Sinopsis About is Love Episode 26 - 1
Panik dengan perasaannya sendiri, Zhou Shi langsung mengomeli dirinya sendiri untuk sadar. Dia tidak boleh terus begini.
Dia lalu pergi menemui Psikiatris Chen yang mengaku kalau dia sudah mendengar semuanya dari Wei Qing. Zhou Shi benar-benar hebat, hanya dalam waktu kurang dari setengah bulan, dia sudah membuat perkembangan besar dan berhasil melakukan apa yang selama 10 tahun ini tidak bisa dilakukan Psikiatris Chen.
Tapi Zhou Shi bahkan tidak mendengarkannya, malah sibuk melamun memikirkan saran dari teman-temannya kemarin. Psikiatris Chen sampai harus mengetuk meja untuk menyadarkannya.
Dengan perkembangan besar ini, Psikiatris Chen merasa bahwa sekarang dia bisa meningkatkan intensitas pengobatannya pada saat yang tepat dan membantu Wei Qing mengatasi ketakutannya guna mengetahui alasan dibalik alerginya.
Tapi Zhou Shi masih galau dengan masalahnya sendiri dan langsung minta pendapat Psikiatris Chen, apa artinya mimpi menikah?
"Kau mimpi menikah? Itu biasa saja. Mungkin karena kau melihat gaun pernikahan yang kau sukai atau karena kau melihat pernikahan, makanya kau memimpikannya di malam hari."
"Masalahnya bukan pernikahannya, tapi pengantin prianya."
"Pengantin prianya? Ada apa dengannya?"
Zhou Shi mengaku bahwa dulu dia pernah bermimpi yang sama, tapi pengantin prianya adalah teman baik yang dia sukai. Tapi dalam mimpinya yang semalam, pengantin prianya berubah.
"Berubah menjadi seseorang yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya?"
"Seseorang yang sebelumnya kuanggap mustahil."
Psikiatris Chen menjelaskan bahwa mimpi adalah sesuatu yang sangat kompleks dan menakjubkan. Daalam ilmu psikologi, mimpi dianggap sebagai proyeksi alam bawah sadar kita. Tapi Psikiatris Chen yakin bahwa mimpi adalah respon dri perasaan kita yang sebenarnya.
Saat manusia dalam keadaan sadar, kita cenderung mengabaikan perasaan kita yang sebenarnya. Tapi saat kita sudah tidur, perasaan terdalam kita akan muncul melalui mimpi.
Zhou Shi tercengang. "Maksudmu, aku secara tak sadar ingin menikah dengan orang ini?"
"Tidak pasti begitu. Tapi kurasa perasaanmu terhadap orang ini, secara tak sadar, bukanlah perasaan biasa seperti yang kau kira."
Mimpi itu bagaimana sebuah pengingat yang mengingatkan Zhou Shi untuk memikirkan ulang perasaannya terhadap orang tersebut.
"Aku benar-benar harus berpikir ulang." Gumam Zhou Shi.
Malam harinya, Zhou Shi memberitahu Wei Qing tentang apa yang dikatakan Psikiatris Chen, bahwa metode pengobatannya sangat efetif. Dan karenanya, dia bisa meningkatkan intensifitasnya pada saat yang tepat.
Wei Qing setuju-setuju saja. Sekarang ini, sudah tidak begitu sulit baginya untuk berjalan di tempat yang ramai orang. Lalu apa rencana Zhou Shi untuk meningkatkan intensifitas pengobatannya?
"Bagaimana kalau kita coba... yang paling kuat?"
"Yang paling kuat? Apa itu?"
"Untuk saat ini, akan kurahasiakan dulu."
"Baiklah. Kita coba saja dengan apa yang kau anggap yang paling kuat itu."
Dan ternyata rencananya Zhou Shi adalah menyerang kebencian Wei Qing terhadap kucing dengan membawa Wei Qing ke tempat penitipan hewan peliharaan. Dia sengaja menutup mata Wei Qing saat membawanya masuk lalu para pegawai di sana mulai menempatkan kucing-kucing di sekitar Wei Qing.
Tapi saat Wei Qing membuka matanya, jelas dia bukan cuma benci pada kucing, tapi ketakutan... ketakutan teramat sangat yang kontan mengingatkannya akan masa lalu, saat dia dituduh membunuh seekor kucing.
Tidak kuat menghadapi semua ini, Wei Qing pingsan seketika. Dia segera dilarikan ke rumah sakit dan Zhou Shi cemas setengah mati. Dia langsung menelepon Sekretaris An, tapi satu-satunya yang sanggup dia ucapkan hanya kata maaf sebelum akhirnya terjatuh lemas penuh penyesalan.
Sekretaris An datang tak lama kemudian dan berusaha menghibur Zhou Shi yang sangat merasa bersalah atas kejadian ini. Sekretaris An memberitahunya bahwa Wei Qing sekarang sudah melewati masa kritisnya, tapi dia harus di-opname selama beberapa hari.
Tapi saat Psikiatris Chen datang tak lama kemudian, dia sontak mengomeli perbuatan Zhou Shi. Tapi saat melihat air mata Zhou Shi, ia seketika luluh dan berusaha meyakinkan Zhou Shi untuk tidak cemas, Wei Qing pasti akan sembuh.
Dalam tidurnya, Wei Qing memimpikan kejadian masa lalu yang buruk itu. Suatu hari, Ning Fei sedih menangisi kucingnya yang mati dan Ayah menuduh Wei Qing-lah yang membunuh kucingnya Ning Fei.
Wei Qing menyangkal, tapi Ayah sama sekali tidak mempercayainya, apalagi Ning Fei bilang sendiri kalau Ning Fei melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
"Dialah yang berbohong!" Tukas Wei Qing.
"Xiao Fei tidak pernah berbohong!" Nyonya He juga percaya kalau Wei Qing-lah pembunuh kucing ini karena Wei Qing tidak pernah menyukai kucingnya Ning Fei. Nyonya He bahkan pernah melihat Wei Qing memukul kucing itu.
"Itu karena kucing iu duluan yang menggigitku!"
"Kutanya sekali lagi, kuharap kau jangan bohong. Apa kau pelakunya?"
"Kalau kalian berpikir begitu, terserah. Lagian itu kan cuma kucing liar, sama kayak dia, anak adopsi. Bahkan sekalipun aku menenggelamkannya, terus kenapa?!"
PLAK! Ayah sontak menamparnya keras-keras. Wei Qing jelas sakit hati, kalau mereka begitu mencintai orang yang mereka bawa pulang itu, lalu buat apa mereka melahirkannya?! Ayah hampir saja melayangkan tangan lagi, tapi kali ini ia berhasil menahan diri. Wei Qing pun langsung pergi dengan kesal.
Kejadian itu sepertinya membuat Wei Qing sangat frustasi hingga dia selalu melihat penampakan kucing itu dan mendengar suaranya di mana-mana yang membuatnya semakin trauma dan ketakutan.
Ketakutan yang kemudian membawanya pada ingatannya yang paling buruk saat dia menemukan jasad ayahnya tergeletak bersimbah darah... lalu tiba-tiba saja Ayah hidup kembali dan langsung mencekik Wei Qing, "Kaukah yang membunuhku?!"
Wei Qing tersentak bangun dari mimpinya itu sambil terus menerus menggumam, "bukan aku... bukan aku... bukan aku."
Zhou Shi dan Psikiatris Chen benar-benar cemas melihatnya. Semua orang bahkan harus bertindak untuk memaksanya kembali ke tempat tidur dan membuatnya tertidur lagi.
"Psikiatris Chen, kita harus bagaimana sekarang."
"Kita hanya bisa memulai segalanya dari awal."
Sekretaris An kembali tak lama kemudian dan memberitahu Zhou Shi bahwa Wei Qing masih harus diperiksa selama beberapa hari lagi karena mood-nya yang sangat tidak stabil. Dia menyuruh ZHou Shi pulang dan istirahat saja, tapi Zhou Shi tidak mau.
"Semua ini terjadi gara-gara aku, jadi aku tetap tinggal di sini. Lagipula, pasti ada banyak urusan kantor yang harus kau tangani. Serahkan saja dia padaku."
"Baiklah, aku harus merepotkanmu. Biar kubantu mengganti airnya."
Merasa bersalah melihat Wei Qing terbaring berdaya seperti ini, Zhou Shi berjanji dia pasti akan menyembuhkan Wei Qing.
He Wei diberitahu seseorang tentang Wei Qing yang dirawat di rumah sakit. Kesempatan banget nih buat He Wei, dia langsung saja menyuruh orang di seberang untuk mendapatkan foto-fotonya Wei Qing.
Nyonya He kebetulan mendengar percakapannya dan langsung penasaran. He Wei heran, sejak kapan Nyonya He peduli sama Wei Qing? Nyonya He menyangkal, yang dia pedulikan hanya saham yang dimiliki Wei Qing.
"Jangan khawatir, dia tidak akan mati cuma karena hal ini."
"Lalu kapan kau akan mentransfer kembali saham-sahammu padaku?"
Tapi He Wei menolak mengembalikan saham-sahamnya dengan alasan kalau Wei Qing itu sangat ahli membuat jebakan. Mereka tidak boleh terjatuh ke dalam jebakannya Wei Qing, dia sudah sangat hapal dengan tipuannya Wei Qing.
Yang harus mereka lakukan untuk mengalahkan Wei Qing adalah mengacaukan pertahanan garis depannya dengan cara tidak melakukan apapun.
"Tidak melakukan apapun. Bagaimana kalau Xue Zi melakukan sesuatu? Apa yang harus kita lakukan?"
"Jangan khawatir. Kalau Xue Zi benar-benar inin menyentuh Yun Ma Arts, dia pasti sudah melakukannya sejak awal. Kenapa juga harus menunggu sekarang? Dia itu cuma membual untuk menyerang pertahanan garis depan kita. Kami bertiga sedang berkompetisi untuk melihat siapa yang paling pintar. Siapapun yang paling bisa menahan diri, dialah yang akan menang. Jadi Kak, jangan resah."
"Kau harus segera menangani masalah ini. Jika tidak, aku tidak akan bisa tenang.... kalau ada berita tentang kondisi Wei Qing, beritahu aku." Nyonya He langsung pergi setelah itu.
He Wei sinis mendengarnya. Katanya tidak khawatir. "Wei Qing, aku mau lihat berapa kau bisa hidup."
Wei Qing masih lelap tidur saat Fei Fei menelepon Zhou Shi. Tapi Zhou Shi melarang mereka datang ke rumah sakit akarena Wei Qing tidak ingin bertemu dengan siapapun. Dia benar-benar sedih melihat kondisi Wei Qing yang sekarang.
Keesokan harinya tim dokter datang untuk memeriksanya. Wei Qing sontak memeluk Zhou Shi dengan ketakutan. Tapi mereka tidak sadar ada salah satu dokter yang diam-diam memotret Wei Qing, sepertinya mata-matanya He Wei.
Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja Sekretaris An melihat segerombolan reporter sedang menunggu di depan kamarnya Wei Qing. Cemas, Sekretaris An memberitahu Zhou Shi kalau mereka harus segera membawa Wei Qing keluar dari sini. Zhou Shi punya ide bagus.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam