Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 11

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Season 2 - Episode 11


Xiao Nan tanya apakah Chu Xia benar-benar tidak akan mempertimbangkan Cheng Chuan. Chu Xia bersikeras mau berusaha sendiri dalam kontes itu. Tapi bukan masalah kontes yang dibicarakan Xiao Nan.

Tiba-tiba mereka melihat Man Kui datang menghampiri mereka dengan senyum sok ramah. Xiao Nan sampai eneg banget melihatnya, tapi Chu Xia tetap baik hati dan ramah padanya.

Man Kui berterima kasih pada Chu Xia. Jika bukan karena Chu Xia, Qi Lu mungkin akan mengabaikannya selamanya. Chu Xia tetap ramah seperti biasanya, Man Kui tidak perlu berterima kasih. Pada akhirnya mereka berdua pasti akan baikan epat atau lambat

Man Kui ingin mengajaknya makan bersama nanti malam. Saat Chu Xia bingung bagaimana harus menolaknya, Xiao Nan sigap beralasan kalau Chu Xia harus mengerjakan PR nanti malam.

"Kalau begitu, aku hanya akan pergi dengan Qi Lu saja."


Itu jelas langsung menarik perhatian Chu Xia. Saking sebalnya mendengar ocehan Man Kui, Chu Xia asal saja menyedot minumannya.

Xiao Nan mendadak beralasan kalau dia baru ingat kalau nanti malam dia harus ke rumah nenek, jadi ngerjain PR-nya lain waktu saja lah.

Man Kui tersenyum geli mendengarnya. Dia lalu pamit. Chu Xia hendak menanggapinya, tapi malah tak sengaja menumpahkan air ke formulirnya. Saat itulah Man Kui melihat formulir itu, Chu Xia yakin mau mendaftar? Iya.


Tanpa mengatakan apapun lagi, Man Kui pun pamit. Tapi setelah itu, dia langsung stres di toilet, memikirkan Chu Xia yang mau mengikuti kompetisi itu.


Di gudang peralatan olahraga, Feng Shao merasa situasinya jadi makin rumit. Cheng Chuan juga bingung. Dia menyukai Chu Xia, tapi Chu Xia menyukai Qi Lu, tapi Qi Lu menyukai Man Kui, dan Man Kui mungkin menyukai Qi Lu juga, tapi sepertinya Qi Lu menyukai Chu Xia juga.

"Dan intinya, Chu Xia tidak menyukaiku. Aku bahkan tidak seperti pemeran utama pria kedua. Katakan padaku, bagaimana caranya aku, pemeran utama pria kedua, menyingkirkan pemeran utama?"

Hadeh, Cheng Chuan kenapa bodoh sekali sih? Feng Shao lalu menunjukkan poster kompetisi fashion design yang hadiahnya adalah beasiswa ke sekolah fashion Shi Dun di Perancis dan yang menyelenggarakannya adalah perusahaan Jiang.

"Chu Xia sangat menyukai fashion design. Menurut pemahamanku tentangnya, dia pasti akan mendaftar. Dan kebetulan, acara ini diselenggarakan oleh perusahaan keluargamu."


Cheng Chuan senang, kalau begitu dia cuma perlu menyuruh pamannya membuat Chu Xia menang. Feng Shao yakin tak semudah itu, Xin Wei pasti takkan setuju. Lagipula, Feng Shao dengar kalau acara ini diselenggarakan karena Pamannya Cheng Chuan ingin Xin Wei diterima di Shi Dun.

Cheng Chuan yakin tidak begitu, pamannya bukan orang semacam itu. Tapi jangan khawatir, Cheng Chuan pasti akan menghapus semua hambatan untuk Chu Xia.


Qi Lu menunggu Chu Xia, tapi saat Chu Xia dan Xiao Nan lewat, mereka malah cuek seolah menganggapnya tak ada. Tidak terima diacuhin, Qi Lu sontak membentaknya dan menuntut kenapa Chu Xia acuh padanya. Chu Xia menyangkal, dia tidak mengabaikan Qi Lu kok, memangnya dia ada perlu apa?

"Aku mau tanya apa kau mau pergi makan di luar bersamaku?"

"Cuma kita berdua?" Tanya Chu Xia antusias.

"Err... bersama Xiang Man Kui."

Chu Xia jelas kecewa mendengarnya. Kalau begitu, mereka pergi berdua saja, kenapa juga musti mengajaknya.

"Kenapa kau marah? Cemburu?"

"Apa kau pernah melihat tokoh ke-3 cemburu?"

Qi Lu tak mengerti apa maksudnya. Chu Xia menekankan, dia sungguh senang Qi Lu bisa baikan dengan Man Kui. Tapi, silahkan mereka nikmati kesenangan itu berdua saja. Jangan mengajaknya dalam acara makan malam romantis mereka berdua.

"Kau bilang tidak cemburu, kau jelas-jelas cemburu. Mau ikut atau tidak?"


Kesal, Chu Xia pergi tanpa memberi jawaban. Malah Cheng Chuan yang menjawab, tentu saja Chu Xia tidak mau. Dia memperingatkan Qi Lu untuk fokus saja pada satu wanita.


Saat pulang sekolah, Xiao Nan tanya apa Chu Xia sungguh tidak mau ikut makan bersama Qi Lu dan Man Kui. Chu Xia heran dengan sahabatnya yang satu ini, Xiao Nan tidak suka dia bersama Qi Lu tapi malah mendorongnya untuk dekat dengan Qi Lu.

"Ini tentang harga diri seorang wanita. Hari ini Xiang Man Kui sengaja menganggumu. Aku tidak ingin kau dianiaya olehnya. Dulu aku tidak menyukainya, tapi kau malah tidak percaya. Sekarang kau percaya kan kalau dia punya niat lain?"

Xiao Nan menyemangati Chu Xia untuk pergi saja bersama mereka. Jika dia menyukai Qi Lu, maka malam ini adalah pertempuran pertama mereka.


Tepat saat itu juga, Qi Lu datang bersama Man Kui untuk menjemputnya. Qi Lu langsung memerintahkan Chu Xia masuk mobil, tapi Chu Xia jelas tidak mau diperintah dan balas menyuruh Qi Lu untuk membukakan pintu untuknya. Qi Lu menurutinya dan membukakan pintu untuknya.


Xiao Nan senang melihatnya. Cheng Chuan tiba-tiba muncul di belakangnya dengan kesal, seharusnya tadi Xiao Nan menghentikan Chu Xia. Xiao Nan geli menggodanya, cemburu yah?

"Aku punya firasat buruk," gumam Cheng Chuan.


Ketiga orang itu makan di kedai mie. Karena baru 2 mangkok yang datang, Qi Lu memberikan miliknya untuk Chu Xia. Tapi Man Kui menghalanginya dengan menawarkan jatahnya sendiri pada Chu Xia.

Chu Xia jelas kesal dan mengembalikan kedua mangkok itu pada mereka dengan alasan belum terlalu lapar. Man Kui dengan sengaja menyinggung tentang bagaimana dulu Qi Lu pernah mengoloknya karena tidak bisa makan pedas.


Qi Lu juga santai saja menanggapinya dengan mengenang masa lalu mereka tanpa memikirkan perasaan Chu Xia. Parahnya lagi, dia malah membantu mengelap noda di bbir Man Kui.

Tidak tahan lagi, Chu Xia cuma memakan sesuap lalu beranjak bangkit. Tapi Qi Lu dengan tegas memerintahkannya duduk kembali. Chu Xia terpaksa duduk kembali sambil ngotot kalau dia sudah kenyang.

Qi Lu tak peduli. "Aku belum selesai makan. Kita akan pergi bersama."

Man Kui berkata kalau hari ini dia ingin merayakan dua hal. Pertama, dia ingin berterima kasih. Kedua, dia ingin merayakan dirinya yang sudah berbaikan dengan Qi Lu.


Cemburu, Chua Xia langsung menenggak habis minumannya dengan sekali teguk. Man Kui dengan sengaja membahas masalah formulir pendaftarannya Chu Xia di hadapan Qi Lu, apa dia sudah mengirimkannya? Chu Xia membenarkannya. Qi Lu terkejut, formulir apa?

Man Kui bantu menjawab, kontes fashion design yang dulu juga pernah dia ikuti. Entah tahun ini siapa yang akan beruntung untuk bisa belajar fashion di Si Dun. Qi Lu tak suka mendengarnya, tapi dia diam saja sambil menghabiskan minumannya.


Mereka mengantarkan Man Kui pulang duluan. Begitu Man Kui pergi, Qi Lu menyuruh Chu Xia pindah duduk di belakang, tapi Chu Xia menolak. Mereka terus otot-ototan sampai Qi Lu musti nyerocos panjang lebar tentang bahayanya duduk di kursi depan bla-bla-bla...

Tidak tahan lagi, Chu Xia langsung membentaknya untuk diam dan pergi. Taksi itu tiba-tiba pergi meninggalkan mereka biarpun mereka belum bayar gara-gara kesal pada mereka.

Chu Xia mau pergi, berniat mau pulang jalan kaki. Tapi Qi Lu menyeretnya paksa untuk naik taksi bersamanya.


Mereka diem-dieman sepanjang perjalanan hingga Qi Lu tak tahan lagi dan memutuskan berhenti di tengah jalan dan memaksa Chu Xia ikut keluar bersamanya.

Chu Xia benar-benar kesal dibuatnya, ada apa sih dengan Qi Lu? Dia kan sudah melakukan apa yang Qi Lu inginkan termasuk menjadi tokoh ke-3, dia masih belum puas juga?

"Aku sungguh tidak menyukai dirimu sekarang, dan aku juga sungguh tidak menyukai diriku sekarang. Mari kita jaga jarak mulai sekarang."

Chu Xia mau pergi, tapi Qi Lu cepat menahannya. "Masih ingin jaga jarak denganku?"

"Iya."

"Apa itu sebabnya kau mau mengikuti kompetisi bodoh itu dengan harapan kau bisa menang dan pergi ke Perancis dan memutus semua hubungan dalam hidupmu?"

Chu Xia bingung, apa hubungannya masalah kontes dengan apa yang barusan dia ucapan? Qi Lu ngotot menuntut jawaban, iya atau tidak?


Saat Chu Xia masih juga tak menjawab, Qi Lu langsung menc**mnya paksa. Kaget, Chu Xia sontak mendorongnya. Qi Lu kesal dan langsung berlalu pergi meninggalkannya.


Di rumah, Qi Lu termenung sedih teringat bagaimana dulu dia pernah memohon pada Man Kui untuk tetap tinggal, tapi Man Kui bersikeras mau pergi.

Dia tidak mau melepaskan kesempatan ini demi menggapai impiannya. Qi Lu terus berusaha memohon, tapi Man Kui hanya minta maaf lalu pergi.


Keesokan harinya, You Tian membagikan kartu ID kompetisi. Chu Xia sudah antusias, tapi namanya malah tak dipanggil. Bahkan saat dia menanyakan kartu ID-nya, You Tian malah bingung karena tidak ada nama Chu Xia di sana.

Xiao Nan curiga, pasti ada seseorang yang diam-diam membuang formulirnya Chu Xia. Xiao Nan yakin siapa pelakunya dan langsung pergi melabrak Xin Wei.


Pasti Xin Wei kan yang mencuri formulirnya Chu Xia biar Chu Xia tidak bisa ikut? Xin Wei pasti iri karena Chu Xia lebih berbakat daripada dirinya.

Xin Wei santai menyangkalnya, kenapa juga dia musti melakukan itu, apa Xiao Nan punya bukti?

"Mo Xin Wei, kami semua tahu kalau ayahmu lah yang mengadakan kontes ini. Tapi kau tidak harus menghilangkan kesempatan orang lain untuk berpartisipasi. Kenapa? Apa kau takut kalau orang lain akan menang, jadi kau menghancurkan kesempatannya?"

Chu Xia cepat-cepat menghentikan Xiao Nan. Sudahlah, lagipula dia sudah tidak mau ikut lagi. Tidak terima dengan tuduhan mereka, Xin Wei punya ide.


Beberapa saat kemudian, mereka sibuk menggeledah barang-barang anak kelas B. Xin Wei dan Wan Zi diam-diam saling memberi kode.

Wan Zi pun langsung keliling mengecek setiap meja hingga dia berakhir di mejanya Man Kui, membuka bukunya dan menemukan formulir itu terselip di sana.

Semua mata sontak berpaling menatap Man Kui. Xin Wei langsung nyinyir, dia tidak menyangka kalau Man Kui tega melakukan ini. Dia kan sudah pernah menang sebelumnya dan sekarang dia sudah jadi fashion designer. Kenapa Man Kui melakukan hal ini pada Chu Xia?


Tidak terima, Man Kui berusaha membela diri, dia pasti sudah dijebak. Dia bahkan langsung menggenggam tangan Chu Xia dan berusaha meyakinkannya.

Tapi Chu Xia tak mempercayainya dan langsung menarik tangannya. Bahkan yang lain pun tak ada yang mempercayainya.

"Aku percaya padamu," sela seseorang.

Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments