Sinopsis Wait My Youth Episode 3 - 1

 Sinopsis Wait My Youth Episode 3 - 1

Jia Ze ternyata benar-benar membantu Can Can dengan mempromosikan kemampuan menulisnya pada Guru Zhou dan merekomendasikannya sebagai penulis teks untuk stasium radio mereka ini. Dia bahkan membuktikannya dengan menunjukkan karya esainya Can Can.


"Gadis yang ngomongnya tergagap itu. Kalau dia mau bergabung, suruh dia datang besok."

Tapi selain itu, stasiun radio mereka ini masih membutuhkan seseorang yang bisa perform live. Apa Jia Ze punya seseorang untuk direkomendasikan?

Tentu saja punya. "Saya punya teman yang suka musik, dia bisa bermain gitar dengan sangat baik. Tapi... gitarnya dia disita Kepala Sekolah. Kalau dia bisa main gitar di stasiun radio kita, dia pasti mau bergabung."


Dan teman yang dimaksudnya itu tak lain tak bukan adalah Tian Ye yang saat itu sedang diomeli oleh Kepala Sekolah gara-gara dia bawa gitar ke sekolah.

Karena itulah, Kepala Sekolah memutuskan untuk menyita gitarnya. Tian Ye boleh mengambilnya kembali saat dia lulus nanti. Tapi dia tetap tidak boleh mengambilnya jika Tian Ye gagal masuk universitas.

Guru Zhou datang saat itu dan langsung to the point menjelaskan tentang stasiun radionya yang ingin mengadakan segmen musik. Karena itulah, mereka membutuhkan beberapa alat musik... misalnya, gitar.

Kepala Sekolah dengan senang hati menyerahkan gitarnya Tian Ye ke Guru Zhou buat dia pakai di stasiun radionya lalu mengusir Tian Ye.


Tian Ye sontak mengejar Guru Zhou dan memberitahunya kalau gitar ini sangat penting baginya. Tapi tentu saja Guru Zhou langsung memanfaatkan saat itu untuk membujuk Tian Ye bergabung ke dalam stasiun radio sekolah. Di sana, Tian Ye akan bisa bermain gitar dengan bebas.

Tapi tentu saja untuk bergabung ke stasiun radio, Tian Ye harus lulus tes dulu. Besok mereka ada meeting, Tian Ye boleh datang dan berpartisipasi.


Ya Ting menemui Can Can untuk memberitahunya kalau besok ada meeting di stasiun radio mereka. Can Can diminta Guru Zhou untuk datang dan berpartisipasi.

"Guru Zhou dengar kalau tulisan esaimu bagus. Makanya beliau ingin kau menulis skrip untuk stasiun radio."

Can Can jelas senang, pasti Jia Ze yang memberitahu Guru Zhou tentang tulisan esainya.



Tapi keesokan harinya saat Can Can datang ke stasiun radio, dia malah bertemu dengan Tian Ye di depan. Keduanya sama-sama heran melihat satu sama lain ada di sana. Tapi Tian Ye malah menuduh Can Can kemari karena membuntutinya.

"Sudah kuduga kau akan datang." Sapa Jia Ze yang baru datang.

Can Can langsung kepedean mau menjawab sapaannya, tapi Jia Ze langsung melewatinya begitu saja untuk menghampiri Tian Ye dan jelas kalimatnya tadi ditujukan untuk Tian Ye. Can Can kecewa.


Semua anggota berkumpul tak lama kemudian. Guru Zhou menjelaskan bahwa sebelumnya, radio ini lebih fokus dalam menyiarkan lagu-lagu, baca puisi dan artikel saja. Tapi sekarang, Guru Zhou ingin melakukan sesuatu yang berbeda.

Karena itulah, dia akan memberi mereka sebuah misi yaitu membuat topik dan perencanaan untuk episode pertama. Misi ini juga merupakan tes untuk Can Can, Tian Ye, dan Mei Li untuk bergabung di stasiun radio ini.

Guru Zhou lalu menugaskan Can Can dan Tian Ye dalam satu grup. Sedangkan Jia Ze, Mei Li, dan Ya Ting satu grup. Mereka bisa menambahkan beberapa poin menarik dalam jadwal programnya. Jika mereka lulus tes ini, maka mereka akan menjadi angggota resmi stasiun radio ini.


Timnya Jia Ze langsung berdiskusi saat itu juga. Tapi Mei Li benar-benar terasa kurang cocok bersama mereka, apalagi saat Jia Ze dan Ya Ting sama-sama ngomongin tentang musik klasik yang sama sekali tidak Mei Li mengerti.

Can Can lebih parah lagi. Saat dia masuk ke stasiun radio, dia malah tidak melihat keberadaan Tian Ye padahal seharusnya sekarang mereka mulai berdiskusi.


Tiba-tiba perhatiannya teralih saat melihat sebuah gitar. Can Can santai saja mengambil gitar itu lalu memainkannya asal-asalan. Dan tepat saat itu juga, Tian Ye baru muncul dan langsung marah melihat Can Can main-main sama gitarnya.

"Jangan sentuh gitarku!" Ketus Tian Ye.

Dia bahkan mendiskusikan program itu bersama Can Can dan ngotot kalau dia bisa menyelesaikan tugas sendiri. Can Can jelas kesal.


Can Can ternyata suka mengoleksi bungkus permen warna-warni. Mei Li heran melihat Can Can malah santai ngumpulin bungkus perman, bagaimana dengan perkembangan tugas tes stasiun radionya, sepertinya Can Can tidak khawatir sama sekali.

"Jangan ngomong. Ini gara-gara 'seseorang', aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Makanya aku harus nyari kegiatan lain untuk mengalihkan perhatianku. Bagaimana persiapan timmu sendiri?"

"Aku? Aku bahkan tidak mengerti apa yang mereka omongin."


Can Can jadi cemas. Apa mereka bakalan bisa bergabung dalam stasiun radio. Tepat saat itu juga, bel berbunyi dan Guru Huang masuk. Iya langsung to the point memberitahu para murid tentang rencananya.

Demi meningkatkan kemampuan literatur mereka, maka untuk tiap-tiap pertemuan yang akan datang, ia akan menunjuk satu murid secara bergantian untuk menjelaskan tentang puisi-puisi kuno. Dan murid pertama yang terpilih adalah... Lan Tian Ye. Pfft! Tian Ye yang masih ngantuk, langsung melek saking kagetnya.


Di luar, Can Can tiba-tiba menghadang Tian Ye dan ngotot memaksanya untuk melakukan diskusi tentang tugas tes stasiun radio mereka. Sekarang mereka cuma punya waktu 2 hari sebelum mengumpulkan tugas mereka.

Tapi Tian Ye juga ngotot tidak mau. Can Can kesal, dia tidak akan minggir kalau Tian Ye tidak mau berdiskusi dan mereka belum mendapatkan hasil apapun hari ini.

"Kau bisa main gitar, aku bisa menulis skrip. Kta ini bisa dibilang 'jodoh dari surga' kalau kita bekerja sama."

Tapi ucapannya itu malah membuat Tian Ye jadi tambah kesal dan langsung pergi mengabaikannya.


Malam harinya, kedua orang itu mencoba kerja sendiri-sendiri. Can Can menulis beberapa topik untuk lirik lagunya sementara Tian Ye mencoba menggubah musik. Keduanya sama-sama buntu ide, tapi mereka tidak menyerah begitu saja dan terus berusaha.


Keesokan harinya di sekolah, Can Can masuk kelas sambil bawa siomay dan mendapati Tian Ye sedang sibuk mempelajari puisinya. Melihat Tian Ye meliriknya, Can Can langsung menawarinya siomay.

Awalnya Tian Ye sok-sokan menolak, tapi tiba-tiba saja perutnya berbunyi nyaring. Terpaksalah akhirnya dia menyerah lalu mengambil sebiji siomay-nya Can Can.

Can Can lagi-lagi berusaha mengajak Tian Ye berdiskusi. Tapi Tian Ye dengan cepat menyelanya dan meminta bantuan Can Can untuk menjelaskan tentang puisi kuno yang sedang dipelajarinya ini.

Kalimat-kalimat dalam puisi ini terdengar indah sampai membuat Tian Ye nyinyir, mengira itu puisi roman picisan. Tapi Can Can menyangkal, justru puisi ini tuh tentang teman seperjuangan, ini puisi perang.

Berkat bantuan Can Can, Tian Ye akhirnya bisa mempresentasikan puisi itu dengan baik di depan kelas. Bahkan sekarang sikap Tian Ye pada Can Can mulai melunak.


Can Can ingin mmbahas tugas stasiun radio mereka saat tiba-tiba dia melihat Tian Ye membuka bungkus permen. Can Can langsung meminta Tian Ye untuk memberikan bungkus permen itu padanya. Bingung, Tian Ye langsung saja memberikan bungkus permen itu.

"Sekarang tinggal yang warna biru saja." Gumam Can Can senang. Mendengar itu, Tian Ye dengan sengaje mengeluarkan sebutir permen yang bungkusnya biru dan kontan membuat Can Can mupeng sama bungkusnya.

Tian Ye dengan senang hati memberikan bungkus itu padanya dan akhirnya dia mau juga membaca ide-idenya Can Can. Tapi idenya Can Can ternyata malah menggunakan lagunya Beyond.

Lagu yang awalmua hendak dia berikan pada Jia Ze untuk menyatakan cintanya tapi kasetnya malah berakhir di tangan Tian Ye. Tian Ye jadi salah paham lagi dan langsung menolak berdiskusi.

 

Can Can kesal. Tapi saat dia mengejarnya, seorang teman sekelasnya mencegahnya pergi karena hari ini adalah jadwal piketnya Can Can.

Tapi saat lagi menyapu halaman sekolah, Can Can tiba-tiba mendengar alunan musik yang indah dari kejauhan. Begitu piketnya usai, Can Can langsung mencari asal suara itu. Tapi sudah tak ada siapapun sesampainya dia di kelas musik.

Malam harinya, Can Can mulai menulis lirik lagu berdasarkan alunan nada yang dia dengar tadi. Di tempat lain, Tian Ye juga baru saja selesai menggubah musiknya.


Keesokan harinya, Can Can memberikan lirik lagu dan lembar musiknya pada Tian Ye dan menyuruh Tian Ye untuk memainkan lagu ini pakai gitarnya nanti, bilang saja pada Guru Zhou kalau mereka mengerjakan ini bersama-sama.

Tian Ye heran, Can Can bisa menggubah lagu? Nggak lah, dia cuma mendengar seseorang memainkan irama ini dan menghapalnya. Irama musik ini bagus soalnya.

Dia bahkan langsung menyenandungkan irama lagu ini... yang kontan membuat Tian Ye kaget, jelas karena Tian Ye mengenali musik itu. Dari mana Can Can mendengar musik ini?

"Waktu itu, pas aku lewat di kelas musik."

"Jadi kau sembarangan menggunakan milik orang lain tanpa izin."

Can Can tidak terima tuduhannya. Can Can yakin kalau ini lagu populer yang digunakan seseorang untuk latihan musik di kelas musik. Kenapa? Apa Tian Ye mengenal komposer lagu ini?

"Menurutmu lagu ini bagus?"

"Iya. Melodinya bagus. Sekali dengar, sulit dilupakan."

Tian Ye mendadak senang dan akhirnya mau juga melihat lirik lagu buatan Can Can. Guru Zhou datang saat itu dan tanya apakah mereka berdua sudah siap.


Can Can mau jawab belum, tapi Tian Ye malah mengiyakannya. Can Can heran, apa Tian Ye bahkan sudah melihat partitur-nya? Bagaimana kalau latihan dulu, siapa tahu Tian Ye entar salah mainnya.

"Aku tidak akan salah main."

"Jangan terlalu arogan."

"Aku yang menggubah musik ini."

"HAH?!"

Bersambung ke part 2

Post a Comment

4 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam