Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 20

Sinopsis Master Devil Don't Kss Me Episode 20


Chu Xia memberikan lembar soal pada Cheng Chuan dan meminta soal formula yang Cheng Chuan salin kemarin untuk dia periksa.

Tapi Cheng Chuan lebih tertarik menanyakan tentang kontes kecantikan yang akan diadakan sekolah, apa Chu Xia akan ikut?

"Ini kontes kecantikan sekolah, kenapa juga aku ikut? Biar jadi bahan lelucon?"

"Maksudku Ming Yue dan Cai Xia saja ikut. Kenapa juga kau tidak ikut?"

Jelas saja ucapannya itu langsung memancing emosi Cai Xia dan Ming Yue yang langsung menjewer kuping Cheng Chuan.


Xiao Nan tiba-tiba muncul dan langsung lebay memerintahkan mereka untuk melepaskan Cheng Chuan. Dia langsung melesat untuk mencengkeram kedua pipi Cheng Chuan dengan tangannya sendiri dan dengan lebay-nya bertanya-tanya apakah Cheng Chuan kesakitan? Perlukah dia meniup bagian yang sakit?


Cheng Chuan jelas risih dengan sentuhan Xiao Nan dan mengalihkan perhatiannya lagi ke Chu Xia dan terus berusaha membujuknya untuk ikut kontes kecantikan, soalnya Xin Wei juga bakalan ikutan. Berkompetisilah dengannya biar Xin Wei itu tidak kegeeran.

PLAK! Chu Xia malah memukul kepala Cheng Chuan dengan bukunya. Cheng Chuan tidak terima, Chu Xia memukulnya hanya karena Xin Wei?

Chu Xia mengoreksi, dia memukul Cheng Chuan gara-gara catatan formulanya ini, Cheng Chuan pasti meminta orang lain untuk menuliskannya untuknya, kan? Apa susahnya sih cuma menulis formula?

"Begini saja, jika kau setuju untuk ikut kontes maka aku janji kalau aku akan berusaha dan belajar lebih giat. Bagaimana?"

"Setuju!"

Cheng Chuan sampai heran sendiri mendengarnya. Semudah itu Chu Xia menyetujuinya? Tentu saja, karena hasil dari kontes kecantikan jauh lebih baik daripada kalah di tangan Guru Ma. Sekarang tulis formula ini lagi 100 kali! Kali ini dia tidak boleh minta orang lain mengerjakannya.


Xin Wei dan Wan Zi sedang makan es krim saat tiba-tiba saja anak-anak kelas B dipimpin Chu Xia sedang berlari keliling lapangan sambil menghapal pelajaran.

Mereka sampai bengong sendiri melihat keseriusan kelas B. Cheng Chuan juga benar-benar melaksanakan janjinya untuk serius belajar.


Hari ujian pun akhirnya tiba. Kelas B benar-benar mengerjakan ujian mereka dengan serius. Beberapa hari kemudian, hasil ujiannya sudah keluar.

Jian Ren, Ming Yue dan Cai Xia melihat nama Chu Xia di peringkat pertama dan nama-nama mereka juga masuk dalam daftar. Mereka sontak bersorak saking bahagianya. Jian Ren sampai meminta teman-temannya untuk mencubitnya saking tak percayanya.

Wan Zi dan Xin Wei sinis melihat kebahagiaan mereka. Tapi saat Wan Zi memeriksa hasil ujian, dia benar-benar kaget melihat kelas B benar-benar jadi juara satu. Tapi, mereka hanya jadi juara satu di sekolah, bukan juara satu regional.

Yang artinya, biarpun mereka berhasil jadi juara satu, mereka tetap kalah taruhan. Yang lebih mengejutkan, mereka melihat nama Han Yu dan Qi Lu didaftar paling bawah dengan nilai sama-sama 0.

 

Guru Ma sedang memeriksakan kesehatannya di kliniknya Mary. Saat dia menyinggung taruhan Guru Ma dengan Chu Xia, Guru Ma memberitahunya kalau Chu Xia sudah kalah taruhan. Tapi Mary memperhatikan Guru Ma tampak kurang senang dengan hal itu.

"Memangnya aku harus senang?"

"Mungkin kau harus. Katanya kau tidak menyukai Chu Xia."

"Diantara semua guru, cuma kau dan Pak You Tian yang menyukainya."

Guru Ma sungguh tidak mengerti kenapa mereka bisa menyukai Chu Xia yang tak tahu aturan, sulit diduga dan suka menentang guru.

Mary berkata mungkin karena dia dan Pak You Tian bukan guru resmi di tempat ini, jadi mereka tidak tahu murid mana yang seharusnya disukai.

Tentu saja murid-murid yang patuh, rajin, dewasa, punya hubungan yang baik dengan teman-teman sekelasnya dan menghormati guru. Susahkah jadi murid seperti itu?


Mary menjawabnya dengan meminta pendapat Guru Ma tentang tembok di belakangnya. Guru Ma bingung, itu kan cuma tembok biasa. Lalu bagaimana dengan tembok di depannya ini, yang ada lukisan s**sinya Mary?

"Kalau ada yang ingin kau katakan, to the point saja."

"Kadang terasa membosankan jika segala sesuatunya biasa dibandingkan saat ada sesuatu yang lebih unik dan bisa membangkitkan suasana. Iya, kan?"

Guru Ma mengerti maksudnya, apa Mary sedang membela Chu Xia? Mary menyangkal, dia hanya sedang bicara tentang tembok. Sepertinya lukisannya ini tidak membuat perbedaan untuk temboknya. Yah sudahlah, lebih baik dia turunkan saja.

Guru Ma langsung melarangnya, biarkan saja di sana. Mary pun senang, Guru Ma memang punya selera yang bagus. Apa Pak You Tian yang melukis itu? Mary hanya menjawabnya dengan senyum.

 

Qi Lu dan Han Yu duduk di luar sekolah. Qi Lu heran, kenapa Han Yu bisa dapat nilai 0. Han Yu mengingatkan Qi Lu kalau dia rela melakukan apapun demi Chu Xia.

"Aku kan juga pernah bilang padamu, masalah melindungi Chu Xia, serahkan saja kepadaku."

Dan Qi Lu sendiri, kenapa nilainya 0? Qi Lu beralasan kalau ini karena ibunya. Orang bilang kalau kita tidak bisa menjadi manusia yang sempurna, kadang kita harus membiarkan yang lain hidup, makanya dia tidak berniat mendapatkan nilai sempurna. Baginya, dapat nilai berapapun sama saja.

"Selain bibi, kau tidak punya alasan lain?" Tanya Han Yu.


Qi Lu mengaku ada. Alasan lainnya adalah karena Han Yu, dia tahu kalau Han Yu tidak mau Chu Xia pergi dari sini.

Tapi biarpun kelas B jadi juara pertama, tetap saja mereka kalah karena tidak bisa jadi juara satu regional. Kalau begini, berarti Chu Xia tetap kalah dari Guru Ma.

"Aku akan melindunginya. Jangan khawatir." Ujar Han Yu.

"Oke. Jika kau butuh bantuan, katakan saja."


Chu Xia mendatangi Guru Ma di kantornya dengan wajah lesu untuk mengakui kekalahannya. Guru Ma langsung pasang tampang jahat dan menegaskan kalau Chu Xia harus menerima hukumannya.

Anak-anak kelas B tiba-tiba muncul dan langsung heboh membela Chu Xia dan memohon agar dia tidak dikeluarkan dari sekolah, jarang-jarang kan kelas B mendapat nilai sebagus ini. Jian Ren malah lebay mengklaim jika Chu Xia dikeluarkan maka mereka juga akan pergi.

"Kau pikir semua orang bisa pergi hanya karena kau bilang begitu? Kau pikir aku ini apa? Siapa bilang aku akan mengeluarkannya? Kalian semua menerobos masuk tanpa permisi, keluar sana!"

Xiao Nan malah tambah heboh, mengira kalau Guru Ma bakalan melakukan hal yang aneh-aneh pada Chu Xia. Chu Xia sampai harus menyuruh Cheng Chuan untuk menyeret Xiao Nan pergi dari sana.


Setelah semua orang pergi, Guru Ma memberitahu Chu Xia bahwa sebagai seorang guru, hal yang paling membahagiakan baginya adalah melihat murid-muridnya mengalami kemajuan. Dia sempat cemas kalau Chu Xia akan jadi pengaruh buruk untuk murid-murid yang lain, tapi ternyata kecemasannya terlalu berlebihan.

"Karena itulah, kau harus menerima hukumanmu dengan baik. Aku akan menghukummu dengan menjadikanmu ketua kelas B dan teruslah tingkatkan mereka."

Tentu saja Chu Xia langsung senang mendengarkan, "Siap, Pak!"

 

Keluar dari kantor guru, dia langsung disambut Han Yu dari arah depan lalu Qi Lu dari samping kanan lalu Cheng Chuan dari samping kiri.

Han Yu tanya dia sedang apa disini? Chu Xia berkata kalau dia baru saja menemui Guru Ma. Dia kira dia bakalan dikeluarkan dari sekolah tapi ternyata tidak.


"Kau milikku. Jika dia ingin mengeluarkanmu, dia pasti harus tanya dulu padaku." Ujar Qi Lu.

Cheng Chuan lagi-lagi meminta Qi Lu untuk sebut harga biar dia bisa membebaskan Chu Xia dari jeratan Qi Lu.

Stres menghadapi para pria itu, Chu Xia memperingatkan mereka untuk memperlakukannya sebagai manusia tak peduli sebanyak apapun kekayaan mereka.


Xiao Nan datang tak lama kemudian membawakan sebuah surat untuk Chu Xia dan para pria sontak kabur sendiri-sendiri. Chu Xia langsung berterima kasih pada sahabatnya itu, dia sudah berhasil mengusir para pria itu.

"Tidak masalah, kita kan teman... apa maksudmu aku mengusir mereka? Chu Xia!"


Chu Xia langsung bergegas kabur dari Xiao Nan dan membaca surat itu di tempat sepi. Surat itu dari Pak You Tian yang menanyakan kabar Chu Xia dan anak-anak kelas B. Biarpun ia jauh dari mereka, tapi ia selalu memikirkan mereka.

Pak You Tian mengaku kalau sekarang dia masuk sekolah seni, bukan sebagai guru melainkan belajar sebagai murid. Sekarang dia banyak-banyak membaca dan jalan-jalan.

"Hanya setelah aku melihat dunia luar, baru aku menyadari betapa kecilnya aku. Chu Xia, ada banyak tantangan di masa depan menanti kita. Mari kita terus maju bersama-sama."


Chu Xia merenung memikirkan nasehat Pak You Tian itu. Saat dia kembali ke kelas, teman-temannya tiba-tiba menyambutnya dengan tepuk tangan dan memberinya ucapan selamat sebagai ketua kelas baru mereka.


Chu Xia dan Xiao Nan jalan-jalan di jam istirahat tapi malah melihat murid-murid perempuan pada heboh berlarian ke lapangan basket. Karena ternyata di sana, Qi Lu sedang bermain basket bersama Han Yu.

Qi Lu langsung kesal mendengar keributan itu sampai dia malas melanjutkan, dia tidak mau jadi tontonan. Xin Wei langsung sigap mendekatinya dan melayaninya dengan membawakan handuk dan air. Dia hendak membuntuti Qi Lu, tapi Qi Lu langsung kesal membentaknya.


Melihat Chu Xia di pinggir lapangan, Xin Wei langsung menegurnya dan menghampirinya.

Xiao Nan sigap pasang bdan untuk melindungi Chu Xia. Tapi Chu Xia ngotot menyuruhnya pergi, biar dia menghadapi Xin Wei sendiri.

Begitu mereka berduaan, Xin Wei langsung menyinggung Chu Xia yang jadi populer belakangan ini.

"Aku malas bicara denganmu. Kalau ada yang perlu kau katakan, katakan saja."

"Aku cuma tidak suka melihatmu."

"Aku suka dengan fakta kalau kau tidak suka melihatku tapi tidak bisa menyingkirkanku."


Sepanjang jalan, Xiao Nan terus menerus menggumamkan berbagai kata makian saking kesalnya pada Xin Wei sampai dia tidak sadar kalau dia melewati Cheng Chuan. Cheng Chuan langsung antusias menghadangnya dan bertanya dimana Chu Xia.

"Di sana. Mo Xin Wei mau bikin masalah lagi. Chu Xia sedang bicara dengannya."

Mendengar itu, Cheng Chuan langsung mengomeli Xiao Nan saking cemasnya, kenapa Xio Nan malah pergi meninggalkan Chu Xia kalau dia tahu Xin Wei mau bikin masalah lagi? Dia pun langsung berlari mencari Chu Xia.

Bersambung ke episode 21

Post a Comment

0 Comments