai sebenarnya merasa bersalah dan meminta maaf setulus hati, tapi pada akhirnya dia tetap pergi meninggalkan Ning Fei.


Di hotel, Ran Yu yang cemburu berat, akhirnya memutuskan ganti rencana. Alih-alih memancing Wei Qing, sekarang dia ganti menarget Zhou Shi.

Dia memberitahu Zhou Shi kalau Wei Qing sedang bertengkar dengan Ning Fei tentang ibunya Wei Qing dan sekarng mereka dalam perjalanan ke gunung. Zhou Shi percaya-percaya saja padanya dan tanpa pikir panjang langsung pergi menyusul ke gunung.


Tak disangka tak diduga, Qiu Jing tumben-tumbennya kalah main baduk. Ming Cheng berkata kalau ini karena Qiu Jing tidak fokus gara-gara mikirin identitasnya Ming Cheng terus sedari tadi. Karena hati Qiu Jing sedang kacau, maka permainan baduknya juga kacau.

"Menarik. Demi mengalahkanku, kau membuat konsoirasi sebesar ini. Pertama kau memancingku untuk bermain baduk denganmu di internet, mencoba membuatku tertarik padamu, lalu mengajakku ketemuan, mengacaukan pikiranku, hingga akhirnya kau berhasil mengalahkanku. Akhirnya kau jadi sedikit lebih menarik."

Min Cheng menyangkal, jika semua ini hanya demi mengalahkan Qiu Jing, maka semua ini akan jadi membosankan lagi. Dia melakukan ini demi Qiu Jing.

"Hah? Kau tidak berencana untuk menyatakan cinta lagi, kan? Aku baru saja menyukaimu sedikit."

"Tentu saja tidak. Aku baru saja menemukan sesuatu menarik dalam hidupku dengan menyukaimu."

Qiu Jing berpikir bahwa pacaran itu membosankan. Tap demi memenangkan hati Qiu Jing, Ming Cheng melakukan berbagai hal yang biasanya tidak dia lakukan. Dia merasa menjadi orang lain.

Pacaran itu memiliki banyak variabel. Jika kita memasuki dunia itu, rasanya seolah masuk ke dalam sebuah game tanpa batas. Sesuatu yang menyenangkan seperti itu hanya bisa kita alami jika kita pacaran.

"Mendengarmu bicara begitu, sepertinya memang menyenangkan. Tapi... itu tidak akan mengubah pendirianku. Aku tetap tidak mau pacaran."

"Aku tahu, makanya... aku ingin menaikkan levelnya."
 

Ming Cheng tiba-tiba berlutut di hadapan Qiu Jing sambil nyodorin cincin. "Menikahlah denganku. Dibanding pacaran, menikah adalah dunia yang penuh dengan variabel. Kesulitan dan rintangan yang akan kita hadapi akan meningkat berkali lipat, tapi itu juga bisa..."

"Mendatangkan banyak hal yang menarik."

"Betul! Bagaimana menurutmu? Apa kau ingin mengalami berbagai hal menarik yang akan terjadi dalam pernikahan bersamaku?"


Qiu Jing merasa tertantang. "Aku ingin lihat rintangan apa yang tidak bisa kutangani?"

Dia mengambil cincin itu lalu memakainya sendiri... tepat saat Wei Qing baru datang. Apa dia barusan menyaksikan sebuah lamaran? Ming Cheng membenarkannya.

"Apa kalian tidak merasa ini teralu cepat?"

Qiu Jing menyangkal, "aku sudah mempertimbangannya dengan baik."

"Kau mempertimbangkannya dengan baik? Apa yang kau pertimbangkan?"

"Dibandingkan semua jenis hubungan antar manusia, pernikahan adalah jenis hubungan yang paling rumit. Aku ingin menantangnya."

Wei Qing tak percya mendengarnya. Semua orang menganggap pernikahan itu bagaimana permainan anak-anak, sedangkan mereka berdua malah menganggap pernikahan seperti sebuah game.

"Bukankah hidup memang sebuah game? Kami hanya tidak ingin menyia-nyiakan hal-hal menarik yang akan kami alami dalam hidup kami." Ujaar Ming Cheng.

Qiu Jing kagum mendengarnya. "Kurasa aku mulai menyukaimu sekarang."

Sudahlah, Wei Qing ikut senang untuk mereka berdua. Tapi sekarang Zhou Shi sedang demam, apa Qiu Jing punya obat. Ming Cheng langsung nyeletuk menawarkan obat-obatan yang dibawanya sendiri.

"Kalian benar-benar jodoh dari surga." Komentar Wei Qing


Tanpa mempedulikan keadaan dirinya sendiri, Zhou Shi mencari-cari keberadaan Ning Fei di hutan. Saat dia mengambil tisu, tak sengaja kartu kunci hotelnya terjatuh di tengah jalan tanpa Zhou Shi menyadarinya.

Dia terus mencari dan mencari sambil meneriakkan nama Ning Fei... hingga dia mendengar suara Ning Fei memanggilnya dari dasar lereng. Cemas, Zhou Shi langsung saja melangkah ke sana, tapi pada akhirnya dia sendiri terpeleset dan terjatuh bergulingan sampai ke dasar.


Saat Wei Qing cs kembali ke hotel, mereka mendapati Nyonya He sedang memarahi resepsionis saking cemasnya gara-gara Ning Fei menghilang.

"Apa Xiao Fei tidak bersama kalian?"

"Tidak. Kenapa? Dia menghilang?"

"Dia tidak ada di kamarnya dan tidak mengangkat teleponnya juga."

Wei Qing meyakinkannya untuk tidak cemas, dia akan pergi mencari Ning Fei. Belum juga sempat dia bergerak, Fei Fei mendadak muncul dengan panik, Zhou Shi juga menghilang. Dia tidak ada di kamar dan tidak bawa ponselnya juga.

Cemas, Wei Qing mau pergi tapi Nyonya He dengan cepat menariknya. Wei Qing mengerti apa maksudnya dan menyakinkan Nyonya He kalau dia akan mencari kedua orang itu. Keempat anak muda itu pun pergi mencari Ning Fei dan Zhou Shi, sementara Nyonya He hanya bisa menunggu dengan gelisah... teringat masa lalunya.


Waktu itu, terlepas dari hubungan buruk mereka, tetap saja Ayah mencemaskan Wei Qing yang sendirian di Amerika dan memutuskan untuk pergi melihat keadaan Wei Qing.

Nyonya He sebenarnya sangat cemas, tapi ia tak bisa mencegah Ayah dan akhirnya ia hanya meminta Ayah untuk kembali secepatnya. Ayah janji akan segera pulang setelah memastikan Wei Qing baik-baik saja. Tapi nyatanya, Ayah tak pernah kembali.


Ingatan itu membuat Nyonya He jadi semakin takut kalau kejadian yang sama akan terulang. "Kau harus kembali. Kau harus kembali!"
 

Karena kedua orang itu tidak ada di dalam hotel dan mereka juga tidak melihat mereka dalam perjalanan kembali ke hotel tadi, Wei Qing mengusulkan agar sebaiknya mereka berpencar.

Siapa yang menemukan mereka duluan, harus langsung menghubungi yang lain. Mereka pun berpisah, Wei Qing pergi bersama Fei Fei. Dia yakin Zhou Shi tidak akan bisa pergi jauh karena dia sedang demam.


Zhou Shi cemas saat melihat kaki Ning Fei yang berdarah cukup parah, tapi dia tidak bisa menolongnya karena kakinya sendiri keseleo. Bagaimana bisa Ning Fei sampai terjatuh ke sini?

"Senior bilang kalau dia ingin bicara denganku. Tapi ternyata..."

"Wei Qing?"

"Tidak. Orang itu bukan Senior. Orang itu memakai samaran, tapi waktu dia melihatku terjatuh, dia langsung melarikan diri. Senior tidak mungkin melakukan itu."

"Apa yang ingin dia bicarakan denganmu?"

"Aku tidak tahu."

"Jangan-jangan He Wei?!"

Bersambung ke episode 29

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam