Sinopsis How Boss Wants to Marry Me Episode 6 - 3

 Sinopsis How, Boss Wants to Marry Me Episode 6 - 3

KEPADA SEMUA RECAPER LAIN,

TOLONG JANGAN COPY-PASTE SINOPSISKU. Kalian yang pernah nulis sinopsis, atau setidaknya pernah mencoba menulis sinopsis pasti tahu betul betapa susahnya nulis sinopsis. Apalagi kalau harus menerjemah juga dari bahasa inggris, sama susahnya dengan subbing. Jadi tolong saling menghargai dengan tidak mencuri sinopsisku, terima kasih. Regards, IMMA.

Sinopsis Episode 6 - 3:

Chu Yan lalu menelepon Yi Zhou dan memberitahunya bahwa Xia Lin sepertinya sedang ditarget.


Keesokan harinya, seseorang membunyikan bel kamar hotelnya Xia Lin. Tapi saat dia membuka pintu, dia malah cuma mendapati seekor anjing putih yang mirip Eleven di dalam kotak tapi tak ada orang.

"Siapa yang menaruhmu di sini?"

"Beri dia nama." Ujar Yi Zhou yang tiba-tiba muncul dari persembunyiannya.

"Kau membelikan anjing ini untukku?"

"Kau tidak akan mengundangku masuk?"


Xia Lin langsung celingukan mengecek keadaan. Begitu yakin aman, dia langsung mengajak Yi Zhou masuk. Yi Zhou sungguh tidak mengerti kenapa Xia Lin main sembunyi-sembunyi, mereka kan pasangan legal, mereka tidak melakukan perbuatan asusila atau semacamnya.

Xia Lin lebih tidak mengerti kenapa Yi Zhou tiba-tiba datang kemari? Yi Zhou mengklaim cuma lagi bosen aja. Tapi Xia Lin tidak punya waktu untuk menemaninya, jadwalnya sangat padat dan dia harus syuting adegan-adegan penting.

Tapi tepat saat itu juga, tiba-tiba dia menerima pesan pemberitahuan yang mengabarkan bahwa syuting libur 2 hari karena ada masalah lokasi syuting. Jelas saja Xia Lin langsung curiga, bagaimana bisa Yi Zhou datang tepat waktu di saat seperti ini?

"Beberapa kebetulan bisa dibuat-buat." Ujar Yi Zhou dengan senyum manisnya.


Tak lama kemudian, Yi Zhou membawa Xia Lin ke sebuah hotel lain. Tapi Xia Lin masih ngambek padanya. Mereka kan sudah sepakat untuk tidak ikut campur dalam urusan pekerjaan masing-masing.

Yi Zhou sudah menyebabkan banyak kerugian bagi para kru dengan membooking semua area syuting. Kalau cuma mau main, mereka kan bisa menunggu sampai Xia Lin punya waktu kosong.

"Itu hanya bisa dilakukan kalau tidak ada orang yang mengganggumu."

"Dasar Chu Yan tukang ngadu!"

"Mumu, ada krisis kepercayaan di antara kita berdua sekarang ini. Kau mengalami kejadian seperti itu dan kau bukan hanya tidak memberitahuku, tapi juga tidak mengungkapkan apa yang kau pikirkan atas kejadian itu. Kenapa? Apa kau pikir semua ini bukan urusanku?"

"Kan tidak terjadi apa-apa."

"Tidak terjadi apa-apa? Akan terlalu terlambat jika sesuatu benar-benar terjadi. Sudahlah, tidak usah dibicarakan lagi. Ayo masuk."


Mereka langsung disambut sang pemilik hotel yang ternyata mengenal Yi Zhou karena pemilik hotel ini adalah salah satu pemegang saham di perusahaannya.

Dia memberitahu bahwa kamar Deluxe King yang Yi Zhou pesan sudah siap. Hah? Xia Lin kaget, dia cuma pesan satu kamar? Yi Zhou beralasan kalau kamarnya cuma tinggal satu waktu dia pesan kamar. Si pemilik hotel membenarkan dengan agak canggung.

"Kalau begitu, apa sekarang ada kamar kosong?" Tanya Xia Lin.


"Saya akan mengeceknya." Timbrung si resepsionis yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka.

Si pemilik hotel kontan panik melarangnya dan mengklaim kalau si resepsionis itu tidak tahu apa-apa soalnya dia baru kerja dua hari. Semua kamar sudah penuh dipesan orang, tidak ada satupun yang kosong.

Mungkin biar Xia Lin tidak curiga, Yi Zhou menawarkan untuk bicara dengan salah satu tamu, siapa tahu ada yang mau mengalah. Tapi Xia Lin tak enak kalau harus merepotkan orang lain, tidak usah sajalah. Senang, Yi Zhou diam-diam memberikan tepukan terima kasih pada si pemilik hotel.


Tapi malam harinya, Xia Lin kesal banget gara-gara dia mau mandi tapi Yi Zhou malah enak-enakan menikmati waktunya di kamar mandi sambil nyanyi-nyanyi gaje.

Xia Lin sontak mematikan lampu kamar mandi biar Yi Zhou cepat keluar. Tapi saat Yi Zhou keluar, dia malah jadi canggung sendiri melihat Yi Zhou cuma pakai selembar handuk.

"Kau belum tidur? Atau sengaja menungguku?" Goda Yi Zhou.

"Aku nggak capek, kau tidur duluan saja."

"Cepatlah mandi."

"Err... aku... sudah mandi tadi." Sangkal Xia Lin lalu duduk di ranjangnya.

"Yah sudah. Tidak mandi yah tidak mandi."


Yi Zhou santai saja masuk ke dalam selimut lalu melepaskan handuknya yang jelas saja membuat Xia Lin tambah panik. Kenapa dia melepas handuknya, kasurnya kan kotor?

"Panas. Aku tidak tahu kenapa panas banget." (Pfft!)

Xia Lin panik berusaha menghindar dengan berbagai alasan, tapi Yi Zhou dengan cepat menangkapnya lalu menariknya ke kasur bersamanya. Sudah malam, tidurlah.

Yi Zhou langsung memejamkan matanya tanpa melakukan yang tidak-tidak pada Xia Lin. Xia Lin akhirnya ikut masuk ke dalam selimut tapi masih tetap waspada dan mikir galau.


"Jika kami tidak melewati garis batas pertahanan terakhir, seharusnya tidak masalah tinggal dalam satu atap dan satu ranjang. Gadis cantik sepertiku berbaring di sisinya, bagaimana kalau monster dalam dirinya tiba-tiba bangkit? Monster dalam dirinya bangkit!"

Yi Zhou jadi terbangun gara-gara gerakannya. Bisa tidak Xia Lin berhenti gerak-gerak, bagaimana dia bisa tidur kalau Xia Lin gerak terus?

"Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apapun padamu." Ujar Yi Zhou. dan mengisyaratkan Xia Lin untuk berbaring saja.

 

"Yi Zhou, menurutmu apa yang paling penting dari sebuah hubungan?"

"Menurutmu?"

Yi Zhou pindah ke bantalnya saat pembicaraan ini mulai jadi serius dan Xia Lin pun tampak mulai nyaman hingga dia juga mendekatkan kepalanya ke Yi Zhou.

Dulu, dia pikir bahwa dua orang hanya perlu saling mencintai. Tapi sekarang, dia merasa bahwa jujur tentang perasaan masing-masing lah yang paling penting, dan juga saling menghormati setiap keputusan satu sama lain. Itulah syarat paling penting dalam sebuah hubungan.

"Lalu bagaimana jika seseorang berbohong padamu?"

"Aku harus melihat situasinya dulu."

Tapi ucapan Xia Lin itu membuat Yi Zhou jadi galau hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengaku bahwa sebenarnya... dia berbohong tentang penyakit leukimia-nya Xia Lin. (Hah? Maksudnya? Xia Lin nggak sakit leukimia gitu?)

Tapi sayangnya, Xia Lin sudah ketiduran saat itu dan tidak mendengarkan pengakuan Yi Zhou.


Keesokan harinya saat baru membuka mata, Xia Lin mendapati dirinya tengah memluk Yi Zhou yang masih tidur. Terpesona menatap wajah damai suaminya dalam tidurnya, Xia Lin mulai menelusuri wajah Yi Zhou dengan jarinya lalu mengcup pipinya... yang kontan membuat Yi Zhou terbangun.

"Pagi."

"Pagi."

"Kau ketangkap basah. Jangan coba-coba lari!" Yi Zhou pun langsung menc**mnya mesra.


Tapi tiba-tiba saja mereka mendengar suara teriakan-teriakan ribut dari luar. Yi Zhou terpaksa melepaskan diri dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata ada beberapa preman yang sedang cari perkara gara-gara si resepsionis belum membayar hutang yang ditinggalkan ayahnya dan sekarang si pemilik hotel harus ikutan jadi korban disiksa para preman itu.

Saat para preman itu berniat membawa Resepsionis sebagai ganti hutang ayahnya, Yi Zhou langsung ikut campur dan tanpa ragu membantu membayarkan hutang Resepsionis tak peduli biarpun jumlahnya cukup besar.

Dia memberikan kartu namanya dan menyuruh mereka untuk mengambil uangnya di kantornya. Tapi syaratnya, mereka tidak boleh lagi menginjakkan kaki di tempat ini.


Xia Lin benar-benar kagum padanya langsung berakting bak reporter yang mau mewawancarai sang hero. Yi Zhou menegaskan kalau dia sebenarnya tidak peduli, dia melakukan itu hanya supaya dia bisa mendapatkan sedikit ketenangan di tempat ini. Ayo cepat pergi!

"Apa tidak lebih baik menunggu mereka mendapatkan uangnya dulu? Bagaimana kalaua mereka kembali?"

"Kalau kita menunggu mereka kembali, kita akan berada dalam bahaya."

"Kenapa?"

"Menurutmu mereka orang macam apa?"

"Preman, gangster."

"Jika kau adalah mereka, lalu kau melihat orang kaya yang lemah dan seorang wanita cantik sepertimu, menurutmu apa yang akan kau lakukan?"

"Menculik, membunuh sandera."

Gawat! Ayo, pergi! Cepetan! Mereka pun bergegas keluar dari hotel itu. Tapi di luar, mereka malah berpapasan dengan Resepsionis yang pergi dengan membawa semua barang-barangnya.


Resepsionis mengaku kalau dia baru saja dipecat. Tapi tak masalah, dia sudah terbiasa. Para preman itu biasanya memang suka datang ke tempat kerjanya untuk cari perkara lalu setelah itu dia akan dipecat. Tapi dia janji kalau dia pasti akan mengembalikan uang mereka.

Prihatin, Xia Lin berinisiatif untuk mengantarkan Resepsionis  pulang. Yi Zhou setuju-setuju saja.


Mereka tiba di area perumahan mewah yang cukup sepi, tapi Resepsionis mengaku kalau rumahnya adalah gubuk yang di belakang sana. Jam segini juga biasanya sepi karena semua orang sibuk kerja. Xia Lin cemas, apa dia tinggal bersama orang lain?

Resepsionis mengaku kalau ibunya sudah lama meninggal dunia dan dia sebatang kara. Mendengar itu, Xia Lin langsung menatap Yi Zhou seolah memohon padanya.

"Kau putuskan saja sendiri."

Maka Xia Lin berinisiatif untuk mengajak Resepsionis bekerja padanya jadi asisten. Resepsionis langsung menerimanya dengan senang hati.


Mereka akhirnya kembali ke hotel. Usai mengantarkan Xia Lin, Yi Zhou meneleponnya dan berkata ada yang ingin dia bicarakan dengan Xia Lin setelah Xia Lin selesai syuting nanti. (Hmm, kayaknya dia mau jujur tentang kebohongannya)

Xia Lin jelas penasaran, tapi Yi Zhou menolak mengatakannya sekarang. Tapi setibanya di lobi, dia malah bertemu Lu Di yang hendak pergi. Loh, dia mau ke mana?

Lu Di malah berkata kalau kru sudah dibubarkan, makanya dia mau pergi. Hah?! Belum sempat Xia Lin mencerna keanehan ini, tiba-tiba dia ditelepon Wen Li yang mengabarkan bahwa Yi Zhou mengalami kecelakaan.

Epilog:


Hari itu, Yi Zhou memanggil Anran ketemuan dengannya di sebuah restoran. Anran sudah senang saja, tapi Yi Zhou to the point menyatakan tujuannya memanggil Anran adalah untuk membicarakan proyek drama barunya Xia Lin.

Dengan menggunakan saham yang dia miliki di perusahaannya Anran, Yi Zhou meminta Anran untuk membatalkan proyek ini secepatnya. Dan juga si artis bernama Lu Di itu... Yi Zhou tidak mau mendengar apapun tentang si artis itu lagi.

"Itu saja." Pungkas Yi Zhou lalu pergi.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

4 Comments

  1. Klo buka pake laptop tdk bisa dibuka,krn masalah tsb ya sis.udah berapa hari ini kira in sinyal tp pake hp lancar

    ReplyDelete
  2. Waaahh tmbah rame lnajuutt min..

    ReplyDelete
  3. Trima ksih ceritax semakin bikin penasaran

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam