Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 3 - 1
Hae Ryung panik melepaskan tangannya dari cengkeraman Rim. Ingat siapa wanita di hadapannya ini, Rim sontak sinis menyindirnya. Dia bilang kalau bukunya Maehwa menyia-nyiakan kertas, katanya dia takut bahwa delusinya Maehwa akan menyebar di seluruh kota seperti wabah penyakit.
Ternyata dia sendiri yang tidak punya prinsip. Dia sebenarnya seorang bangsawan muda yang ingin Maehwa berhenti menlis atau penipu yang memanfaatkan nama Maehwa?
Hae Ryung sinis mendengarnya. Pantas saja Rim ngotot menyangkal, jadi Rim beneran Maehwa? Sungguh ide yang orisinil, dia mengunjungi tiap toko buku dan memuji dirinya sendiri. Berapa yang dia jual berkat itu?
Rim emosi menyangkal, tapi sedetik kemudian, dia tiba-tiba terdiam menyadari dia memang pernah melakukan itu. Tak mau kalah, dia balas menyerang Hae Ryung dan menuduhnya sebagai penipu.
"Jangan berasumsi, aku punya alasan melakukan ini."
"Lalu? Kau memintaku untuk memahamimu?"
"Bukan itu maksudku. Aku hanya... bisakah kau tunggu di kamar yang di sana? Aku akan meminta maaf nanti."
"Kau kita kau berutang maaf hanya padaku saja?"
Rim langsung menunjukkan para penggemar Maehwa yang sedang antri di luar. Walaupun menurut Hae Ryung novelnya tidak bagus, tapi cinta para pembaca karya Maehwa tulus. Hae Ryung tidak berhak menipu mereka demi mendapatkan uang.
Hae Ryung benar-benar merasa bersalah mendengarnya... dan tiba-tiba saja dia memutuskan untuk keluar saat itu juga lalu mengumumkan permintaan maaf dan mengakui dia sebenarnya bukan Maehwa. Tapi...
"Maehwa yang sesungguhnya hadir di sini." Ujar Hae Ryung sambil berpaling menatap Rim
Pfft! Rim kaget. Jelas saja para wanita itu langsung heboh kasak-kusuk, sungguh tak menyangka kalau Maehwa ternyata seorang pria.
Sontak suasana jadi kacau, semua orang berhamburan dengan panik dan para prajurit berusaha menangkap mereka. Bahkan Rim pun langsung diringkus. Hae Ryung kasihan juga melihat Rim dan akhirnya memutuskan kembali untuk menyelamatkannya lalu membawanya bersembunyi di dalam kamar.
Tapi saat mereka tengah mengintip dari jendela, seorang prajuritnya malah melihat mereka dan langsung mengejar mereka. Hae Ryung sontak heboh menaboki si prajurit pakai bukunya Maehwa.
"Tolong jangan maafkan aku, Tuan!" Seru Hae Ryung sebelum kemudian dia lari menyelamatkan dirinya sendiri.
Di istana, Kasim Heo dan kedua pelayan Rim panik setengah mati gara-gara Rim tidak bisa ditemukan di mana-mana. Ke mana dia tengah malam begini?... Tapi seketika itu pula Kasim Heo tiba-tiba kepikiran sesuatu.
Hae Ryung sampai di rumah dengan selamat. Tapi pada akhirnya dia tidak bisa tenang memikirkan Rim dan berniat mau keluar lagi. Karena ini titah Raja, Rim pasti sedang ditahan di kantor penyidikan. Tapi pelayannya dengan cepat mencegahnya, lagipula wanita tidak boleh masuk ke sana.
"Bagaimana kalau kau saja?" Usul Hae Ryung.
"Astaga! Apa aku tidak dianggap wanita hanya karena aku pelayan?"
Si pelayan meyakinkan Hae Ryung bahwa si dendekiawan itu ditangkap bukan salahnya Hae Ryung. Dia dengar banyak bangsawan yang kabur mencari cinta sejatinya setelah membaca bukunya Maehwa, pasti karena itu dia dibenci. Hae Ryung tak yakin, bagaimana bisa mereka menangkapnya hanya karena itu?
"Menurutku ini sangat aneh."
Rim jadi dipenjara bersama para narapidana lainnya dan benar-benar marah teringat saat Hae Ryung mengorbannya tadi. "Aku bersumpah akan balas dendam! Akan kuhancurkan kau!"
Keesokan harinya, para prajurit istana beraksi di seluruh kota. Semua buku yang dicap sebagai buku terlarang dirampas, toko-toko buka dan rumah-rumah warga digeledah paksa, para penulis buku dan orang-orang yang dianggap bersalah ditangkap.
Warga jadi ketakutan. Hae Ryung pun bergegas pulang tapi malah mendapati rumahnya sudah acak-acakan dan beberapa bukunya hilang.
Tapi kemudian Rim mengaku kalau dia tidak punya pelat nama yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara ini. Penyidik Kim mendadak tegang menyadari kenapa Rim tidak punya pelat nama. Dia bahkan langsung mengubah kalimatnya jadi lebih sopan pada Rim saat dia tanya apa pekerjaan ayahnya Rim?
Apa Ayahnya Rim pejabat tingkat 3? (Rim geleng-geleng kepala) Pejabat tingkat 2? (Rim geleng-geleng lagi) Penyidik Kim tambah ketakutan sekarang... tingkat 1?
Tapi mereka tidak sadar bahwa si Penyidik sudah mendengar teriakan mereka tadi. Dia jadi curiga dan langsung memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki Rim.
Para sejarawan lain nyinyir melihat pemandangan itu. Seorang pejabat yang peringkatnya lebih tinggi malah menjilat pejabat yang peringkatnya lebih rendah cuma karena U Won adalah putranya Konselor Kedua. Mereka benar-benar iri pada U Won.
"Dia terlahir beruntung. Tidak bisakah dia melepas satu hal? Dia tampan, kaya, dan pandai. Dia punya segalanya. Hidup sungguh tak adil."
"Hidup memang tak adil."
Bersambung ke part 2
2 Comments
Lanjut...
ReplyDeleteHidup memang tidak adil😂😅 smangat kak..
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam