Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 20 - 1

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 20 - 1

Dalam mabuknya, Mo Mo tiba-tiba saja meniup-niup telinga Wei Yi, mengira kupingnya Wei Yi tuh kerang. Wkwkwk! Dia sama sekali tidak sadar kalau perbuatannya itu membuat hati Wei Yi goyah.


Setibanya di rumah, dia langsung membaringkan Mo Mo dan menyelimutinya. Usai mengurus Mo Mo, dia mengurus dirinya sendiri lalu menjemur cuciannya di balkon. Setelah itu, dia langsung tidur tanpa menyadari  jemuran boxer-nya terjatuh tertiup angin.


Keesokan harinya, Mo Mo bangun kesiangan dan langsung panik setengah mati mau bergegas ke kantor saat itu juga tanpa mandi dan ganti baju. Dia bahkan langsung menyingkirkan Wei Yi dari rak sepatu. Tapi kemudian Wei Yi mengaku kalau dia sudah memintakan cuti untuk Mo Mo hari ini.

Fiuh! Syukurlah, Mo Mo akhirnya bisa tenang. Mo Mo mau balik tidur lagi kalau begitu. Tapi tunggu dulu, Wei Yi heran melihat lehernya. Kenapa lehernya Mo Mo merah-merah?

"Ruam. Aku alergi alkohol."

"Terus kenapa kau malah minum banyak?" Omel Wei Yi.

Mo Mo langsung sok imut meyakinkan Wei Yi kalau dia melakukannya bukan karena sengaja. Ini kan bagian dari pekerjaannya. Dia janji deh tidak akan minum-minum lagi biarpun mereka mengancam akan memecatnya ataupun membunuhnya.

Wei Yi langsung kesal menggerutui baunya Mo Mo. Pokoknya dia tidak boleh lagi menghadiri acara-acara semacam itu. Dan jangan terlibat dengan pria manapun. Cam kan itu! Mandi dulu sana, Wei Yi mau beli sarapan.


Usai mandi, Mo Mo menjemur bajunya dan saat itulah dia melihat boxer-nya Wei Yi yang terjatuh. Dia santai saja memungutnya lalu mencucinya lagi.

Tepat saat itu juga, Wei Yi baru balik dan langsung panik melihat boxernya berada di tangan Mo Mo. Dia sontak merebutnya dengan kasar lalu menyembunyikannya di belakang punggungnya.

Mo Mo sampai bingung melihat reaksinya. Tadi benda itu terjatuh, makanya dia mencucinya lagi. Ooooh, Mo Mo tiba-tiba mengerti. Jangan khawatir, dia sudah mencucinya, sudah tidak kotor lagi kok.

Dia punya adik cowok. Dia sudah terbiasa menjemur semua cucian di rumah. Jadi Wei Yi tidak usah malu. Dia tidak punya pikiran aneh-aneh kok. Lagian kan mereka sudah pernah tidur bersama... dan tidak terjadi apapun. Wei Yi tidak ada bedanya dengan adiknya.


Pfft! Wei Yi tersinggung. Dia sontak membopong Mo Mo ke kamar, membantingnya ke ranjang, mengunci pintu, lalu berjalan mendekati Mo Mo sambil memperingatkan Mo Mo akan perbedaan dirinya dan adiknya Mo Mo. Mo Mo sampai takut dibuatnya.

Wei Yi semakin mendekat... saat tiba-tiba saja si Lingkaran bercicit cuit memanggil 'Tuannya'. Wkwkwk! Hancur deh momen romantis mereka. Sekarang mereka jadi canggung tak tahu harus bagaimana. Berusaha mencairkan suasana, Mo Mo tanya bagaimana Lingkaran bisa bicara?


"A-aku memodifikasinya." Wei Yi mau memungut Lingkaran. Tapi tiba-tiba saja dia entah kenapa tampak pucat lalu oleng menindih Mo Mo yang jelas saja membuat Mo Mo jadi salah paham, mengira Wei Yi mau ngapa-ngapain dia.

Tapi tidak, Wei Yi langsung berguling ke samping sambil memegangi kepalanya yang pusing. Dia menderita Hypoglycemia (gula darah rendah).


Mereka akhirnya balik ke meja makan dan sarapan. Tapi Mo Mo masih geli dengan kejadian tadi. Ternyata Wei Yi sangat lemah, yah. Jadi dia menderita gula darah rendah, dan malas olahraga pula. Wei Yi benar-benar tidak ada bedanya dengan adiknya.

Wei Yi kontan membanting sumpitnya dengan marah dan tersinggung. "Kuperingatkan kau, jangan bicara seperti itu lagi."

"(Kau) ada bedanya kok. Pasti ada bedanya."

"Apa bedanya?"

"Kau... kau... berhasil memodifikasi robot. Adikku nggak bisa." (Pfft!)


Siang harinya, Wei Yi masuk ke kamar Mo Mo hanya untuk tanya dia mau makan siang apa. Tapi Mo Mo tak nyaman berduaan di kamar dan langsung mengajak Wei Yi keluar ke dapur.

Sementara dia mulai memasak air untuk buat mie instan, Wei Yi duduk santai memandanginya. Mo Mo lama-lama tak nyaman dengan cara Wei Yi memandangnya. Bagaimana kalau Wei Yi tunggu saja di kamar? Nanti dia akan panggil kalau mie-nya sudah matang.

"Aku mau melihatmu memasak." Dia bahkan langsung pindah lebih dekat ke Mo Mo sambil ngotot mau menunggu di sini bersama Mo Mo.

Yah sudah, kalau begitu, Wei Yi tunggu saja sampai airnya masak, Mo Mo mau masuk kamar lagi.


Tapi setelah beberapa lama, Mo Mo malah mendapati Wei Yi juga sedang berada di kamar dan bukannya mengawasi air di dapur.

"Belum matang kok. Aku mengawasinya." Santai Wei Yi.

Mo Mo jelas tak percaya. Gimana caranya dia mengawasi dari dalam kamar? Wei Yi menjawabnya dengan memperlihatkan rekaman kamera di ponselnya yang dengan jelas memperlihatkan air di dapur yang benar-benar belum matang. (Dia pasang kamera di dapur?)

Mo Mo langsung mengecek dapur dan melihat ada sebuah tablet yang entah sejak kapan terpasang di sana.


Tak lama kemudian, mereka duduk di depan TV dengan dua mangkok mie instan. Tapi tiba-tiba Wei Yi mengulurkan tangan seolah mau merangkul Mo Mo yang jelas saja langsun membuat Mo Mo panik menggunakan bantal sebagai tameng. Dia mau ngapain?!

"Cuma mau ambil remote kok." Ujar Wei Yi lalu mengambil remote-nya. Mo Mo jadi malu.

"Apa kau mau ke kampus hari ini?" Tanya Mo Mo.

"Aku sibuk dengan skripsi-ku."

"Kapan aku bakalan sidang?"

"Kau tanya aku?"

"Aku bicara pada diriku sendiri."

"Aku penasaran apa kau bakalan bisa lulus?"

"Aku sangat percaya diri."


Hari ini, akhirnya Mo Mo sidang skripsi. Semua teman seasramanya sudah tegang menungguny saat akhirnya Mo Mo keluar dari ruang sidang. Tadi dia ditanya apa saja? Tanya mereka semua.

"Pak dosen bilang 'karena kau sudah pindah ke bidang lain, maka aku tidak akan mempermalukanmu'. Jadi beliau cuma menanyaiku beberapa pertanyaan."

Meng Lu jadi iri, bisakah dia ganti bidang sekarang? Telat! Mo Mo langsung pamit, soalnya dia mau menghadiri sidang skripsinya Wei Yi. Dia sidang publik soalnya.

"Suruh dia traktir kita makan yah?"

"Kami lagi misqueen."

"Bodo amat."


Wei Yi tengah memberi penjelasan saat Mo Mo menyelinap masuk. Kehadirannya kontan membuat Wei Yi makin semangat. Dia bahkan mengalihkan perhatiannya ke Mo Mo seorang tapi tetap bisa menjawab dengan lancar.

Mo Mo makin jatuh cinta padanya. Dia bahkan langsung heboh melempar berbagai macam simbol cinta, jempol, dan kecup sayang untuk Wei Yi sampai membuat Wei Yi tidak konsen mendengar pertanyaan pak dosen.

Untung saja pak dosen tidak melihat Mo Mo dan hanya mengira kalau pertanyaannya mungkin terlalu sulit bagi Wei Yi. Maka Prof Jiang berinisiatif mengizinkan para penonton untuk tanya-tanya ke Wei Yi.

Zhou Lei langsung semangat mau tanya, tapi untung saja Yu Yin sigap menariknya. Baiklah, karena tak ada yang tanya, Prof Jiang memutuskan untuk mengakhiri sidangnya Wei Yi sampai di sini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments