Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 17 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 17 - 3

Chu Yan yang sedari tadi hanya mendengarkan segalanya dalam diam, akhirnya punya kesempatan bicara. Ngapain Chu Yan kemari? (Udah nggak marah sama Yi Zhou lagi kah?)


"Bukankah harus ada kelanjutan dari akting kita? Jika aku tidak kembali, bagaimana kita akan melanjutakan akting kita?"

Ow, ternyata pertengkaran mereka dan main serong dengan wanita lain itu cuma akting.


Dalam flashback, Yi Zhou bahkan tidak tampak mabuk sedikitpun saat dia masuk hotel dengan si manager bar. Chu Yan lalu datang tak lama kemudian dengan kebingungan.

Yi Zhou menjelaskan kalau tadi dia bicara dengan An Ran, tapi dia menolak mengatakan apapun. Belum ada kabar juga dari para penyidiknya. Karena si penjahat itu tidak beraksi, maka Yi Zhou berniat memaksa mereka untuk unjuk diri.

Flashback end.


Tapi sekarang Chu Yan merasa sepertinya akting mereka kurang efektif mengingat belum ada kabar sedikitpun tentang Xia Lin.

"Ada." Ujar Yi Zhou. Fakta si penjahat mengirim foto USG ini padanya, jelas menunjukkan kalau Xia Lin dan bayinya baik-baik saja. Jika tidak, si penjahat itu tidak mungkin mengancamnya dengan ini.


Maka kemudian Yi Zhou pergi menemui An Ran dan menunjukkan foto USG itu padanya. "Aku akan jadi ayah, apa kau tidak akan memberiku ucapan selamat?"

An Ran kontan galau. "Sudah berapa lama?"

"4 minggu"

"Masih kecil. Bagaimana seandainya, hanya seandainya... bayi itu tidak selamat?"

Entah apa yang akan Yi Zhou lakukan jika sampai itu terjadi. An Ran tahu betul dia tumbuh dalam keluarga seperti apa dan orang tua macam apa yang dia miliki.

Semua orang menganggapnya memiliki segalanya dan bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Tapi satu-satunya hal yang selalu dia inginkan hanyalah memiliki sebuah keluarga yang bahagia.

"Harapanku itu bisa terpenuhi di hari ulang tahunku, tapi sekarang istri dan anakku hilang tanpa jejak. An Ran, kumohon padamu untuk membantuku. Biarkan aku bahagia sekali saja."

Sayangnya, An Ran tetap keras kepala dan menolak membantunya. Toh bukan dia yang akan memberikan kebahagiaan untuk Yi Zhou.


"Apa kau tahu siapa yang memberikan foto ini padaku?"

"Siapa?"

"Nan Jin Tian."

An Ran kaget, dia sudah tahu? Tapi yang tak disangkanya, Yi Zhou malah mengaku kalau dia sebenarnya cuma menduga, tapi terima kasih karena An Ran sudah mengonfirmasi dugaannya.

Flashback.


Sebelum dia mendatangi An Ran tadi, Yi Zhou dan Chu Yan sibuk meneliti berbagai dokumen tentang orang-orang yang mereka curigai, orang-orang yang mungkin punya dendam terhadap Yi Zhou atau perusahaan Ling.

Tapi kemudian Wen Li datang membawakan hasil penyelidikannya tentang Ah Nan, dan dia mendapati ada yang mencurigakan tentang Ah Nan. Dia punya koneksi dengan perusahaan Zhou Yuan.

Insiden ini terjadi saat Yi Zhou pergi untuk mendiskusikan kerja sama dengan Zhou Yuan. Jadi kemungkinan Ah Nan sengaja melakukan ini untuk menjauhkan Yi Zhou agar dia punya kesempatan untuk menculik Xia Lin. Yang jadi masalah, kenapa dia melakukan ini pada Yi Zhou?

Wen Li juga mengetahui hal lain tentang beberapa pegawai mereka yang pindah ke perusahaan lain, ternyata pengacara perusahaan itu dulu pernah bekerja di perusahaannya Nan Jin Tian.

Tapi tetap saja, Chu Yan merasa semua itu tidak cukup dijadikan bukti kalau Ah Nan lah pelakunya. Yi Zhou mendadak punya ide, dan begitulah bagaimana kemudian dia mendatangi An Ran.

Flashback end.


"Aku memberimu kesempatan untuk bertobat, tapi kau tidak mengambil kesempatan itu."

"Aku mengambil kesempatan itu atau tidak, apa bedanya?"

"Ini terakhir kalinya kita bertemu." 


Teringat ucapan Ah Nan tentang ibunya yang katanya selalu merindukannya selama bertahun-tahun ini, Yi Zhou langsung menyuruh Wen Li pergi ke hotel Ling Yun.

Ibu menyambutnya dengan senang hati, tapi Yi Zhou langsung to the point menginterogasinya tentang tentang hubungannya Ah Nan. Ibu berkata kalau Ah Nan itu orang yang anti sosial, jadi Ibu tidak begitu dekat dengannya.

"Kalau aku tidak salah ingat, kau menikah ke dalam keluarga mereka segera setelah ibunya meninggal dunia."

"Itu kan sudah lama sekali. Kenapa kau tiba-tiba mengungkitnya?"

"Karena aku ingin tahu kenapa Nan Jin Tian menculik Mumu."

Ibu kaget. "Menculik?"

Benar, Mumu diculik pada hari ulang tahunnya. Yi Zhou tidak punya permusuhan dengannya, jadi Yi Zhou sama sekali tidak tahu apa alasannya melakukan hal ini. Satu-satunya kemungkinan pastilah berhubungan dengan Ibu.

Ibu meminta maaf, semua ini memang salahnya. Ibu mengaku kalau dulu, kondisi ibunya Ah Nan jadi semakin memburuk adalah karena ibunya Ah Nan mengetahui perselingkuhannya dengan ayahnya Ah Nan.

"Perselingkuhan kalian benar-benar menyebabkan begitu banyak penderitaan. Dulu itu menghancurkan hidupku dan sekarang itu akan menghancurkan hidupku untuk yang kedua kalinya. Nan Jin Tian melampiaskan kebenciannya padaku karena kau adalah ibuku. Kuharap kau puas sekarang."


Tepat saat itu juga, Wen Li melapor bahwa polisi sudah berhasil melacak keberadaan Ah Nan. Yi Zhou langsung pergi dan Ibu langsung menelepon Ah Nan untuk mengonfrontasinya.

Apa yang terjadi di masa lalu adalah salahnya, jadi Ah Nan lampiaskan saja kemarahannya pada Ibu, jangan menyakiti orang yang tidak berdosa

"Orang yang tidak berdosa? Dia kan anak ibu yang paling berharga, bagaimana bisa dia disebut tidak berdosa? Apa Ling Yi Zhou terkena serangan panik sekarang? Dia pasti ketakutan setengah mati. Sayang sekali aku tidak bisa melihat ekspresinya."

"Cepat lepaskan Xia Lin atau akan kuberitahu ayahmu."

"Ayah? Dia bahkan membuang anaknya sendiri. Memangnya dia peduli dengan apa yang kulakukan? Jangan lupa kalau semua ini terjadi karenamu."


"Semua ini karena kau sudah kelewatan! Jangan menyalahkan ayahmu yang bersikap kejam padamu. Ayahmu sebenarnya masih peduli padamu."

Ah Nan terkekeh sinis, apa yang dia lakukan dulu hanyalah memainkan sedikit candaan pada Ibu, tapi ayahnya langsung mengusirnya dari rumah. Ayahnya sungguh punya cara yang unik untuk menunjukkan kasih sayangnya terhadap anaknya sendiri.

Ah Nan sepertinya sudah bersiap melarikan diri lagi, Yang Tong bahkan melapor kalau polisi sedang dalam perjalanan kemari.

Ah Nan semakin sinis nyinyirin Ibu, dia benar-benar berusaha terlalu keras untuk bersatu kembali dengan putranya. Dia bahkan bersusah payah meneleponnya hanya demi menundanya.

"Sekarang ini masih belum terlambat untuk menyerahkan dirimu."

"Sayangnya aku harus mengecewakanmu. Aku ingin mengirimi hadiah yang besar." Pungkas Ah Nan.


Yi Zhou dan polisi akhirnya tiba. Yi Zhou ingin langsung masuk, tapi polisi dengan cepat mencegahnya, mereka harus bersiaga dulu.

Di dalam, Xia Lin menempelkan telinganya ke pintu, berusaha mendengar suara-suara yang ada di luar.


Polisi akhirnya membuka kamar itu, tapi malah tidak mendapati ada siapapun di dalamnya. Mereka terlambat.

Tapi Yi Zhou memperhatikan sprei kasur tempat itu rapi dan masih ada bekas makanan di meja, termasuk sisa apel yang dibuang rapi ke tempat sampah. Semua itu membuat Yi Zhou yakin kalau semua itu adalah jejak-jejaknya Xia Lin dan mereka masih belum lama pergi.

Ketua Tim Wang segera memerintahkan anak-anak buahnya untuk memblokir semua jalan, termasuk jalan tol. Jangan biarkan mereka keluar kota.

 

Ah Nan dalam perjalanan saat mendapat telepon dari mata-matanya yang melaporkan pergerakan musuh mereka. Xia Lin tanya Ah Nan mau membawanya ke mana?

"Aku capek tinggal di sana, jadi kita pindah ke tempat baru."

"Kurasa itu karena Ling Yi Zhou menemukan markasmu. Jika tidak, kau tidak akan mungkin bergegas untuk memindahkanku."


Dalam flashback, kita kembali melihat saat Xia Lin menempelkan telinganya ke pintu tadi, ternyata Ah Nan lah masuk dan langsung memerintahkan Yang Tong untuk mengikat Xia Lin, dan begitulah bagaimana dia berhasil membawa Xia Lin kabur.


Ah Nan santai, memangnya kenapa kalau Yi Zhou menemukan markasnya, toh dia tetap selangkah lebih cepat daripada Yi Zhou. Jadi ini menunjukkan apa?

"Ini menunjukkan kalau kau sudah ketahuan." Sinis Xia Lin. "Dia pasti akan segera menemukanku."

Ah Nan kontan kesal menjambak rambutnya dan menegaskan bahwa ini menunjukkan kalau Yi Zhou sama sekali bukan tandingannya. Pada akhirnya, Ah Nan akan tetap menang.

Epilog:


Yi Zhou benar-benar tidak main serong dengan Shuang Shuang. Dia bahkan tidak tampak mabuk saat mereka masuk mobil dan Shuang Shuang sama sekali tidak kaget.

"Mari kita buat kesepakatan." Ujar Yi Zhou.

"Sudah tidak bisa berakting lagi? Lebih cepat daripada dugaanku."

Dia sudah bisa menduga, dengan bau alkohol yang tidak terlalu menyengat ini, tidak mungkin Yi Zhou bakalan mabuk hanya karena sedikit minum. Jadi Yi Zhou pasti cuma berakting untuk seseorang.


Kalau Shuang Shuang sudah tahu, lalu kenapa dia tetap mengikuti permainannya? Karena Shuang Shuang percaya kalau Yi Zhou tidak akan memperlakukannya dengan buruk.

"Apa kau tidak takut dituduh mengambil keuntungan dariku saat aku sedang rapuh?"

"CEO Ling diganggu wanita lain saat dia sedang mabuk. Sebagai rekan kerja dan teman baiknya Nyonya Ling, tentu saja aku tidak boleh tinggal diam. Wanita di bar tadi adalah kesempatan yang kau ciptakan untukku, kan?"

Yi Zhou sama sekali tidak menyangkalnya dan mengakhiri perbincangan mereka dengan berjanji kalau besok dia akan mengirim orang untuk membawakan kontrak bagi Shuang Shuang (untuk jadi model perusahaannya).

Bersambung ke episode 18

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam