Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 4 - 4

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 4 - 4

 

Setibanya di dermaga rumah, Por Date langsung turun duluan. Kade sampai kesal karena Por Date mengacuhkannya. Tapi kemudian Por Date dengan manisnya mengulurkan tangannya untuk membantu Kade turun.

Kade malah sengaja usil menggodai Por Date dengan pura-pura mau jatuh. LOL! Alih-alih langsung melepaskannya, Por Date terus menggenggam tangan Kade dan membantunya naik tangga. 


Baru saat Pin dan Yam muncul untuk menyambut nona mereka, mereka baru saling melepaskan genggaman tangan mereka.

Por Date berniat mau masuk duluan, tapi kemudian dia malah mendengar kedua pelayan tanya apakah Reun tidak ikutan?

"Khun P' mengusirnya pulang ke rumahnya."

Por Date tidak terima tuduhannya. Yang benar itu, Reung turun di dermaga rumahnya.

Kade langsung sinis. Begitu, yah? Kade kan tidak tahu, Por Date sendiri juga tidak ngomong apa-apa. Yang dia lakukan cuma berhenti di sana lalu mendayung pulang.

Pin dan Yam sontak mesem geli mendengarnya. Por Date kesal melihat mereka dan langsung memerintahkan mereka masuk duluan. Pin dan Yam jadi cemas, apa Por Date mau menghukum Kade?

"Itu bukan urusan kalian. Jangan tanya. Cepat, pergi!"


Terpaksalah mereka harus masuk dan meninggalkan Kade dengan cemas. Yam benar-benar khawatir kalau-kalau nona mereka itu akan dihukum cambuk, tapi Pin malah lebih mengkhawatirkan dirinya sendiri. Karena jika Kade dicambuk 10 kali, maka mereka pasti akan dicambuk dua kali lipat.

Yam tak percaya mendengarnya. "Kau mengkhawatirkan dirimu sendiri? Dasar gila!"

"Iya!" Pin mengakuinya. "Tapi aku juga mengkhawatirkan nona."


Kade juga penasaran apakah Por Date akan mencambuknya. Tapi Por Date mendadak mengomel panjang lebar dengan bahasa kunonya yang kedengaran lucu banget kayak lagi ngerap.

"Kau itu baru keluar rumah, kau tidak tahu apakah kelakuanmu dan matamu normal atau tercela. Tapi tidak seharusnya kau melakukannya dengan alasan apapun. Kalau orang melihatnya, mereka akan bergosip bahwa keponakan ayah sikapnya tidak sopan. Kau itu wanita dan memberikan mata pada pria bisa mempermalukan seluruh orang di rumah!" Cerocos Por Date. (Aslinya lucu banget dia ngomongnya)

Kade tak percaya mendengarnya. "Gila! Kau menuduhku main mata dengan Meun Reung? Memberikan mata itu apaan lagi? Kapan aku melakukannya?" Batin Kade sebal.

Por Date memperhatikan Kade sepertinya mau mengatakan sesuatu. Katakan saja apapun yang ingin Kade utarakan. Kade menolak karena dia tidak mengerti. Kalau Por Date ingin dia mengerti, maka Por Date harus mengatakannya sekali lagi.


"Jangan bicara omong kosong! Apapun yang kau lakukan, kau mengetahuinya dengan baik di dalam hatimu. Atau kau tidak tahu bahwa wanita Ayutthata tidak bersikap tidak tahu malu sepertimu? Cuma wanita dari Songkrae yang melakukan itu."

Kade jelas tidak terima. "Wanita dari Ayutthaya juga melakukannya! Kayak aku tidak pernah melihatnya saja!"

"Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?"

"Yah, seperti itu."

"Seperti itu apa?"

"Seperti itu! Aku melihat wanita Ayutthaya juga melakukannya. Dan dia melakukannya bukan pada orang lain melainkan padamu! Di kuil Ayutthata aku melihat semuanya! Kalau kau, kau boleh melakukannya? Tapi saat aku tidak melakukan apapun, kau boleh mengomeliku, begitu?!"

Kesal, Por Date sontak mendekatinya. Tapi Kade dengan cepat mendorongnya dengan tatapan sedih. Por Date tampak luluh melihat ekspresi Kade itu. Tapi saat dia hendak mendekat lagi, Kade langsung melarikan diri ke kamarnya.

 

Dia langsung mengunci dirinya di kamar dan menangis. Pin cemas dan berusaha mengetuk pintu kamarnya. Tapi Yam yang sudah hapal dengan kepribadian Karakade, santai saja mengingatkan Pin kalau nona mereka tidak akan membuka pintunya biarpun dia mati.

Tapi Kade bukan Karakade yang pendendam. Secepat dia menangis, secepat itu pula dia menghapus air matanya lalu mendadak teringat sesuatu.


Dia mengeluarkan mantra pemberian Guru Chieparakao lalu mulai mempraktekkan mantra untuk membuat tak terlihat itu. Dia komat-kamit membaca mantranya dengan sepenuh hati dan WOW! Dia menghilang beneran.

Saking kagetnya dengan dirinya sendiri yang bisa menghilang, Kade sampai tak sengaja menyenggol guci di meja hingga guci-guci itu jatuh berkelontangan.

Kedua pelayan kontan semakin cemas. Por Date yang juga ada di sana dan mendengar suara kelontangan itu, jadi cemas juga dan langsung menginterogasi Pin dan Yam. Apa yang terjadi pada nona mereka?

Mereka mengaku bahwa awalnya mereka mendengar Kade bicara, tapi kemudian terdengar sesuatu terjatuh. Yam takut, jangan-jangan nona mereka jatuh?

"Kalau begitu, masuklah dan lihat dia!"


Tapi belum juga Pin sempat menyentuh pintu, Kade langsung membukanya dari dalam... dan sukses membuat Pin dan Yam melongo ketakutan.

Hmm, sepertinya mereka memang tidak melihat Kade. Tapi tiba-tiba saja Por Date menatap lurus ke arahnya. Hah? Por Date bisa lihat? Kade jelas tegang melihat tatapannya itu. Por Date langsung melangkah masuk mendekati Kade...


Lalu mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari-cari Kade. Ha! Ternyata dia juga tidak melihat Kade padahal Kade ada di hadapannya.

Bahkan saat Kade melambaikan tangan di depan mukanya, Por Date tetap tidak melihat apa-apa. Heran, Por Date menyuruh kedua pelayan untuk mengecek nona mereka soalnya dia tidak melihat Kade.

Pin dan Yam buru-buru memunguti kembali guci-guci yang terjatuh sembari berusaha mencari-cari keberadaan Kade yang entah ada di mana.


Sudah waktunya menampakkan diri, Kade sepelan mungkin mundur ke bagian belakang lalu pura-pura jatuh seperti dugaan Yam tadi. Por Date yang terus mengedarkan pandangannya, akhirnya menemukan Kade yang pura-pura pingsan.

Cemas, selembut mungkin dia mencoba membangunkan Kade. Tapi Kade tidak bangun-bangun yang membuatnya jadi semakin khawatir.

Por Date langsung mendekatkan wajahnya sangaaaaaat dekat ke wajah Kade saat tiba-tiba saja Kade membuka mata dan langsung mendorong muka Por Dat emenjauh. LOL!

"Khun P'! Apa yang hendak kau lakukan padaku?"

Por Date jelas malu mendengar pertanyaannya. Tapi dia tetap bersikap manis dengan menanyakan apa yang terjadi pada Kade sebenarnya. Kade santai mengklaim kalau dia cuma pingsan saja, itu hal yang biasa kok.

"Kau masih marah padaku. Kau boleh pergi." Usir Kade


Por Date akhirnya pergi. Begitu memastikan Por Date benar-benar tidak ada di sekitar area kamarnya, Kade akhirnya bisa bernapas lega. Tadi itu hampir saja ketahuan.

"Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji tidak akan melakukannya jika tidak perlu. Yah, Guru Chieprakao?" Gumam Kade.

Tapi dia tidak sadar kalau Por Date sebenarnya belum pergi. Dia malah masih ada di pojok kamar Kade dan mendengarkan gumamannya dengan senyum yang sangaaaat manis.

Tapi senyumannya menghilang dengan cepat saat tiba-tiba dia teringat akan kebenciannya yang begitu besar pada Karakade.

Flashback.


Pernah suatu hari, Por Date melihat dengan mata kepalanya sendiri kekejaman Karakade pada Pin dan Yam. Hanya karena ada bolong sedikit di bajunya, Karakade langsung menghajar dan mencaci maki mereka berdua tanpa ampun. Mungkin sejak saat itulah, Por Date benci setengah mati pada Karakade.

Flashback end.


Kenangan itu membuat Por Date jadi galau. Dia lalu berjalan keluar menatap bulan sambil melamun memikirkan masalah ini.

Tapi lamunannya buyar seketika saat Ayah muncul di sana dan memberitahunya bahwa Ayah akan menghadap Raja karena ada peringatan yang harus Ayah sampaikan pada Raja.

Ayah cemas akan kedatangan kapal-kapal farang di pelabuhan mereka. Karena mereka membawa kabar bahwa kapal duta besar yang dikirim ke Perancis tenggelam. Sang duta besar dan semua awak kapal, tak ada satupun yang selamat.

Por Date terkejut mendengarnya. Tapi seingatnya, Ayah pernah menyarankan pada Raja untuk menunggu minimal 4 tahun dulu agar tim ekspedesi duta besar mereka memiliki cukup keahlian dalam pelayaran mengarungi samudera.


Memang. Ini gara-gara si farang Phaulkon itu yang mendesak Raja untuk cepat-cepat mengirim mereka sehingga menyebabkan kematian orang-orang itu. Ayah benar-benar marah.

Por Date heran. Si Phaulkon itu kan bukan orang Perancis, tidak seharusnya dia terlalu berhasrat untuk mengirim duta besar Ayutthaya ke Perancis.

Ayah juga penasaran dengannya. Dia memang bukan orang Perancis. Tapi yang pasti si Constantine Phaulkon ini juga berasal dari barat, seperti Perancis.

"Orang Perancis itu pintar. Mereka tahu bahwa Raja menyayangi Phaulkon. Makanya mereka memanfaatkannya sebagai jalan masuk." Geram Por Date.

Ayah juga heran, bagaimana bisa Raja begitu menyukai Phaulkon. Raja bahkan memberinya jabatan tinggi dan aset yang lebih banyak daripada para pejabat senior yang merupakan orang asli Ayutthaya. Phaulkon belum lama menjabat, tapi dia sudah dipromosikan ke posisi Luang.


Maria baru saja selesai melayani pembeli saat tiba-tiba saja dia melihat Phaulkon cs lewat. Cemas, Maria buru-buru memperingatkan ayahnya akan kedatangan mereka lalu cepat-cepat menyembunyikan diri.

Phaulkon terang-terangan menyatakan kalau ia datang untuk menemui Maria. Ayah berbohong kalau Maria sedang tidak ada di tempat. Sayangnya, Phaulkon tadi sudah terlanjur melihat Maria masuk ke dalam untuk menyembunyikan dirinya.

"Berbohong pada seorang pejabat, aku akan menghukummu." Ancam Phaulkon.

Bersambung ke part 5

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam