Sinopsis About is Love Episode 6 - 3

 Sinopsis About is Love Episode 6 - 3

Tak lama kemudian atas ide Zhou Shi, Fei Fei membuat tempat tidur kecil dadakan di ruang tamu dan menutupinya dengan hanya sebuah tirai. Dengan begini, maka mereka tidak akan merasa tidak nyaman selama Ning Fei tinggal di sini.


"Bagaimana Xiao Fei? Kita bisa menggunakan sofa sebagai kasur dan tidak akan masalah selama kau menutup tirai di malam hari. Sebentar lagi akan kucarikan selimut untukmu, kau bisa bermalam di sini."


Tapi Ning Fei terlalu ngantuk dan langsung tertidur di bahu Zhou Shi. Fei Fei tak percaya melihat itu, dia susah payah bekerja untuknya dan Ning Fei malah tidur!

"Ssst! Dia berkeliaran seharian tadi, biarkan dia tidur sebentar. Lihatlah dia, bukankah dia mirip kucing yang terkadang mengunjungi kita?"

"Oh, maksudmu kucing yang selalu mendesis padaku itu? Kurasa mereka memang mirip. Aku tidak bisa menjinakkannya tak peduli sebanyak apapun aku memberinya makan dan dia selalu mencakarku. Kurasa dia hanya mau dekat padamu. Kalau begitu aku tidak akan mengganggu waktu berduaan kalian. Dah~~~"


Tiba-tiba ponselnya Zhou Shi berbunyi. Dan saat dia sedikit bergerak untuk mengambilnya, kepala Ning Fei tiba-tiba terguling ke pangkuannya tapi dia tetap tidak terbangun.

"Dia benar-benar renkarnasinya kucing."

Ibunya yang menelepon, sepertinya ia minta uang untuk membayar hutang yang ditinggalkan Ayahnya Zhou Shi. Zhou Shi berbisik meyakinkannya untuk tidak cemas, dia sudah menerima uang beasiswanya, dia akan segera mengirimkan uang itu.

Setelah itu, Zhou Shi sepelan mungkin memindahkan kepala Ning Fei ke bantal lalu kembali ke kamar untuk menghitung semua uang yang dimilikinya.


Tapi bahkan sekalipun dia sudah punya uang beasiswanya, tetap saja tidak cukup. Uang ini hanya akan bertahan sampai bulan depan, ditambah lagi dia masih harus mengirim uang ke ibunya. Mana dia tidak punya pekerjaan lagi.

"Ya, Tuhan. Stres aku. Kukira aku akan bisa membayar bunga hutang Wei Qing dulu. Tapi sepertinya... semua itu harapan yang sia-sia *hiks*"

Ning Fei tiba-tiba mengetuk pintunya dan mengeluh lapar lagi. Pfft! Zhou Shi sampai heran, padahal dia tadi kan sudah makan.


Akhirnya dia membuatkan ramen untuk Ning Fei di mangkok kesayangannya. Tapi kenapa dia cepat banget lapar lagi, padahal tadi dia makannya tidak sedikit kok?

"Memangnya kau tidak lapar?"

"Iya juga, aku sedikit lapar."

Ning Fei tadi memperhatikan Zhou Shi makan cuma sedikit, maka dengan senang hati sekarang dia memberikan ramennya untuk Zhou Shi, dia cuma minta telurnya disisakan untuknya.

"Kau pintar menyenangkan orang."


Zhou Shi mulai makan, tapi dia merasa suasana di antara mereka sangat sepi. Dia tidak suka makan dalam keadaan seperti ini, bisakah Ning Fei bersuara?

Dan Ning Fei langsung saja membuat suara dengan menyeruput susunya. Wkwkwk! Bukan itu yang Zhou Shi maksud. Begini saja, dia akan bicara dan Ning Fei dengarkan dia. Tapi setelah dia selesai mendengarkan, maka dia harus melupakan semuanya. Bisa? Oke!

Maka Zhou Shi pun mulai bercerita tentang ayahnya yang punya banyak hutang. Waktu itu usianya masih 11 tahun dan setiap hari selalu ada orang yang datang ke rumah mereka untuk menuntut uang.

Saat itu terjadi, ibunya akan memluknya dan menangis. Mereka kemudian pindah ke Ninghai demi menghindari para kreditor itu.

"Sejak saat itulah, aku tidak pernah percaya bahwa akan ada sesuatu yang baik jatuh begitu saja dari langit. Dan aku jadi benci berhutang pada orang. Dan paling kubenci adalah menyeret keluargaku ke dalam kekacauan yang kubuat."

Dan sekarang, Zhou Shi malah membuat kesalahan besar. Hutangnya sekarang jauh lebih besar daripada jumlah hutang ayahnya. Dia mungkin takkan sanggup membayarnya di kehidupan ini.

"Kecuali, aku mau mengorbankan beberapa hal. Haruskah kau..."

"Jangan! Jangan mau."

Zhou Shi senang mendengarnya, itu juga yang dia pikirkan. Tapi, dia sudah kebanyakan bicara. Lebih baik dia tidur sekarang. Ning Fei harus melupakan semua yang dia katakan barusan.


Wei Qing lagi-lagi memimpikan mimpi buruk itu, dia melihat darah berceceran dari lantai hingga sepanjang tangga. Tapi kali ini, kita melihat apa yang dilihat Wei Qing di ujung tangga. Seorang pria (kemungkinan ayahnya) terkapar mati berlumuran darah.

Wei Qing tersentak bangun dari mimpi buruk itu. Dia langsung mengambil botol obatnya tapi ternyata sudah habis. Akhirnya dia melampiaskan frustasinya dengan minum wine.


Keesokan harinya, Wei Qing kesal karena dia sudah menunggu lama tapi Zhou Shi malah belum datang. Dia sudah mau pergi saat tiba-tiba saja Zhou Shi terburu-buru datang. Dia terlambat soalnya di jalan macet. Tapi Zhou Shi terlambat, Wei Qing mau meeting sekarang.

"Tunggu! Aku setuju! Sebelum aku melunasi semua hutangku, aku akan tetap berada di sisimu."

"Datang dan pergi sesuka hatiku?"

"Baik."

"Selalu dekat denganku dalam jarak 10 langkah."

"Oke!"

"Deal?" Wei Qing mengulurkan tangannya.

 

Tapi begitu Zhou Shi menyambut uluran tangannya, Wei Qing tiba-tiba menarik Zhou Shi dan memluknya. Pfft!

Jelas saja Zhou Shi langsung panik melepaskan dirinya dengan kesal. "Apa yang kau lakukan?!"

"Hanya membiarkanmu membiasakan diri, kau perlu itu dalam pekerjaanmu di masa mendatang. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apapun lebih daripada itu. Kau yakin mau menandatangani kontrak denganku?"

"Terus apa kau yakin kau akan memberiku uang?"

Tentu saja. Sekarang Zhou Shi pergilah ke resepsionis untuk mengambil kartu ID-nya, karena nantinya Zhou Shi harus sering-sering datang kemari.

Maka Zhou Shi disuruh foto dadakan untuk kartu ID-nya. Tapi karena dia merem saat flash kamera menyala, hasil fotonya malah jadi jelek. Pfft! Dia benar-benar diistimewakan karena dia bahkan diizinkan untuk masuk ke lift khusus presdir.

Begitu dia masuk kembali, si resepsionis dan para pegawai lainnya langsung menggosipkan Zhou Shi dengan heboh, mengira Zhou Shi itu pacar baru bos mereka.


Asisten An sudah menunggu begitu Zhou Shi sampai di lantai paling atas yang merupakan kantornya Wei Qing.

Wei Qing lalu memberinya sebuah berkas. Itu adalah daftar nama-nama tamu undangan pesta amal tahunan yang biasanya dihadiri oleh para selebritis. Zhou Shi bingung, apa hubungannya acara ini dengannya?

Wei Qing menjawabnya dengan menyerahkan undangan yang menyatakan kalau dia harus bawa partner wanita. Maksudnya, Wei Qing mau bawa dia ke sana?


Wei Qing memberitahu bahwa acaranya dimulai besok malam, jadi Zhou Shi harus datang ke kantor sore harinya. Zhou Shi menolak, dia tidak bisa melakukan ini. Dia cari orang lain saja.

"Terus apa gunamu?"

"Kupikir aku cuma harus melakukan pekerjaan buruh atau menuang teh untukmu. Menghadiri pesta amal itu terlalu berkelas untukku. Aku tidak bisa melakukannya."

"Tentu saja kau tidak akan bisa. Untuk membuatmu menjadi orang kaya dalam waktu semalam itu benar-benar konyol."

"Kejam banget."

Tapi, Wei Qing bisa memoles Zhou Shi biar terlihat seperti vas yang indah jika Zhou Shi mau membantunya.

Saat Zhou Shi masih saja bersikeras menolak, Wei Qing blak-blakan memberitahu Zhou Shi bahwa dia tidak peduli siapa Zhou Shi. Dia hanya ingin Zhou Shi berada di dekatnya dan bisa dia sentuh dengan mudah. Pokoknya dia harus memiliki Zhou Shi.

Yah, mungkin bagi Zhou Shi, ini cuma sebuah pekerjaan. Jadi dia tidak perlu terlalu banyak berpikir, lakukan saja apa yang dia perintahkan.

"Aku tidak mengerti. Kenapa harus aku?"

"Kau tidak perlu tahu tentang itu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah menghapal informasi yang kuberikan itu. Aku akan mengetes hasilnya besok pada jam yang sama. Jika kau malas, maka kontrak untuk membayar hutangmu akan batal. Itu saja, bekerja keraslah."


Jadilah Zhou Shi harus menghapal semua orang yang ada di dalam daftar itu sepanjang malam. Parahnya lagi, dia bukan cuma harus menghapal nama dan wajah, tapi juga harus menghapalkan status, profesi, dan juga hubungan semua tamu.

Tapi tamunya banyak sekali, kapan dia bisa menghapal semuanya. Mana wajah mereka kayaknya sama semua lagi. Hiks!


Ning Fei keheranan mendengar rengekan Zhou Shi dari luar, ada apa dengannya? Fei Fei yang baru saja selesai membuatkan ramen untuk Ning Fei, dengan santainya berkata bahwa sejak Zhou Shi terlibat dengan Ning Fei, dia tidak pernah memiliki satupun hari damai.

"Maksudnya apa?"

"Makan saja. Pemilikmu (Zhou Shi) sedang tidak punya waktu untuk memberimu makan hari ini, jadi aku harus menggantikannya. Kau itu beruntung. Apa kau tahu berapa banyak orang yang ingin memakan masakanku?" Ujar Fei Fei dengan pedenya.

Tapi saat Ning Fei baru makan sesuap, dia sontak memuntahkannya kembali. Wkwkwk! Kenapa? Nggak enak?

"Ramen buatanmu ini racun."

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

5 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam