Sinopsis Wait My Youth Episode 1 - 1

 Sinopsis Wait My Youth Episode 1 - 1

Seorang siswi tengah latihan membaca teks pidatonya untuk acara pembukaan semester baru di sekolahnya nanti. Dari segala pernak-pernik di kamarnya, sepertinya drama ini bersetting di era awal tahun 2000an.

 

Siswi itu kemudian memperkenalkan namanya pada kita. "Namaku adalah Su Can Can dan aku umur 16 tahun. Murid SMA Ningyuan tahun pertama. Suka tidur sampai siang dan gagal dalam matematika. Bukankah itu disebut kelemahan? Sudahlah. Mari kita bicarakan kelebihanku. Aku suka membaca dan pintar menulis."

Dari foto grup sekolahnya, Can Can memperkenalkan cowok ditaksirnya. Namanya adalah Lin Jia Ze, cowok paling ganteng di sekolah, nilai-nilainya juga bagus, sangat berbakat, dan pastinya disayang para guru. Dia cowok idaman para gadis di sekolah.


Dia dan Jia Ze selalu sekelas sejak mereka SD, 10 tahun lamanya mereka satu kelas. Sayangnya, Jia Ze tidak pernah memperhatikannya walaupun Jia Ze itu baik hati dan suka membantu temannya.

Besok adalah malam tahun baru dan Can Can akan menghadiri resital pianonya Jia Ze, acara yang sangat amat dia nanti-nantikan.


Keesokan harinya, Can Can menyelesaikan sarapannya dengan cepat lalu buru-buru pamit ke sekolah. Tapi Ibu tiba-tiba mencegahnya hanya untuk menginspeksi cleananya dan mendapati Can Can tidak memakai daleman celana panjang.

Can Can tidak mau, sekarang tuh abad 21. Siapa juga yang masih memakai begituan di jaman sekarang. Lagian nanti dia mau naik panggung buat nyerahin bunga. Ibu tidak mau tahu, pokoknya dia harus pakai. Dia harus pakai seumur hidupnya! Cepetan pakai!

"Nggak mau!"

"Satu... dua..."

"Augh!" Terpaksa Can Can harus menurutinya lalu buru-buru mengayuh sepedanya ke sekolah.


Dia benar-benar antusias menantikan malam ini. Nanti setelah Jia Ze perform solo pianonya, Can Can akan mewakili sekolah untuk memberikan karangan bunga untuk Jia Ze di atas panggung. Ini benar-benar kesempatan emas untuk dekat dengan Jia Ze. Siapa tahu setelah ini, Jia Ze akan memperhatikannya.


Setibanya di sekolah, terdengar pengumuman bahwa pesta malam tahun baru akan diadakan jam 8 malam ini di auditorium.

Temannya Can Can - Xu Mei Li , berkomentar kalau Jia Ze itu bukan tipenya tapi dia mengerti kenapa Can Can menyukainya. Tampan, pintar, baik lagi. Dia juga pintar main piano.

"Terus kenapa kau tidak menyukainya?" Heran Can Can

"Karena kita kan saudara. Kita tidak boleh menyukai orang yang sama secara bersamaan. Ini adalah aturan pertama persaudaraan." (Aww, sahabat yang baik)

"Terus apa aturan keduanya?"

"Kalau kita menyukai orang yang sama secara bersamaan, kita bunuh dia!" Canda Mei Li.

Ah sudahlah, pokoknya Can Can harus bersiap untuk acara nanti malam. Tapi Can Can mendadak nggak pede. Ini gara-gara ibunya memaksanya untuk pakai daleman, tebel banget lagi dalemannya, kakinya jadi tambah kelihatan gede, tuh lihat! Bagaimana bisa dia berhadapan dengan cowok paling cakep di sekolah kalau kayak gini?


Maka untuk menyelesaikan permasalahannya, Mei Li pun membawanya ke balik pepohonan agar Can Can bisa mencopot dalemannya. Dia juga berniat mau mencopot daleman bagian atasnya juga.


Tapi tepat saat Can Can hendak membuka sweater-nya sampai kepala, Mei Li melihat sesuatu dari balik pepohonan. Seketika itu pula beberapa pria berlarian melewati Can Can... lalu tiba-tiba saja seorang pria tak sengaja menubruknya sampai mereka sama-sama terjatuh. Hmm... siapakah pria itu?


Dia adalah Lan Tian Ye, dia adalah sahabatnya Jia Ze... dan dia terkenal sebagai berandal sekolah. Beberapa menit yang lalu sebelum dia dan Can Can tubrukan, dia hampir saja berantem dengan sekumpulan preman lain.

Tian Ye sebenaranya malas meladeni mereka, tapi tiba-tiba saja ada seorang guru yang muncul memergoki mereka. Sontak para preman dan Tian Ye langsung melarikan diri.


Dan begitu bagaimana kemudian, Tian Ye menubruk Can Can sampai mereka terjatuh. Saat Pak Guru melihat posisi mereka itu dan juga bajunya luarnya Can Can yang hampir terbuka, Pak Guru jadi tambah salah paham mengira mereka lagi melakukan hal yang aneh-aneh di siang bolong. Wkwkwk!

Can Can berusaha membela diri kalau mereka tidak seperti yang Pak Guru pikirkan, tapi Pak Guru tak percaya.

"Saya punya seseorang yang bisa membuktikannya."

Tapi saat Can Can menoleh mencarinya, Mei Li malah sudah kabur duluan meninggalkannya dan bersembunyi di balik pohon. Wkwkwk! Dasar!

Jelas saja Pak Guru jadi makin kesal mengomeli mereka, belajar nggak becus malah pacaran! Ia bahkan menuntut mereka untuk memanggil orang tua mereka ke sekolah besok.


Tapi kemudian muncullah Jia Ze dan dia langsung berusaha membela sahabatnya, meyakinkan Pak Guru kalau mereka tidak mungkin pacaran.

Pak Guru tetap tak percaya. Kalau memang begitu, lalu kenapa mereka bukannya berkumpul di auditorium, malah mojok di tempat ini?

"Saya... saya cuma mau ganti baju." Cicit Can Can.

"Ganti baju? Ganti baju apa?"

"Ganti daleman."

 

Sontak saja ketiga pria itu langsung menatapnya. Jia Ze bahkan berbaik hati mengambilkan dalemannya yang tergeletak di tanah. Duh! Malunya~~ rasanya ingin sekali Can Can menghilang dari dunia ini sekarang juga!


Gara-gara kejadian itu, Can Can jadi gagal menonton penampilan pianonya Jia Ze, malah dihukum berdua bersama Tian Ye di ruang guru dan disuruh menulis surat permintaan maaf.

"Dasar bodoh." Ejek Tian Ye.

"Kau yang bodoh! Kalau bukan karenamu, aku sudah berada di auditorium sekarang! Dan surat permintaan maaf ini, kenapa aku harus menulisnya?"

"Memangnya aku yang menyuruhmu ganti daleman atau apalah itu di balik pepohonan?"

Kesal, Can Can akhirnya beralih menulis surat permintaan maafnya. Tapi Tian Ye malah dengan seenaknya memerintahkan Can Can (yang dia panggil Daleman. Wkwkwk!) untuk menuliskan surat permintaan maafnya.

Can Can jelas tidak terima. Tian Ye lah yang membuatnya jadi begini, Tian Ye lah yang membuatnya mendapat sial kayak gini!

"Kalau kau tidak mau menulisnya, akan kupukuli kau." Ancam Tian Ye dengan dinginnya.

"Aku cewek, gangster tidak boleh mukul cewek."

"Kalau kau tidak percaya padaku, maka besok seluruh sekolah akan tahu tentang... dalemanmu." (Pfft!)

Ketakutan, Can Can akhirnya menyerah dan mau menuliskan surat permintaan maafnya Tian Ye dengan kesal. Tiba-tiba terdengar suara letusan kembang api yang menandakan tahun telah berganti.


Can Can sontak make a wish, berdoa semoga tahun ini dia bisa sekelas lagi dengan Jia Ze... lalu mengucap selamat tahun baru pada Tian Ye. Yah, soalnya Tian Ye adalah orang pertama yang dia lihat di tahun baru ini.

Tian Ye agak canggung mendenganya. "Met tahun baru."

"Kau mengucap selamat tahun baru untukku!"

"Berisik."

Mengalihkan perhatiannya kembali ke kembang api di luar, Can Can berpikir alangkah bagusnya seandainya yang berada bersamanya sekarang adalah Jia Ze.


Saat Tian Ye pulang, Jia Ze meneleponnya dan tanya apakah Tian Ye sendirian aja di rumah. Tian Ye menyangkal, tapi Jia Ze tak percaya dan menuntut Jia Ze untuk memberikan teleponnya pada orang tuanya.

Tapi Tian Ye malah diam saja yang jelas membuktikan kalau dia memang sendirian tanpa orang tuanya di rumah. Sepertinya ini hal yang biasa bagi Tian Ye dan Jia Ze mengerti hal itu hingga dia tidak membahasnya lebih jauh.


Di atas nakas, ada satu foto Tian Ye saat masih bayi bersama kedua orang tuanya. Tian Ye menatapnya dengan sedih sebelum kemudian membalik foto itu.


Di sekolah keesokan harinya, ada pengumuman bahwa Can Can terpilih sebagai kandidat untuk lomba pidato tahun baru.

Can Can sendiri membawa Tian Ye ke tempat sepi untuk memberikan surat permintaan maaf yang sudah selesai ditulisnya. Dan Tian Ye berterima kasih padanya dengan cara menabokkan kertas itu ke kepala Can lalu pergi.


Pak Kepala Sekolah mengumumkan dua siswa terbaik sekolah mereka adalah Jia Ze dan seorang siswi cantik bernama Tao Ya Ting.

Akan tetapi, ia juga mengumumkan beberapa murid paling buruk sekolah mereka yaitu Lan Tian Ye dan Su Can Can. Pfft! Mereka dinyatakan sebagai murid-murid terburuk karena mereka sudah menyalahi aturan sekolah.

Karena itulah, Tian Ye dipanggil ke atas panggung untuk berpidato mengakui kesalahannya. Tian Ye pun mulai membaca surat permintaan maafnya yang ditulis Can Can... sampai saat dia membeku setelah membaca kalimat tentang mengganti daleman di balik pohon. Wkwkwk! Tenyata Can Can keliru ngasih surat permintaan maafnya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

3 Comments

  1. wah kayanya film ini bagus sekali...sampai kakak mau membuat sinopsis lengkap semua episode...makasih byk kak. sy pengemar berat drama seri mandarin jg. sy percaya sama pengalaman kakak nonton serial sudah banyak pasti. tolong dong kak posting list rekomendasi misal 10 serial mandarin versi kakak. jd kita bisa kebantu cari film bagus2. makasih kakak

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam