Sinopsis Kiss - The Series Episode 9 - 1

Sinopsis Kiss - The Series Episode 9 - 1


Jane tengah mengemasi barang-barangnya dengan dibantu Sanrak. Na datang dan minta Jane ke ruangannya untuk bicara. 

Sanrak langsung ikut tapi Na melarang karena ingin bicara berdua dengan Jane. Ternyata Na ingin mengenang masa lalunya bersama Jane dulu.

Flashback,


Dulu, saat Na pertama kali datang ke perusahaan ini, Jane lah yang mengantarkannya ke ruang presdir yang sebelumnya dipakai oleh ayahnya Na. Jane dengan antusias berkata bahwa dia akan mendekorasi ruangan ini untuk Na.

Tapi Na menolak, dia tidak mau memakai kantor lama ayahnya dan lebih memilih ruangan sebelah untuk jadi kantor barunya. Jane dengan sabar menurutinya dan berjanji akan mengatur ruangan sebelah untuk dijadikan kantor barunya Na.


Jane berkata bahwa dia juga akan membawakan file-file dan master copy artikel majalah yang harus Na pelajari. Tapi saat Jane berkata bahwa dia juga akan mengatur schedule dan berbagai janji untuk Na, Na malah menolaknya dan bersikeras untuk mengatur segalanya sendiri.

Bahkan saat Jane memberitahunya kalau itu adalah bagian dari tugasnya sebagai sekretaris, Na tetap bersikeras akan mengerjakan segalanya sendiri. Na mengaku kalau dia tidak terbiasa memiliki seseorang yang mengerjakan sesuatu untuknya. Karena itulah, dia lebih memilih mengerjakan semuanya sendiri.


Dan Na benar-benar melakukan segalanya seorang diri, menelepon sana-sini, membuat berbagai janji, mengecek janji-janjinya yang lain, mengubah janji ke hari lain, dsb.


Melihat Na kerepotan, Jane sekali lagi menawarkan bantuannya untuk mengatur semua schedule itu untuk Na. Tapi Na masih saja bersikeras menolak bahkan memerintahkan Jane untuk tidak ikut campur lagi. Jane tampak sangat kecewa dengan sikap Na.

Sampai pada suatu hari, Na akhirnya benar-benar mengalami kesulitan. Dia lupa bahwa hari itu adalah deadline dan parahnya lagi master file-nya belum selesai. 

Melihat itu, Jane langsung mendatangi Na lagi dan menekankan bahwa dengan menanggung beban semua pekerjaan itu seorang diri, sudah pasti Na akan membuat kesalahan.

"Pekerjaan yang baik dilihat dari sistemnya. Setiap orang harus mengerjakan tugas masing-masing. Jika kau belajar untuk sedikit saja lebih menghargai dan mempercayai para pegawaimu sendiri, maka itu adalah awal bagimu sebagai eksekutif yang baik"

"Bukannya aku tidak mempercayaimu, hanya saja..."

"Biarkan aku mengerjakan pekerjaanku sebagai sekretaris dan kau fokus saja pada pekerjaan managemenmu. Kita saling mempercayai, bagaimana?"


Saat hapenya Na berbunyi lagi, Jane langsung mengambil alih dan nyerocos panjang lebar dengan gaya profesionalnya dan sukses menyelesaikan masalah keterlambatan pengiriman file ini lebih baik daripada Na. Saat itulah, Na akhirnya menerima Jane.

Kembali ke masa kini,


"Jika bukan karena kau hari itu, aku mungkin akan berada dalam kesulitan" ujar Na

"Tak ada seorangpun yang tahu segalanya di awal. Kesalahan membuat kita belajar untuk dewasa"

Jane mengaku bahwa saat pertama kali dia bekerja di kantor ini, dia juga banyak melakukan kesalahan sampai presdir terdahulu geleng-geleng kepala melihatnya. Na tahu itu karena ayahnya pernah menceritakan berbagai kesalahan Jane dulu. Ayahnya bahkan pernah bilang bahwa Jane setiap hari berkata kalau dia ingin berhenti.

"Jika kau bertemu dengannya, tolong sampaikan rasa terima kasihku padanya karena ia selalu memberiku kesempatan" ujar Jane.

"Seperti bagaimana kau selalu memberi Sanrak kesempatan, bukan? Sekarang aku mengerti kenapa kau bersikap sangat lunak padanya. Jadi, kau benar-benar akan pergi"

"Iya"

"Setiap awal pasti ada akhirnya. Kurasa hanya aku satu-satunya orang yang tidak punya hak untuk memilih kapan harus memulai dan kapan harus mengakhiri. Bagaimanapun, I wish you all the best"


Jane pun pamit. Tapi sebelum dia pergi, Na berharap agar hubungan mereka tidak putus begitu saja dan Jane mau tetap datang berkunjung kapan-kapan. Jane pun memiliki sebuah pesan terakhir untuk Na sebelum dia pergi.

"Sanrak itu... sangat cantik. Kurasa dia pasangan yang cocok untukmu"


Begitu melihat mereka keluar, Sanrak yang sedari tadi cemas, langsung mendatangi Na dan mengkonfrontasinya karena dia curiga jangan-jangan Na mengatakan sesuatu yang buruk lagi pada Jane.

Saking yakinnya, dia bahkan sampai memohon pada Na untuk tidak lagi bersikap sejahat itu pada Jane. Dan dia terus nyerocos mengkritik sikap kejam Na tanpa memberi Na kesempatan untuk menjelaskan.


Melihat Jane pergi membawa barang-barangnya, Sanrak langsung mengejarnya. Dia berterima kasih pada Jane atas semua ajaran Jane dan bantuannya dan berjanji akan berusaha menjadi lebih baik dalam segala hal. Jane yakin kalau Sanrak pasti bisa melakukannya.

"Tolong jaga Khun Na untukku. Kau boleh memanggilku kapan saja" Jane pun pergi bersama pacar mudanya yang datang menjemputnya.


Sandee stres memikirkan datang bulannya yang telat. Walaupun menyadari kalau dia pernah tidur dengan Thada dan belakangan ini sering mual yang biasanya salah satu tanda kehamilan, Sandee tetap menolak mempercayainya dan berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau itu terjadi cuma karena dia stres saja.


Saat mereka makan siang bersama, hapenya Thada berbunyi dari Fahsai. Melihat Thada tidak mau mengangkatnya, June langsung mengingatkan Thada untuk mengangkatnya saja karena takutnya Fahsai akan datang kemari. 

Pete berkata kalau Fahsai tidak akan datang kemari karena dia dan Thada sudah putus. Semua orang shock mendengarnya, heran kapan Thada putus dengan Fahsai.

"Eh, Thada. Apa menurutmu tidak terlalu cepat" ujar Sandee tak percaya mendengar Thada memutuskan Fahsai secepat ini. Thada menolak menjawabnya dan langsung melarikan diri dengan alasan mau masuk kelas.


Fahsai terus menerus menelepon Thada. Tidak tahan lagi, Thada akhirnya mengangkatnya dan mengingatkan Fahsai kalau mereka sudah putus.


Keesokan harinya, Sanrak kesulitan mengerjakan suatu file. Memutuskan butuh bantuan, Sanrak hendak menelepon Jane. Tapi tiba-tiba dia melihat sebuah tas di meja kerjanya Jane. 

Sanrak senang mengira Jane tidak jadi mengundurkan diri dan balik kerja. Tapi tiba-tiba yang datang dan duduk di meja kerjanya Jane adalah Ella.

Jelas saja Sanrak langsung melongo tak percaya melihatnya. Ella dengan senyum liciknya memberitahu Sanrak bahwa Na lah yang mempekerjakannya untuk menjadi penggantinya Jane. (emangnya di luar sana ga ada sekretaris lain yang lebih profesional apa?)


Sanrak langsung pergi menemui Na di ruangannya. Sanrak datang hanya untuk mengkonfirmasi kebenaran ucapan Ella, apa benar Na yang mempekerjakan Ella untuk menggantikan Jane. Dan Na membenarkannya, Sanrak dan Ella sekarang sama-sama asistennya.


Sanrak tidak nyaman mendengar harus bekerja sama dengan Jane tapi dia tidak membantah. Saat Na menanyakan perkembangan artikel yang ditulisnya, Sanrak memberitahunya kalau dia sedang dalam proses mengumpulkan informasi dan tempat yang dipilihnya adalah Hua-Hin. 

Dia akan pergi ke Hua-Hin akhir pekan ini untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkannya.


Sanrak lalu keluar tanpa menyadari Ella yang sedari tadi menguping pembicaraan mereka.


Setelah keluar dari ruangannya Na, Sanrak menelepon Jane dan memberitahunya kalau Na mempekerjakan Ella sebagai asisten menggantikan Jane. Jelas saja Jane kaget dan tak percaya mendengarnya.

Tapi tujuan utama Sanrak menelepon Jane adalah untuk menanyakan siapa orang yang bertanggung jawab dalam kolom makanan. Setelah Jane memberitahunya, Sanrak mengambil dokumennya lalu pergi.


Entah apa yang dikerjakan Ella karena tampaknya dia cuma menatap hapenya terus dan bukannya kerja. Saat Sanrak sedang pergi, teleponnya Sanrak berbunyi.


Ella mengangkatnya. Orang ditelepon memberitahu Ella tentang masalah order bulan ini, Ella menulis pesan orang itu di post-it. 

Tapi kemudian, dengan liciknya dia menyobek post-it itu dan membuangnya di tong sampah yang berada di bawah meja kerjanya Sanrak.


Jane menelepon Sanrak lagi dan memperingatkannya untuk berhati-hati dengan Ella dan jangan terlalu mempercayainya. 

Sanrak tidak boleh membiarkan Ella membuat masalah. Intinya, Sanrak harus selalu mengawasinya.

Melihat Jane gelisah memikirkan pekerjaan lamanya dan Sanrak, Kim menyarankan agar Jane kembali ke pekerjaan lamanya saja. 

Tapi Jane menolak, dia yakin kalau Sanrak pasti bisa mengatasinya. Kim sangat yakin kalau suatu hari nanti, Jane pasti akan kembali ke Charisma. Jane hendak protes tapi Kim langsung menutup mulutnya dengan menyuapinya kue.


Na melihat kedua asistennya dari seberang, Sanrak terlihat serius bekerja sementara Ella sibuk berkutat dengan hapenya terus. 

Tapi melihat Sanrak membuat Na teringat pada ucapan First bahwa Sanrak akan mengundurkan diri setelah tugas terakhirnya selesai. 

Hmm... apa mungkin dia sengaja menempatkan Ella sebagai sekretarisnya gara-gara ucapan First itu?


Grupnya Sandee sedang serius mengerjakan tugas revisi mereka. Bahkan June yang biasanya selalu bermain-main pun, kali ini tampak sangat serius. 

Tapi June masih sangat penasaran, kenapa Thada putus dengan Fahsai. Sandee pun ikutan mengkritik sikap Thada.


Thada secara tak langsung mengisyaratkan Sandee untuk tidak ikut campur. Lagipula saat Sandee memutuskan untuk pacaran dengan Thew pun, dia tidak berkomentar apapun. Sandee langsung marah mendengarnya. Thada pun kesal dan berlalu pergi.


May tiba-tiba meneleponnya. Tapi saat itu juga, Sandee mengejarnya untuk mengkonfrontasi Thada dan bertanya kenapa Thada putus dengan Fahsai? Memangnya apa salah Fahsai sampai Thada membuat keputusan sepihak seperti ini? 

Menyadari dia masih tersambung dengan May, Thada pun cepat-cepat menutup teleponnya lalu pergi.


Setelah mendengar percakapan Thada dan Sandee, May ingin keluar menemui Thada. Tapi dia tidak bisa membuka pintu kamarnya. 

Ternyata orang tua May sengaja merantai pintu kamarnya untuk mencegah May melarikan diri dari rumah lagi.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments