Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 10

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 10


Karena Qi Lu masih belum datang juga sampai petang, Man Kui pun meneleponnya, tapi Qi Lu malah berkata kalau dia tidak bisa datang.

Man Kui ngotot mau terus menunggunya, tapi Qi Lu hanya meminta maaf dan menyarankannya untuk pulang saja. Kecewa dan sedih, per*tnya Man Kui mendadak sakit lagi.


Qi Lu ingin mengajak Chu Xia makan dulu, tapi Chu Xia mendadak berubah pikiran. Dia tidak ingin melakukan ini lagi. Ayo pulang saja.

"Chu Xia, apa kau takut akan sesuatu?"

Chu Xia menyangkal. Dia cuma berpikir bahwa mencari seseorang yang sudah menghilang selama 10 tahun itu tidak masuk akal.

Qi Lu rasa, Chu Xia pasti takut kalau ayahnya tidak mengenalinya, takut kalau ayahnya ternyata seperti yang dia bayangkan selama ini. Terlebih, Chu Xia pasti takut tidak bisa menemukannya. Iya kan?


Chu Xia bersikeras menyangkal walaupun jelas-jelas dia menghindari kontak mata dengan Qi Lu.

Berusaha menyemangatinya, Qi Lu menggenggam tangannya dan menyemangatinya untuk tidak takut apapun. Bagaimanapun, ada beberapa hal di dunia ini yang harus dia hadapi.

"Lagipula, kau kan punya aku di sini."


Chu Xia tersenyum mendengarnya. Tapi tiba-tiba ponselnya Qi Lu berdering lagi dari Man Kui, tapi yang bicara adalah seorang suster yang mengabarkan kalau Man Kui sekarang sedang dirawat di RS karena maag akut dan pingsan.

Dia menghubungi Qi Lu karena dia orang terakhir yang dihubungi Man Kui dan dia tidak bisa menghubungi keluarganya Man Kui.

Qi Lu jadi galau. Dia memberitahu Chu Xia tentang masalah ini dan memutuskan untuk menghubungi Han Tua saja nanti biar dia mengirim orang ke RS.


Dia lalu menyuruh supir jalan lagi, tapi Chu Xia mengajaknya pergi ke RS saja. Chu Xia yakin Qi Lu tahu betul siapa orang yang ingin ditemui Man Kui sekarang ini.

Qi Lu tidak perlu mengkhawatirkannya, dia akan baik-baik saja kok, toh dia sudah kehilangan ayahnya bertahun-tahun yang lalu.

"Qi Lu, ada beberapa hal di dunia yang harus kau hadapi. Jangan khawatir. Aku ada di sini."

Tersentuh, Qi Lu mengusap lembut kepala Chu Xia lalu menyuruh supir ke RS.


Setibanya di RS, suster memberitahu mereka bahwa Man Kui baru bangun dan kondisinya masih lemah, jadi tidak boleh dijenguk lama-lama.

Begitu melihat mereka masuk, Man Kui langsung bangkit sambil meminta maaf karena menyuruh mereka datang malam-malam begini.

Chu Xia cepat-cepat memaksanya berbaring lagi dan Qi Lu mengomeli Man Kui karena tidak mendengarkan nasehat Maria waktu itu untuk periksa ke RS. Kenapa dia tidak melakukannya?

Man Kui beralasan kalau dia lupa. Chu Xia heran, kenapa ortunya Man Kui tidak kelihatan? Man Kui canggung beralasan kalau ortunya sudah tidak ada di sini.


"Apa mereka keluar membelikanmu makanan?" Tanya Chu Xia dengan polosnya.

Tapi kemudian Qi Lu memberinya kode, Chu Xia langsung mengerti dan meminta maaf. Man Kui bercerita bahwa ortunya meninggal dalam kecelakaan mobil. Lalu seperti itu, paman dan bibinya mengirimnya ke Sin Dan Lan.

Berusaha mencairkan kecanggungan, Qi Lu memberitahu kalau dia sudah menghubungi Han Tua, nanti akan ada seseorang yang datang untuk menjaga Man Kui. Sekarang sudah malam, dia dan Chu Xia harus pulang. Tapi apa Man Kui membutuhkan sesuatu?

"Tidak bisakah kalian tinggal lebih lama."

"Tidak. Ayo, pergi."

"Dokter bilang kau baru saja terbangun, jadi harus banyak istirahat. Aku akan datang lagi besok, oke?" Janji Chu Xia

Man Kui mengiyakannya saja, tapi dia langsung kesal begitu mereka sudah pergi.


Chu Xia tanya apakah Nyonya Han sudah tahu? Tidak, Qi Lu meminta Han Tua tidak memberitahu ibunya agar ibunya tidak cemas.

Chu Xia cemas kalau Nyonya Han mengkhawatirkan mereka karena mereka terburu-buru keluar tadi. Dia berniat mau menelepon Nyonya Han, tapi ponselnya malah tidak ada. Sepertinya ketinggalan di kamarnya Man Kui. Mereka pun kembali ke sana.


Tapi saat mereka membuka pintu, mereka malah mendapati Man Kui nekat menelan banyak obat sekaligus. Qi Lu dan Chu Xia jelas langsung cemas dan berusaha menghentikannya. Tapi saat Chu Xia memperhatikan labelnya, ternyata obat yang ditelannya itu cuma vitamin C.

Man Kui sontak menampik tangan Qi Lu lalu menangis. "Aku tidak ingin jadi menyedihkan lagi. Kalian pergi saja."


Feng Shao lagi asyik main game di rumahnya Cheng Chuan. Saking asyiknya, dia sampai tidak mempedulikan Chen Chuan yang sedari tadi memanggilnya.

Cheng Chuan bertanya-tanya, apakah Chu Xia menolaknya terus itu karena Qi Lu? Sepertinya Chu Xia benar-benar menyukai Qi Lu. Feng Shao berusaha menyemangatinya. Dia mengerti perasaan Cheng Chuan karena dia sendiri juga pernah mengalaminya.

Bagaimana kalau Feng Shao kenalkan Cheng Chuan ke beberapa teman pacarnya, mereka cantik-cantik loh. Cheng Chuan tidak tertarik, dia benar-benar menyukai Chu Xia seorang. Dia serius, sangat serius.


Gara-gara Man Kui histeris, Qi Lu dan Chu Xia tidak jadi pulang. Setelah dia cukup tenang, Man Kui meminta maaf karena sudah menakuti mereka tadi. Qi Lu penasaran, sejak kapan Man Kui jadi seperti ini?

Man Kui berkata sejak pertama kali dia ke Perancis. Dia sering tidak bisa tidur karena sendirian di tempat asing. Dia lalu mencoba meminum beberapa obat tidur dan berhasil. Dan setelah itu, dia mulai sering mengkonsumsi obat tidur.

Tapi kemudian, dokter menghentikan pemberian obat-obatan padanya. Jadi dia membeli suplemen sendiri di apotek. Dia bahkan pernah memakan satu botol MSG sampai dia harus dilarikan ke RS dan dinyatakan menderita pharmacophilia (kecanduan obat).


"Apa kau melakukan ini dengan sengaja untuk menunjukkannya padaku?" Tanya Qi Lu curiga.

"Han Qi Lu!" Bentak Chu Xia

Qi Lu tak peduli dan menuntut jawaban. Man Kui tentu saja menyangkal lalu mengembalikan sebuah kartu kredit pada Qi Lu. Ini semua adalah bantuan dana yang Ibunya Qi Lu berikan padanya selama dia di luar negeri. Tapi dia sudah bilang kalau dia akan melakukan segalanya sendiri, jadi dia tidak menggunakannya sepeserpun.

"Jika kau tidak menggunakan uang ini, lalu bagaimana caranya kau bertahan hidup di sana?"

"Aku dapat beasiswa, aku bekerja, mencuci piring, cuci mobil, dll."


Qi Lu tak percaya mendengarnya. Jadi Man Kui benar-benar ingin memutus hubungan dengannya? Man Kui membenarkan. Dia hanya ingin membuktikan kalau dia tetap bisa hidup dengan baik tanpa Qi Lu dan tanpa bantuan keluarga Han.

Dia hanya tidak mau orang-orang mengatainya di belakangnya. Ada yang bilang kalau dia seperti lintah yang menghisap darah mereka, ada juga yang bilang kalau dia menyeret Qi Lu jatuh ke bawah, sll.

"Kau tidak perlu memikirkan pendapat orang lain."

"Tapi aku perlu meyakinkan diriku sendiri."

"Lalu bagaimana dengan sekarang? Kenapa kau kembali?"

"Karena aku menyadari, aku merasa tidak seperti diriku setelah aku meninggalkanmu."

 

Mendengar itu, Qi Lu langsung memluknya. Man Kui menangis, dia sungguh merasa bersalah. Qi Lu berusaha menenangkannya dan meyakinkan kalau dia sebenarnya sudah memaafkan Man Kui. Dia tidak marah. Sedih, Chu Xia diam-diam beranjak pergi meninggalkan mereka berduaan.

Qi Lu akhirnya melepaskan plukannya setelah Man Kui tenang. Tapi di mana Chu Xia? Qi Lu beralasan kalau ibunya menyuruh Chu Xia pulang duluan, Qi Lu juga pamit pulang sekarang.

"Terima kasih."

Qi Lu heran karena sebelumnya Man Kui tidak pernah mengucap terima kasih. Tapi begitu dia pergi, Man Kui mengingat kembali perbuatannya tadi.


Dugaan Qi Lu ternyata benar. Tadi saat Chu Xia mendekat padanya, Man Kui diam-diam mencuri ponselnya Chu Xia dan menyembunyikannya. Dan begitu yakin mereka hendak kembali ke kamar, dia langsung membuat pertunjukan menelan obat.

"Maaf, An Chu Xia. Tapi aku tidak bisa kehilangan Qi Lu. Hanya dia yang kumiliki," batin Man Kui.


Keesokan harinya di sekolah, Chu Xia dan Xiao Nan membaca pengumuman kontes fashion design. Pemenangnya bisa masuk ke sekolah fashion di Perancis.

Ini kesempatan bagus untuk Chu Xia, dan Xiao Nan langsung menyemangatinya untuk mendaftar. Sekarang saatnya menunjukkan bakatnya Chu Xia. Kalau dia menang, dia bisa belajar si Perancis lalu jadi fashion designer yang hebat. Tapi Chu Xia ragu, tidak akan bisa semudah itu.


Xin Wei muncul dan langsung nyinyir, kontes ini hanya untuk orang-orang yang benar-benar berbakat. Tidak sembarang orang bisa masuk.

"Aku tahu kau tidak akan bisa masuk." Balas Chu Xia sengit.

"Kau bukan salah satu jurinya." Ejek Xiao Nan

Xin Wei santai menyuruh mereka untuk baca poster itu baik-baik dan lihat perusahaan mana yang menyelenggarakan kontes ini. Chu Xia dan Xiao Nan membaca ulang poster itu dan baru menyadari kalau penyelenggara kontes ini adalah perusahaan Jiang.


Qi Lu datang ke sekolah bersama Man Kui yang jelas saja langsung jadi pusat perhatian seisi sekolah. Man Kui jelas senang sudah dijemput Qi Lu.

"Jika aku tidak datang, haruskah aku membiarkan orang sakit pulang sendirian?" Santai Qi Lu.

"Di mana Chu Xia."

"Aku bilang kalau kami tidak akan berangkat bersama."

"Kau takut dia salah paham?"

"Salah paham apa?"

"Lihat, semua orang tahu kita jalan bersama seperti dulu. Menurutmu, apa yang mereka pikirkan?"

"Aku tak pernah peduli pendapat orang lain."


Chu Xia heran, kenapa perusahaan keluarganya Xin Wei itu tidak langsung saja mengirim Xin Wei keluar negeri alih-alih melakukan kontes ini?

Xiao Nan yakin kalau itu karena sekolah fashion besar di Perancis itu tak pernah membiarkan siapapun masuk lewat jalur belakang.

Siapapun yang diterima di sana, benar-benar orang yang berbakat. Tapi ayahnya Xin Wei hebat juga membantu Xin Wei dengan cara seperti ini.

"Berarti tak ada gunanya aku mendaftar, kan?"

"Tidak. Bujuk saja Jiang Chen Chuan."


Baru dibicarakan, orangnya mendadak muncul dengan antusias begitu mendengar namanya disebut. Siapa yang mau membujuknya? Xiao Nan langsung nunjuk Chu Xia. Chen Chuan langsung senang, sungguh?

"Tidak, tidak. Tentu saja tidak," sangkal Chu Xia.

"Aku mengerti kalau kau tidak mau mengatakan keinginanmu. Tapi kau tidak perlu membujukku, karena aku sudah jadi milikmu."


Tapi rayuan Chen Chuan terpotong cepat saat para siswa heboh berkumpul di sana untuk menyaksikan Qi Lu yang lagi jalan bersama Man Kui. Dan jelas saja mereka langsung berpikir kalau Qi Lu sudah balikan dengan Man Kui. Sedih, Chu Xia pun langsung pergi.


Di kelas, Wan Zi melempar kertas ke Xin Wei dan memberitahunya tentang Qi Lu dan Man Kui yang datang bersama tadi. Xin Wei sontak meremas kertas itu dengan penuh amarah.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments