Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 2 - 1
Tahun 2018,
Qiao Yi lagi belanja sama Guan Chao. Dia memilih dua mug pasangan lalu tanya berapa harga kedua mug itu. Si pemilik toko berkata kalau harga per item-nya 35 RMB.
"Kalau begitu, bisakah anda memberiku diskon kalau aku beli dua?" Tanya Qiao Yi mencoba menawar. "Bagaimana kalau 80 RMB?" (Pfft! Kok malah tambah mahal?)
Untungnya si penjual jujur dan dengan setengah menahan geli dia memberitahu Qiao Yi kalau tawarannya itu malah tambah tinggi. Qiao Yi jadi malu.
"Maaf, pak. Adikku ini waktu kecil pernah operasi usus buntu. Sepertinya dokternya juga mengeluarkan otaknya."
Jelas saja Qiao Yi langsung mencubit Guan Chao dengan kesal.
Setibanya di rumah, Qiao Yi langsung mengadu manja ke Yan Mo, sang suami tercinta. "Yang Mulia~~~, si cowok tidak tahu malu Guan Chao itu menindasku. Kau harus menegakkan keadilan untukku."
Yan Mo langsung murka, tidak terima istri tercintanya dibuli. "Menyebalkan! Akan kubuli dia sekarang!"
Dia sontak membanting jaketnya lalu masuk ke kamar Guan Chao untuk menantangnya. Kedua pria itu saling menatap dengan sengit lalu saling menantang... dalam adu game online. (Wkwkwk! Tak kira mau kelahi atau apa gitu)
Yan Mo main dengan tenang, sedangkan Guan Chao main dengan penuh semangat. Tapi Yan Mo dengan mudahnya mengalahkan Guan Chao berulang-ulang kali tak peduli biarpun Guan Chao berusaha meminta belas kasihannya.
Guan Chao akhirnya menyerah. "Kau terlalu menakutkan."
Puas, Yan Mo pun keluar dari kamarnya dan tanya pada Qiao Yi. "Istriku tercinta, apakah kau senang sekarang?"
"Iya, aku sangat senang." Ujar Qiao Yi lalu menghadiahinya sebutir ceri dan Yan Mo langsung menerimanya sambil mangap lebar.
Qiao Yi bercerita bahwa dia dan Yan Mo sudah saling mengenal selama 13 tahun. Dulu waktu SMA, mereka cuma teman sebangku dan sikapnya Yan Mo benar-benar sangat buruk.
Bahkan pada pertemuan pertama mereka, Yan Mo cuma menatapnya dengan dingin. Qiao Yi kesal mengingat saat itu, kenapa Yan Mo tidak bisa ramah sedikit pada teman sebangkunya sendiri?
"Maaf, lagian mana kutahu kalau teman sebangkuku nantinya akan menjadi istriku." Ujar Yan Mo.
Flashback tahun 2006, saat mereka semua masih SMA...
Hari itu adalah hari pertama tahun ajaran baru, para murid berkumpul di papan pengumuman untuk melihat hasil tes mereka. Ternyata Yan Mo juara satu dan Guan Chao juara dua, dan Qiao Yi... ada di urutan terakhir. Pfft! Ini gara-gara dia ketahuan nyontek.
Tapi Qiao Yi menjelaskan kalau dia sebenarnya nggak nyontek. Kebetulan aja waktu ujian, Guan Chao melempar kertas ke Yu Miao Miao tapi kertas itu malah mendarat di kakinya.
Dia mikirnya kalau kertas itu surat cinta atau apa gitu, yah dia pungut aja tuh kertas. Tapi tepat saat dia mengambil kertas itu, si pengawas ujian malah muncul. Dan begitulah bagaimana dia akhirnya dikira nyontek dan mendapat ranking terakhir.
Dulu aturan kelas mereka sangat aneh. Pengaturan bangku mereka disesuaikan berdasarkan urutan ranking mereka. Murid-murid disuruh berbaris sesuai urutan ranking mereka dan pastinya mereka yang berbaris paling depan bisa memilih bangku mana saja yang mereka inginkan.
Yan Mo yang pertama lalu diikuti Guan Chao yang lagi asyik lirik-lirikan sama Yu Miao Miao yang cantik.
"Mengenang masa itu, jika saja aku tidak dituduh nyontek, mungkin cerita mungkin tidak akan pernah dimulai." Narasi Qiao Yi.
Yan Mo dipanggil dan dia langsung mengambil bangku tengah dekat jendela lalu mendengarkan lagu dengan headset-nya. Satu per satu, para murid dipanggil sesuai urutan ranking mereka. Saat akhirnya Qiao Yi dipanggil, cuma tersisa 3 bangku kosong.
Yang satu adalah bangku di sebelahnya murid ca~~l, yang kedua adalah bangku paling belakang di sebelah si preman Fei Da Chuan, dan yang satunya adalah bangku di sebelahnya Yan Mo - sang murid jenius kesayangan para guru. Qiao Yi bingung harus memilih yang mana.
Yang pertama jelas nggak, yang kedua terlalu menakutkan. Satu-satunya pilihan cuma Yan Mo.
Sebenarnya Qiao Yi agak ragu, tapi tak ada pilihan lain dan akhirnya dia memberanikan diri mengambil tempat di sebelahnya Yan Mo, dan sontak hal itu menarik perhatian seluruh kelas.
Soalnya selama ini Yan Mo terkenal lebih suka duduk menyendiri. Yan Mo bahkan tidak pernah mengucap sepatah kata pada Qiao Yi.
Bahkan setiap kali Yan Mo bertugas mengumpulkan PR-nya para murid, Yan Mo biasanya cuma mengetuk mejanya lalu mengambil PR-nya tanpa mengucap sepatah kata.
Saat Yan Mo menoleh padanya, Qiao Yi mencoba tersenyum ramah. Tapi Yan Mo cuma menatapnya tanpa ekspresi lalu mengacuhkannya. Berusaha mencairkan suasana, Qiao Yi tanya apakah Yan Mo sedang mendengarkan lagunya Jay Chou?
"The Beatles." Jawab Yan Mo dan sontak jawabannya itu membuat satu kelas ngakak.
Saat mereka berjalan pulang bersama, Guan Chao heran kenapa Qiao Yi malah memilih duduk di sebelahnya Yan Mo.
"Karena kau tidak membooking tempat untukku!" Kesal Qiao Yi.
Jelas Guan Chao tidak mau sebangku sama Qiao Yi, dia bahkan tidak mau sebangku sama cewek manapun karena itu bisa mempengaruhi reputasinya di mata cewek-cewek lainnya. Qiao Yi kesal, dia kan adiknya Guan Chao! (
Note: Mereka ini saudara kembar)
"Enggak tuh. Aku takut kau merasa rendah diri. Kau itu sebenarnya anak adopsi." Canda Guan Chao.
Wkwkwk! Jelas saja Qiao Yi kesal dan langsung mengejarnya... lalu tiba-tiba dia berubah bermulut manis pada Guan Chao dengan memanggilnya '
Kakak'.
"Nggak!" Tolak Guan Chao bahkan sebelum Qiao Yi sempat mengatakan apapun soalnya Guan Chao tahu betul kalau Qiao Yi pasti ada maunya tiap kali Qiao Yi memanggilnya '
Kakak'.
"Aku bahkan belum mengatakan apapun." Rajuk Qiao Yi.
Baiklah, Guan Chao akhirnya mengalah. Qiao Yi langsung menyerahkan lembar ujiannya dan memaksa Guan Chao untuk menandatanganinya.
Kalau Guan Chao tidak mau, maka dia akan mengadukan Guan Chao yang melempar kertas itu Yu Miao Miao, juga saat Guan Chao ngintipin murid sekolah lain. Guan Chao nyerah deh. Jangan khawatir, dia janji akan membuat tanda tangannya mirip tanda tangan ibu mereka.
"Kau kakak yang terbaik!"
Qiao Yi bercerita bahwa kedua orang tuanya bercerai sejak mereka umur 6 tahun. Hidup mereka saat itu sangat sulit waktu itu, tapi mereka tetap bahagia.
Setiap kali Ibu tidak ada di rumah, dia dan Guan Chao saling menjaga satu sama lain karena mereka tahu kalau mereka saling membutuhkan.
Dulu Ibu mereka membiayai hidup mereka dengan menjahit. Ibu mereka adalah seorang wanita yang kuat, ia juga selalu tegas pada mereka sejak mereka masih kecil.
Qiao Yi sangat mengidolakan Jay Chou, di bahkan selalu menyisihkan uang jajannya untuk membeli CD-nya Jay Chou.
"Selain Ibu dan Kakakku, dia (Jay Chou) adalah orang yang sangat kucintai"
Guan Chao benar-benar kakak yang baik dan selalu memberinya hadiah CD ori-nya Jay Chou setiap kali ulang tahun. Tapi Qiao Yi selalu penasaran dari mana Guan Chao mendapatkan uang untuk membeli hadiah-hadiah itu.
Tapi malam itu, Ibu mereka malah menemukan kertas ujiannya Qiao Yi plus tanda tangan Ibu yang dipalsukan Guan Chao. Melihat wajah Ibu mereka yang sangat menyeramkan, Guan Chao buru-buru meminta maaf dan dengan gaya lebay-nya menjelaskan kalau dia cuma berniat membantu Qiao Yi.
Soalnya tadi Qiao Yi mengancam akan menyakiti dirinya sendiri kalau dia tidak membantu. Dia kan kasihan sama Qiao Yi. Dia bahkan mengumumkan akan menghukum dirinya sendiri dengan cara tidak akan sarapan selama 3 hari.
Qiao Yi berniat menjelaskan dirinya tidak menyontek, tapi Guan Chao dengan cepat menyela dan menyarankan sebaiknya Qiao Yi tidak usah repot-repot menjelaskan, percuma.
"Zhao Guan Chao, kau tahu aku tidak menyontek! Aku tidak bohong!"
"Bu, dia memaksaku untuk tanda tangan."
"DIAM!" Bentak Ibu. "Kalian berdua harus dihukum!"
Tepat saat itu juga, seorang polisi bernama Tian Wei Min yang sekaligus ayah tiri mereka pulang. Biarpun ayah tiri, tapi sepertinya ia sangat menyayangi mereka. Qiao Yi bahkan bercerita bahwa Ayah-lah orang yang selalu menyelamatkan mereka tiap kali Ibu mereka memarahi mereka.
Saat Ibu mengadukan perbuatan mereka ke Ayah, bukannya mengomeli mereka, Ayah malah berkata. "Tidak seharusnya kalian ketahuan." (Pfft!)
Sontak saja Ibu langsung kesal memelototinya. Melihat itu, Ayah langsung berubah haluan mengomeli mereka.
Seumur-umur dia berkarir di kepolisian, ini adalah kasus terburuk. Dia adalah pria penegak keadilan, bagaimana bisa putrinya sendiri malah melakukan kesalahan sefatal ini. Ayah sungguh kecewa.
Guan Chao apalagi, bisa-bisanya dia memalsukan tanda tangan. Karena itulah, mereka berdua harus dihukum. Malam ini mereka tidak boleh makan malam, besok juga tidak boleh sarapan dan tidak boleh makan siang juga. Jadi sepertinya mereka bakalan kelaparan.
Tapi sekeras-kerasnya Ibu, ia tak tega melihat anak-anaknya kelaparan dan langsung menyodorkan makanan di atas mrja. Mendengar itu, Ayah langsung semangat mengajak mereka duduk dan makan. (Hehe, keluarga yang cute)
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam