Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 4 - 3

Sinopsis The Eternal Love Season 2 Episode 4 - 3

Maka untuk membuktikan dugaannya, Lian Cheng dengan sengaja melepaskan aksesoris bajunya. Xiao Tan santai saja meletakkan benda itu di gantungan, begitupun saat Lian Cheng menyodorkan lambang kerajaan padanya.


Lian Cheng jadi semakin heran melihatnya. Apalagi kemudian Xiao Tan menanyakan pertanyaan absurd. Apakah belakangan ini Lian Cheng jatuh dari kuda? Atau jatuh dari tebing?

"Tidak." Dingin Lian Cheng sambil melepaskan sabuknya.

"Pangeran, apa kau tahu bahwa ada dunia lain selain Dong Yue? Tempat itu punya gedung pencakar langit, pesawat, dan juga mobil. Di dunia lain itu, saya adalah agen properti dan anda adalah orang kaya raya. Anda ingin membeli rumah dari saya."

Lian Cheng cuma menatapnya dengan aneh tanpa menjawab. Bingung, Xiao Tan penasaran apa mungkin Lian Cheng punya saudara kembar?

"Omong kosong!"

"Tidak mau ngaku juga tidak apa-apa, aku hanya perlu membuka bajumu untuk mengetahui kebenarannya." Batin Xiao Tan.


Maka dia buru-buru menyuruh Lian Cheng untuk copot bajunya dan segera mandi sebelum airnya dingin. Tapi Lian Cheng malah menolak buka baju di depan Xiao Tan, soalnya dia tidak terbiasa dilayani di kamar mandi.

Xiao Tan jelas tidak terima dan langsung mengulurkan tangan ke bajunya Lian Cheng, tapi dengan cepat ditahan olehnya.

"Errr, maksudku, anda kan seorang pangeran. Jadi bagaimana bisa anda mandi sendiri. Biarkan saya yang melayani anda."

"Sudah kubilang aku tidak butuh bantuan! Keluar!"

"Kenapa kau merasa malu sih? Kau punya banyak pelayan kamar, kau pasti sudah berpengalaman. Aku yakin ini bukan pertama kalian kau membuka baju (di hadapan pelayan). Ah, jangan-jangan kau... masih perjaka?"


Mendengar itu, Liaan Cheng mendadak mendekat sampai mengunci Xiao Tan di antara dirinya dan bak mandi. "Katakan, kenapa kau selalu berusaha untuk mendekatiku?"

Waduh, gawat! Jangan-jangan dia benar-benar sudah membuat Lian Cheng marah dan dia mau menghukumku lagi. Ah, biarlah. Lagian situasinya sudah cukup buruk. Biarpun dia terbunuh, dia tetap harus mencopot bajunya.


Maka Xiao Tan pun nekat menyingkap sedikit bajunya Lian Cheng tapi malah kaget mendapati d*da Lian Cheng mulus tanpa tato apapun. Kaget, Xiao Tan bergegas pergi dari sana sambil bergumam bingung.

"Apa selama ini aku salah orang? Dia benar-benar bukan Mo Lian Cheng." Dia bergegas pergi meninggalkan Lian Cheng yang masih terpaku di tempat. Hmm, mungkin hatinya sedang ketar-ketir gara-gara perbuatan Xiao Tan tadi. Hehe.


Di istana, Selir Dugu menemani Kaisar saat Jenderal Wei sedang mengompori Kaisar dengan cara mengaduh tentang Lian Cheng. Dia mengklaim bahwa banyak pejabat tinggi yang menuduh Lian Cheng melalaikan tugas-tugasnya.

Dia bahkan mengklaim bahwa kebakaran yang menyebabkan gudang pangan terbakar dan membunuh banyak rakyat adalah karena pasukan kota yang tidak bertindak tepat waktu.

Dia lalu pura-pura membela Lian Cheng, menyarankan pada Kaisar untuk tidak menyalahkan Lian Cheng, mungkin ini kelalaian para bawahannya Lian Cheng.

Kaisar dengan mudahnya terpengaruh dan meminta Jenderal Wei untuk tidak membela Lian Cheng. Biarpun ini kelalaian para bwahannya Lian Cheng, tapi tetap saja Lian Cheng juga salah karena tidak mendisplinkan mereka.

Jenderal Wei melirik Selir Dugu sebelum kemudian kembali mengompori Kaisar lagi dan mengklaim bahwa pasukan kota hanya tunduk pada Lian Cheng seorang. Dia juga mendengar kabar kalau Lian Cheng ingin merekrut seorang ahli strategi... entah apa yang Lian Cheng rencanakan.


Informasi itu tentu saja membuat Kaisar cemas. Tepat saat itu juga, Lian Cheng datang untuk melapor tentang pasukan kota. Tapi Kaisar sontak ngamuk-ngamuk sambil melemparkan laporan itu ke Lian Cheng.

Dalam batinnya, Lian Cheng bisa langsung tahu kalau ini adalah ulah Selir Dugu. Pasti Selir Dugu yang membakar gudang pangan itu lalu menuduh pasukan kota.

Dengan begitu, otomatis Lian Cheng-lah yang akan disalahkan. Apalagi para pejabat yang menuduhnya ini adalah kroni-nya Selir Dugu.

Sekarang karena Kaisar mencurigainya, satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah mengakui semua ini adalah kesalahannya.

Membela diri hanya akan merugikan dirinya sendiri dan membuat Kaisar semakin merasa terancam olehnya. Lebih baik sekarang dia mundur dan mengulur waktu.


Maka terpaksalah Lian Cheng memohon maaf dan mengakui kalau ini adalah kelalaiannya. Karena Lian Cheng mengaku salah, maka Kaisar memutuskan untuk mencabut posisi Lian Cheng sebagai Komandan Pasukan Kota dan menyerahkan posisi itu pada Jenderal Wei.

Ia bahkan menuntut Lian Cheng untuk mengembalikan lambang kerajaannya. Lian Cheng menurut saja, Selir Dugu dan Jenderal kontan saling melempar pandang dengan senang.


Xiao Tan menggalau ria. Sepertinya dia benar-benar tidak akan bisa pulang sekarang dan terjebak di tempat ini selama-lamanya dengan menjadi pelayan yang tidak ditanggung asuransi jiwa.

"Mo Lian Cheng baj*ngan! Aku datang ke tempat ini karenamu! Aku jadi tidak punya kebebasan, keamanan, bahkan hiburan! Mo Lian Cheng!!!"

Jing Xin sudah cemas saja mendengar teriakan heboh Xiao Tan. Jangan asal mengucap nama lengkap Pangeran ke-8, dia bisa dipenggal kalau sampai ketahuan.

"Aku tidak sedang ngomongin Pangeran ke-8 kok, yang kumaksud adalah Mo Lian Cheng!"

"Itu kan nama Pangeran ke-8."

"Aiyah! Susah dijelasin. Aku ingin minum miras. Wine, Martini, Long Island Iced Tea, XO, Mix, Vics, Baby Face... hiks!"


Tengah malam, Jenderal Wei datang menemui Selir Dugu dan melapor bahwa hari ini Kaisar akan pergi berburu. Sepertinya Kaisar melakukan ini untuk mengetes kesetiaan Lian Cheng. Ini kesempatan emas bagi mereka untuk membunuh musuh mereka dengan memanfaatkan kecurigaan Kaisar.

Dia bahkan sudah menyiapkan sebuah anak panah khusus yang biasanya hanya dipakai oleh Lian Cheng. Anak panah itu memiliki lambang Pangeran ke-8.

Pagi harinya, Kaisar bersiap untuk berburu dengan ditemani Lian Cheng, Jing Xuan, dan Jenderal Wei. Mereka memacu kuda-kuda mereka menuju hutan dan berpencar di sana.


Tapi kemudian Lian Cheng melihat seseorang misterius lewat, orang itu sepertinya sengaja biar dia dilihat Lian Cheng. Aneh, hutan ini dijaga dengan ketat, bagaimana bisa ada pembunuh menyusup kemari? Heran Lian Cheng. Lian Cheng pun segera mengejar si pembunuh.

Si pembunuh mengerahkan panah khusus itu pada Kaisar yang tengah berkuda seorang diri. Panah itu menancap ke pohon di samping Kaisar tepat saat Lian Cheng datang yang pastinya membuat Kaisar langsung mencurigai Lian Cheng.


Tapi untunglah ada orang lain juga ada di sana. Dengan sengaja dia menembakkan anak panah ke Kaisar. (Hmm, apakah dia Lian Cheng modern?) Lian Cheng sigap melindungi Kaisar dengan cara mendorong Kaisar dari kudanya.

Insiden itu membuat lengan Lian Cheng tersayat tapi dia tidak menyadarinya saking cemasnya dengan keselamatan Kaisar. Malah Kaisar duluan yang melihat luka lengannya itu.


Jenderal Wei datang tak lama kemudian dan langsung anak panah pertama tadi, anak panah yang ada lambang Pangeran ke-8. Kaisar sontak mengamati Lian Cheng dan anak panah itu bergantian dengan penuh selidik sebelum kemudian menyatakan...

"Ini karena ada seseorang yang berusaha menjebak Cheng Er." Ujar Kaisar lalu mematahkan anak panah itu jadi dua (Fiuh!).

Jenderal Wei jelas kecewa, tapi terpaksa dia harus mengakui kalau Lian Cheng memang setia pada Kaisar.


Pasca kejadian itu, Lian Cheng membicarakannya dengan Jing Xuan. Dia menduga dengan tepat kalau insiden ini adalah ulah Jenderal Wei untuk menjebaknya.

Tapi yang membuatnya bingung, panah kedua yang berhasil menyelamatkannya dari jebakan Jenderal Wei itu berasal dari mana? Siapa pelakunya dan apa tujuannya?

Orang itu jelas mengetahui rencana Jenderal Wei lalu membuat rencana sempurna untuk menyelamatkannya. Orang itu benar-benar pintar.

Ngomong-ngomong tentang orang pintar, Yu Huo baru ingat bahwa ada kabar kalau Ahli Strategi Liu Shang sudah memasuki ibu kota, tapi keberadaannya masih belum diketahui.


Seorang pria tampak memasuki sebuah ruangan hingga langkahnya terhenti menatap lambang Pangeran ke-8 yang terbentang di dinding ruangan itu. (Apakah dia Liu Shang?)

Bersambung ke episode 5

Post a Comment

2 Comments

  1. Sukaaaaaa sm ne drama, makasi sinopnya mbak

    ReplyDelete
  2. Liu shang yg smart itu yg menarik buat ku. kata-kata yg lucu dari Xiao Tan itu membuat salah arti bagi Jin Xin dan org lain ya,,, lucu banget. Kata modern dilafalkan kuno jadi hasilnya..... tau sendiri lah.

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam