Sinopsis Accidentally in Love Episode 18 -2

 Sinopsis Accidentally in Love Episode 18 -2

Feng lalu membawa Qing Qing ke meja makan. Dia menyalakan speaker kecil itu lalu naik ke atas meja dan mulai menyanyi untuk Qing Qing. Qing Qing terpesona padanya. Tapi saat Feng selesai menyanyi, dia malah mendapati lampu-lampu mati.


"Si Tu Feng, apa kau tahu? Saat kau bernyanyi di atas panggung seperti ini... benar-benar sangat istimewa. Perasaan melupakan dirimu sendiri, sangat kuat. Seolah kau berubah menjadi orang yang sangat berbeda. Bagaimana kau bisa melakukannya?"

"Saat aku menyanyi, aku melupakan segalanya. Seolah aku memasuki dunia yang berbeda. Sebuah dunia di mana hanya ada musik."

Mendengar itu, Qing Qing langsung memutuskan bahwa selama satu minggu ke depan, dia akan membantu Feng untuk mengatasi traumanya akan air. Fenmg setuju dan mereka pun menyepakatinya dengan janji jari kelingking.


Maka keesokan harinya, Qing Qing dan Feng sama-sama bangun subuh dan mulai bersiap untuk keluar. Mereka lalu ketemuan di bioskop, Feng sudah menunggu saat Qing Qing tiba. Mereka nonton film kartun bertema laut. Padahal cuma di layar, tapi Feng heboh jejeritan sampai mengganggu penonton lainnya.


Dia bahkan lemas saat akhirnya mereka keluar. Qing Qing sudah antusias saja ingin melakukan kegiatan lainnya, tapi Feng protes minta waktu untuk istirahat dulu.

Feng sungguh heran dengan Qing Qing. Apa perlu Qing Qing menghukumnya seperti ini dan membuatnya membenci Qing Qing?

"Si Tu Feng, jangan lupa. Semalam kau sudah janji padaku. Orang yang paling aku benci aalah orang yang tidak menepati janji."

"Kapan aku..."

"Semalam kau sudah janji kalau kau akan mendengarkanku selama seminggu ini. Aku menyuruhmu pergi ke timur, kau tidak boleh pergi ke barat."

Apa yang Qing Qing lakukan ini bukan untuk menghukum Feng, melainkan membuat rencana untuk Feng. Film itu tadi itu baru permulaan, ketenangan sebelum badai. Selanjutnya adalah rencana melepaskan diri dari badai iblis yang brutal.

Feng jadi tambah khawatir mendengarnya. Mending jangan bawa-bawa badai iblis deh. Kalau begitu caranya, bisa-bisa dia akan masuk surga di usia semuda ini. Jantungnya tidak akan kuat.


Tapi Qing Qing malah semakin punya ide licik dan langsung menyeret Feng ke tengah taman dan menyuruhnya diam saja di sana. Siap? 1-2-3... dan air mancur mendadak menyembur keluar mengelilingi mereka.

Qing Qing langsung bermain air dengan riang. Feng agak gelisah awalnya. Tapi lama kelamaan, keceriaan Qing Qing menular padanya dan akhirnya dia bisa ikutan bermain air dengan gembira.


Selanjutnya adalah kolam renang. Feng sok keren banget waktu baru datang, tapi ujung-ujungnya malah melompat mundur. Qing Qing jadi sebal dibuatnya. Tapi akhirnya dia bisa mendorong Feng masuk ke kolam dan terus menyemangatinya walaupun Feng cuma kuat setengah jalan.


Suatu pagi, Qing Qing mendadak membangunkan Feng dan menyatakan bahwa hari ini mereka akan memulai langkah terakhir pelatihan mereka.

Tapi Feng malah semakin mengubur dirinya di dalam selimut. Jelas saja Qing Qing kesal dan langsung naik ke atasnya dan berusaha menariknya bangun... tepat saat seorang pelayan masuk dan jelas langsung salah paham melihat posisi mereke berdua. Wkwkwk!

Shock melihat pelayan salah paham, Feng langsung kesal membanting Qing Qing ke kasurnya. Qing Qing sudah menodai image-nya!

"Kapan kau punya image yang bersih?!"

"Aku punya!"

Sontak mereka berdua saling tarik-tarikan... tepat saat seorang pelayan lain masuk untuk membawakan sarapan dan lagi-lagi dia jadi salah paham melihat posisi mereka berdua yang tampak mesra.


Kesal, kedua orang itu akhirnya saling melepaskan diri dengan canggung. Memangnya mereka mau pergi ke mana hari ini?

"Nanti juga akan tahu." Ujar Qing Qing. "Oh yah, di mana speaker kecilmu itu?"

"Untuk apa?"

"Itu adalah senjata rahasiaku."


Tak lama kemudian, Qing Qing menutup mata Feng dan membawanya ke suatu tempat. Ayo tebak mereka ada di mana sekarang? Feng tidak tahu tapi dia merasa angin di sini membuatnya tenang.

Qing Qing akhirnya membuka penutup wajah Feng dan menyalakan speaker kecilnya. Feng boleh buka mata sekarang. Feng akhirnya membuka mata, tapi malah mendapati dirinya berada di pantai.

Kontan saja lautan di hadapannya, membuatnya jadi gelisah. Qing Qing berusaha menyemangatinya untuk tidak takut dan meyakinkan kalau tempat ini tidak beda dari tempat lain.

"Selama ada musik, di manapun akan menjadi panggungmu."


Feng mulai bisa merasa tenang mendengar alunan musik itu dan langsung bergumam menyanyikan lagunya sembari melangkahkan kakinya ke air mengikuti Qing Qing.

"Lihatlah, Si Tu Feng. Tidak ada yang perlu ditakutkan tentang laut."

Qing Qing terus melangkah mundur, tapi tiba-tiba saja ombak menyeretnya. Feng kontan lari ke laut dan berenang untuk menyelamatkan Qing Qing. Dan begitu mereka selamat, Feng sendiri langsung pingsan.


Saat akhirnya dia membuka matanya kembali, dia mendapati dirinya berada di rumah sakit, menggenggam tangan Xin Ya karena mengira dia adalah Qing Qing. Feng jadi canggung dan buru-buru melepaskan tangannya, Xin Ya patah hati.

Tapi cuma ada Xin Ya, Mu Nian, dan Daniel di sana. Di mana Qing Qing? Lupakan dulu Qing Qing, Daniel menuntut apa sebenarnya yang terjadi pada Feng.

"Kami pergi ke pantai. Lalu, terjadi sesuatu yang tak terduga. Chen Qing Qing dan aku jatuh ke laut, lalu... lalu aku tidak ingat apapun lagi."

Daniel jelas saja langsung mengomelinya, bagaimana bisa Feng bermain-main dengan hidupnya seperti ini? Untung saja dokter bilang kalau ini cuma karena trauma psikologisnya.

"Di mana Chen Qing Qing?!"

"Qing Qing menjagamu sepanjang malam lalu terburu-buru pergi setelah mendapat telepon. Oh yah, dia meninggalkan pesan ini untukmu."

Daniel menyodorkan pesannya Qing Qing yang memuji betapa tampannya Feng kemarin saat dia terjun ke laut. Tapi sayangnya, dia tidak bisa menjaga Feng karena kakeknya juga sedang sakit, jadi dia harus pulang kampung sekarang. Entah kapan dia akan kembali.

"Yang paling penting, kuharap semoga syuting iklanmu sukses. Chen Qing Qing."

Feng mau pergi mencari Qing Qing. Tapi tentu saja Daniel dengan cepat menghentikannya. Jangan bertindak sembrono, dia tidak boleh pergi ke mana-mana hari ini. Mu Nian setuju, lebih baik dia menjaga kesehatannya dulu baru pergi setelah dia pulih.


Patah hati, Xin Ya pun pergi. Mu Nian buru-buru menyusulnya. Xin Ya sinis menyindirnya, ngapain Mu Nian mengikutinya? Dia kan berpihak pada Qing Qing, mau menertawakannya? Puas?

Tapi Mu Nian sungguh-sungguh mengkhawatirkannya dan ingin sedikit menghiburnya. Xin Ya sinis, memangnya Mu Nian bisa berubah jadi bola dan berguling?

"Lan Xin Ya! Jangan absurd. Tingiku hampir 7 kaki, bagaimana bisa aku berguling hanya karena kau menyuruhku?"

Mu Nian langsung kesal pergi mendahuluinya... lalu balik lagi sambil bergulingan gaje di lantai. Wkwkwk! Tapi aksinya itu sukses membuat Xin Ya kembali tersenyum.


Feng lalu pergi mengunjungi makam Xin Yu. Dia mengaku bahwa selama beberapa tahun ini, dia selalu takut datang kemari dan menghadapi Xin Yu.

"Aku takut melihatmu, tapi kau sering muncul dalam mimpiku. Xin Yu, dalam hatiku, kau orang yang sangat lembut dan cantik. Kau adalah kakak perempuan yang sangat aku sayangi. Hal itu tidak akan pernah berubah. Tidak sampai aku mengerti bahwa aku selalu bergantung padamu."

Selama ini dia selalu keras kepala tak ingin melupakan kenangan pahit itu. Tapi sekarang, "akhirnya aku bisa merelakanmu pergi. Aku tahu kau ingin aku menjalani hidupku dengan baik, menyanyikan lagu yang ingin kunyanyikan, dan mencintai orang yang ingin kucintai. Xin Yu, selamat tinggal."

Feng lalu pergi tanpa menyadari Ge Yang mendengarkan segalanya sedari tadi dengan penuh emosi.



Seseorang menyelinap masuk ke studio rekaman lalu memasukkan sebuah USB ke komputer. Hmm, sepertinya itu atas perintah Ge Yang karena kemudian dia menyerahkan benda itu pada Ge Yang. Entah apa lagi rencana Ge Yang kali ini.

Bersambung ke episode 19

Post a Comment

0 Comments