Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 3 - 4

Sinopsis Bupphae Saniwaat Episode 3 - 4


Kade juga sedang dalam perjalanan pulang. Di tengah jalan, dia melihat ada sebuah perahu besar di kejauhan. Kade jadi penasaran, tapi kedua pelayannya langsung menyuruhnya untuk menunduk karena mereka tidak diperbolehkan melihat perahu itu.

Tapi dasar Kade, dia tetap saja penasaran untuk mengintip. Tepat saat itu juga, tirai perahu itu dibuka oleh orang yang berada di dalamnya dan Kade bisa melihat dia adalah seorang wanita yang sangat cantik. Mungkin wanita itu putri raja.

"Dia cantik sekali. Aneh sekali. Dia secantik ini, kenapa mereka melarang orang melihatnya? Biasanya mereka mengadakan konferensi press biar dilihat banyak orang." (Pfft!)


Pin dan Yam bengong mendengar ucapan anehnya. Kade sampai geli melihat reaksi mereka. "Kalian tidak mengerti? Tidak aneh kok karena biasanya aku juga tidak mengerti diriku sendiri. Oke?"

Berusaha memahaminya, duo pelayan pun coba-coba mengikutinya membuat tanda oke. "Keke, jao ka."

"Ayo, pulang."


Seperti dugaan Ayah, Por Date dan Reung memang pergi untuk minum-minum di pasar. Setelah selesai, dia dan Reung jalan-jalan dan kebetulan melewati tokonya Maria.

Tepat saat itu juga, Maria hendak mengangkut dua gulungan kain saat tiba-tiba saja dia kehilangan keseimbangan dan langsung oleng ke belakang... tepat ke dalam dkapan Por Date.

Maria tampak terpesona melihat Por Date, apalagi saat Por Date tersenyum ramah padanya yang kontan membuatnya tersipu malu. Dia bahkan sampai lupa untuk menjauh sampai saat dia melihat ayahnya yang baru keluar dan kaget melihat pemandangan itu.

"Thun Meun Suntorndewa, kau sangat cepat." Goda Reung.


Maria jadi mengetahui nama Por Date karena komentar Reung itu dan langsung berterima kasih padanya. Tapi Por Date justru menyuruh Maria untuk berterima kasih pada Reung, karena Reung lah yang mengajaknya ke pasar ini. Mereka langsung pergi setelah itu. Maria tampaknya benar-benar tertarik pada Por Date.


Kade sedang melipat kelopak bunga lotus saat tiba-tiba saja Pin datang terburu-buru dan memintanya ke depan, di mana Yam sudah menunggunya dengan sepiring kue.

Ternyata mereka menyuruhnya untuk bersiap menyambut kedatangan Por Date. Jadi nanti kalau Por Date datang, Kade harus memberikan kue ini padanya. Teh dan air mawar juga sudah mereka siapkan di dermaga.

Kade langsung sinis mendengarnya. Tapi... apa dia pernah melakukan ini sebelumnya? Pin dan Yam membenarkan, setiap hari malah.

"Kalau nona lupa, ayo ke dok. Akan saya ajari."


Jadilah Kade harus mondar-mandir menunggu di dok sampai bosan dan kesal karena yang ditunggu-tunggu belum datang-datang juga. "Berapa lama lagi aku harus menunggu?!"

Duo pelayan sampai cemas mendengar teriakannya dan langsung mengingatkannya untuk tidak berteriak. Kalau sampai didengar orang, maka mereka pasti akan bergosip.

"Aku tidak peduli."


Saking lamanya menunggu, Kade sampai ketiduran dan tidak menyadari kedatangan Por Date. Por Date sendiri ketiduran sepanjang jalan dan baru bangun setibanya di rumah.

Tapi saat dia turun dari perahu, dia malah melihat wajah Joi melongo melihat sesuatu di hadapannya. Heran, Por Date mengikuti arah pandangannya dan melihat Kade yang sedang ketiduran.

Por Date langsung mendekatinya dan seketika itu pula dia terpesona menatap wajah damai Kade dalam tidurnya. Dia bahkan mendekatkan wajahnya sangaaaaat dekat hanya untuk memandangi wajah Kade.

 

Tapi Kade tiba-tiba membuka mata dan Por Date langsung berubah jutek seperti biasanya. Kade pun langsung melakukan apa yang diajarkan Yam tadi padanya, menyodorkan baskom berisi kain yang direndam dalam air kembang untuk cuci muka.

"Aku sudah mencuci mukaku. Aku tidak lelah." Tolak Por Date.

Yah sudah. Kade santai menyodorkan kue-kue dan tehnya, tapi lagi-lagi ditolak Por Date dengan alasan kalau dia sudah makan atau minum. Dia langsung melangkah hendak masuk rumah saat tiba-tiba saja dia mendengar Kade bergumam merutukinya.


"Oi! Dasar tukang nolak. Cakep-cakep pemilih."

Por Date sontak berbalik ke arahnya. "Kau bilang apa?"

Canggung, Kade berbohong kalau dia lupa apa yang dia barusan dia katakan. Por Date tak percaya dan langsung berjalan mendekatinya lagi dan kontan membuat Kade ketakutan. Kade berusaha mundur menjauhinya dan langsung terjengkang ke lantai kayu. LOL! Puas melihat Kade dapat karma dari kebohongannya, Por Date pun pergi.


Berhubung Por Date tidak mau makan. Yah sudah, Kade makan sendiri saja. Pin bingung, kenapa dia tidak menyuruh Por Date memakankannya.

"Kenapa? Bukankah lebih baik kalau aku memakannya sendiri? Hmm... enak. Tapi terlalu manis. Orang yang punya diabetes bisa mati kalau makan ini."


Saat dia kembali ke dalam, dia mendengar Khun Ying mengajak Por Date ke kuil untuk melakukan derma besok karena besok adalah hari Buddha. Kade langsung antusias mau minta izin untuk ikut.

Tapi setiap kali dia mau bicara, ada saja yang menyelanya. Pertama Por Date yang menyela cuma untuk bilang permisi, lalu Prik yang menyela untuk menegur sikapnya yang tidak sopan.

Tapi begitu ada kesempatan, Kade langsung to the point tanya apakah dia boleh ikut dan Khun Ying refleks mengangguk. Wkwkwk. 

Kontan saja Por Date membeku di tempat dan melotot mendengar hal itu. Khun Ying langsung menyesali perbuatannya sendiri. Kade senang dan mengucap terima kasih lalu mengedipkan sebelah matanya pada Por Date sambil senyum penuh kemenangan

Saking senangnya, Kade kembali ke kamarnya sambil ngakak puas. Yam mengingatkannya untuk bangun subuh-subuh besok. Tidak masalah, Kade memang berniat mau tidur lebih cepat malam ini.


Subuh-subuh, Por Date baru saja selesai menyeka t**uhnya saat tiba-tiba saja dia melihat Kade sedang sikat gigi sambil berdendang riang di jendela. Seperti biasanya, Por Date langsung mengintipnya saking penasarannya.

Tapi Kade melihatnya dan langsung nyinyir. Dengan sengaja dia joget-joget lagi, bahkan meliuk-liukkan t**uhnya sampai membuat Por Date geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.


Kedua pelayan lalu membantu memandikan Kade. Mandi sepagi itu, pastinya dingin menggigil. Kade berusaha protes, tapi kedua pelayan keukeuh memaksanya mandi. Dia harus mandi sebelum masuk kuil.

Tepat saat itu juga, Kade melihat Por Date muncul di sana dan mengintipnya. Maka dengan sengaja dia menyuruh kedua pelayannya untuk memandikannya sekali lagi dengan alasan udaranya sudah tidak dingin lagi. (Bo'ong)

Menyadari mereka melihatnya, Por Date dengan ketusnya menyuruh kedua pelayan Kade untuk cepat-cepat menyelesaikan mandinya Kade. Jika tidak, maka dia tidak akan menunggu.

Kade malah salah paham mengira Por Date mau mandi bersamanya. Duo pelayan menyangkal dan buru-buru menyelesaikan mandinya Kade, mungkin Khun Ying Jumpa sudah siap.


Pasca mandi, Kade masih harus menjalani ritual kecantikan lainnya sampai dia bosan rasanya. Tapi kemudian perhatiannya teralih saat Pin mengeluarkan sebuah kain bermotif yang sangat cantik.

"Kain ini namanya...?"

"Pa Lai Yang, jao ka."

Dia langsung mengenali kain itu karena pernah mempelajarinya di salah satu kelasnya. Dosennya pernah menjelaskan bahwa kain itu bernama Pa Lai Yang. 

Dulu, negara mereka mengirim kain ini ke India untuk dicetak dan kemudian dikirim kembali ke Ayutthaya, karena negara mereka waktu itu belum memiliki kemampuan untuk mencetak kain ini.

"Kalau aku memakainya, aku pasti akan cantik seperti wanita kuno."

"Bagaimana, jao ka?" Pin bingung mendengar ucapannya.

"Maksudku, sangat cantik."

 

Setelah ritual kecantikan selesai, Pin lalu mengeluarkan banyak sekali perhiasan emas untuk Kade kenakan. Kade merasa semua perhiasan itu kebanyakan, tapi menurut Pin itu baru sedikit.

"Ini saja sudah kebanyakan." Kade lalu menyuruh kedua pelayan untuk keluar karena dia mau berpakaian sendiri. Kedua pelayan agak ragu sebenarnya, tapi terpaksalah mereka menurutinya.


Tak lama kemudian, kedua pelayan sudah menundukkan kepala mereka di depan pintu saat Kade keluar. Perlahan mereka menaikkan pandangan mereka mulai dari bawah dan langsung kagum melihat Kade tampak begitu anggun memakai kain tadi.

Tapi alangkah terkejutnya mereka saat pandangan mereka semakin ke atas dan mendapati Kade mengepang dua rambutnya dengan banyak pita. Wkwkwk! 

Parahnya lagi, dia langsung melesat keluar bahkan sebelum kedua pelayan sempat mengatakan apapun. Mereka jelas panik berusaha mengejarnya, tapi terlambat.

Saat Khun Ying melihat penampilannya yang pastinya tidak lazim pada zaman itu, ia langsung marah-marah mengomeli Kade dan menyuruh Por Date untuk menyuruh Kade mengganti model rambutnya.

"Dan bilang padanya kalau sekarang dia bukan lagi putri seorang Phraya yang tidak dikenal orang, sekarang dia punya status sebagai keponakannya Ork Ya Thun - gurunya Yang Mulia Raja!"

Bersambung ke part 5

Post a Comment

3 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam