Tee baru sampai di kantor saat Pat datang dengan heboh dan mengklaim kalau Beauty membuat masalah lagi hingga menyebabkan perusahaan rugi jutaan.
"Apa yang terjadi?"
"Lebih baik kau melihatnya sendiri. Jika tidak, mungkin kau akan berpikir kalau aku menjebaknya."
Beauty sendiri diam-diam menyelinap ke dalam gudang pabrik. Tempat itu sepi dan kosong, Beauty suka. Dia bisa memanfaatkan tempat itu untuk berubah jadi burung daripada di toilet.
Tapi tiba-tiba ada satpam yang memergokinya dan langsung menuntut penjelasannya. Beauty mengklaim kalau presiden menyuruhnya untuk mencari ruangan untuk menyimpan barang-barangnya.
Satpam tak percaya dan berniat menelepon atasannya untuk mengkonfirmasi hal itu. Beauty sontak mencegahnya dan mengklaim kalau presiden ingin ini dirahasiakan.
Si Satpam malah berusaha memanfaatkan kesempatan untuk merayu Beauty. Kesal, Beauty langsung mengancam akan melaporkannya. Si Satpam kontan panik dan akhirnya membiarkan Beauty untuk melakukan apapun yang dia inginkan.
Setelah Satpam pergi, Beauty mencari tempat yang agak tersembunyi lalu menyiapkan makanan burung dan air untuk persiapan dirinya jadi burung nanti.
"Ini lebih baik. Tapi aku tidak akan berada dalam kondisi ini terlalu lama, kau dengar itu penyihir jahat? Seseorang seperti Lallalit tidak akan menyerah dengan mudah. Lihat saja nanti."
Di pabrik, Pat cs menunjukkan kain putih bernoda tinta itu pada Tee dan menuduh Beauty lah pelakunya karena dialah yang bertanggung jawab mengecek stok kain itu dan menandatangani laporannya.
Begitu Beauty datang, dia langsung diseret ke hadapan Tee dan Pat langsung melabraknya. Beauty jelas kaget, dia yakin kain itu tidak ternoda apapun saat dia mengeceknya.
Saat Beauty bersikeras menyangkal, Pat langsung mengalihkan tuduhannya pada orang kedua yang menandatangani laporan itu, yaitu Bibi Seenuan. Tapi Bibi Seenuan sama sekali tidak berusaha membela diri dan meminta maaf karena sudah lalai.
Tidak terima, Beauty terus membela diri. Dia yakin kalau dia sudah mengecek seluruh stok dan noda itu tak pernah ada sebelumnya. Tee yang sedari tadi cuma diam menahan kesal, menyuruh Beauty untuk menjelaskan masalah ini di kantornya saja.
Jade menemani Papanya Orn main golf. Papa bahkan mengundang Jade untuk bergabung ke dalam grup golf-nya. Orn langsung sebel saat melihatnya dan berusaha menghindar. Tapi Papa mencegahnya pergi.
Papa sepertinya benar-benar ingin menjodohkan Orn dengan Jade. Ia bahkan meminta Jade untuk mengajari Orn main golf. Orn jelas menolak dengan alasan tidak suka golf.
Tapi Papa terus saja memaksa dan mendorongnya ke Jade hingga Orn tak punya pilihan lain selain menurutinya. Jade menyentuhnya saat mengajarinya tapi Orn terus menerus berusaha menjauhkan tangannya dan mempelototinya dengan kesal.
Orn berusaha menghindar lagi setelah sukses memukul satu bola, tapi Papa memaksanya untuk terus latihan. Jade sumringah banget bisa lama-lama bersama Orn, tak peduli biarpun Orn jutek abis sama dia.
Di kantor, Tee langsung mengomeli Beauty dan menuduhnya tidak konsentrasi bekerja hingga akhirnya malah membuat yang lain dalam masalah juga. Beauty menyangkal tuduhannya dan berusaha menyudahi masalah ini dengan menawarkan ganti rugi.
"Ini bukan masalah membayar ganti rugi dan selesai. Kalau kau ingin bekerja, maka kau harus lebih berhati-hati."
"Tapi aku sudah melakukan yang terbaik. Mungkin aku dijebak." Curiga Beauty sambil menatap Pat.
"Kau sudah salah tapi malah menyalahkan orang lain. Kalau kau seperti ini, bagaimana kau bisa jadi eksekutif yang baik."
"Dan seorang eksekutif yang gampang tertipu, bahkan tidak mencari bukti terlebih dulu sebelum menuduh orang lain, apa dia seorang eksekutif yang baik?" Balas Beauty.
Pat mengklaim kalau bukti itu sudah jelas, Beauty saja yang tidak mau mengakuinya. Beauty terus bersikeras tidak bersalah. Kalau begitu, Tee menuntutnya untuk membuktikan klaimnya.
"Baik. Jika aku menemukan bukti kalau aku tidak bersalah, maka kalian berdua harus minta maaf padaku di hadapan para karyawan dan menuruti apapun yang kukatakan seharian penuh."
"Kau belum dewasa juga, Beauty." Kesal Tee.
Flashback.
Waktu kecil, Beauty membiarkan anjing peliharaan Tee keluar dan akibatnya membuat anjing itu tertabrak mobil. Saat dia diomelinya, Beauty ngotot menyangkal dan mengklaim kalau anjing itu melarikan diri.
Bahkan saat Tee mengkonfrontasinya, Beauty terus saja nyolot dan menyalahkan Tee karena karena Tee sendiri yang membawa anjingnya kemari. Ini kan rumahnya, dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan di sini.
"Baiklah. Mulai sekarang, aku tidak akan pernah datang lagi ke rumahmu!" Kesal Tee.
Lalita berusaha menyuruh Beauty untuk meminta maaf pada Tee, tapi Beauty tidak mau dan terus bersikeras mengklaim dirinya tidak bersalah.
"Ayo pergi, Pat. Tidak usah bermain dengan orang semacam dia lagi." Kesal Tee.
Flashback end.
Di kantin, trio penggosip yakin kalau Beauty pasti sudah dipecat. Seenuan jadi gelisah. Kalau Beauty dipecat, maka dia juga pasti akan dipecat. Apa yang harus dia lakukan kalau begitu.
"Kalau kau dipecat, maka kami akan protes!"
"Betul, bibi."
"Tapi sebelum kita protes, kita harus menamparnya dulu."
Beauty datang tak lama kemudian dan meyakinkan kalau Seenuan tidak akan dipecat. Dia tidak akan membiarkan siapapun memecat Seenuan.
"Bagaimana kau akan membantunya? Aku mau tahu," nyinyir salah satu penggosip.
"Itu bukan urusanmu. Kau tidak terlibat."
Si penggosip kesal. Bagaimana bisa dia tidak terlibat, sejak Beauty masuk ke departemen mereka, mereka semua banyak mendapat masalah. Suasana sontak kacau saat trio penggosip berusaha menampar Beauty.
Untunglah Seenuan cepat menghentikan mereka dan menegaskan bahwa ia takkan membiarkan siapapun membuat masalah lagi. Tanpa mereka sadari, kejadian barusan direkam oleh Piwara.
Pat dan Kratua jelas senang saat menonton video itu. Sayang, mereka kecewa dengan cepat saat melihat kejadian itu berlangsung terlalu singkat berkat Seenuan dan tidak terjadi apapun pada Beauty.
Kratua mendadak panik, baru ingat kalau mereka belum menghancurkan bukti, rekaman saat mereka masuk ke pabrik malam itu. Kalau rekaman itu sampai ketahuan, maka mereka akan dipecat.
Tapi berhubung sekarang masih jam kerja, Pat menyuruhnya untuk tenang dulu. Tunggu sampai jam kerja usai, baru mereka akan bertindak.
Saat Beauty masuk ke toilet, dia tak sengaja mendengar Seenuan bicara dengan putranya di telepon. Suaranya terdengar bergetar penuh emosi saat mengomeli putranya karena tidak berhati-hati saat naik motor padahal mereka masih harus membiayai biaya medis putrinya. Di tambah lagi dengan masalah di pabrik tadi, entah apakah dia akan dipecat atau tidak nanti.
Berusaha menyemangatinya, Beauty meyakinkan kalau Seenuan tidak bersalah, mereka berdua tidak bersalah. Beauty janji kalau dia tidak akan membiarkan Seenuan dipecat.
"Apa yang akan kau lakukan? Kita ini cuma karyawan."
"Apa perusahaan ini selalu memperlakukan karyawannya dengan buruk?"
Seenuan menyangkalnya dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Beauty terus berusaha meyakinkan kalau mereka berdua tidak bersalah. Dia sudah mengecek semuanya dan dia yakin tak pernah ada noda itu. Dia yakin kalau mereka dijebak.
"Siapa yang melakukan itu? Aku tidak pernah membuat masalah bagi orang lain."
"Bibi, tenanglah dulu. Akan kubuktikan pada semua orang kalau kita bukan tidak teliti, tapi dijebak."
"Apa yang akan kau lakukan? Apa yang akan kita lakukan?"
Lalita dan Dewi senang melihat itu, akhirnya Beauty mulai bisa bersikap ramah pada orang lain dan tidak memikirkan dirinya sendiri.
Tapi Dewi mengingatkan Lalita untuk tidak terlalu senang dulu. Apa yang dilakukannya hari ini karena kemarahannya. Mereka belum tahu berapa banyak perasaan baik yang ada dalam hati Beauty. Pun begitu, warna emas jimat kristalnya sekarang mulai bertambah sedikit.
Selesai main golf, Mami langsung menyuruh Orn untuk menyajikan minuman untuk Jade. Dia meraih tekonya tepat saat Jade juga hendak mengambilnya dan jadilah tangan mereka bersentuhan.
Orn cepat-cepat menarik tangannya dan mengklaim kalau golf itu sama sekali tidak menyenangkan. Papa malah memaksa Orn untuk terus main sampai dia suka dan meminta Jade untuk lanjut mengajari Orn. Jade menyetujuinya dengan senang hati, tapi Orn tidak setuju.
Tepat saat itu juga, Tee meneleponnya. Orn agak menjauh untuk menerima teleponnya dengan wajah sumringah dan sengaja mengeraskan suaranya saat dia ngobrol manjah dengan Tee.
Tee meminta maaf karena tidak datang ke pestanya Orn kemarin dan karenanya, hari ini dia ingin mengajak Orn makan bersama.
Orn jelas setuju lalu dengan sengaja mengumumkan ajakan Tee itu pada semua orang dengan antusias. Papa dan Mami sampai tak enak pada Jade.
Begitu bel pulang kerja berbunyi, Beauty langsung cepat-cepat bersiap pergi. Tapi trio karyawan penggosip langsung nyinyir mengkonfrontasinya. Tidak terima, Beauty membentak mereka dan menegaskan kalau dia TIDAK BERSALAH!
Dia lalu kembali ke gudang yang tadi dan bersiap untuk berubah menjadi burung tanpa menyadari CCTV yang merekamnya.
Kratua tanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Pat menyuruhnya untuk pergi ke ruang kontrol CCTV untuk menghapus semua bukti.
Dia lalu menyuruh Piwara untuk mengepak beberapa barang lama ke kotak. Dia akan mengalihkan perhatian satpam dengan menyuruh mereka mengangkat kotak-kotak ke mobilnya yang akan dia parkir agak jauh di parkiran belakang gedung 4. Dia menyuruh Piwara untuk mengawasi mereka sampai dia datang nanti.
Tapi menurut Piwara, Pat akan kelihatan mencurigakan kalau dia terlihat berada di ruang sekuriti. Kratua setuju, lebih baik dia sendiri yang menangani semuanya. Pat setuju, tapi dia tidak boleh gagal.
1 Comments
Lanjut......Semangat!!!!
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam