Sinopsis My Little Princess Episode 13

Sinopsis My Little Princess Episode 13


Beruang membawa Xing Chen ke dermaga sambil menutupi matanya. Saat Xing Chen membuka mata, dia melihat kapal pesiar di hadapannya. Xing Chen tentu saja senang dan langsung masuk.

Tapi kemudian dia malah melihat Beruang melepas kepalanya dan ternyata dia Chu Yao.

Xing Chen shock, kenapa dia memakai pakaian Beruang itu? Dari mana dia dapat kostum itu? Chu Yao mengacuhkannya dan langsung melepas kostumnya tepat di hadapan Xing Chen.


Nian Yu pamit pada teman-temannya. Banyak yang tak rela dia pergi, mereka bahkan berjanji akan terbang mengunjunginya kapan-kapan.

Nian Yu sebenarnya ingin menunggu lebih lama, mungkin menunggu Xing Chen. Tapi Pak Guru menyuruhnya berangkat sekarang sebelum terlambat.

Yang Yang datang saat itu dan menyeretnya menjauh. Dia jujur mengakui keegoisannya bahwa dialah yang telah membuat Xing Chen mengakui jati dirinya. Dia sungguh menyesalinya, dia kira jika dia melakukan itu maka Nian Yu akan meninggalkan Xing Chen.

Tapi sekarang ada hal lain yang dia khawatirkan. Dia lalu menyerahkan amplop berisi bukti-bukti jati diri Xing Chen yang diberikan entah oleh siapa.

Di dalamnya termasuk laporan tes DNA antara Xing Chen dan Ibu kandungnya. Yang Yang cemas kalau orang yang memberikan bukti itu kepadanya punya niatan buruk pada Xing Chen.


Nian Yu langsung membatalkan kepergiannya dan bergerak cepat menyelidiki masalah ini. Kejadian saat Xing Chen dan Chu Yao diserang segerombolan preman waktu itu, mulai terngiang kembali dalam pikirannya.

Nian Yu pun mendatangi ruang kontrol CCTV dan mendapati rekaman yang menunjukkan saat seorang pria mendekati lokernya Yang Yang dan menaruh amplop itu kedalamnya. Dan orang itu adalah Daniel.


Setelah melepas kostum beruangnya dan berdandan kece, Chu Yao pun mulai mengemudikan kapal pesiarnya.

Xing Chen yang tadinya bahagia, sekarang mulai kesal dan menuntut Chu Yao menghentikan kapalnya. Tapi saat itu mereka sudah berada di tengah laut.

Chu Yao senang-senang saja. Kalau ayahnya tahu mereka kabur berdua, dia pasti akan panik dan pada akhirnya akan mau mengalah.

Xing Chen tidak mengerti apa maksudnya dan kenapa pula Chu Yao memakai kostum itu dan membawanya kemari.

Bukankah Xing Chen sedang sedih saat ini, dia hanya ingin menghiburnya, Xing Chen kan menyukai Beruang.

Xing Chen tidak mau kebaikannya, dia sedih atau tidak itu adalah urusannya sendiri, Chu Yao tidak perlu ikut campur.


Xing Chen panik, dia harus kembali ke kampus untuk mengantarkan kepergian Nian Yu, tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengemudikan benda itu. Xing Chen langsung menelepon ibunya, meminta ibunya menjemputnya.

Tapi begitu mendengar suara Chu Yao, Nyonya Chen senang-senang saja dan menolak menjemputnya, malah menyemangati Xing Chen untuk menganggapnya sebagai liburan bareng Chu Yao lalu menutup teleponnya.


Xing Chen jadi makin kesal dan langsung membanting ponselnya. Tapi saat Chu Yao mengambil ponselnya dan mengajaknya selfie, dia malah langsung pose... dan baru sadar sedetik kemudian.

Parahnya lagi, Chu Yao langsung mengunggahnya ke medsos. Xing Chen langsung panik berusaha merebut ponselnya dari tangan Chu Yao.


Melalui foto itu, Daniel mengetahui keberadaan Xing Chen dan langsung melapor ke Bos Preman.

Kalau begitu, Bos Preman memutuskan untuk memanfaatkan saat ini untuk menyelesaikan urusan dengan Dolly untuk yang terakhir kalinya. Daniel meyakinkan bosnya kalau dia yang akan mengurus Xing Chen.


Setibanya di hotel, Chu Yao langsung memesan satu kamar suite. Jelas saja Xing Chen langsung menyela dan minta kamar lain, dia tetap tidak mau sekamar dengan Chu Yao bahkan sekalipun kamar suite itu punya 3 kamar tidur. Siapa tahu apa yang akan Chu Yao lakukan kepadanya.

"Please deh. Kau pikir aku ini orang macam apa?"

"Zheng Chu Yao, kau tidak keberatan membayari kamarku, bukan?" bujuk Xing Chen dengan manisnya hingga Chu Yao pun luluh dan akhirnya mau membayari dua kamar. Dia juga memesan wine.


Sementara itu, Ibu kandungnya Chu Yao sedang sibuk sendiri memotreti koleksi tas-tas branded kesayangannya saat dia mendapat update-an medsos foto Xing Chen bersama Chu Yao.

Tepat saat itu juga, Nian Yu datang mencari Xing Chen. Ibu langsung saja memperlihatkan foto Xing Chen dan Chu Yao itu pada Nian Yu.

Memperhatikan latar belakang foto itu, Nian Yu menyadari kalau mereka naik kapal. Ibu tiba-tiba asal saja menduga kalau mereka berdua kabur pakai kapal. Tapi ia buru-buru mengubah dugaannya, mungkin mereka cuma sedang main, pasti itu idenya Chu Yao.

Ibu tambah shock saat melihat foto-foto hotel dan beberapa botol wine di kamar, mengira Xing Chen dan Chu Yao melakukan hal yang tidak-tidak di sana.

Nian Yu tetap tenang, memperhatikan foto itu baik-baik sampai akhirnya dia mengetahui kalau itu hotel di Bing Hai. Ibu langsung menyuruh Nian Yu pergi ke sana.


Bisa diduga, Tuan Zheng marah besar saat tahu Chu Yao pergi bersama Xing Chen dan bersumpah akan menghukumnya nanti.

Istrinya berusaha menenangkannya dan mengingatkan Tuan Zheng kalau putra mereka itu masih sangat muda.

Nyonya Chen ingin mengatakan sesuatu, tapi Tuan Zheng tidak suka dengan panggilan 'Besan'. Kedua anak mereka belum menikah, jadi ia tidak setuju dengan sebutan itu.

Nyonya Chen menurutinya dan ganti memanggilnya 'Tuan Zheng'. Dia memberitahu Tuan Zheng kalau kedua anak mereka sangat serasi dan Chu Yao tampaknya jatuh cinta pada putrinya jadi dia menyarankan agar mereka menyatukan hubungan kedua anak itu.

Saat Tuan Zheng bersikeras bahwa ia sendiri lah yang akan memutuskan hal itu, Nyonya Chen mengingatkannya bahwa jika masalah ini diketahui media dan para pemegang saham, maka hubungan ayah dan anak mereka mungkin akan membuat para pemegang saham jadi ragu.

Dia meyakinkan Tuan Zheng bahwa dia tidak akan membocorkan masalah ini ke media tapi entah dengan orang dalam perusahaan Tuan Zheng sendiri.


Begitu Nyonya Chen pergi, Tuan Zheng mengomentari sikap licik Nyonya Chen yang memanfaatkan Xing Chen demi menyelamatkan perusahaannya sendiri. Kalau Ayah Xing Chen di surga tahu, dia pasti akan sangat sedih.

Tuan Zheng lalu menyuruh anak buahnya untuk segera membekukan semua kartu kreditnya Chu Yao untuk memaksanya kembali secepat mungkin dan mengumumkan pemutusan hubungan antara perusahaan mereka dengan Dolly Group.


Chu Yao mengajak Xing Chen makan malam romantis dan mengajaknya bersulang, tapi Xing Chen masih curiga padanya dan menolak minum-minum dengannya. Dia bahkan langsung pergi tanpa menyelesaikan makan malamnya.


Xing Chen kesal dengan dirinya sendiri karena terpedaya oleh Chu Yao dan sekarang malah tidak bisa mengucap perpisahan pada Nian Yu, dia pasti sudah berangkat ke Wina sekarang. Nian Yu mungkin berpikir kalau dia tidak mau bertemu dengannya.


Tengah malam, tiba-tiba pelayan membangunkannya dan mendapati Chu Yao sedang berdiri di sana hanya dengan memakai kimono. Xing Chen sontak panik, mengira Chu Yao mau macam-macam dengannya.

Tapi Chu Yao malah minta uang darinya, buat bayar tagihan hotel, kartu kreditnya sudah dibekukan semua oleh ayahnya.

Tapi Xing Chen juga tidak bawa dompet, Chu Yao sendiri yang menyeretnya kemari dadakan, mana sempat dia ambil dompet.

"Ah, sudahlah. Masalah ini sepertinya hanya bisa diselesaikan dengan pesonaku," ujar Chu Yao.

 

Dan pesona yang dimaksudnya adalah memamerkan KTP-nya. Niatnya mau menjadikan KTP-nya sebagai jaminan, tapi pegawai hotel tentu saja tidak bisa menerimanya.

Chu Yao jadi emosi, tidak terima dirinya diperlakukan seperti ini padahal dia adalah pewaris konglomerat. Tapi sikapnya malah membuat pegawai hotel semakin curiga dan hampir saja menelepon polisi.


Tapi Xing Chen mencegahnya. Dia tidak tahu harus bagaimana, tapi dia berusaha menasehati dirinya sendiri untuk tidak panik dan mencoba berpikir sebagai Nian Yu, apa yang akan dilakukan Nian Yu jika dia menghadapi situasi ini.

Saat itu juga, tiba-tiba dia membayangkan Nian Yu membisiki telinganya bak malaikat, "Bayar tagihannya dengan bekerja. orang-orang biasa seperti kami, selalu melakukan itu"

Xing Chen pun langsung mencoba membujuk pegawai hotel untuk memberi mereka pekerjaan sebagai ganti bayar hotel, mereka rela kerja apapun kok.

Dia memohon dengan sangat manis sampai pegawai hotel pun luluh dan memberikan pekerjaan untuk mereka... cuci piring di dapur. wkwkwk.


Chu Yao melakukan pekerjaannya dengan setengah hati, tak terima harus bekerja rendahan seperti itu padahal dia adalah pewaris konglomerat.

Saking kesalnya, dia asal membanting piringnya yang jelas saja pecah. Manager datang dan langsung mengomelinya. Chu Yao tidak terima diomeli.

Saat dia ribut sendiri dengan Manager hotel, Xing Chen membayangkan Nian Yu menasehatinya untuk melakukan sesuatu agar tidak dipecat.

Xing Chen pun menyela ocehan Chu Yao dan meminta maaf pada Manager. Manager luluh tapi memperingatkan mereka untuk berhati-hati.

Begitu Manager pergi, Xing Chen langsung menarik kerah baju Chu Yao dan mengancamnya. Kalau Chu Yao terus bertingkah seperti ini maka dia bersumpah akan menelantarkan Chu Yao sendirian. Dia mau lihat bagaimana reaksi Ayah Chu Yao jika melihat putranya dipenjara. Chu Yao akhirnya diam dan kembali melakukan pekerjaannya.


Tapi lama-lama Xing Chen sendiri yang mengeluhkan pekerjaan menyebalkan itu. Nian Yu khayalan tiba-tiba muncul lagi dan menasehatinya untuk mencari pekerjaan lain saja yang lebih cocok untuk Xing Chen, ada satu pekerjaan yang bagus di sekitar sini.

Mempercayai Nian Yu khayalan, Xing Chen langsung meninggalkan pekerjaannya dan Chu Yao sendirian lalu pergi mengikuti Nian Yu khayalan.

Nian Yu khayalan menuntunnya sampai ke cafe dimana ada sedang ada event seorang pria melamar kekasihnya.

Manager hotel sedang panik karena pianis yang seharusnya mengiringi acara lamaran itu, malah tidak datang.

Nian Yu menuntunnya ke piano, Xing Chen pun langsung duduk di sana dan memainkan lagu romantis untuk acara lamaran itu.


Melihat itu, Manager pun langsung mempekerjakan Xing Chen sebagai musisi di sana. Chu Yao menyusulnya tak lama kemudian. Heran dia, dari mana Xing Chen bisa tahu kalau hotel ini sedang butuh musisi? Gaji musisi lebih gede daripada pencuci piring lagi, kalau begini caranya maka mereka bisa keluar dari sini lebih cepat. Nian Yu khayalan muncul dan memujinya, Xing Chen pun tersenyum.


Chu Yao dan Xing Chen akhirnya bekerja sama, bermain piano dan biola untuk para pelanggan cafe. Saat itu juga, Daniel tiba dengan penampilan ala preman dan memperhatikan mereka dari kejauhan, menanti saat yeng tepat untuk menculik Xing Chen.

Nian Yu tiba-tiba duduk di hadapannya. Dia mencoba menakut-nakuti Daniel dengan berkata kalau bodyguard-nya Xing Chen ada di sekitar sini, tapi Daniel sama sekali tidak terpedaya olehnya.


Selesai bermain satu lagu, Chu Yao langsung mengeluh lapar dan merengek seperti anak kecil yang minta makan sekarang juga ke ibunya.

Xing Chen melihat pelayan lewat dengan membawa nampan berisi sepiring kue. Mumpung perhatian si pelayan sedang teralih, Xing Chen langsung mencuri kue itu dan menyuruh Chu Yao cepat-cepat menelannya.


Daniel memutuskan bergerak mendekati Xing Chen. Saat itu juga, Pelayan menyadari kue yang dibawanya menghilang. Chu Yao melihat daniel mendekat dan langsung berinisiatif memberikan piring sisa kue-nya pada Daniel. Nian Yu pun langsung menuduh Daniel sebagai pencuri kue itu. Daniel langsung ditangkap.

Xing Chen melotot melihat Nian Yu, masih mengira dia khayalan, "Khayalanku bisa bicara sama orang?"

 

Tapi Chu Yao menyapa Nian Yu. Xing Chen makin shock, jadi dia nyata toh? Bukan khayalan? Mumpung Daniel sedang ditahan para pegawai hotel, Nian Yu langsung menyeret mereka pergi. Mereka hampir saja sampai ke pintu depan. Tapi di sana, mereka melihat Daniel berhasil melarikan diri dari para pegawai hotel dan bertemu dengan anak-anak buahnya.


Tidak bisa keluar, Chu Yao pun mengajak mereka bersembunyi di gudang dimana Nian Yu memberitahu mereka kalau Daniel itu punya niat buruk pada Xing Chen.

Xing Chen sekarang mengerti kenapa Daniel yang awalnya baik padanya, sekarang berubah ikut-ikutan menghinanya.

Sekarang ini tidak ada yang bisa lakukan selain menunggu. Tapi Nian Yu memperhatikan ada beberapa kasur lipat di sana, mereka tinggal di gudang ini?

Mereka berduaan saja? Xing Chen buru-buru menjelaskan kalau sebenarnya dia mau minta kamar yang lain pada Manager tadinya.

Cemburu, Nian Yu menggelar semua kasur itu dengan kesal. Mereka bertiga akan tidur di sini malam ini.

Chu Yao masih saja bersikap sok, menolak tidur di tempat sejelek ini. Xing Chen punya masalah lain, dia cewek satu-satunya. Dia tidak akan nyaman tidur bersama para pria.


Chu Yao langsung mengucap berbagai janji kalau dia tidak akan ngapa-ngapain Xing Chen. Sementara dia sibuk berjanji terus, Nian Yu bergerak duluan membuat penyekat untuk Xing Chen. Xing Chen tersentuh dengan perhatiannya.


Walaupun begitu, Xing Chen masih saja kurang nyaman di sana. Nian Yu berusaha menghiburnya dengan menyalakan senter dan membuat bayangan heart di dinding, "Jangan khawatir."


Saat Chu Yao keluar, Nian Yu bertanya kenapa Xing Chen tadi bilang kalau dia khayalan.

Xing Chen berkata kalau dia cuma terlalu lelah sampai iblis merasuki pikirannya. Dia sungguh berterima kasih pada Nian Yu.

Karena dengan belajar dari kemampuan Nian Yu lah, dia jadi bisa menyelamatkan situasinya dan Chu Yao tadi. Tanpa mereka sadari, Chu Yao baru kembali saat itu dan mendengarkan percakapan mereka dari pintu.

Tapi Xing Chen kira kalau Nian Yu sudah pergi ke Wina. Nian Yu berbohong mengatakan kalau pendaftaran sekolahnya ditunda.

Xing Chen mempercayainya dan berkata kalau dia akan mengantarkan Nian Yu pergi nanti. Nian Yu heran, dia kira Xing Chen berada di sini karena tak mau bertemu dengannya.


"Mana mungkin! Ini gara-gara Chu Yao mengenakan kostum beruang itu. Aku mengira dia kau"

"Jadi, kau mengira dia adalah aku lalu mengikutinya?"

"Iya. Aku mau ikut kemanapun kau pergi"

Nian Yu terkejut "Jadi orang yang kau sukai bukan Chu Yao?"

"Bukan. Orang yang kusukai adalah..."

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments