Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 16 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 16 - 3

Tapi setibanya di depan rumahnya Xiao You, mereka malah dihadang oleh sebuah mobil lain lalu seorang errr... mafia (?) keluar dari mobil itu. Xiao You jelas mengenali siapa orang itu dan langsung batal turun.


Dia tampak benar-benar panik dan membisiki Chu Yan untuk segera memundurkan mobilnya sekarang juga. Chu Yan sampai heran, orang dari keluarga biasa kayak dia, juga punya musuh?

"Mereka tuh rentenir. Kau pikir kenapa waktu itu aku mengambil resiko dengan membahayakan nyawaku untuk menyelamatkanmu? Kau mau membantuku atau tidak?!"

"Pegangan yang erat." Chu Yan langsung memundurkan mobilnya dan melarikan diri.

Si rentenir langsung mengejar mereka, tapi dia kehilangan jejak dengan cepat karena Chu Yan pintar bersembunyi. Chu Yan jadi penasaran, seberapa banyak hutangnya Xiao You pada rentenir itu?


Xiao You meyakinkan kalau dia tidak butuh bantuan, Chu Yan sudah memberinya banyak uang kok. Tidak, Chu Yan tidak berniat membantunya kok. Dia cuma menyarankan sebaiknya Xiao You pindah rumah saja, masa dia mau kejar-kejaran terus sama rentenir itu.

"Kau benar. Aku harus pindah rumah lagi. Tapi ini rekor paling lama aku tinggal di suatu tempat."

"Berapa lama?"

"1 bulan 3 hari."

"Rupanya kau menjalani hidupmu dengan menghitung hari seperti itu, yah?"

"Karena aku percaya bahwa setiap hari tuh berharga, jadi aku bisa merasa hidup bagai orang kaya."

"Pepatah lama memang benar, kebodohan adalah kebahagiaan."

Xiao You jelas tersinggung mendengarnya. Tapi bodo amat dah. Insiden hari ini sebenarnya membuatnya jadi tak enak untuk mengambil uangnya Chu Yan. Bagaimana kalau dia traktir Chu Yan makan? Chu Yan menolak, dia masih ada urusan.


Dalam flashback sebelum Xia Lin mengecek kehamilannya tadi, ternyata dia sudah meminta Ah Nan untuk menyembunyikan masalah ini dari siapapun.

Ah Nan mengerti, malah menyarankannya untuk memberitahukan masalah kehamilannya ini pada Yi Zhou di hari ulang tahunnya saja sebagai hadiah.

Dia mengklaim kalau dia ingat hari ultahnya Yi Zhou karena hari itu adalah hari yang sangat mengesankan. Ibu selalu sedih di hari itu setiap tahun, untung saja mereka bersatu lagi tahun ini.

Xia Lin harus mengundang mereka untuk merayakan ultahnya Yi Zhou. Tapi Xia Lin agak ragu sebenarnya karena Yi Zhou tidak pernah merayakan ultahnya.

Flashback end.


Karena itulah, sekarang Xia Lin sengaja menyembunyikan test pack-nya sebelum Yi Zhou melihatnya. Membahas berita tadi siang, Xia Lin yakin tidak mudah bagi ibunya Yi Zhou untuk mengatakan semua itu di hadapan media. Jadi... bagaimana kalau mereka mengundang Ibu untuk merayakan ultahnya Yi Zhou.

Yi Zhou setuju-setuju saja dan langsung mau menerkamnya. Xia Lin menolak dan berbohong kalau dia lagi datang bulan. Yi Zhou jadi heran, bukankah biasanya Xia Lin datang bulan sekitar tanggal 10 tiap bulan?

Iya sih, tapi hal ini kan tidak selalu akurat. Yi Zhou akhirnya menjauh, tapi dia cemas apakah Xia Lin sakit perut? Apa mau check up ke rumah sakit?


Xia Lin menyangkal sambil menekan tangan Yi Zhou biar si bayi mereka bisa merasakan kedekatan dengan papanya.

"Ling Yi Zhou, apa kau mau punya anak?"

Tentu saja, dia sudah membangun karir yang stabil, sudah punya istri, jadi cuma tinggal satu itu yang belum.

"Lalu kenapa kau tidak memaksaku untuk memiliki anak?"

"Bukankah kau belum mau? Aku menghormati pendapatmu. Kita biarkan saja segalanya berjalan alami saat kau sudah siap."


"Apa di kehidupan sebelumnya aku menyelamatkan dunia sehingga aku bertemu denganmu di kehidupan ini?"

"Jangan dekat-dekat denganku di saat seperti ini. Aku takut."

"Kau mau punya anak cowok atau cewek?"

"Yang mana saja tidak masalah"

Akhirnya malam itu mereka habiskan dengan ngobrol tentang anak.


Keesokan harinya, Xia Lin mengantarkan Yi Zhou keluar. Karena Yi Zhou harus pergi ke luar kota, Xia Lin mengingatkannya untuk balik pada hari ulang tahunnya.

Yi Zhou janji akan pulang tepat waktu lalu menciim Xia Lin tak peduli biarpun ada Wen Li di sana. Wkwkwk!

"Aku pergi sekarang yah, sayang. Nikmatilah syutingmu dan tunggu aku pulang."


Tepat setelah kedua pria itu pergi, Fei Fei mendadak muncul dari persembunyiannya dan langsung nyinyiran kemesraan mereka. Sejak kapan dia masuk?

"Bos Lingmu takut istrinya yang tercinta akan merasa sedih, jadi dia menyuruhku datang untuk menemanimu."

"So sweet."

"Duh, please deh. Aku tuh masih single. Apa kau sedang berusaha menabur garam di atas lukaku?"

Asal Xia Lin tahu saja, dia datang dengan tujuan khusus yaitu memberikan jadwal syuting untuk Xia Lin sekaligus mengecek persiapannya.

"Tentang syuting, ada yang harus kulaporkan padamu lebih dulu."


Xia Lin lalu menunjukkan test pack-nya yang kontan membuat Fei Fei antusias banget sampai Xia Lin harus menyuruhnya diam biar tidak didengar Bibi Huang. Kalau Bibi Huang sampai tahu, maka Yi Zhou sudah pasti akan tahu.

"Aku ingin memberinya kejutan di hari ulang tahunnya."

"Aku akan jadi ibu walinya?"

"Selamat."

"Selamat juga untukmu. Apa kau sudah checkup ke rumah sakit?"

"Belum."

Kenapa tidak? Seharusnya dia melakukan pemeriksaan seluruh tbh. Kehamilan adalah tonggak bersejarah besar pertama dalam kehidupan wanita.

"Jauh lebih penting daripada kematian suamimu! Puih!... Maaf. Kutarik kembali kata-kataku tadi. Pokoknya ini sangat penting. Ayo, kita harus memeriksakannya ke rumah sakit."


Tak lama kemudian, Xia Lin sudah memegang hasil USG-nya dengan mata berkaca-kaca. Fei Fei sampai bingung, ngapain dia nangis?

"Aku tidak tahu. Aku hanya merasa sangat terharu karena akan menjadi seorang ibu."

"Aku juga merasa terharu memikirkan diriku mau jadi ibu wali. Eh, dokter bilang kalau wanita hamil biasanya lebih emosional dan si bayi bisa merasakan emosimu. Jadi kau harus menjaga emosimu demi dia. Mengerti?"

"He-eh."


Tiba-tiba Yi Zhou menelepon dan tanya dengan panik apakah Xia Lin sakit? Parahkah? Xia Lin berbohong kalau yang sakit Fei Fei... dan beberapa detik kemudian, Wen Li mendadak menelepon Fei Fei saking cemasnya. Dia sakit apa? Parahkah? Apa sakit datang bulan kayak yang waktu itu?

Fei Fei jelas canggung mendengarnya, apalagi Xia Lin ikutan nguping. Fi Fei panik meyakinkan kalau dia baik-baik salalu beralasan kalau dokter sudah datang biar dia bisa cepat-cepat menutup teleponnya.

Xia Lin jadi curiga. "Apa aku melewatkan sesuatu?"

"Semua ini salahmu!"


Selama beberapa hari kemudian, Xia Lin melewatkan waktunya dengan syuting bersama Chu Yan, sedangkan Yi Zhou sibuk mengurus bisnisnya. Sayangnya mereka tidak sadar kalau Ah Nan mengawasi segala gerak-gerik mereka.


Hari ultah pun tiba, Xia Lin sibuk membuat pesta kejutan untuk suami tercinta. Tapi Fei Fei mendadak cemas melihatnya naik ke atas kursi dan langsung mencerewetinya untuk diam saja dan tunggu supir untuk menjemputnya ke bandara.

Tapi kemudian pak supir menelepon dan mengabarkan kalau dia mendadak sakit. Terpaksalah Xia Lin akhirnya berangkat sendirian ke bandara untuk menjemput Yi Zhou.


Yi Zhou pulang tak lama kemudian dan mendapati rumah dalam keadaan gelap gulita. (Err... tapi kok dia pulang cuma bersama Wen Li saja. Xia Lin ke mana?)

Yi Zhou bahkan langsung memanggil-manggil Mumu dan seketika itu pula semua orang keluar dari persembunyian mereka dan memberinya kejutan. Yi Zhou senang, tapi... di mana Mumu?

"Bukannya dia pergi ke bandara untuk menjemputmu? Kau tidak kembali bersamanya?"

"Dia pergi ke bandara?" Semua orang mulai bingung sekarang, di mana Xia Lin?


Xia Lin membuka mata dan mendapati dirinya terkurung di sebuah ruang sempit. Dia diculik? Dia langsung ingat kejadian sebelumnya.

Waktu itu, mobilnya mendadak mogok di tengah jalan, sepertinya ada masalah dengan mesinnya, lalu tiba-tiba saja seseorang membekapnya dari belakang.

Xia Lin berusaha membuka pintunya, tapi terkunci. Xia Lin sontak panik berteriak-teriak dan menggedor pintunya. Lalu tak lama kemudian, seseorang dari luar mulai memutar gagang pintunya.

Epilog:


Yi Zhou menelepon Xia Lin waktu itu cuma untuk mengabarkan kalau dia baru tiba di kantor cabangnya tapi Xia Lin malah mengaku kalau dia sedang berada di rumah sakit. Yi Zhou langsung cemas luar biasa, Mumu sakit apa? Parahkah?

"Fiuh! Kau menakutiku saja. Baiklah, bye-bye. Muah!" Yi Zhou menutup teleponnya dan dengan riang memberitahu para pegawainya kalau yang sakit ternyata bukan istrinya melainkan teman baik istrinya.


Sekarang jadi gantian Wen Li yang cemas dan langsung menelepon Fei Fei. "Halo, Fei Fei? Kau sakit? Parah? Apa sakit seperti waktu itu?... Oke, kalau begitu aku mau pergi meeting."

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

3 Comments

  1. Pasti ulah Ah Nan lagi, jahat banget sih tuh orang.

    Lanjuuut mba...

    ReplyDelete
  2. wahhhh...
    makin penapsaran , knp ah nan bisa sejahat itu .

    semangat mba !!!

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam