Ronde 1: One Time Ong-Bak, One Time Baek Ji Yeon.
Tahun 2006.
Dua orang pelajar, Ko Dong Man dan Kim Joo Man, sedang heboh sendiri menonton video pertarungan Muay Thai dan menirukan gerakan-gerakannya padahal mereka sedang berada di tengah jam pelajaran.
Saking asyiknya, mereka sampai memukul video player mereka dan membuat keributan. Pak guru jelas kesal dan menyuruh si pembuat gaduh untuk berdiri. Tapi Bong Man dan Joo Man malah diam, pura-pura tak berdosa.
Jadilah mereka langsung dapat lemparan kapur dari pak guru. Bong Man dengan santainya memohon maaf dan membuat pak guru makin kesal dan dengan sengaja mengajak mereka main tebak-tebakan, kira-kira berapa persen kemungkinan b*k*ng mereka akan selamat dari hukuman pukulan darinya.
Dong Man dengan penuh percaya diri menjawab 50%. Pak guru langsung bertepuk tangan sinis dan menyuruh mereka untuk maju ke depan untuk mengambil hadiah mereka.
Dong Man dan Joo Man percaya saja padahal begitu di depan mereka langsung disuruh berbalik, yah karena mereka menjawab 50% jadi sudah pasti mereka harus dipukul.
Pada saat yang bersamaan di SMA Wanita Pungwoon di Seosan, seorang murid wanita, Choi Ae Ra, juga sedang mendapat pukulan dari bu guru mereka karena dia membawa mic mainan kedalam kelas.
Temannya, Bael Sul Hee, berusaha membela Ae Ra dan memberitahu bu guru kalau Ae Ra membawa mic itu karena dia bercita-cita jadi seorang penyiar. Ae Ra dengan pedenya berjanji akan mengundang bu guru sebagai bintang tamu jika nanti dia menjadi penyiar.
"Ae Ra-yah. Untuk menjadi seorang penyiar, kau harus belajar dengan sangat giat."
"Bu guru, Ae Ra kan memang pintar. Dia peringat 29 terakhir kali," bela Sul Hee.
"Nona peringat 35, apa kau juga mau jadi penyiar sepertinya?" Sindir bu guru.
"Tidak, aku mau jadi ibu rumah tangga yang baik."
Malas berdebat lebih jauh, bu guru menyuruh mereka untuk membersihkan aula sebagai hukuman. Ae Ra dan Sul Hee langsung shock, tidak bisa hari ini.
Park Moo Bin, teman kelasnya Dong Man, datang ke kelas lain membawakan sekotak kopi susu untuk seorang murid perempuan yang ditaksirnya, Jang Bo Ram. Di kotak susunya dia menulis,
To: Bo Ram.
Tapi jelas Bo Ram tak tertarik sedikitpun padanya. Bahkan saat Moo Bin tanya apakah hari ini dia akan datang les, Bo Ram berkata kalau dia mau ke Gangnam.
Tepat saat itu juga, Dong Man dan Joo Man lewat depan kelasnya. Bo Ram sontak membuka ikatan rambutnya dan tersenyum manis pada Dong Man walaupun Dong Man tidak sedikitpun meliriknya.
Dong Man makan jajannya dengan cuek tapi Joo Man lebih kritis dalam menilai rasa makanan dan langsung menggerutu kesal karena rasanya yang tidak enak.
Dong Man santai membuka jaketnya dan memperlihatkan kaos warna merah yang matching dengan sepatunya.
Joo Man langsung mengkritik pilihan bajunya yang ndeso banget, "Tidak bisakah setidaknya kau berlaku seperti anak dari Seoul... seperti aku?" Kata Joo Man sambil memperlihatkan kaosnya yang gambar kartun dan potongan rambut gondrongnya.
Tapi apa Dong Man akan membuat pengakuan di sana nanti? Dong Man bingung, memangnya dia mau mengaku ke siapa? Ke Jang Bo Ram. Dong Man tambah bingung, kenapa dia musti mengaku ke Bo Ram.
"Kau adalah petarung terbaik kami. Dia penguasa para gadis, apa kau tak mau membuat persekutuan?"
"Persekutuan? Apaan tuh? Apa dia bilang kalau dia suka aku?"
Joo Man bisa mengetahuinya dari kopi susu itu. Baru saat itu Dong Man sadar ada sekotak kopi susu di mejanya, jelas itu kopi susu dari Moo Bin yang tulisannya diubah jadi
From: Bo Ram.
Saat murid yang lain sedang mencopoti seragam mereka, Joo Man melihat Moo Bin memakai kaos putih. Dia langsung punya ide dan meminta Moo Bin untuk meminjamkan bajunya ke Dong Man soalnya Dong Man kan mau ikut Festival Olahraga Internasional cabang Taekwondo di Gangnam biar dia kelihatan mirip anak Seoul pakai baju putihnya Moo Bin itu.
Moo Bin ragu, Bong Man pun berusaha menyogoknya dengan menyodorkan sekotak kopi susu pemberian Bo Ram tadi, masih lengkap dengan tulisannya dan jelas saja Moo Bin mengenali kopi susu itu.
Berniat mau bolos demi menonton pertandingan di Seoul, Ae Ra dan Sul Hee dengan sengaja memoles bibir mereka dengan warna putih biar kelihatan pucat lalu mendatangi kantor guru sambil pura-pura flu.
Tapi bu guru tidak termakan tipuannya dan dengan santainya menghapus lipstik pucat mereka dengan lengan baju mereka sendiri.
Tak menyerah begitu saja, mereka terus saja membuat berbagai alasan sakit ini dan itu, tapi gagal semua.
Jadilah mereka cuma bisa merana di depan ruang guru. Tepat saat mereka sedang putus asa, mereka melihat bu guru terburu-buru keluar karena alarm mobilnya tiba-tiba berbunyi nyaring.
Sul Hee nekat memanfaatkan kesempatan mengambil barang-barang mereka yang disita bu guru lalu menyeret Ae Ra kabur.
Mereka pun akhirnya tiba di lapangan untuk menyaksikan pertandingannya Dong Man yang ternyata teman mereka sejak kecil. Pertandingan dimulai, pelatihnya Dong Man - Hwang Jang Ho, heboh memberikan berbagai pengarahan.
Tapi ditengah pertandingan, tiba-tiba mereka mendengar raungan heboh Ae Ra, "Tendang dia!"
Semua orang langsung berpaling padanya saking kagetnya. "Gadis mic gila itu datang lagi," gerutu Jang Ho.
"Ong-Bak dari Seosan, Ko Dong Man!" Teriak Ae Ra heboh sendiri sampai-sampai Bo Ram yang duduk di depan mereka merasa terganggu, tapi teman-temannya Bo Ram tak ada yang berani menegur mereka.
Moo Bin tiba-tiba muncul untuk bertanya kenapa Bo Ram memberikan kopi susu pemberiannya untuk Dong Man, apa Bo Ram menyukai Dong Man?
Tapi pertanyaannya tak sempat terjawab karena pertandingan jadi makin seru, Dong Man berputar dan melancarkan tendangannya hingga sukses menjatuhkan lawannya. Para pendukungnya kontan jejeritan heboh.
Jang Ho langsung membentangkan kedua tangannya dan Dong Man pun berlari ke arahnya... lalu melewatinya begitu saja. Pfft!
Dong Man langsung melepaskan seragamnya lalu melemparnya ke penonton. Bo Ram sudah semangat mau menangkapnya, tapi seragam itu langsung melayang ke tangan Ae Ra.
"Mulai sekarang katakan kau punya pacar. Kencanlah denganku!" Teriak Dong Man. Ae Ra kontan tercengang mendengarnya. Tapi kemudian Dong Man berkata... "Jang Bo Ram!"
Ae Ra bingung dan Bo Ram langsung heboh. Tapi Dong Man malah mengacaukan pengakuan romantisnya dengan berkata, "Kita punya persekutuan sekarang!"
Bo Ram rada bingung dengan maksud persekutuan itu, tapi sebodo amat. Dia langsung menyibak-nyibak rambutnya saking senangnya. Ae Ra langsung menatap Bo Ram dengan sinis sambil niruin gerakan lehernya
Moo Bin tidak terima, apa Bo Ram sungguh akan kencan dengan Dong Man. Dia bahkan tidak bisa mengkalkulasi kemungkinan dan selalu dipukul di kelas. Kenapa harus dia?!
"Dia kelihatan baik. Dia yang terbaik. Aku hanya mengencani yang terbaik."
Moo Bin langsung pergi dari sana dengan sedih. Kesal, Ae Ra pura-pura tak sengaja menimpuk kepala Bo Ram lalu dengan entengnya meminta maaf. Bo Ram tidak terima. Ae Ra menantang kesal, dia kan sudah minta maaf.
Kita kemudian dibawa ke masa depan sambil mendengarkan penuturan Ae Ra, "Apakah orang bodoh legendaris dari masa lalu, sungguh akan menjadi legenda?"
Di sebuah mall, beberapa orang ahjumma sudah menunggu di depan pintu saat Ae Ra tiba-tiba menerobos mereka dengan gaya dan penampilan yang kelihatan mewah.
Para penjaga langsung membukakan pintu untuknya dan membuat para ahjumma berpikir kalau mall ini membiarkan VIP masuk duluan.
Para pekerja yang sedang menata stan pun langsung menyapanya. Hmm, tapi apakah dia member VIP?...
Oh, tidak. Nyatanya kemudian, dia memakai seragam dan menyapa para pelanggan yang baru datang.
Dong Man berkata dalam narasinya, "Gadis mic yang ingin membacakan berita... sekarang melayani di bagian informasi."
Di tempat lain, Dong Man dengan gagahnya masuk ke sebuah apartemen dengan memakai jas putih seperti seorang dokter. Dia berkata pada penjaga kalau dia mau ke penthouse. Rumahnya kah?
Nggak... nyatanya dia datang untuk menyemprot penthouse itu dengan phytoncide untuk menyingkirkan semua kutu. Dan jas putihnya yang mirip jas dokter itu bertuliskan
'Dokter Tungau, Ko Dong Man'.
Ae Ra berkata dalam narasinya, "Taekwondo berbakat yang ingin mendobrak dunia... dia jadi pembasmi serangga sekarang."
Baek Sul Hee berjalan melewati jembatan penyeberangan dan langsung jadi pusat perhatian para pria yang lewat.
Menyadari dirinya jadi pusat perhatian, Sul Hee langsung menyibak rambut panjangnya. Apakah dia mendapatkan impiannya untuk jadi ibu rumah tangga yang baik?
Hmm, tidak. Joo Man malah berkata dalam narasinya, "Puteri yang ingin jadi ibu rumah tangga yang baik... sekarang dia jadi customer service."
Joo Man yang bergaya bak mafia, masuk ke sebuah pabrik dengan beberapa orang di belakangnya. Gayanya memang mirip mafia, tapi saat berhadapan dengan mandor pabrik dia langsung berubah sopan dan berusaha membujuk mandor untuk memberinya diskon dan mulai mencicipi jajanan buatan pabrik itu.
"Si pecinta jajan, Joo Man, sekarang menjadi... pembeli saluran home shopping." Tutur Sul Hee dalam narasinya.
"Kami memulai legenda yang sebenarnya... Fantastic Four Bodoh."
Sambil menyapa para pelanggan, Ae Ra berulang kali mengirim pesan ke pacarnya - Kim Moo Ki, tapi semua pesannya tak ada yang dibalas. Ae Ra mulai kesal, jangan-jangan Moo Ki gagal lagi dalam ujiannya.
Seorang pelanggan lewat, Ae Ra pun langsung menyapanya. Tapi kemudian, keduanya sama-sama membeku menyadari satu sama lain. Si pelanggan mengenalinya dan Ae Ra kontan memalingkan mukanya dengan malu. Dia berusaha mengabaikannya tapi wanita itu terus saja memanggilnya. Ae Ra langsung pura-pura tak mengenalinya, siapa yah?
"Ini aku, peringkat dua Kim Ju Ha (penyiar berita). Tidak ingat?" Ujar wanita bernama Chan Sook itu.
"Mana mungkin," batin Ae Ra kesal.
Mereka lalu duduk bersama di cafe VIP. Chan Sook langsung selfie dan pamer di sosmed, dia mengaku mendapatkan semua ini dari kartu kredit pacarnya lalu memberikan kartu undangan pernikahan pada Ae Ra. Dia terus nyerocos kalau pacarnya itu seorang dokter sambil pamer cincin berliannya yang 2,5 karat.
Di cafe lain, Dong Man kencan dengan seorang wanita. Dia cerewet banget menceritakan kisah-kisah masa lalunya. Wanita itu lama-lama malas mendengarkan ocehan tentang masa lalunya dan berusaha memintanya untuk menceritakan masa kininya saja.
Dia dengar kalau Dong Man adalah seorang spesialis. Dong Man membenarkan, dia mendedikasikan hidupnya untuk kesehatan banyak orang, terutama eksim. Wanita itu jadi berpikir kalau dia seorang dokter kulit. Tapi begitu Dong Man memperlihatkan mobil dinasnya, wanita itu langsung ilfeel.
Dong Man terus saja mengoceh, sama sekali tidak memperhatikan ekspresi wanita itu. Entah apa yang terjadi pada karir olahraganya Dong Man, saat wanita itu berusaha membahasnya, Dong Man malah menyangkal pernah menjadi olahragawan.
Chan Sook bertanya-tanya apakah Ae Ra sudah menyerah akan impiannya untuk jadi peringkat dua Baek Ji Yeon (penyiar berita)?
Ae Ra balas mengkritik Chan Sook, bagaimana bisa dia bergantung pada partu kredit pacarnya. Chan Sook mengklaim kalau ini cinta, menikahlah sebelum terlambat.
"Aku punya seseorang, kok. Dia hakim, jaksa."
"Apa?"
"Masa percobaan."
Chan Sook langsung berdecak sinis, pasti sulit menyokong pacar yang masih belajar. Ae Ra jelas kesal mendengar decakannya dan langsung balas menyindir umur pacarnya Chan Sook yang dokter itu, apa dia sudah kepala 3... atau 4?
Chan Sook kontan canggung, "Dia kelihatan muda di usianya."
"Ah, dia pasti kelihatan muda." Sindir Ae Ra.
Tak terima sindirannya, Chan Sook langsung balas menasehati Ae Ra untuk menurunkan standarnya biar dia bisa menemukan jodoh, bahkan sepatu jerami pun punya pasangan. Ae Ra balas menyinggung masalah cowok dari Band Pungmul dulu.
"Apa kau masih berpikir kalau aku ada perasaan padanya? Tapi kau tahu... aku peduli dengan tampang pria. Dia berada di level yang sama sepertimu."
Chan Sook kesal, "Aku lebih cantik darimu sekarang!"
Sul Hee sedang melayani seorang pelanggan yang ngamuk-ngamuk mengeluhkan barangnya, tapi alih-alih meredakan emosinya dan menyelesaikan masalahnya dengan cepat, Sul Hee malah membuat si pelanggan makin kesal.
Managernya Sul Hee langsung mengambil alih situasi, tapi kemudian dia langsung membawa Sul Hee ke ruang rapat untuk diomeli. Joo Man cemas saat melihat mereka masuk ke ruang rapat.
Dia pun langsung menghampiri Pyo Ye Jin yang sedang mengatur dokumen untuk rapat dan bersikeras mau membantunya biar dia ada alasan masuk ke ruang rapat.
Kebaikannya kontan membuat Ye Jin tersipu malu, tapi Joo Man bahkan tidak memperhatikannya saking cemasnya dengan Sul Hee.
Di ruang rapat, manager sinis menyindir Sul Hee untuk menikah saja daripada kerja tapi tidak becus. Tapi dia tak sempat memarahi Sul Hee lebih jauh karena Joo Man datang saat itu.
Begitu mereka berduaan, Sul Hee langsung memluk Joo Man. Ternyata mereka pacaran diam-diam. Dia mencoba mengajak Joo Man untuk menikah, tapi Joo Man langsung menghindari topik itu.
Sul Hee kecewa, "Aku tidak sedang berusaha memulai pertengkaran. Kita sudah pacaran 6 tahun."
Ae Ra membaca undangan pernikahan Chan Sook itu dengan iri. Dia langsung menghubungi Moo Ki dan marah-marah karena Moo Ki mengabaikan pesan-pesannya. Apa jangan-jangan dia gagal lagi.
Moo Ki mengkonfirmasinya dengan meminta maaf. Ae Ra benar-benar kecewa padanya, bagaimana bisa dia gagal lagi. Parahnya lagi, Moo Ki malah bilang kalau dia mau bersepeda menjelajah negeri.
"Apa? Menjelajah seluruh negeri? Memangnya kau punya waktu dan kemewahan untuk bersepeda?"
"Aku ingin bersepeda dan menyegarkan pikiranku."
"Itu terjadi hanya jika kau lulus. Jika kau memakai otakmu, kau pasti butuh menyegarkan otakmu!" Kesal Ae Ra menutup teleponnya. Padahal dia sudah berniat mau mentraktir Moo Ki makan mata iga jika dia berhasil.
"Bagaimana aku akan mengurusnya mulai sekarang?"
Dong Man ingin mengajak teman kencannya itu makan siang. Tapi wanita itu langsung membuat-buat alasan untuk menghindar. Dong Man yang kurang peka, menawarkan mobilnya untuk mengantar wanita itu. Tapi wanita itu langsung naik taksi.
Dong Man berusaha minta nomor telepon wanita itu dan mengajaknya minum soju hari jumat nanti. Malas, wanita itu langsung memberinya selembar uang, anggap saja ini untuk bayar tehnya tadi.
Setelah wanita itu pergi, Ae Ra meneleponnya dan menyuruhnya datang untuk makan siang bersamanya. Dong Man menolak, tapi begitu mendengar mata iga, dia langsung berubah pikiran.
Tapi setibanya di mall, Ae Ra malah tak ada di meja informasinya, bahkan nomornya tidak bisa dihubungi. Dia berjalan keluar bersamaan dengan Chan Sook yang sedang ngomel-ngomel ke pacarnya karena pacarnya menolak transplantasi rambut biar kelihatan lebih muda. Pfft!
Secara bersamaan, mereka hendak keluar lewat pintu putar bersama beberapa ahjumma. Tapi tiba-tiba pintu putarnya macet dan jadilah mereka semua terjebak di sana. Dong Man berusaha membantunya, tapi posisinya tampak sepertinya sedang memerangkap Chan Sook dengan romantisnya.
Chan Sook berbalik dan langsung terpesona melihat ketampanan Dong Man, apalagi dia melihat Dong Man memakai jas putih bertuliskan '
dokter'.
Dia tidak melihat tulisan setelahnya karena setengahnya tertutup jaket, jadilah dia berpikir kalau Dong Man benar-benar seorang dokter tampan.
Dia langsung lemas dengan ketampanan Dong Man, "Kau pasti seorang dokter. Rambutmu tebal juga."
Dong Man mengiyakannya saja dengan bingung. Sekuriti datang saat itu dan membantu membebaskan mereka.
Saat itulah Ae Ra keluar dan melihat mereka. Chan Sook senyam-senyum gaje sampai pipinya memerah saking terpesonanya pada Dong Man. Tapi apa Ae Ra mengenalnya? Seharusnya Ae Ra memperkenalkannya.
Bahkan tanpa menunggu Ae Ra memperkenalkannya pada Dong Man, dia langsung saja memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya yang pakai cincin. Dong Man sampai bingung bagaimana harus menjabatnya.
Saat Ae Ra hendak memperkenalkan Dong Man itu siapanya dia, Ae Ra menyela duluan. "Dia bukan pacarmu. Iya, kan?"
Dong Man membenarkan, itu tidak mungkin. Chan Sook senang, mereka hanya teman? Ae Ra dengan sengaja memberi jawaban ambigu, semacam itulah. Mereka semacam teman. Chan Sook jelas bingung, kalau Dong Man bukan pacar dan bukan pula temannya Ae Ra, lalu apa?
"Sebenarnya... dia suka padaku," bisik Ae Ra.
Chan Sook tak percaya, jangan bohong. Dia ganteng dan seorang dokter, masa Ae Ra tidak mau kencan dengannya. Ae Ra bingung, dokter? Ah, jas putih itu. Dia kan sudah bilang kalau dia sangat peduli dengan tampang pria dan menurutnya Dong Man itu tampangnya biasa aja tuh.
"Tidak masuk akal. Daripada pacarmu yang pengangguran itu..."
"Dia yang terbaik. Dia akan membuatmu gila. Saat aku melihatnya, seluruh kelelahanku lenyap. Dalam masalah pria, tampang adalah yang terpenting."
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam