Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 4 - 2

Sinopsis Rookie Historian Goo Hae Ryung Episode 4 - 2

Karena sekarang tak bisa lagi membaca dan menulis, Rim akhirnya berubah haluan main alat musik... dan sukses menyiksa telinga para pelayannya. Pfft! Tidak tahan lagi, mereka langsung kabur menghindarinya.


Pangeran Jin datang saat itu sambil bercanda mengejek kemampuan Rim yang buruk banget. Dia lalu mengajak Rim minum-minum di paviliun. Tapi Rim yakin ada alasan Jin datang menemuinya, Jin pasti sudah mengetahui perbuatannya dan mau mengomelinya, kan?


Pangeran Jin mengakui kalau dia memang sudah membaca novelnya Maehwa dan menurutnya, penulis novel itu berpikiran dangkal. Awalnya dia hanya mau membaca sedikit. tapi pada akhirnya dia terus membaca dan mulai menyesal karena tidak membacanya sebelum buku itu dilarang.

"Jangan mengejekku."

"Aku bilang ini karena aku bangga. Jika kita terlahir sebagai kelas menengah, aku pasti sudah berkeliling dan memberi tahu semua orang bahwa adikku adalah Maehwa dan dia yang menulis buku itu. Tapi kita punya banyak beban yang harus kita emban."


Berusaha menghibur Rim, Jin tanya apakah dia adalah inspirasi dari karakter Tuan Kim? Tampan, pintar, baik... semua itu jelas mencerminkan Jin. Terutama wajahnya yang tampan rupawan, kulitnya yang bersih dan matanya yang tegas.

"Jangan salah. Aku hanya sedang bercermin saat itu," canda Rim dengan narsisnya.


Pelayannya Hae Ryung terburu-buru datang untuk mengabarkan bahwa Jae Kyung sudah memilihkan tanggal untuk pernikahan Hae Ryung, hari pertama bulan depan.

Itu kabar yang sama sekali tidak menyenangkan bagi Hae Ryung. Malah si pelayan yang terlihat paling antusias. Dia memberitahu Hae Ryung bahwa menurut terawangan peramal, pernikahan mereka akan samawah.

Dia meyakinkan Hae Ryung bahwa calon suaminya Hae Ryung sangat ganteng, dia tahu soalnya dia ngintip tadi. Dia pasti akan jadi suami yang baik.


Tak ingin membahas hal ini lagi, Hae Ryung bergegas pergi dengan membawa jam bekernya ke tabib yang biasanya memperbaiki jam bekernya itu (aku kira dia tukang reparasi jam, ternyata tabib. Wkwkwk!). Tak sengaja dia bertubrukan dengan seorang anak yang ternyata budak kecil yang diselamatkannya dari Bos Preman.

Ternyata sekarang dia dipekerjakan oleh si tabib, dia bahkan diberi pakaian dan nama baru, yaitu Jang Su. Tapi kenapa Hae Ryung datang lagi kemari? Jamnya rusak lagi?


"Tidak. Aku ingin menjualnya."

"Kau ingin menjual jammu?"

"Kurasa aku tidak akan membutuhkannya lagi. Jadi, kira-kira anda mau bayar berapa untuk benda ini?"


Dalam rapat hari itu, Pangeran Jin akhirnya mengeluarkan keputusannya terkait petisi itu. Dia menyetujui petisi itu. Tapi... ada syaratnya. Sejarawan wanita tidak boleh dipilih, melainkan harus mengikuti dan lulus ujian negara, dan Pangeran Jin sendiri yang akan menentukan topik ujiannya. Mereka yang lulus, akan masuk sebagai sejarawan magang.

Keputusan yang benar-benar mengagetkan bagi semua orang, mereka tidak setuju jika wanita diizinkan mengikuti ujian negara. Konselor Kedua Min mengingatkan bahwa mengizinkan wanita yang kurang berpendidikan dan berpengetahuan itu melawan hukum negara Joseon yang telah ditetapkan oleh raja-raja sebelumnya.

Pangeran Jin santai saja menanggapinya, memangnya raja mana yang pernah berkata bahwa hanya pria yang boleh mengikuti ujian negara? Hukum mana yang mengatakan bahwa ujian negara hanya boleh diikuti oleh pria? Dan Konselor Kedua Min cuma bisa speechless. (Pfft!)

Pangeran Jin mengingatkan mereka bahwa saat Raja Taejo mendirikan negara ini, beliau hanya mengumumkan bahwa syarat untuk mempekerjakan pejabat negara hanyalah berpendidikan dan bermoral. Siapapun yang memiliki kedua sifat itu, ia akan mempekerjakan mereka walaupun mereka wanita.


Apa mereka lupa bahwa mereka sendiri yang menyarankan untuk mempekerjakan sejarawan wanita dan mengizinkan mereka memasuki istana walaupun aturan istana sangat ketat?

"Aku hanya menerima permintaan kalian."


Para sejarawan langsung menggosip heboh tentang masalah itu. Mereka tidak terima, keputusan itu sama saja menghina mereka dan pekerjaan mereka yang agung ini. Mereka tidak boleh tinggal diam. Mereka harus demo!

Cuma U Won satu-satunya yang santai saja dengan keputusan itu. Dia merasa mereka tidak perlu menentang perekrutan sejarawan wanita. Karena apa yang dikatakan Pangeran Jin benar, tidak ada hukum negara yang mengatakan bahwa wanita tidak boleh mengikuti ujian negara.


Saat pengumuman itu ditempel di tengah kota, reaksi para warga juga langsung heboh. Para pria langsung menggerutu, para wanita juga heboh menggosipkan anak gadis siapa saja yang menyatakan ingin ikut ujian negara itu.

Tuan Kim akhirnya punya kerjaan baru, merilis buku persiapan belajar ujian negara sejarawan wanita. Yah, walaupun kurang laku dibanding saat dia menyewakan buku-bukunya Maehwa.
 

Para kroninya Konselor Kedua Min juga sedang menggosipkan masalah ini. Pendaftar yang mereka dapat sejauh ini bahkan tidak sampai sepuluh orang. Ini pasti bukan karena para wanita buta huruf, melainkan karena para bangsawan takut putri mereka akan diapa-apain sama pangeran dan tidak akan bisa menikah.

Tepat saat itu juga, datanglah seorang gadis muda yang memperkenalkan namanya adalah Song Sa Hui, putrinya pejabat Song Jae Cheon. Dan kedatangannya kemari adalah untuk menyatakan kalau dia ingin mengikuti ujian negara itu.

Tapi untuk melakukan itu, dia membutuhkan bantuan Konselor Kedua Min untuk meyakinkan ayahnya. Konselor Kedua Min langsung tersenyum penuh arti melihat si gadis muda yang tampak pintar itu. (Hmm, mungkin dia berencana menjadikan Sa Hui sebagai mata-matanya)


Jae Kyung sedang mengecek persiapan pernikahannya Hae Ryung tepat saat Hae Ryung baru pulang dengan membawa sebuah hadiah untuk Jae Kyung, sebuah hanbok warna hijau gelap.

"Saat masih kecil, aku suka melihatmu memakai pakaian hijau gelap. Kurasa aku arus ingatkan diriku akan saat itu agar bisa berhenti membencimu."

Dia mau beranjak pergi saat Jae Kyung tiba-tiba memanggilnya kembali dan meyakinkan Hae Ryung bahwa ia akan selalu ada di sini untuk Hae Ryung.
 

Keesokan harinya, pernikahan itupun digelar. Para pelayan sibuk menyiapkan upacara pernikahan dan berbagai hidangan. Jae Kyung yang memakai hanbok pemberian Hae Ryung semalam, sedang sibuk menerima para tamu undangan.

Sang pengantin pun baru selesai didandani. Tampak begitu cantik tapi tak tampak raut kebahagiaan sedikitpun di wajahnya. Tapi dia penasaran, di mana Seol Geum (pelayannya)?

"Jangan membahasnya. Dia di kamarnya, masih menangis." Ujar si perias pengantin.


Pengantin pria akhirnya datang, tapi anehnya, dia tampak bimbang. Malah saat dia harus melakukan upacara menyerahkan boneka bebek kayu pada keluarga pengantin wanita, dia malah langsung membeku... sebelum kemudian dia berteriak menyatakan kalau dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini lalu kabur. (Pfft!)

Pada saat yang bersamaan, Seol Geum malah membantu Hae Ryung untuk kabur lewat jalan belakang. Dengan terburu-buru dia mencopot pakaian pengantinnya dan semua dandanannya lalu melompat keluar dan berusaha berlari secepat mungkin entah kemana.


Di istana, Jin memanggil Rim ke perpustakaan padahal Rim dilarang tempat yang ada buku-bukunya, dia bisa dihukum kalau sampai ketahuan. Dia meyakinkan Rim untuk tidak cemas karena dia sudah mengamankan area ini dengan mengusir semua orang.

"Bantu aku, ada yang haus kucari, tapi aku tidak bisa menemukannya. Tidak ada contohnya juga."

Rim bisa menduga apa yang ingin Jin cari. Hari ini kan ujian negaranya diadakan, tapi dia pasti belum membuat pertanyaan untuk ujian negara kan? Jin membenarkan, makanya sekarang dia kelabakan. Apa Rim ada ide?

"Tidak. Tapi aku tahu kalau kakak tidak perlu mencari jawabannya di buku."

Kalau dia membuat soal berdasarkan buku, sudah pasti akan banyak orang yang bisa menjawabnya karena mereka sudah belajar. Bukankah tugas sejarawan wanita adalah mencatat keburukan para anggota kerajaan, berarti mereka harus bersikap kurang ajar. Cari saja orang yang tidak takut pada raja, pangeran, atau para pejabat.

"Wanita yang aneh, yang keras kepala seperti lembu, dan pemberani seperti jenderal."

"Kita bisa menemukan wanita seperti itu di Joseon?"

"Aku yakin kita bisa menemukannya."


Pada saat yang bersamaan, Hae Ryung baru saja tiba di tempat ujian negara itu berlangsung dengan napas terengah-engah. "Aku datang... untuk ikut... ujian sejarawan wanita."

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments