Keesokan harinya di kantor, Lao Dao masih agak pusing gara-gara mabuknya. Siapa sangka, dibalik penampilan macho-nya, Cold Face ternyata pintar masak. Dia bahkan membuatkan sup pereda mabuk dan sarapan untuk mereka dan masakannya benar-benar enak.
"Wah, aku tak menyangka. Selain Lao Xu, aku bisa bertemu pria lain yang pintar memasak."
"Kangen Dr. Xu, yah?" Goda Xiao Zhuan.
"Iya. Aku kangen masakannya."
Baru dibicarakan, Jin Xi mendapat video call dari Si Bai. Dia mengaku kalau dia membuat sesuatu yang enak, bakso kepiting kesukaan Jin Xi. Oh yah, katanya Jin Xi mau kembali minggu ini untuk mengunjungi semua orang?
Sayangnya, Jin Xi mengaku kalau dia tidak bisa pulang karena ada kasus besar di sini. Dia sangat sibuk sampai tak punya waktu untuk tidur. Jin Xi lalu tanya apakah Direktur Gu sering membicarakannya?
"Direktur Gu dan semua rekanmu merindukanmu... dan aku juga merindukanmu."
Jin Xi santai saja bilang kalau dia juga kangen, terutama kangen masakannya Si Bai, sama sekali tidak menyadari maksud Si Bai yang sebenarnya. Jin Xi berjanji akan kembali kalau dia ada waktu nanti.
Xiao Zhuan dan yang lain melihat percakapan itu dari kejauhan. Xiao Zhuan membisiki Lao Dao bahwa Jin Xi bersikap sangat lembut hanya pada Si Bai. Dia jadi seperti wanita kalau bersama Si Bai.
Selesai bicara dengan Jin Xi, Asistennya Si Bai datang dan melapor bahwa Kepala Polisi barusan menelepon dan menanyakan Si Bai.
Xiao Zhuan dan Lao Dao langsung menggodai Jin Xi dan sikapnya yang sangat lembut terhadap Si Bai. Han Chen baru datang saat itu dan langsung cemberut mendengar nama Dr. Xu disebut-sebut.
Saking kesalnya, dia langsung membanting buku dan mengomeli mereka untuk fokus kerja. Semua orang langsung bubar dan Jin Xi menyuruh Xiao Zhuan untuk mencari informasi tentang perusahaan Gao Jie Makeup.
Han Chen mendapat telepon saat itu yang memberitahu kalau mereka sudah menemukan mobilnya T. Mereka sedang mengejarnya saat ini dan meminta Han Chen untuk mengirim bala bantuan. Han Chen langsung memerintahkan Cold Face ikut dengannya dan yang lain ke ruang kontrol.
Di sana, mereka diberitahu bahwa sekitar 20 menit yang lalu, mobil tersangka terlihat di jalan Chang Feng. Mobil itu selalu terlihat dalam rekaman sebelum dan setelah pembunuhan terjadi dan selalu terlihat di semua rute pelarian, tentunya setelah dia mengganti nomor platnya dan semua nomor plat yang dipakainya palsu.
Begitu menemukan mobil itu, polisi langsung mengejarnya. Tapi dia menghilang setelah melewati jembatan Chang Feng.
Tak ada kamera di sana, tapi mereka memperkirakan bahwa hanya ada dua tempat yang mungkin didatangi tersangka, yaitu: Persimpangan Ning Yuan atau jalan tol Ji Qing Meng.
Han Chen dan Cold Face juga sedang menyusuri kedua jalan itu. Jin Xi ingat kalau jalan tol Ji Qing Meng itu dekat dengan persimpangan Kota New Century dan Wu Ning business Centre? Lo Dao membenarkan.
Xiao Zhuan bingung, dari mana Jin Xi bisa tahu? Jin Xi berkata kalau dia pernah melihatnya saat mereka pergi ke rumah keluarga Zhou waktu itu.
Jin Xi langsung menghubungi Han Chen dan Cold Face dan menyuruh mereka untuk menyusuri kedua persimpangan jalan itu karena Jin Xi yakin kalau target selanjutnya mungkin ada di business centre itu.
Mobil tersangka akhirnya terlihat di salah satu jalan yang ramai. Mereka langsung mengabarkan hal itu ke Han Chen dan Cold Face. Han Chen melihat mobil itu di persimpangan jalan dan langsung mengejarnya.
Melihat mobil yang mengejarnya, T langsung memacu mobilnya makin kencang. Han Chen terus berusaha membuntutinya sambil menghubungi Cold Face dan menyuruhnya mencegat T di jalan Ji Qing.
Dia juga menghubungi Jin Xi dan menyuruhnya untuk mengecek fasilitas transportasi publik di sekitar area. Jin Xi memberitahu ada 4 bis, bandara dan juga dua stasiun subway bawah tanah.
Jin Xi mendadak menyadari kalau T sedang mengarahkan mereka ke tempat ramai. Menyembunyikan diri di antara keramaian adalah penyamaran terbaik.
Di ujung jalan ada pertigaan. Sisi satunya mengarah ke persimpangan jalan. Tapi sebentar lagi, area itu akan penuh sesak. Sementara sisi satunya adalah area trotoar dan area itu tak ada pembatasnya. Jin Xi menduga kalau T akan memilih tempat itu. (Jin Xi kok mendadak pintar baca peta, yah?)
"Kurasa dia akan meninggalkan mobilnya di dekat Jia Shi centre."
Di tengah jalan, T dihadang mobil-mobil polisi dari arah berlawanan. Dia sontak meninggalkan mobilnya dan melarikan diri ke dalam Jia Shi centre. Selama Han Chen mengejar T, Jin Xi terus memberinya arahan (btw, mereka komunikasi pakai apa yah? Han Chen kan nggak pakai ponsel ataupun earpiece?).
Dari salah satu kamera CCTV mall itu, Xiao Zhuan melihat penampakan T di area toko baju wanita. Han Chen dan yang lain mengikuti arahan Jin Xi, tapi malah berakhir di jalan buntu. Pfft! Jin Xi salah memberi arahan rupanya.
Han Chen langsung kesal merutuki Jin Xi. Para polisi sampai harus menahan senyum geli mendengarnya. Han Chen dan yang lain pun bergegas berbalik ke arah lain.
T sendiri tiba di area B1 dan turun ke terowongan yang terhubung ke stasiun bawah tanah. Dengan sengaja dia menatap ke kamera seolah mengejek mereka.
Han Chen cs masuk ke area stasiun bawah tanah dan melihat T di depan. Tapi begitu tiba di peron, T dengan sengaja membuang tas gitarnya lalu masuk ke dalam kereta. Han Chen langsung menghentikan pengejaran karena dia yakin di dalam tas gitar itu ada bom.
Semua orang yang berada dekat sana langsung disuruh lari ke arah lain, sementara T sudah aman di dalam kereta yang membawanya pergi. Dia bahkan sempat mengejek Han Chen.
Perlahan, Han Chen dan Cold Face mendekati tas gitar itu. Berhati-hati mendengarkan suara-suara di dalamnya. Bersama-sama mereka membuka tas gitar itu... dan menemukan selembar kertas. Fuih!
Tapi pesan yang tertera di kertas itu berisi bahasa aneh. Cold Face memotretnya lalu mengirimkan gambarnya ke kantor pusat. Jin Xi yakin T pasti sudah tahu kalu mereka mengejarnya, makanya dia sengaja meninggalkan pesan untuk mereka.
Wen Long memerintahkan anak-anak buahnya untuk segera menghubungi ahli bahasa. Tapi Xiao Zhuan bilang tidak perlu, dia tahu bahasa apa itu. Lao Dao dan Jin Xi meragukannya, tapi Xiao Zhuan tetap percaya diri.
Mereka takkan mengerti bahasa itu kalau mereka bukan penggemarnya Tolkien (penulis buku trilogi The Lord of the Ring). Xiao Zhuan dengan cepat menerjemahkan surat itu.
Dalam suratnya, T memberitahu mereka bahwa hari ini para peserta CS Competition akan datang ke pedalaman Beitong di gunung Wu Lin. Mereka akan berpartisipasi dalam kompetisi outdoor survival dengan membawa senapan AK47.
Dia juga akan membawa senapan yang sama. Bedanya, senapannya adalah senapan asli. Dia ingin Han Chen dan Jin Xi ikut berpartisipasi dalam kompetisi itu dengan syarat mereka tidak boleh bawa senjata ataupun alat komunikasi. Pihak ketiga juga tidak boleh memasuki area. Dan selama kompetisi berlangsung, para peserta tidak boleh tahu tentang identitas mereka.
Hanya ada satu jalan ke Gunung Wu Lin dan dia sudah memasang kamera dan scanner baik di jalan masuk maupun di sekitar gunung. Jika mereka tidak memenuhi permintaannya ini, T mengancam akan langsung membunuhi para peserta.
Kompetisinya berlangsung 1 hari satu malam dan berakhir besok pagi jam 8. Apapun hasilnya nanti, T bersedia menyerahkan diri ke polisi dan menyelesaikan semua ini.
Tim polisi pun mengawal Han Chen dan Jin Xi ke Gunung Wu Lin. Alih-alih ketakutan, Jin Xi sempat-sempatnya dandan dalam perjalanan. Apa dia tidak takut?
"Tentu saja takut. Tapi apa kau tidak pernah dengar tentang ini. Dalam keadaan genting, wanita harus terlihat menarik."
Xio Zhuan mengiriminya informasi. Kompetisi ini diadakan oleh seseorang di forum sekitar 3 bulan yang lalu. Banyak yang mendaftar karena hadiahnya yang sangat besar.
Si penggagas kompetisi memilih 8 orang dan dia juga ikut serta, atau mungkin juga dia termasuk diantara 8 orang itu. Si penggagas kompetisi ini pastinya si T dan Xiao Zhuan sedang berusaha melacak IP-nya. Identitas ke-8 peserta tidak diungkap ke publik dan mereka hanya diberi kabar lewat email.
Han Chen berkata kalau surat T itu ada dua poin utama. Jin Xi tahu, pertama adalah hasil. Dia menginginkan hasil melalui acara ini. Hasil itu mungkin adalah kebenaran dibalik acara ini atau mungkin dia ingin menghukum seseorang. Sasarannya pasti ada diantara ke-8 peserta. Dia pasti bersembunyi di dekat mereka dan mengawasi mereka.
Semua orang mengira ini cuma game. Tapi bayangkan betapa menakutkannya saat terdengar suara tembakan dan seseorang benar-benar mati. Semua orang pasti bisa merasakan ketakutan akan kematian. Mungkin sasarannya itu juga pernah memberikan rasa takut yang sama pada T atau pada kekasihnya T.
Poin kedua adalah pengakuan. Jauh di dalam hatinya, T tahu kalau dia melakukan kejahatan dan bersedia menerima akibatnya. Mungkin dia sebenarnya galau.
Mengingat kedua kasus pertama berhubungan dengan acara peluncuran parfum dan kasus ketiga juga terjadi setelah acara itu, Jin Xi sudah meminta Xiao Zhuan untuk mencari tahu dan mendapati kalau parfum itu ternyata milik perusahaan Gao Jie Makeup.
Entah apa hubungan semua ini. Mungkin T meminta mereka bergabung dalam kompetisi ini dengan harapan kita bisa mengungkap kebenarannya dan menghentikannya.
Han Chen pun memerintahkan Jin Xi untuk menyuruh Xiao Zhuan dan Lao Dao menyelidiki kasus-kasus terkait game ini selama beberapa tahun terakhir.
"Menurutmu kenapa dia memilih kita berdua secara khusus untuk bergabung?" Tanya Jin Xi.
"Kau melakukan sesuatu yang membuatmu merasa bersalah."
"Kau yang melakukannya."
"Kita akan baik-baik saja."
"Aku serius."
"Aku akan melindungimu."
"Kakak. Pada saat itu entah siapa yang akan melindungi siapa."
"Baiklah. Kau lindungilah aku."
Tim polisi membuat tenda di dekat gunung. Wen Long membekali Han Chen dengan sebuah tracker. Kalau mereka menghadapi situasi berbahaya, segera kirim sinyal.
Jin Xi dan Han Chen pun berjalan masuk ke dalam gunung itu. "Bai Jin Xi, kita masuk bersama dan keluar bersama, oke?"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam