Sinopsis Wait My Youth Episode 1 - 2

 Sinopsis Wait My Youth Episode 1 - 2

Can Can jadi cemas, takutnya Tian Ye tidak akan melepaskannya kali ini. Mei Li santai saja menyarankannya untuk kabur kalau Tian Ye membuli Can Can.


Mengalihkan topik, Mei Li tanya bagaimana caranya Can Can mau membeli tiket untuk fan meeting-nya Pu Shu. Apa ada waktu? Sebentar lagi sekolah akan mengadakan inspeksi loh. Kalau Can Can telat balik ke sekolah, tamatlah riwayatnya nanti.

Can Can santai, kan ada sepedanya. Dia lalu apergi ke tempat penjualan tiket dan lagi-lagi kebetulan bertemu Tian Ye yang baru mau keluar.


Mereka cuma saling menatap sebelum akhirnya pisah jalan tanpa saling bicara. Can Can langsung to the point mau membeli tiket yang sudah dipesannya, tapi si bos malah berkata kalau tiket terakhir sudah dibeli sama cowok yang barusan keluar itu.

Can Can jelas kesal. Parahnya lagi saat dia hendak balik ke sekolah, dia malah mendapati ban sepedanya kempes. (Kayaknya tuh sepeda diapa-apain sama Tian Ye tadi)


Gara-gara itu, Can Can jadi telat kembali ke sekolah. Dia bahkan melewatkan kesempatananya untuk berpidato, dan sudah digantikan oleh Tao Ya Ting... yang berpidato dengan menggunakan teks pidato milik Can Can.

Can Can jelas kesal, dia susah payah menulis teks pidato itu, dia tidak terima teks pidato itu malah dibacakan oleh Ya Ting!

Mei Li berusaha menjelaskan kalau mereka tadi sudah mencari Can Can ke mana-mana, jadi terpaksa sekarang mereka menyuruh Ya Ting untuk menggantikan Can Can.


Parahnya lagi, Pak Guru tiba-tiba berjalan mendekati mereka. Can Can kontan panik, dia harus gimana nih?! Mei Li menyuruhnya pingsan aja. Can Can kontan pura-pura dan Mei Li langsung heboh mengumumkan Can Can pingsan gara-gara tekanan darah rendah.

Pak Guru langsung memanggil Jia Ze dan menyuruhnya untuk membaca Can Can ke UKS sekarang. Wah! Beruntungnya Can Can dibopong sang gebetan. Can Can bahagia. Hehe.


Setibanya di UKS, Can Can pura-pura terbangun dan tak tahu dia lagi ada di mana. Jia Ze menatapnya dengan geli soalnya dia sempat memergoki Can Can ngintip barusan.

"Bukankah... gadis yang bersama Tian Ye di balik pepohonan?"

Can Can sontak menyangkal dengan panik, takut Jia Ze salah paham akan hubungannya dengan Tian Ye, dia nggak kenal sama Tian Ye kok. Waktu itu cuma kecelakaan, dia dijebak. Jia Ze tidak mendengarkan penjelasannya waktu itu.


Tepat saat itu juga, mereka mendengar acara pidatonya sudah selesai. Can Can kecewa, apalagi Jia Ze malah memuji pidatonya Ya Ting. Jia Ze lalu pamit, tapi Can Can dengan cepat memanfaatkan kesempatan itu untuk memperkenalkan dirinya secara resmi pada Jia Ze dan berterima kasih padanya karena sudah membawanya ke UKS.

"Lain kali kau ubah saja penyakitmu." Saran Jia Ze yang jelas tahu kalau Can Can cuma sakit bohongan.


Can Can akhirnya pulang sambil ngedumel kesal mengutuki Ya Ting. Tapi setibanya di rumah, Can Can sudah ditunggu kedua orang tuanya yang marah gara-gara Can Can gagal melakukan pidatonya. Ke mana Can Can waktu itu?! (Dari mana mereka tahu?)


Ah... Ternyata dari Ya Ting. Dia dan Can Can ternyata sepupu, tapi Can Can benci banget sama dia. Apalagi Ibu Can Can suka sekali membanding-bandingkan Can Can dengan Ya Ting yang jauh lebih berprestasi di sekolah, pintar main celo lagi. Tapi Ya Ting sepertinya tidak jahat, dia bahkan tampak benar-benar sedih karena kebencian Can Can padanya.

Dari omelannya, Ibu dulu awalnya membeli celo untuk Can Can. Tapi Can Can bahkan tidak ada niat untuk belajar celo dan akhirnya ia memberikan celo itu ke Ya Ting dan akhirnya malah Ya Ting yang pintar main celo. Ayah tidak terima omelan ibu dan berusaha membela putrinya, Can Can kan juga punya kelebihan.

"Apa kelebihannya?" Tuntut Ibu.

Dan Ayah malah mendadak bingung. "Dia... dia sangat... sangat periang!" (Pfft! Itu doang?)

Can Can kesal dan langsung masuk kamar.


Tapi di kelas keesokan harinya, kita bisa melihat kelebihan Can Can. Dia bukan cuma pintar menulis karangan, tapi juga pintar dalam puisi. Dia bahkan hapal banyak puisi sampai membuat Mei Li iri.

Tiba-tiba ada pengumuman lagi. Gara-gara kemarin Can Can pingsan, maka demi kesehatan seluruh murid, Pak Guru mengumumkan bahwa mulai besok semua murid wajib lari pagi tiap jam 7. Pfft!

Sontak semua pasang mata di kelas langsung berpaling ke Can Can. Menyadari nasibnya yang akan datang, Can Can langsung kabur dan semua teman-teman sekelasnya langsung lari mengejarnya.


Karena gagal dalam memberikan bunga untuk Jia Ze, Can Can bertekad mau memberikan kaset untuk Jia Ze yang malam ini akan perform, dia bahkan menulis simbol cinta di kaset itu. Pokoknya dia harus berhasil kali ini.


Can Can pun mengayuh sepedanya dengan penuh semangat... saat tiba-tiba saja Tian Ye muncul dari arah berlawanan dan jadilah mereka bertubrukan lagi. Pfft!

Can Can langsung kesal dan jadilah mereka berdebat lagi saling menyalahkan satu sama lain. Mereka buru-buru memunguti barang-barang mereka yang berserakan sebelum akhirnya berpisah jalan.


Untung saja Can Can berhasil tiba tepat waktu sebelum acara dimulai. Can Can jadi semakin jatuh cinta melihat Jia Ze yang tampak begitu mempesona saat memainkan pianonya.

Setelah acara selesai, Can Can menunggu luar dengan gugup. Apa Jia Ze bakalan menyukai rekamannya nanti? Mei Li yakin Jia Ze pasti suka. Mei Li lalu meminta Can Can untuk memperlihatkan rekaman padanya.


Pada saat yang bersamaan,  Tian Ye juga mau menghadiri acara fan meetingnya Pu Shu. Tapi saat dia mencari tiketnya... yang dia temukan malah kaset milik Can Can. Wkwkwk! Ketuker lagi.

Can Can dan Mei Li pun sama, bukannya menemukan kaset malah menemukan tiket fan meetingnya Pu Shu milik Tian Ye. Can Can langsung sadar kalau ini gara-gara kejadian tadi siang.

"Meimei Li, apa kau percaya pada takdir?"

"Takdir apa?"

"Ada 6 milyar manusia di dunia ini, tapi hanya satu orang yang ditakdirkan untukmu. Melewati gunung dan dataran, menyeberangi Sungai Kuning dan Sungai Yangtze, menemukannya dan..."

"Jatuh cinta padanya!" Tebak Mei Li.

"Bunuh dia!" (Hah?! Wkwkwk!)


Keesokan harinya, Can Can menemui Tian Ye, berniat untuk mengembalikan tiketnya dan meminta Tian Ye untuk mengembalikan kasetnya. Tapi Tian Ye menolak mengembalikan kasetnya segampang itu, dia malah menuntut Can Can untuk membuktikan kalau kaset itu benar-benar milik Can Can.

"Aku menulis tanda di kaset itu."

"Tanda apa?"

"Aku menggunakan highlighter untuk menandai sebuah kalimat."

"Kalimat apa?"

"Aku Suka Padamu." Cicit Can Can. Itu kalimat yang dia tandai pakai simbol love.

Tian Ye pura-pura nggak dengar. "Apa?"


"Aku bilang Aku Suka Padamu!" Seru Can Can meninggikan suaranya.

Tapi tepat saat itu juga, Jia Ze mendadak muncul dan langsung terbatuk-batuk saking kagetnya mendengar ucapan Can Can, jelas dia salah paham mengira Can Can barusan nyatain cinta ke Tian Ye. Wkwkwk! Sial banget sih Can Can.

Bahkan para pria di belakang langsung bersorak. Can Can berusaha menjelaskan, tapi tak ada yang percaya. Pembelaan dirinya malah membuat mereka jadi semakin yakin kalau Can Can menyukai Tian Ye.

"Kalau begitu katakan, apa kau menyukai Kakak Lan?" Tuntut salah satu siswa.

"Nggak suka!"

"Terus siapa yang kau suka?"

Can Can langsung terdiam melirik Jia Ze yang duduk bersama Tian Ye. Para siswa itu jadi semakin yakin kalau diamnya Can Can berarti dia memang menyukai Tian Ye.


Tian Ye dengan cepat mengakhiri masalah ini dengan to the point menolak Can Can, dia tidak menyukai gadis seperti Can Can.

Jia Ze baru mengerti sekarang. Pasti karena dia kan Tian Ye gagal menghadiri fan meeting-nya Pu Shu.

Can Can jadi makin kesal. Jia Ze sudah terlanjur salah paham, bakalan susah untuk memperbaiki situasi ini.


Ada aturan baru sekolah. Murid-murid tahun pertama akan dipindah dan dibagi ke dalam beberapa kelas. Dan kali ini, harapan tahun baru Can Can terkabul. Sekarang dia satu kelas bersama Jia Ze. Senangnya~~~

Apalagi saat tengah berjalan ke kelas barunya sambil bercanda tawa dengan Mei Li, tak sengaja Can Can bertubrukan dengan Jia Ze. Can Can jadi gugup dan malu.


Tapi saat mereka masuk kelas, Can Can bingung harus bilang apa ke Jia Ze. Tapi akhirnya dia memberanikan diri untuk menghampiri Jia Ze dan menyapanya.

Dengan gugup dia memperkenalkan namanya adalah Can Can. Tapi yang tak disangkanya, Jia Ze ternyata masih mengingatnya. Can Can senang, kalau bukan karena Jia Ze yang membawanya ke UKS waktu itu, Can Can pasti sudah mati sekarang.


Tapi tepat saat itu juga, teman sebangkunya Jia Ze terbangun dari tidurnya dan menghalangi pandangan Can Can dari Jia Ze, dan dia tak lain tak bukan adalah Tian Ye. Pfft! Ketemu lagi.

"Kenapa bisa kau lagi?!" Kompak Can Can dan Tian Ye berberangan. Sontak keduanya saling menatap dengan sengit.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam