Sinopsis The Eternal Love Episode 1 - 2

Sinopsis The Eternal Love Episode 1 - 2


Tuan dan Nyonya Qu menyambut kedatangan Lian Cheng dengan senang hati. Tapi senyum di wajah mereka langsung menghilang saat Lian Cheng membahas kabar yang mengatakan bahwa Tan Er itu terlahir dari seorang selir.

Tuan Qu langsung melirik gugup ke belakang, pada seorang selir yang berdiri menundukkan kepalanya dengan gelisah.

Tuan Qu juga tak enak dan hampir saja mau bilang kalau dia akan menerima jika Lian Cheng keberatan dan membatalkan pernikahan ini. Tapi Nyonya Qu langsung menyikutnya sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya.


Lian Cheng meyakinkan kalau dia tidak akan membatalkannya karena pernikahan ini sudah diatur oleh Baginda Raja. Tan Er datang tak lama kemudian, berjalan masuk dan duduk dengan anggunnya.

Karena dia dengar kalau Tan Er cukup terpelajar, Lian Cheng pun menanyakan suatu ungkapan baru yang baru pertama kali di dengarnya. "Apa artinya Niang Pao (banc*)?"

Tan Er sendiri yang mengucapkannya tadi. Tapi sekarang dia malah bilang tak tahu artinya, bahkan serius mengklaim kalau dia tak pernah mendengar ungkapan itu sebelumnya. Lian Cheng jelas heran mendengarnya

"Yang Mulia, apa artinya Niang Pao?" Tanya Tuan Qu.

"Jika saya tahu, saya tak mungkin bertanya."

 

Lian Cheng tak membahasnya lebih jauh lagi. Karena dia sudah melihat seperti apa penampilan Tan Er yang sebenarnya, dia pun pamit.

Dia memberitahu Tuan Qu kalau besok dia akan mengirim orang untuk menyiapkan acara pernikahan dan meminta Tuan Qu untuk memilihkan tanggal baik untuk pernikahan mereka. Bahkan dengan manisnya dia meminta Tuan Qu untuk menjaga calon istrinya dengan baik.


Di kediaman Lian Cheng, Pangeran ke-14, Mo Jing Xuan, menggerutu kesal setelah mendengar ada pembunuh yang menyerang Lian Cheng.

Dia yakin ini pasti karena Lian Cheng menyembunyikan kemampuannya yang sebenarnya hingga membuat para orang gila itu ingin menyerangnya.

Banyak pejabat dan jenderal yang mendukung Lian Cheng tapi dia malah menolak mereka semua.

Jing Xuan merasa sekarang ini saatnya Lian Cheng mengumpulkan orang berbakat dan mengembangkan sayapnya.

"Mengembangkan sayap terlalu cepat hanya akan membuatnya mencapai batas terlalu cepat juga." Santai Lian Cheng. "Orang-orang di dunia ini tamak demi keuntungan mereka sendiri. Apa yang mereka inginkan, aku tidak mau memberikannya."

"Apa kau tidak takut kalau mereka akan mengubah kesetiaan mereka pada orang lain?"

"Dalam perebutan tahta, hal yang paling tabu adalah terlalu mudah beralih pihak. Jadi tak mungkin mereka lakukannya."


Tan Er terus termenung sedih di kamarnya. Jing Xin sampai heran, apa karena Tan Er tidak puas dengan Pangeran ke-8?

"Bagaimana bisa seseorang sepertiku tidak puas dengan siapapun? Siapa yang akan peduli tentang apa yang kupikirkan? Aku hanya rumput yang bergoyang seiring angin."

Nyonya Qu datang saat itu dan langsung kesal menghukum Tan Er karena sudah mempermalukan keluarga ini dengan memanjat tembok. Jing Xin panik berusaha menyelamatkan Tan Er dengan menyalahkan dirinya sendiri dan meminta Nyonya Qu untuk menghukumnya.


Tapi Tan Er menyelanya, mengakui semua ini kesalahannya sendiri dan menyatakan bersedia menerima hukumannya. Nyonya Qu dengan senang hati melakukannya.

Seorang pelayan lalu menyiksanya dengan menusukkan jarum besar ke punggungnya berulang kali tanpa ampun.

Jing Xin sontak panik memeluk nonanya dan memohon pada Nyonya Qu untuk memaafkannya. Nyonya Qu sinis, dia ingin memaafkan Tan Er. Tapi Tan Er malah bikin ulah dengan memanjat tembok untuk kabur.

"Aku kau masih ingin bersama Pangeran Pertama? Qu Tan Er, kau bahkan tidak ingat statusmu dan berani berebut dengan Pan Er."

"Saya tidak pernah mencuri dari Kakak Pertama. Siapa yang mencuri dari siapa?"

 

Nyonya Qu tambah kesal mendengarnya dan langsung mengambil jarum dan menusukkannya sendiri ke tubuh Tan Er tanpa ampun. Nyonya Qu benar-benar marah karena Tan Er masih berani memikirkan Pangeran Pertama.

Kesakitan, Tan Er berusaha meyakinkan ibu tirinya itu kalau dia tak pernah memikirkan siapapun. Tanpa mereka sadari semua penyiksaan ini disaksikan oleh Yu Hao. Tapi dia langsung pergi tanpa menyaksikan kejadian selanjutnya.


Nyonya Qu akhirnya menghentikan penyiksaannya dan mendorong Tan Er sampai dia pingsan. Kesal, Nyonya Qu menendangi kakinya sampai Tan Er akhirnya sadar. Tapi begitu dia bangun, mendadak sikap penakutnya berubah total.

Dia langsung mengerang begitu merasakan seluruh tubuhnya kesakitan dan melabrak Nyonya Qu dengan penuh keberanian. Dia sama sekali tidak ingat bagaimana tubuhnya bisa sakit dan menuduh Nyonya Qu menyiksanya saat dia sedang tidur.

Nyonya Qu jelas kesal. Dia sudah mempermalukan keluarga dengan memanjat tembok dan sekarang dia berani bicara kurang ajar.

Hukumannya sepertinya terlalu ringan. Tan Er tidak terima, mereka menyiksanya cuma karena masalah kecil itu.


Ini semua karena rumah ini punya Feng Shui yang sial, makanya dia mau keluar untuk menjernihkan pikirannya. Nyonya Qu bingung, omong kosong apa yang Tan Er ucap itu.

"Siapa yang bicara omong kosong? Kau mungkin sudah mencapai masa menopause lebih awal! Itu karena rumah sial ini. Bagaimana kalau kucarikan rumah dengan Feng Shui yang bagus tanpa DP untuk membantu menyembuhkan menopause-mu?"

Nyonya Qu memutuskan kalau Tan Er sudah gila betulan dan langsung memerintahkan pengawal untuk mengurung Tan Er.

Tan Er berusaha melawan, tapi dia tak berdaya melawan dua pengawal yang langsungt menggotongnya pergi.


Yua Huo kembali dan melapor ke Lian Cheng. Dia melihat Nyonya Qu menyiksa Tan Er dan dia sangat kejam.

Mendengar itu, Jing Xuan langsung menggerutui Tuan Qu, bisa-bisanya dia melakukan hal seperti ini pada putrinya sendiri hanya demi mencapai tujuannya.

Lian Cheng yakin kalau penyiksaan itu cuma sandiwara yang dilakukan keluarga Qu untuk memastikan Tan Er menikah dengannya. Awalnya dia melihat Tan Er memanjat dinding. Lalu setelah itu, Tan Er bersikap sok lemah di hadapannya.

Karena itulah Lian Cheng yakin kalau semua ini hanya sandiwara. Lian Cheng pun memerintahkan Yu Huo untuk mengawasi Tan Er begitu dia tiba di kediamannya ini nanti.


Jing Xuan dengar kalau Tan Er pernah mencoba bunuh diri demi Kakak Pertama. Apa Lian Cheng tahu itu? Tentu saja Lian Cheng tahu. Dia juga tahu betul hubungan antara keluarga Qu dengan Kakak Pertama.

"Lalu kenapa kakak masih mau menikahinya? Apa kakak tidak takut kalau dia akan..."

"Jika aku berani menikahinya, maka sudah pasti aku punya cara sendiri untuk menghadapinya."


Tan Er berusaha menggedor-gedor pintu ruangannya disekap tanpa hasil. Seseorang membuka pintu tak lama kemudian, tapi cuma untuk melempar kain sulaman. Si pelayan berkata kalau Nyonya Qu menyuruh Tan Er untuk menyelesaikan sulaman sepasang angsa untuk dijadikan kantong kecil. Dia boleh keluar setelah dia menyelesaikannya.

Tan Er protes, dia tidak pernah menyulam kantong kecil. Buka pintunya, dia kebelet nih. Tapi si pelayan ngotot menyuruhnya menyulam saja. Kalau dia ngompol di celana maka pelayan akan mencucinya.


Apa boleh buat terpaksalah Tan Er berhenti protes. Tapi bagaimana bisa dia menyulam angsa, melihatnya saja belum pernah. Mungkin lebih baik dia menyulam bebek atau ayam saja.

"Aku ini agen real estate di abad modern, tapi dalam sekejap mata, aku jatuh kedalam situasi di mana aku mau dinikahkan! Aku sangat marah! Perjodohan pernikahan benar-benar bisa membunuh orang!" (Jadi dia beneran punya dua kepribadian dan yang satu dari dunia masa depan, terus gimana bisa dia sampai ke masa lalu, yah?)


Tiba-tiba lampionnya padam. Perlahan Tan Er meraba-raba tempat itu sampai dia menemukan sebuah lilin. Tapi saat dia berusaha mengangkat tempat lilin itu, tiba-tiba saja sebuah pintu rahasia membuka dan sinar ungu menerangi ruang gelap itu.


Sementara itu di sebuah hutan, dua orang pria berusaha melarikan diri dengan ketakutan. Tapi tiba-tiba saja dua senjata berantai menancap di pundak mereka masing-masing. Seketika mereka terangkap ke udara.

Aura hitam menyelimuti tubuh mereka. Err... mungkin energi mereka diserap secara sihir oleh dua orang bertudung misterius. Kedua pria itu langsung pingsan (atau mungkin mati) dengan cepat.

Si wanita misterius berkata bahwa apa yang mereka cari sepertinya ada di Dong Yue.

Si pria misterius sependapat, setelah menghilang selama 100 tahun dan mencarinya ke seluruh negara, akhirnya (itu) muncul. Mereka pun lalu pergi.

 

Entah apa yang dilihat Tan Er di dalam tempat rahasia itu. Tapi apapun itu membuatnya kagum, dia kira benda ini hanya ada di dalam mitos atau cerita wuxia (silat). Dia tak menyangka kalau ternyata benar-benar ada.

"Karena aku adalah Nona Kedua maka tidak masalah kalau aku melihatnya. Mari kita lihat, rahasia apa yang dimiliki si Tua Qu itu." Tan Er pun mengulurkan tangannya, tapi tiba-tiba saja dia menjerit.


Entah apa yang terjadi, tiba-tiba dia sudah terlihat pingsan dan memimpikan masa hidupnya di dunia modern.

Malam itu, Tan Er (modern) baru saja pulang dari kantor. Tapi di tengah jalan, entah kenapa dia merasa aneh, seperti ada seseorang yang sedang membuntutinya.

Ketakutan, dia mempercepat langkahnya melewati gang gelap sambil bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Dia yakin belakangan ini dia tidak bersaing dengan agen lain ataupun mencuri pelanggan agen lain. Tapi kenapa dia dikejar?


Tiba-tiba dia melihat dua orang bertudung misterius yang tiba-tiba melayang turun dari err... hutan? Bukannya mereka masih di kota yah? Tan Er langsung mempercepat larinya tak tentu arah.


Dia masuk ke sebuah gang sempit. Tapi kedua orang misterius menghadangnya dari kedua sisi. Dalam kepanikannya, Tan Er melihat sebuah pintu bangunan kuno. Tapi saking paniknya, Tan Er sama sekali tidak menyadari keanehan keadaan sekitarnya.

Tanpa banyak pikir, dia langsung saja masuk ke ruangan itu dan melihat ruangan itu sebuah kamar kuno yang sudah tak terurus dan seram.

Perlahan Tan Er mengelilingi ruangan itu hingga pandangannya jatuh ke sebuah tempat tidur kuno yang diatasnya ada ukiran bertuliskan: Minum terus tapi tetap tidak mabuk, membaca buku ini berkali-kali tapi tetap melupakannya.


Saat dia membacanya, ukiran tulisan itu tampak bercahaya. Lalu tiba-tiba saja kain-kain yang berkibar karena angin kencang, entah bagaimana menghantam belakang kepala Tan Er dengan cukup keras hingga dia pingsan di atas tempat tidur itu... lalu saat dia membuka mata, dia berubah jadi Qu Tan Er di masa lalu.

Bersambung ke episode 27

Post a Comment

0 Comments