Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 8 - 3
Di parkiran, mereka melihat An Ran mengeluh manja ke Yi Zhou. Mengklaim dirinya pusing dan meminta Yi Zhou mengantarkannya pulang. Dia meyakinkan Yi Zhou untuk tidak mencemaskan Xia Lin, Chu Yan bisa mengantarkannya pulang.
Melihat Xia Lin cemburu berat, Chu Yan langsung mendorongnya maju ke mereka dan meminta Yi Zhou untuk mengantarkan mereka pulang juga.
Tapi bahkan sebelum mereka masuk mobil, Xia Lin langsung kesal memperingatkan An Ran bahwa hanya pacar dan istri yang boleh duduk di samping supir.
An Ran tidak terima. Sementara kedua wanita itu sibuk berdebat, kedua pria santai saja mengatasi masalah itu dengan masuk ke dalam mobil dan sama-sama mengambil tempat di depan. Pfft!
Setibanya di restoran malam harinya, Yi Zhou bersikap sangat manis pada An Ran yang jelas saja membuat Xia Lin cemburu kuadrat. Kayaknya dia sengaja mengompori Xia Lin, dia bahkan tampak puas melihat kecemburuan yang tergambar jelas di wajah Xia Lin.
Tapi kemudian dia melihat Xia Lin ribut dengan Chu Yan yang mendadak membuat Yi Zhou jadi cemburu. Apalagi saat dia melihat Chu Yan memberikan sepotong makanan untuk Xia Lin.
Maka Yi Zhou dengan sengaja sok perhatian memberikan sepotong udang untuk An Ran. Kesal, Xia Lin langsung balas dendam memberikan sayuran untuk Chu Yan.
Kedua suami istri itu sontak saling serang dengan tatapan laser seolah saling menantang tanpa kata, dan jadilah mereka berlomba memindahkan semua sayur dan udang ke piring makannya Chu Yan dan An Ran yang cuma bisa celingukan bingung sampai akhirnya Chu Yan protes dan baru saat itulah mereka akhirnya berhenti.
"Piringku sudah kepenuhan, bisa tidak kalian menungguku makan semuanya dulu, baru kalian bisa mulai lagi."
"Kak Yi Zhou, aku tidak bisa memakan semua ini."
"Tidak masalah, jangan dimakan saja."
"Tapi sayang sekali, aku bahkan belum menyentuh makananku. Bagaimana kalau kuberi kau setengahnya?"
Yi Zhou setuju dan langsung saja mengambil piringnya An Ran dengan masih menatap tajam Xia Lin. Maka kemudian Xia Lin balas dendam dengan meminum jusnya Chu Yan lalu memberikan jusnya sendiri sebagai gantinya.
Yi Zhou tiba-tiba memakan sepotong cabe yang kontan membuat An Ran cemas, dia kan tidak bisa makan makanan pedas.
"Dia sudah pernah memakannya." Nyinyir Xia Lin.
"Iya, rasanya tidak sepedas biasanya."
"Benarkah?"
Chu Yan kagum dengan perkembangan Yi Zhou yang sekarang sudah bisa makan pedas, ini berkat Xia Lin.
"Oh, benarkah?" Nyinyir Yi Zhou.
Sesampainya di rumah, Xia Lin langsung curhat ke Fei Fei. Kesal banget dia, apalagi si An Ran itu. Sudah tahu kalau Yi Zhou itu pria beristri, tapi masih saja berusaha keras untuk menggodanya. Biarpun mereka teman sejak kecil, tapi dia tidak bisa membiarkan mereka melakukan ini.
Fei Fei memang sudah lama curiga tuh cewek ada maunya sama Yi Zhou. Bisa gawat kalau Yi Zhou dan An Ran sampai terpotret bersama, pasti berita-berita di internet akan heboh.
"Untung saja ada Wen Li yang melindunginya dengan baik. Nanti sampaikan ucapan terima kasihku padanya." Ujar Xia Lin.
Oke, tapi Fei Fei penasaran, bagaimana perkembangan hubungan Xia Lin dan Bos Ling? Gagal, semua saran dari Chu Yan tidak ada satupun yang berhasil.
Fei Fei punya saran yang lebih bagus. Cowok kan biasanya suka yang cantik-cantik dan s**si. Coba saja Xia Lin terkam dia. Fei Fei tidak bisa ngobrol lebih lama lagi karena Wen Li sudah pulang, pokoknya Xia Lin coba saja rayu Yi Zhou.
Dengan baju super pendeknya, Fei Fei dengan santainya menyambut Wen Li sekaligus menyampaikan ucapan terima kasihnya Xia Lin tadi. Tapi Wen Li jadi gugup bukan main melihat Fei Fei pakai baju itu dan buru-buru masuk kamar tanpa mendengarkan ocehannya. Pfft!
Menuruti nasehat Fei Fei, Xia Lin langsung mendatangi ruang kerja Yi Zhou pakai baju s**si dan menari-nari menggoda Yi Zhou tanpa sadar kalau Yi Zhou sebenarnya lagi rapat online. Wkwkwk!
Yi Zhou jelas kesal dan langsung mengusir Xia Lin. Bahkan dengan kejamnya dia mengunci Xia Lin di luar rumah.
Xia Lin jelas kesal dan akhirnya terpaksa pergi ke rumah Ah Nan dengan pakaian seperti itu untuk meminjam teleponnya.
Ah Nan bersikap cukup sopan dengan memberinya handuk dan memalingkan pandangannya sampai Xia Lin menutupi dirinya dengan handuk itu. Tapi kenapa Xia Lin berpakaian seperti ini?
"Aku bertengkar dengan keluargaku dan kabur dari rumah tanpa berpikir."
"Dan tanpa membawa apapun, makanya kau datang padaku?"
"Bukankah kau adalah temanku yang tinggalnya paling dekat denganku?"
Ah Nan tampak agak sinis mendengar kata '
teman' itu. Xia Lin cepat-cepat beralih topik minta pinjam telepon, dia mau menelepon temannya untuk datang kemari menjemputnya.
Tentu saja, Ah Nan bahkan mendorong Xia Lin untuk curhat saja padanya. Xia Lin tadi kan bilang kalau mereka adalah teman. Apa Xia Lin bertengkar dengan pacarnya?
Xia Lin dengan polosnya mempercayai Ah Nan dan dengan senang hati jujur mengakui bahwa pria itu sebenarnya bukan pacarnya melainkan suaminya. Dan dia pernah cerita tentang suami temannya yang hilang ingatan kan? Sebenarnya orang yang dia maksud itu adalah suaminya sendiri.
Ah Nan tidak kaget, dia memang sudah menduga kalau teman yang dia maksud itu adalah Xia Lin sendiri. Dia bisa menebaknya bukan karena dia pintar, tapi karena ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa kita sembunyikan. Yaitu batuk, kemiskinan dan cinta.
"Tapi cinta adalah sesuatu yang melibatkan dua orang. Jika cuma melibatkan satu orang, itu namanya bertepuk sebelah tangan. Sekarang aku mengerti bahwa bertepuk seblah tangan itu sangat memalukan."
"Apa kau tahu apa yang kau butuhkan sekarang ini? Sedikit alkohol." Saran Ah Nan.
Yi Zhou melihat Xia Lin tidak ada di kamarnya, ponselnya juga tertinggal. Cemas, dia langsung menelepon Wen Li. Wen Li pun langsung menanyakannya ke Fei Fei, tapi tentu saja Fei Fei tidak tahu apa-apa. Memangnya ada apa?
Maka Wen Li pun memberitahunya tentang apa yang terjadi tadi. Fei Fei sontak menyesali perbuatannya sendiri, lalu di mana Xia Lin sekarang?
"Tidak tahu."
Xia Lin ketiduran setelah menghabiskan segelas wine. Tapi dia terbangun saat Ah Nan mengambil gelas yang dipegangnya. Jam berapa sekarang?
"12.30 tengah malam."
Apa?! Gawat! Dia harus pulang sekarang. Ah Nan menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang, tapi Xia Lin menolak, lebih baik dia pulang sendiri.
"Xia Lin, dua orang bersama dengan tujuan untuk berbahagia bersama. Jika kau tidak bahagia, lebih baik kau melepaskannya secepat mungkin." Saran Ah Nan yang masih saja getol berniat memisahkan Xia Lin dan Yi Zhou.
"Kau tidak mengerti. Selain suamiku, dia juga orang yang menyelamatkan nyawaku."
Informasi itu jelas menarik perhatian Ah Nan, apa maksudnya Yi Zhou menyelamatkan nyawanya? Xia Lin mengaku kalau dia sakit parah. Tapi karena ceritanya terlalu panjang, kapan-kapan saja dia ceritakan detilnya. Dia harus pulang sekarang.
Xia Lin menyelinap masuk rumah diam-diam. Rumah itu tampak sepi dan gelap, mungkin Yi Zhou sudah tidur. Xia Lin akhirnya cuma duduk merenung di tangga, mengenang betapa baiknya Yi Zhou yang dulu kepadanya.
Yi Zhou muncul saat itu dan langsung nyinyir. Xia Lin berniat pergi menghindarinya, tapi Yi Zhou sigap menangkapnya. Yi Zhou berusaha mendekat seolah hendak menc**mnya, tapi Xia Lin mundur menjauhinya.
"Apa kau mabuk?"
"Aku tidak meminum wine-mu! Aku ngantuk, mau tidur!"
Tapi Yi Zhou dengan cepat menghalanginya di tangga. "Keluar rumah tanpa bilang-bilang dan pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Begini caramu jadi Nyonya Ling yang baik?"
"Aku Nyonya Ling yang dicampakkan oleh seseorang, jadi tidak masalah tidak menjadi Nyonya Ling. Tolong beritahu aku kalau kau menemukan Nyonya Ling yang selanjutnya, aku akan pergi sendiri dan meninggalkan posisi ini untuknya."
"Bukankah kau seorang aktris? Kau cuma jadi aktris beberapa dan kau sudah tidak bisa lagi berakting jadi Nyonya Ling?"
Xia Lin semakin sakit hati mendengarnya, memangnya kenapa dengan menjadi aktris? Toh dengan berakting juga dia tidak bisa membuat Yi Zhou jatuh cinta padanya karena Yi Zhou dingin dan kejam.
"Apa kau merasa tidak adil?"
Xia Lin sontak emosi mencekik Yi Zhou. Tentu saja dia merasa tidak adil. Dulu Yi Zhou melindunginya dengan memberitahu orang-orang kalau dia istrinya, Yi Zhou juga rela memakan makanan kesukaannya biarpun prutnya sakit. Yi Zhou tidak mau pelihara anjing dan merayakan ultah, tapi pada akhirnya Yi Zhou mau berubah demi dia.
"Kau melakukan banyak hal yang berhasil membuatku mencintaimu. Tapi sekarang kau ingin menyingkirkan segalanya dan tidak mau bertanggung jawab lagi. Kau tidak bisa menerima kenyataan dan menyuruhku untuk berubah mengikuti kehendakmu. Apa kau pikir ini adil bagiku?!"
Yi Zhou tercengang melihat air mata Xia Lin berjatuhan di d**anya, menyadari Xia Lin benar-benar tulus dan tidak berakting.
"Jangan menangis."
Saat itulah Xia Lin akhirnya melepaskan cekikannya dan menghapus air matanya. Xia Lin menyadari kalau semua ini adalah salahnya. Jika saja waktu itu Yi Zhou tidak datang mengunjungi lokasi syutingnya, Yi Zhou pasti tidak akan mengalami kecelakaan itu.
Yi Zhou meyakinkan kalau kejadian itu benar-benar kecelakaan. "Dan sebenarnya, aku tidak membencimu sebesar itu."
"Kalau begitu, apa kau mulai menyukaiku?"
Epilog:
Eentah dia sudah ingat atau tidak, tapi Yi Zhou tampak tersenyum bahagia saat melihat-lihat postingannya yang semuanya berhubungan dengan dirinya. Mulai dari postingan gambar mobil yang dihias bak mobil pengantin itu hingga postingan sup ayam.
Wen Li bertanya-tanya apakah Yi Zhou ingin akunnya itu diserahkan ke bagian PR saja? Tapi Yi Zhou menolak, biarkan saja Xia Lin yang mengurus akunnya.
Bahkan saat dia melihat Xia Lin mengepos tentang smart speaker, dia langsung menyuruh Wen Li untuk membeli 100 smart speaker. Wkwkwk!
Bersambung ke episode 9
2 Comments
Keren min.....
ReplyDeleteLanjut ceritanya 😁😁
Di tunggu yuaa....
Min, lanjutannya mana 😭😭😭
ReplyDeleteSemangat min, saya setia nungguin 😂😂😂
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam