Sanrak menunggu sang pacar didepan gedung fakultas. Tapi ternyata sang pacar menelepon dan berkata kalau dia tidak bisa datang dengan alasan sibuk.
Sanrak kecewa tapi kemudian dia memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya dan meminta sang pacar berjanji untuk mentraktirnya lain kali sebagai gantinya.
Tepat saat itu juga, P'Na berhenti didepan Sanrak dan meminta Sanrak masuk mobilnya. P'Na mau mampir ke butiknya Chacha untuk mendiskusikan masalah kostum untuk majalahnya jadi sekalian saja Sanrak pulang bersamanya.
Sanrak berusaha menolaknya dan berbohong kalau pacarnya sebentar lagi datang tapi P'Na tidak percaya, dia bisa tahu dari ekspresi sedih Sanrak kalau pacarnya itu tidak akan datang.
Masih bersikeras ingin Sanrak pulang bersamanya, P'Na langsung mengancam Sanrak untuk masuk mobilnya sekarang juga atau jika tidak maka dia akan mengurangi poin Sanrak dengan alasan terlambat masuk kelas. Sanrak jadi takut dan langsung masuk kedalam mobilnya P'Na.
Sanrak sangat canggung saat mereka berjalan menuju toko. Saking canggungnya, dia terus berusaha menghindari tatapan P'Na.
P'Na memperhatikan keansehan sikap Sanrak dan langsung mengkonfrontasinya secara terang-terangan "Apa kau merasa canggung padaku?"
"Iya" jawab Sanrak tanpa pikir panjang dan ujung-ujungnya dia langsung menyesalinya.
Dia sudah takut kalau P'Na akan menanyakan alasan kecanggungannya. Tapi P'Na tidak mengatakan apapun tentang masalah itu, malah mengalihkan topik dengan bertanya apakah Sanrak masuk jurusan seni komunikasi gara-gara nasehatnya waktu itu.
Sanrak cepat-cepat menyangkalnya dan berkata kalau dia memilih jurusan ini karena teman-temannya banyak yang masuk jurusan ini.
Tiba-tiba P'Na mencondongkan wajahnya seperti dulu lagi. Tapi kali ini Sanrak bergerak cepat untuk menangkup kedua pipinya sendiri sambil beralasan kalau dia sedang memukul nyamuk.
"Tapi nyamuk itu ada disini" kata P'Na sambil menepuk ringan kening Sanrak yang barusan dihinggapi nyamuk.
Baru tiba didepan toko, Chacha langsung membukakan pintu untuk mereka dan menggodai mereka karena datang bersama.
P'Na menjelaskan kalau dia kebetulan jadi dosen tamu di kampusnya Sanrak dan tadi bertemu Sanrak didepan kampus dan berhubung dia ada urusan kemari jadi yah sekalian saja dia mengajak Sanrak pulang bareng.
Chacha dan P'Na pun duduk bersama dan mulai ngobrol mendiskusikan masalah bisnis. Sanrak melirik P'Na sesaat dan P'Na pun balas menatapnya sebelum akhirnya Sanrak naik ke kamarnya.
Fahsai, pacarnya Thada, tiba-tiba menghadang Sandee di toilet dan memaksanya untuk bicara berdua dengannya.
Fahsai langsung mengeluh dan menggerutu panjang lebar tentang seorang wanita bernama May yang sebenarnya sepupunya Thada tapi gara-gara wanita itu, Thada sekarang jadi jarang ada waktu untuknya. Saking kesalnya, Fahsai berniat ingin melabrak May. Sandee hanya bisa mendesah mendengarnya.
Dia berusaha menasehati Fahsai untuk tidak terlalu terobsesi untuk melabrak semua wanita yang naksir Thada.
Tapi tetap saja Fahsai tidak bisa tenang mengingat Thada jarang menghabiskan waktu bersamanya, setiap hari yang dilakukan Thada hanyalah datang ke kampus lalu langsung pergi ke toko tato sialannya itu.
"Fahsai, jangan pernah mengatakan hal seperti itu pada Thada. Apa kau tidak tahu kalau toko tato itu adalah hidupnya? Kurasa Thada tidak bermaksud melakukan ini padamu. Dia sangat sibuk. Kau kan juga tahu itu?"
Tapi tetap saja Fahsai tidak bisa tenang. Dia mengaku kalau terkadang dia merasa selain May, ada wanita lain yang membuat Thada berpaling darinya.
Sandee meyakinkan Fahsai bahwa Thada yang selama ini dikenalnya, bukanlah seorang pria yang suka berselingkuh. Dan demi menenangkan Fahsai, Sandee berjanji akan bicara dengan Thada tentang May nanti.
Thada sedang sibuk mentato seorang wanita saat temannya datang dan memperhatikan kemuraman wajah Thada.
Tidak ingin pembicaraan mereka didengar orang lain, Thada cepat-cepat mengusir wanita itu. Baru setelah wanita itu pergi, Thada mengaku kalau dia sedang galau karena seorang wanita. Temannya heran memangnya kenapa, bukankah masalah seperti ini bukan pertama kalinya.
"Tapi kau akan kaget kalau kau tahu siapa dia"
"Memangnya siapa dia?"
"Sandee"
Wah, pantesan. Thada sekarang benar-benar stres memikirkan masalah ini. Dia takut kalau persahabatannya dengan Thada akan hancur karena masalah ini.
Sementara P'Na sedang sibuk mendiskusikan masalah bisnis dengan Chacha dibawah, Sanrak frustasi sendiri di kamarnya karena sampai saat ini dia masih belum menemukan perusahaan yang membuka lowongan bagi pegawai magang.
Ditengah-tengah kebingungannya, Chacha tiba-tiba berteriak-teriak dari lantai bawah dan berkata kalau dia sudah menemukan perusahaan yang mau mempekerjakan Sanrak sebagai pegawai magang.
Sontak Sanrak langsung turun dan Chacha memberitahunya bahwa perusahaan yang dimaksudnya adalah perusahaan majalah 'Charisma' yang merupakan perusahaan majalahnya P'Na. Tapi P'Na mengaku kalau dia mempekerjakan Sanrak hanya karena permintaan kakaknya Sanrak.
Tapi P'Na penasaran kenapa Sanrak tidak melamar ke perusahaan majalah milik pacarnya saja. Sanrak tidak mau karena takutnya orang mengira dia disana untuk mengawasi pacarnya.
Keesokan harinya di kampus, Sanrak menyuruh Noina untuk makan siang duluan saja karena dia ingin menunggu pacarnya. Noina ragu apakah pacarnya Sanrak itu akan datang mengingat jarangnya Sanrak ketemuan dengan pacarnya itu.
Sanrak yakin kalau pacarnya pasti akan datang, yang kemarin dia hanya sedang sibuk dan dia yakin kalau kali ini pacarnya itu pasti akan datang.
"Hubungan kalian itu sebenarnya bagaimana sih? Kau hanya bertemu dengannya 2 kali dalam sebulan. Aku saja bertemu dokter gigiku jauh lebih sering daripada kau bertemu pacarmu" kata Noina.
Tepat saat itu juga, Sanrak tiba-tiba dapat sms dari pacarnya yang ternyata sesuai dugaan Naonik, dia berkata kalau dia tidak bisa datang dengan alasan sibuk. Sanrak langsung kecewa dan sedih... tapi semenit kemudian, sang pacar, P'First, tiba-tiba muncul dan mengejutkannya.
Thada lagi-lagi membuntuti Sandee. Dia berusaha menghindar tapi Thada terus saja mengejarnya bahkan sampai menuntut kemana Sandee semalam.
Dia berusaha menghubungi Sandee berkali-kali tapi kenapa Sandee tidak mengangkat teleponnya. Sandee langsung mengeluarkan hapenya, pura-pura tak tahu kalau Thada semalam meneleponnya sampai lebih dari 20 kali.
"Aku ingin pulang bersamamu" kata Thada
"Kau ingin pulang bersamaku? Kau sudah gila apa?"
"Tidak, aku sepenuhnya waras"
Sandee jadi makin heran mendengarnya, apa mungkin Thada ingin mengantarkannya pulang karena dia merasa bersalah. Tidak, sangkal Thada.
Dia hanya ingin pulang bersama Sandee. Sambil mendesah frustasi, Sandee akhirnya menyerah dan membiarkan Thada mengantarkannya pulang.
Sanrak memberitahu P'First bahwa dia sudah menemukan tempat untuk magang. Tapi perusahaan itu adalah perusahaan majalah Charisma yang notabene majalah dewasa. Bukannya cemas dan melarang,
P'First malah senang dan sangat mendukung Sanrak magang di sana, P'First mengklaim kalau dia setuju karena majalah Charisma adalah majalah yang jauh lebih terkenal daripada majalah milik orang tuanya.
Sanrak heran bukankah P'First dulu pernah melarangnya untuk magang di majalah dewasa. Tapi P'First berkata bahwa sekarang dia berubah pikiran karena dia merasa kalau Sanrak akan bisa banyak belajar dari pekerjaan magangnya nanti.
Sanrak cemas karena setelah dia mulai magang nanti, maka mereka akan lebih jarang lagi bertemu. Mendengar itu, P'First langsung menggenggam tangan Sanrak lalu mengucap kata-kata gombal "Cinta kita terlalu indah untuk dihitung oleh waktu. Cinta kita tidak bisa dinilai hanya dengan pertemuan kita yang cuma beberapa jam atau menit. Walaupun kita akan jarang ketemuan tapi kita tahu kalau kita masih saling memiliki"
Sanrak akhirnya bisa tenang tapi saat dia ingin mereka makan bersama, P'First berkata kalau dia musti balik ke kantor sekarang. Dia beralasan kalau dia ada meeting dengan ayahnya dan sekarang mungkin ayahnya sudah menunggunya.
Sanrak jadi merasa bersalah mendengarnya dan langsung menyuruh P'First pergi saja sekarang, dia tidak enak memikirkan ayahnya P'First sedang menunggunya. P'First pun pamit tapi terlebih dulu dia mengucap janji bahwa dia pasti akan mengantarkan Sanrak ke kantor di hari pertamanya magang nanti.
Satu-satunya orang yang sadar dengan semua kegombalan P'First sepertinya hanya Noina yang sedari tadi menguping mereka dari pojok. Sanrak sama sekali tidak mencurigai P'First sedikitpun dan tidak tahu kalau orang yang menunggu P'First sebenar bukan ayahnya tapi wanita lain. Dan pada wanita lain itu, P'First beralasan kalau dia ke kampus untuk menemui dosen.
Noina yakin sekali kalau orang yang hendak ditemui P'First pasti bukan ayahnya.
Tapi Sanrak menolak mendengarkannya malah mengalihkan perhatian Noina dengan merebut makanannya karena dia sudah sangat kelaparan. Noina pergi sebentar lalu kembali lagi semenit kemudian dengan membawa dua botol minuman.
"Terima kasih, Noina"
"Jangan bicara dengan nada lembut padaku. Aku jadi geli mendengarkan suaramu"
"Kalau kau pria normal, mungkin aku sudah jatuh cinta padamu"
"Tidak mungkin! Aku punya wajah yang sangat cantik yang tidak dimiliki cowok. Hei, kalau terjadi sesuatu maka kau harus memberitahu terlebih dulu, mengerti?"
Terlepas dari kepercayaannya pada P'First, Sanrak sebenarnya sedih. Noina pun jadi ikut sedih. Tapi dia berusaha menghibur Sanrak lalu mengajaknya main game, tebak kejujuran P'First dengan menggunakan tutup botol sebagai pengganti uang koin.
Jika tutup botolnya menghadap bawah maka P'First berbohong tentang pertemuannya dengan ayahnya. Dan jika tutup botolnya menghadap atas maka P'First jujur. Tapi sayangnya, Sanrak langsung kabur duluan karena mungkin dia terlalu takut untuk mengetahui hasilnya.
Noina membuka tangannya setelah Sanrak pergi dan melihat tutup botol itu memang menghadap bawah. Noina hanya bisa mendesah melihatnya, Tuhan berusaha memberi Sanrak petunjuk tentang kebohongan P'First tapi Sanrak malah tidak mau melihatnya.
Sandee dan Thada pulang dengan naik bis. Sepanjang perjalanan, Sandee terus ngedumel kesal, sama sekali tidak mengerti kenapa Thada bersikeras ingin mengantarkannya pulang padahal dia sudah besar dan bisa pulang sendiri.
Thada mengoreksi, dia bukannya mengantarkan Sandee pulang. Dia hanya ingin pulang bersama Sandee.
Lagipula apa salahnya kalau dia mengantarkan Sandee? Apa Sandee tidak sadar betapa berbahayanya jalanan jaman sekarang.
Walaupun sekarang masih sore, tapi yang namanya penjahat itu tidak kenal waktu, mereka bisa saja menjahati Sandee kapan saja.
Mereka berdiri sangat dekat selama di bis dan tiba-tiba saja Sandee merasa jantungnya berdebar "Kenapa jantungku berdebar kencang. Tidak! Tidak! Tidak! Jantungku tidak boleh berdebar kencang untuk Thada" pikir Sandee panik.
Thada memperhatikan keanehan wajah Sandee dan jadi cemas karenanya. Cemas kalau Sandee mungkin sakit, Thada langsung mengecek kening Sandee.
Shock, Sandee langsung menampik tangan Thada dan memperingatkan Thada untuk tidak menyentuhnya.
Keesokan harinya, Sandee tiba-tiba berguling dalam tidurnya... dan memeluk Thada. Sadar dia sedang memeluk seseorang, Sandee langsung tersentak bangun. Wah! Mereka tidur bareng lagi?
2 Comments
Lnjutin ya min...
ReplyDeleteLanjut dong min ceritanya seru..😂😂
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam