Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 3 - 2

Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 3 - 2

Semua buku-buku terlarang itu dibakar di tengah kota, dan Hae Ryung hanya bisa berkaca-kaca tak berdaya menyaksikan buku-buku itu dilempar ke api.


Saat melihat U Won dan si pejabat penjilat keluar, dia langsung menuntut untuk melihat laporan harian dari istana. Katanya warga diperbolehkan membacanya asalkan bayar. Si pejabat langsung kesal mendampratnya, laporan itu hanya boleh dilihat oleh pejabat, rakyat jelata tidak boleh.


Hae Ryung tak percaya mendengarnya. "Petugas pemerintah seperti kalian menganggap warga seperti itu?"

Si pejabat hampir saja mau marah-marah lagi, tapi U Won bertindak cepat mencegahnya dan menghadapi Hae Ryung dengan lebih tenang dan sopan. Dia menjelaskan bahwa mereka tidak bisa menunjukkan laporannya, tapi dia bisa memberitahu Hae Ryung. Dia ingin tahu tentang apa?

Hae Ryung langsung menuntut apa sebenarnya yang tertulis mengenai buku terlarang. Mereka bahkan tidak memasang pengumuman dan merampas semua koleksi buku-bukunya tanpa pemberitahuan. Karena itulah dia harus tahu kenapa buku-buku tersebut dilarang. Dia harus tahu apa isi laporan itu agar dia bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini titah Raja. Beliau yakin karya rendahan dan buku yang diselundupkan dari Qing merusak moral."

"Bahkan Raja tak selalu membuat keputusan yang benar." Tukas Hae Ryung.


Buku bisa merusak moral? Musim semi yang lalu, ada bangsawan yang menghancurkan 10 rumah milik warga hanya demi membangun rumah baru untuk putranya yang baru menikah. Hal seperti itulah yang merusak moral dan membuat kekacauan, jangan menyalahkan buku.

"Jadi maksudmu, Paduka Raja salah ambil keputusan?"

"Menurut Da Xue, kesukaan dan ketidaksukaan Raja harus selaras dengan warganya. Namun raja kita, tidak menyukai apa yang disukai warga dan menyukai apa yang tidak disukai warga. Mana bisa aku puas jadi salah satu warganya?"

U Won tercengang mendengarnya. Tapi tiba-tiba Jae Kyung muncul bersama pelayannya. Si pelayan buru-buru menyeret nonanya pergi sambil mengklaim kalau nonanya ini sedang tidak waras dan Jae Kyung meminta maaf pada U Won atas kelakuan adiknya.


Begitu aman di rumah, si pelayan dan Jae Kyung sontak mengomeli sikap Hae Ryung. Tidak seharusnya dia mengkritik Raja di hadapan pejabat pemerintah. Bagaimana kalau ucapannya itu sampai ke telinga Raja?

Justru Hae Ryung berharap itu akan terjadi. Para menteri seharusnya tahu apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan oleh warga.

"Apa kau pikir mereka akan mendengarkanmu dan lngsung berubah? Kau pikir kerikil kecil bisa membendung sungai?"

"Tidak bisa, tapi bisa membuat riak."

"Kenapa harus kau?!"

"Kenapa tidak boleh aku? Kakak tak tahu kenapa aku begini?"

Buku bisa dicari lagi, biarpun butuh waktu dan uang, tapi pasti bisa dilakukan. Tapi Hae Ryung tidak bisa membiarkan mereka yang meyakini bahwa mereka bisa membuat siapapun bertanggung jawab dan merebut apapun dari siapapun.

"Kehilangan yang kita cintai, bukankah kita sering mengalaminya?" Isak Hae Ryung.


Berusaha menguasai diri, dia langsung berjalan pergi dan meminta mereka untuk tidak mengikutinya. Tapi tiba-tiba Jae Kyung berkata bahwa dia sudah menemukan seorang calon suami untuk Hae Ryung.

"Aku ingin bilang padamu bahwa kau tidak bisa tinggal dan hidup di bawah pengawasanku selamanya. Semoa kau memahami maksudku." Ujar Jae Kyung.


Rim gelisah menunggu kembalinya Kasim Heo yang dihukum menggantikannya. Kasim Heo akhirnya datang tak lama kemudian dengan langkah tertatih-tatih kesakitan dan wajah pucat. Cemas, Rim dan kedua pelayan bergegas membawanya msuk lalu membaringkannya dalam posisi telungkup.

Hae Ryung sungguh merasa bersalah padanya, seandainya malam itu dia tidak keluar istana. Tapi tiba-tiba saja dia memerintahkan para pelayan untuk melepas cleananya Kasim Heo. Pfft! Dia mau mengobati luka cambuk di b~~~ngnya Kasim Heo.

Anehnya, Kasim Heo malah panik dan berusaha menolak. Para pelayan langsung saja gotong royong melepas calananya Kasim Heo tapi malah bingung karena tak mendapati ada luka apapun di sana. Bingung, para pelayan langsung ingin melepas semuanya, siapa tahu dia dicambuk di tempat lain.


Kasim Heo sontak panik memberontak dari mereka dan memberitahu Rim bahwa sebenarnya selain dicambuk, ada pilihan lain yang lebih aman, yaitu menulis permohonan maaf dan bayar denda. Dan Kasim memutuskan untuk mengambil keputusan yang paling bijak.

"Seharusnya kau berterus terang saja, kenapa membuatku khawatir?"

"Saya menggantikan anda menerima hukuman, jadi saya ingin anda sedikit mengkhwatirkan saya. Saya juga ingin bersantai beberapa hari."


Tapi tunggu dulu. Rim seharusnya tidak berhak marah padanya. Dia kan sudah berulang kali melarang Rim pergi ke tempat ramai. Malas mendengar ocehannya, Rim sontak mendorongnya dan melarang Kasim Heo untuk bicara padanya selama 3 hari. Jangan mendekat! Gayanya doang sok kejam, padahal Rim diam-diam tersenyum senang.


Malam itu, U Won menulis ulang catatan di buku jurnalnya tentang pertemuan Pangeran Jin dengan Wakil Kanselir Jo Seung Gwang hari ini di Aula Donggung pada pukul 16.00, di mana saat itu, dialah yang bertugas mencatat pertemuan mereka.

Mereka mendiskusikan kerusakan yang diakibatkan karena buku terlarang. Total 6.829 buku yang telah disita, 255 warga ditahan, dan denda yang terkumpul mencapai 4.820 nyang. Itu belum termasuk provinsi lain karena mereka belum menerima laporan.

Namun catatannya hanya bisa berhenti di situ karena setelah itu, Pangeran Jin mengusir Wakil Kanselir dan sejarawan. Tapi kemudian U Won teringat ucapan Hae Ryung waktu itu, seketika itu pula dia memutuskan untuk menulis pendapatnya sendiri juga.


"Korupsi di istana kian memburuk dan ketegangan politik meningkat, sementara orang-oang dituduh melakukan pelanggaran walau mereka hanya berusaha membantu atau ingin memperbaiki."

"Sejak dahulu, konon sifat surga sama dengan sifat orang di bawahnya karena ia tak punya sifat sendiri. Maka yang membuat orang sedih, juga membuat surga sedih. Dan yang membuat orang senang, membuat surga senang juga. Tapi para menteri itu tak takut terhadap surga maupun warga. Dari pengamatanku, krisis ini merupakan salah mereka sendiri."


Konselor Kedua Min sedang dalam perjalanan saat saat tiba-tia saja Penyidik Kim muncul menghadangnya untuk melaporkan sesuatu padanya.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments