Sinopsis Kleun Cheewit Episode 12 - 5

Sinopsis Kleun Cheewit Episode 12 - 5


Dao sontak bangkit dengan antusias melihat Jade. Ngapain Jade kemari? Justru Jade yang perlu bertanya, kenapa Dao melarikan diri darinya?

"Aku tidak melarikan diri." Sangkal Dao.

"Oke. Kalau kau tidak melarikan diri, maka tunggulah di situ." Ujar Jade lalu pindah ke perahunya Dao dan memberitahu Dao kalau dia tidak berkencan dengan Jee.

"Khun Jee tidak memilihku karena dia memiliki orang lain yang dia sukai. Dan inilah yang ingin kukatakan padamu biarpun kau tidak menanyakannya."

"Kenapa kau memberitahuku?"

"Aku ingin memberitahumu bahwa setelah aku mengetahuinya, aku sama sekali tidak sedih. Justru hal pertama yang membuatku sedih dan kesal adalah saat aku tidak bertemu denganmu atau bicara padamu. Inilah yang membuatku tidak bisa makan dan tidur."


Dao tidak terima dijadikan pelarian. "Kau memikirkanku setelah Jee menolakmu?"

"Nggak boleh?"

"Nggak boleh!"

"Khun Dao, apa kau tidak kasihan padaku?"

"Tidak. Kau tidak memprihatinkan."

"Apa kau akan mematahkan hatiku untuk yang kedua kalinya?"

Itu urusan Jade sendiri. Dao mau balik aja. Tapi Jade langsung mencegahnya lalu duduk di samping Dao sambil menggenggam tangannya erat-erat dan meminta Dao untuk memberinya kesempatan.

Tapi Dao langsung melepaskan tangannya dan memberitahu Jade bahwa jika Jade menyukai seorang wanita seperti Jee, maka Jade tidak akan pernah menyukai wanita seperti dirinya. Dia sama sekali tidak seperti Jee.


"Karena kau bukan dia, kau menyerbu ke dalam hidupku hingga aku tidak bisa hidup tanpamu. Khun Dao, kita tidak punya banyak waktu bersama. Aku tidak mau menyia-nyiakan waktu dengan tidak mengungkapkan isi hatiku. Khun Dao, maukah kau jadi pacarku?"

Dao tersenyum mendengarnya. Tapi saking senangnya, cegukannya sampai kumat. "Err... jika kau tidak takut menyia-nyiakan waktumu..."

"Aku lebih takut terluka jika aku tidak berkencan denganmu."

Dao langsung cegukan lagi mendengarnya. Tapi akhirnya dia setuju juga dan mereka pun resmi jadi pacar. Jade langsung meragkulnya mesra sambil menggodanya.

 

Setibanya di rumah, Thit melihat lipstiknya Jee yang ketinggalan yang membuatnya kembali teringat akan Jee. Apalagi saat dia melihat ranjangnya yang kontan mengingatkannya kembali akan hari itu. Dia langsung kesal pada dirinya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, Jee juga termenung sedih memikirkan Thit dan kenangan mereka bersama saat Thit datang ke rumahnya dulu.


Sama seperti mereka, Piak pun merenung sedih menatap foto-foto pernikahan mereka dulu. Tanpa dia ketahui, Chaiyan sebenarnya berada di depan rumahnya, tapi dia ragu untuk masuk dan akhirnya pergi.

Setelah cukup lama menggalau, Thit akhirnya memutuskan untuk pergi. Tepat saat itu juga, Chaiyan baru tiba di sana dan jelas heran melihat Thit pergi entah ke mana tengah malam begini. Penasaran, dia langsung memutuskan untuk mengikuti Thit.


Ternyata Thit pergi ke apartemennya Jee. Dari pojokan, dia melihat Suki baru keluar. Dia cepat-cepat menyembunyikan diri. Dan begitu Suki sudah naik lift, dia langsung menuju kamarnya Jee.

Dia terhalang oleh passcode pintu masuk. Tapi saat Jee keluar dari kamarnya tak lama kemudian, dia malah mendapati Thit lagi duduk santai di ruang tamunya.

"Bagaimana bisa kau masuk?"

"Kau meninggalkan barangmu di rumahku, makanya aku datang untuk mengembalikannya." (Pfft! Alesan. Aslinya emang pengen ketemu kan?)

"Siapa bilang kau boleh masuk?"

"Aku masuk dengan passcode."

"Dan dari mana kau mendapatkan passcode-nya?"

 

Mendengar itu, Thit langsung bangkit dari tempat duduknya lalu menyudutkan Jee dan memberitahu Jee bahwa dia mengetahui segala sesuatu tentang Jee, seperti: Tanggal ultahnya, nomor KTP, nomor telepon, tinggi badan, berat badan... bahkan ukuran b*a.

Jee langsung panik merapatkan cardigannya. Thit sinis melihatnya, tak ada apapun dalam diri Jee yang membuatnya tergila-gila, dia datang bukan untuk itu.

Terus untuk apa Thit kemari? Bukankah Thit bilang kalau Thit tidak mau melihat wajahnya?

"Aku datang untuk memicu ingatanmu."

Jelas saja ucapannya itu membuat Jee semakin defensif merapatkan cardigannya. Tapi Thit menegaskan kalau ingatan yang dimaksudnya bukan ingatan itu.


Dia cuma datang untuk memperingatan Jee bahwa dia mengetahui segala hal tentang Jee. Jika Chaiyan tahu kalau mereka berdua menggunakan wanita yang sama, Thit jamin kalau Chaiyan tidak akan pernah menginginkan Jee lagi.

Jee sontak mengambil vas bunga untuk mengancam Thit. "Keluar sekarang! Dan berhentilah menggunakan hal itu untuk mengancamku!"

"Berjanjilah dulu padaku kalau kau akan berhenti terlibat dengan P'Chaiyan."

"Jangan mengancamku karena hal kecil seperti ini, tidak akan berpengaruh padaku."

"Tidak akan berpengaruh padamu? Tapi Chaiyan tidak akan pernah bisa menerimanya. Level malu tiap-tiap orang itu berbeda."

Jee sontak kesal melempar vasnya, untung saja Thit sigap menghindarinya hingga vas itu terlempar ke dinding dan pecah berkeping-keping.


Pada saat yang bersamaan, Chaiyan baru tiba di parkiran apartemennya Jee dan mendapati mobilnya Thit di sana. Suki sendiri baru sampai parkiran yang kontan membuat Chaiyan cemas, Jee sendirian bersama Thit di atas?

"Apa?!"

Suki sontak panik berusaha menghubungi Jee, tapi teleponnya tidak diangkat. Chaiyan malah santai-santai saja. Jangan khawatir, dia akan membunuh Thit kalau Thit sampai berani menyakiti Jee.

"Oi! Apinya sudah membara dan kita harus memadamkannya sebelum membara lagi!"

Chaiyan bingung apa maksudnya, tapi Suki buru-buru menghindari pertanyaan itu dengan mencari jalan masuk lain.


Jee kesal melempar segala benda terdekat ke Thit, bahkan mengancam akan memanggil sekuriti kalau Thit tidak mau keluar juga.

Tapi Thit bersikeras tidak mau keluar. Jee jadi tambah kesal melempar semua barang-barangnya ke Thit. Dia bahkan melempar remote control ke Thit hingga mengenai keningnya dan jelas saja membuat Thit kesal.

"Kau suka kekerasan, yah?"

Jee berusaha lari menghindarinya, Tapi Thit dengan mudahnya menghalangi semua jalannya dan menyudutkan Jee ke tembok. Dia langsung mendekat untuk menc**m Jee, tapi Jee cepat memalingkan wajahnya dan mendorong Thit darinya.


Tapi saat dia hendak melangkah, kakinya malah tak sengaja menginjak pecahan vas sampai berdarah. Thit kontan cemas melihatnya, tapi Jee langsung kesal mendorongnya dan menolak bantuannya.

Cemas, Thit langsung mengambil tisu untuk menghentikan pendarahan Jee tanpa mempedulikan protesnya Jee. "Diam saja dan biarkan aku menghentikan pendarahannya dulu. Waktu kau tertembak, kenapa kau tidak selemah ini?"

 

Dia langsung menekan lukanya yang sontak membuat Jee mengeluh kesakitan. Tapi saat melihat kening Thit yang memerah, Jee mendadak melupakan rasa sakitnya sendiri dan mengusap lembut kening Thit. Apa rasanya sakit?

Iya, rasanya sakit, tapi bukan di keningnya. Dengan lembut dia menggenggam tangan Jee lalu meletakkannya di d**anya. Perlahan dia mendekat lalu meng**up lembut bibir Jee.

 

Tapi tepat saat itu juga, Chaiyan dan Suki masuk dan jelas kaget melihat mereka. Chaiyan sontak menjauhkan Thit dari Jee. Suki curiga kalau Thit pasti membuli Jee lagi. Mendengar itu, Chaiyan langsung emosi menghajar Thit.

Jee panik berusaha menghentikan Chaiyan dan bmeyakinkannya kalau Thit tidak pernah memaksanya, dia sendiri kok yang mau.

"Tapi kau kan tidak bersedia. Dia mengancammu, kan?" Tanya Suki.

Chaiyan makin emosi mendengarnya. "Hei, Thit. Apa kau masih punya rasa kemanusiaan?"


Thit malah sinis menyindir Chaiyan. "Apa matamu sudah terbuka sekarang? Dia bukan cuma punya kau, kembalilah ke Piak."

"Semakin kau melakukan sesuatu seperti ini, semakin aku harus bertanggung jawab atas dia! Kau melindungi satu wanita dengan cara menyakiti wanita lain? Inikah alasanmu? Kau pikir kau itu siapa?!"

Chaiyan sontak menghajarnya lagi, tapi Thit bahkan tidak melawan sedikitpun. Walaupun sakit hati dengan ucapan Thit tadi, tapi Jee cepat-cepat menjauhkan Chaiyan darinya dan mengusir Thit.


Tapi Chaiyan menolak melepaskan Thit begitu saja dan memaksa Thit berlutut di hadapan Jee dan meminta maaf padanya. Dengan berlinang air mata, Jee menolak dan hanya meminta mereka untuk menyingkirkan Thit dari hidupnya saja.

"Kau dengar itu? Sekarang enyahlah dan jangan biarkan Jee melihatmu lagi! Aku akan menjaga Jee setiap detik. Jika kau kembali dan membuatku melihat mukamu, akan kubunuh kau! Mengerti?!"


Thit akhirnya pergi. Tapi saat dia membuka pintu, dia malah berhadapan dengan Piak yang datang karena curiga Chaiyan berada di sana dan ternyata dugaannya benar.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

3 Comments

  1. Siiippp ayoo lanjuutt min...semangaatt

    ReplyDelete
  2. aku bacanya maraton loh,, diselingi nonton lakornnya..untung lakornya nonton sekarang pas ada yg berbaik hati ngebikin sinopnya. ttp semangat ya min?? semoga selalu sehat

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam