Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 18 - 1
Di tengah jalan, Xia Lin tiba-tiba minta minum. Tapi tidak ada air di mobil, maka Ah Nan dengan dinginnya menyuruh Xia Lin menahan hausnya.
Xia Lin mengingatkan kalau wanita hamil harus banyak minum air lebih daripada orang lain, Ah Nan tidak mau terjadi apapun padanya di tengah jalan, kan?
Yang Tong melihat ada rest stop di depan, maka dia turun untuk membeli air. Xia Lin cemas, Ah Nan tidak akan menjualnya ke luar negeri kan?
"Jangan khawatir, polisi sudah memblokir semua jalan keluar. Kita tidak akan bisa keluar kota."
Xia Lin tiba-tiba mengklaim kalau dia mau ke toilet. Ah Nan jelas curiga, apa sebenarnya yang sedang Xia Lin rencanakan?
Xia Lin meyakinkan kalau ini hanya karena kebutuhan biologisnya. Wanita hamil harus sering-sering ke toilet pada masa trisemester pertama. Dia bahkan berani bersumpah atas nyawa bayinya kalau dia tidak akan melarikan diri.
Ah Nan akhirnya melepaskan ikatan tangan Xia Lin. Tapi kemudian dia menekan tangan Xia Lin ke pinggangnya yang kontan membuat Xia Lin tercengang mendapati ada pistol terselip di sana.
"Selama kau bersikap baik, maka kita semua akan baik-baik saja. Aku mungkin tidak akan menyakitimu sekarang, tapi aku tidak akan pernah bilang kalau aku tidak akan menyakiti anaknya Ling Yi Zhou."
Tak lama kemudian, Yi Zhou dan polisi tiba di rest stop itu atas panggilan seorang wanita. Dia saksi yang melihat Xia Lin dan Ah Nan di toilet tadi.
Flashback.
Wanita itu baru keluar dari kamar kecil saat dia bertemu dengan kedua orang itu dan jelas keheranan melihat Ah Na ikutan masuk ke dalam.
Ah Nan berbohong kalau wanita ini adalah istrinya yang sedang hamil dan dia ikutan masuk hanya karena dia khawatir.
Xia Lin tampak ragu sesaat sebelum kemudian berbalik. Ah Nan kontan mencengkeram erat lengannya, tapi Xia Lin meyakinkan kalau dia hanya mau minta tisu ke wanita itu.
Tapi saat wanita itu menyerahkan tisunya, Xia Lin diam-diam menulis pesan SOS ke tangan wanita itu.
Flashback end.
Wanita itu jadi curiga dan karena itulah wanita itu langsung menelepon polisi. Seorang polisi melapor bahwa mereka sudah mengecek CCTV dan mengonfirmasi bahwa benar Ah Nan sempat berhenti di sini lalu pergi ke arah utara dengan mengendarai mobil SUV hitam.
Kalau begitu, Ketua Tim Wang memerintahkan mereka untuk menginformasikan hal ini ke para polisi di area utara dan segera blokir area utara.
Tapi Yi Zhou merasa ada yang aneh. Ah Nan biasanya pintar menutupi jejak, mungkin dia meninggalkan jejak sejelas ini dengan sengaja (untuk mengecoh).
Maka Ketua Tim Wang kemudian memerintahkan anak-anak buahnya untuk mengecek CCTV di semua jalan tol dan kirim tim lain untuk mengecek jalan-jalan kecil.
Sayangnya, Ah Nan ternyata sudah diberitahu mata-matanya tentang pergerakan polisi itu dan langsung sadar kalau ini pasti ulahnya Xia Lin yang memberi mereka petunjuk.
Xia Lin dengan takut-takut mengakuinya. Dia kan cuma janji untuk tidak melarikan diri, dia tidak pernah berjanji untuk melakukan hal-hal yang lain. Jadi Ah Nan tidak bisa menyakitinya ataupun bayinya.
Ah Nan sinis, polisi tidak akan bisa menemukan tempat ini tak peduli seberapa keraspun mereka berusaha. Kenapa?
Karena tadi di tengah jalan, Ah Nan ternyata memindahkan Xia Lin dari mobil SUV hitam itu ke mobil lain dan anak buahnya Ah Nan kemudian mengganti pelat nomor mobil SUV itu.
"Apa kau merasa frustasi karena Ling Yi Zhou dipermainkan? Mereka tidak akan bisa membayangkan kalau aku berani putar arah kembali. Sebenarnya, aku harusnya berterima kasih padamu karena sudah membantu pertunjukkanku."
"Kau sengaja mengungkap keberadaanmu dengan sengaja?"
"Karena kau ingin membuat pertunjukkan, tentu saja sebagai temanmu, aku harus membantumu."
"Terang-terangan menunjukkan dirimu seperti ini. Apa kau tidak takut akan jadi buronan?"
"Aku akan kabur ke luar negeri setelah menyelesaikan tugas ini... apa kau mau ikut denganku?"
"Dasar gila."
"Sebagai wanita hamil, kau harus menjaga mood-mu."
Ah Nan langsung keluar meninggalkannya. Tapi tentu saja Xia Lin tidak mau tinggal diam begitu saja. Pokoknya dia harus memikirkan cara-cara lain.
Di rumah, Yi Zhou termenung sedih melihat-lihat gambar-gambar kartun mereka berdua yang selama ini digambar Xia Lin. Gambar-gambar yang membuatnya tak kuasa menahan air matanya, teringat kenangan-kenangan indah mereka bersama.
Xia Lin bertekad harus bisa melarikan diri sebelum Ah Nan beraksi. Pokoknya dia tidak boleh memberi Ah Nan kesempatan untuk berbuat jahat pada Yi Zhou.
Yang Tong masuk tak lama kemudian dengan membawakan buah untuk Xia Lin. Tapi saat dia mau pergi, Xia Lin tiba-tiba mengajaknya ngobrol. Yang Tong menolak, tuannya tidak suka kalau dia ngobrol dengan Xia Lin. Soalnya Xia Lin selalu punya ide nyeleneh.
"Kalau begitu, makan buah denganku tidak masalah kan? Toh, aku tidak bisa menghabiskan semuanya sendirian."
Yang Tong akhirnya menyerah lalu dengan santainya meletakkan ponselnya di meja. Xia Lin menduga kalau Yang Tong pasti menyukai Ah Nan. Yang Tong menyangkal dan mengklaim kalau dia hanya kagum dan menghormati Ah Nan saja.
Xia Lin mengerti. Wanita selalu jatuh cinta pada pria yang mereka kagumi dan hormati. Dia juga begitu terhadap Yi Zhou. Jadi Yang Tong tidak perlu merahasiakannya. Yang Tong masih muda, kenapa juga dia mengikat dirinya pada seseorang?
Yang Tong mengaku bahwa latar belakangnya yang pernah dia katakan pada Xia Lin sebenarnya tidak sepenuhnya bohong. Ayahnya benar-benar punya hutang besar pada rentenir. Ayahnya bahkan menjadikan dirinya sebagai jaminan lalu melarikan diri.
Ah Nan lah yang membantunya membayar semua hutangnya. Sejak saat itulah Yang Tong memutuska untuk mengikuti Ah Nan.
"Yang Tong, yang seharusnya kau lakukan sekarang ini adalah kuliah dan menjalani kehidupan bebas layaknya para mahasiswa, bukannya bersembunyi setiap hari bersama Nan Jin Tian."
"Aku tidak akan pergi selama Tuan membutuhkanku."
"Apa kau bahagia mengikutinya?" Tanya Xia Lin, dan Yang Tong bahkan tak tahu bagaimana harus menjawabnya.
Wen Li datang melapor bahwa polisi gagal menemukan jejak Ah Nan di semua jalan yang mereka blokir. Jadi kemungkinan, Ah Nan masih berada di dalam kota ini.
Kalau begitu, Yi Zhou memerintahkannya untuk menyelidiki segala sesuatu tentang Ah Nan, setiap properti yang dia miliki, setiap orang yang dia kenal, pokoknya segala detil tentang Ah Nan.
Xia Lin tanya apakah Yang Tong ingat kapan terakhir kali dia tersenyum? Walaupun niatan Yang Tong mendekatinya waktu itu palsu, tapi Xia Lin merasa kalau Yang Tong benar-benar bahagia saat bekerja bersamanya.
Yang Tong jujur mengakuinya, dia mungkin tidak akan bisa kembali ke kehidupan yang seperti itu lagi. Tapi tidak masalah.
Baiklah, Xia Lin mengaku kalah. Kenapa dulu dia tidak pernah menyadari kalau Yang Tong ternyata sangat keras kepala.
Terlepas dari semua ini, Yang Tong tetap merasa berhutang maaf pada Xia Lin. Xia Lin selalu memperlakukannya dengan baik, tapi dia malah mengecewakan Xia Lin.
"Sudahlah, kau hanya mengikuti hatimu dan lebih memilih dia dibanding aku." Ujar Xia Lin lalu memberinya sebutir jeruk.
Yang Tong jujur mengakui kalau dia tidak tahu apa alasan Ah Nan melakukan semua ini. Tapi dia yakin kalau Ah Nan sebenarnya tidak ingin menyakiti Xia Lin.
"Aku juga memikirkan segalanya. Semua ini terjadi karena permusuhan antara Nan Jin Tian dan Ling Yi Zhou. Kita cuma memainkan peran pembantu. Jadi misi utamaku sekarang hanyalah menjaga diriku sendiri dan bayiku. Aku tidak punya tenaga untuk melakukan hal-hal lainnya."
Yang Tong mempercayainya begitu saja. Bahkan saat Xia Lin minta air panas, dia dengan santainya pergi membawa tekonya saja dan melupakan ponselnya. Tapi begitu dia sudah keluar kamar, Xia Lin sontak mengunci pintunya.
Bersambung ke part 2
5 Comments
Lanjut.. .Lagi serrruu tp jgn lama ""ya
ReplyDeleteLnjutin ya min smg xialin cpt dipertmukan dgn yi zhou
ReplyDeleteSemoga mumu segera ketemu, kasihan si tua ling dkecoh sana sini.
ReplyDeleteLanjuuut mba, semangat. ..
Lanjut.....
ReplyDeleteMakin seru
ReplyDeleteSemangat
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam