Sinopsis Where Stars Land Episode 1 - 1

 Sinopsis Where Stars Land Episode 1 - 1

"Dulu, ayahku pernah memberitahuku..."

Tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya terjadi karena sebuah alasan.


Pagi itu, Han Yeo Reum masih nyenyak tidur saat ponselnya mendadak berbunyi. Seorang rekan kerjanya, Go Eun Seob, menyuruhnya bangun sekarang juga, hari ini senin.

"Yah, tahu hari ini senin." Santai Yeo Reum yang masih ngantuk.

"Apa kau mau Ketua Tim Yang menilaimu buruk di hari pertamamu dalam timnya?"

Seketika itu pula Yeo Reum akhirnya benar-benar bangun. "Jam berapa sekarang?"

"Kau harus pergi dalam waktu lima menit. Kalau tidak, kau akan sangat terlambat. Hari ini akan turun hujan, jadi bawalah payung."

Berusaha menyemangati dirinya sendiri, Yeo Reum pun bangkit dari kasurnya dan bergegas pergi. "Itulah takdir hari itu."


Tapi saking buru-burunya, dia lupa bawa payung dan hujan mendadak turun dengan derasnya saat dia hendak menuju halte.

Terpaksalah Yeo Reum hanya bisa memayungi dirinya pakai tas lalu berteduh di depan sebuah toko bunga... bersamaan dengan seorang pria yang juga berteduh di sebelahnya.

Tak sengaja dia mengibaskan bajunya terlalu keras hingga airnya menciprati baju pria itu.

"Kebetulan... dia berdiri di sana."

Yeo Reum meminta maaf, tapi pria itu cuma menatapnya tanpa kata. Berpikir kalau pria ini tidak mendengarnya, Yeo Reum mencoba meminta maaf sekali lagi. Tapi lagi-lagi tidak ditanggapi sampai Yeo Reum jadi canggung sendiri.

"Lalu, sesuatu yang sulit dipercaya terjadi."


Saat pria itu mengibaskan tangannya, kalung kompas yang dipakai Yeo Reum mendadak melayang... dan menempel di tangan pria itu seolah ditarik secara magnetik.

Yeo Reum sontak bolak-balik menatap pria itu dan kalung kompasnya dengan bingung.

"Tidak ada yang namanya kebetulan, segalanya terjadi karena ada alasan."

Episode 1: Pengaruh Angin Anti Pasat.


Selama sesaat, mereka berdua saling bertatapan sebelum akhirnya Yeo Reum sadar untuk minta maaf dan segera mengambil kalungnya. Tapi anehnya, kalungnya menempel dengan sangat erat di tangan pria itu seolah tertempel karena ada magnet yang sangat kuat.

Pria itu akhirnya turun tangan sendiri dan melepaskan kalung itu dengan mudah. Dia lalu pergi naik taksi. Yeo Reum merasa deja vu melihat pria barusan, sepertinya dia tidak asing. Tapi di mana dia pernah bertemu pria itu, yah?

Tapi saking fokusnya mikir, dia jadi kelewatan bisnya yang menuju bandara Incheon. Yeo Reum memperkenalkan dirinya. Dia sudah satu tahun bekerja di bandara.

Flashback satu tahun yang lalu.



Yeo Reum terburu-buru masuk ke ruang wawancara kerja... dengan keadaan kepala berdarah. Dengan napas memburu dia mengaku kalau dia baru saja mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan kemari, makanya dia terlambat.

Para pewawancara jelas cemas melihatnya dan menyarankannya untuk ke rumah sakit dulu saja. Tapi Yeo Reum ngotot menolak dan mengklaim dirinya baik-baik saja, padahal jelas dia tidak baik-baik saja.

Sudah tiga kali dia mencoba, pokoknya kali ini dia ingin sekali diterima. "Ini adalah impian saya. Jadi... tolong izinkan saya... melakukan wawancara ini..." Ujar Yeo Reum sebelum akhirnya pingsan.

Para pewawancara kontan mengerubunginya dengan cemas. Cuma satu wanita, Ketua Tim Yang, tetap duduk santai menyaksikan semua itu lalu menelepon ambulance.

"Berkat semangatku, akhirnya aku lulus wwancara dan mulai bekerja di bandara impianku."

Flashback end.


Tapi sayangnya, karirnya tidak berjalan semulus itu. Setibanya di kantor, dia malah mendengar Manajer Gong sedang mengaduhkan dirinya ke Ketua Tim Yang karena dia terlambat 17 menit.

Ketua Tim Yang santai saja, kan Manajer Gong sendiri yang minta tambahan staf. Memang, tapi jangan asal merekrut sembarang orang dong. Manajer Gong terus saja nyerocos mengeluh kanan-kiri tanpa menyadari Yeo Reum sebenarnya sudah ada di belakangnya

Yeo Reum itu bukan cuma suka telat, tapi juga punya banyak catatan buruk. Dia pernah menendang orang saat dia baru kerja dua bulan. Bahkan selama selama setahun dia kerja di Layanan Transportasi, dia sering terlibat dalam banyak perselisihan, dia menarik kerah orang 3 kali, mengumpat 8 kali, sering dapat hukuman potong gaji, dll.

Kenapa juga mereka harus merekrut orang yang sangat merepotkan semacam ini ke dalam tim mereka? Dia yang terburuk!

"Sebenarnya cuma 7 kali." Koreksi Yeo Reum.


Manajer Gong sampai kaget mendengarnya. Yeo Reum memperkenalkan dirinya dan sekali lagi meralat bahwa dia cuma pernah mengumpat 7 kali dan bukan 8 kali.

Di ruang pusat kendali, Manajer Park diberitahu Eun Seob tentang adanya pesawat yang harus mendarat 1 jam 20 menit lebih cepat dari jadwal karena adanya angin anti pasat. Manajer Park jadi bingung harus bagaimana, mana landasannya masih dipakai pesawat lain lagi.

Kemvali ke kantor Layanan Penumpang, Ketua Tim Yang langsung menyindir halus segala macam bakat unik Yeo Reum itu. Yeo Reum meminta maaf, dia janji tidak akan terlambat lagi mulai sekarang. Dia juga tidak akan marah-marah, menarik kerah baju orang, mengumpat dan lain sebagainya.

"Saya bisa dipercaya dan akan bertanggung jawab terhadap apapun sesuai yang ditugaskan pada saya."


Tepat saat itu juga, ada laporan bahwa ada keributan di konter check-in C antara staf maskapai penerbangan dan seorang penumpang.

Mendengar itu, Ketua Tim Yang langsung menyerahkan urusan itu ke Yeo Reum. Kaget, Yeo Reum dengan agak tergagap menerima tugas itu dan bergegas berbalik pergi.

"Taruh tasmu dulu!" Tegur Ketua Tim Yang.

Yeo Reum sontak berbalik dengan canggung untuk menaruh tasnya, tapi dia bahkan tidak tahu yang mana mejanya dan pintu keluar yang benar sampai Ketua Tim Yang harus memberinya instruksi dan itu.

Yeo Reum bergegas jalan secepatnya, berusha menunjukkan kalau dia tidak malu padahal sebenarnya dia malu setengah mati. Yang tidak dia sadari, sebenarnya pria tadi, Lee Soo Yeon, juga bekerja satu kantor dengannya.


Manajer Gong langsung nyerocos panjang lebar mengeluhkan Yeo Reum yang tidak becus. Dia benar-benar bom. Dia bukan cuma pembuat onar, tapi juga pembuat onar yang kikuk.

"Kalau kau begitu begitu mengkhawatirkannya, maka pergilah ikuti dia." Perintah Ketua Tim Yang.

"Aku?"

"Masa harus aku?"

Tapi Manajer Gong malah mengalihkan tugas itu ke Soo Yeon. Soo Yeon langsung saja pergi tanpa mengucap sepatah kata sampai Manager Gong kesal dibuatnya. Jawab dulu kek, dasar tidak sopan!

 

Di luar, Soo Yeon melihat Yeo Reum mengantukkan kepalanya sendiri ke tembok, berusaha menyemangati dirinya sendiri untuk bekerja dengan benar dan tidak berbuat kesalahan lagi.

Dengan semangat baru itu, Yeo Reum pun berlari menuju TKP, menembus kerumunan orang-orang di bandara yang begitu luas dan penuh sesak, walaupun sebenarnya dia tidak tahu di mana letak Counter C itu.

"Sejujurnya, aku kadang tersesat." Batin Yeo Reum.


Karena masalahnya itulah dulu waktu dia masih kecil, ayahnya menghadiahkan jam kompas itu untuknya agar dia tidak tersesat lagi dan bisa menemukan jalan pulang.

"Jadi Yeo Reum-ah, mulai sekarang tidak penting seberapa sering kau tersesat. Mengerti?" Itulah yang dikatakan ayahnya dulu.


Tapi sekarang Yeo Reum berpikir kalau ayahnya salah, tentu saja hal itu penting. "Saat kau tersesat di dunia ini, kau akan ketinggalan. Karena itulah, aku mati-matian lari hari ini agar aku tidak tersesat. Bukan, agar tidak ada yang tahu kalau aku tersesat."


Dia menanyakan letak counter C pada seorang petugas. Dan saat dia menemukan tempat itu, dia malah mendapati seorang pria tengah ngamuk-ngamuk dengan merusak sebuah mesin check-in mandiri pakai kopernya dan menuntut mau bicara dengan bos bandara ini.

Seorang petugas memberitahu Yeo Reum bahwa dia memberitahu pria itu untuk check-in mandiri biar lebih cepat, tapi pria itu tidak terima. Penumpang lainnya sudah mendapat tiket mereka melalui konter, tapi kenapa hanya dia seorang yang tidak.

Yeo Reum menyuruh si petugas untuk memanggil keamanan sementara dia sendiri maju menghadapi pria itu. Dia berusaha bicara sesopan mungkin, tapi pria itu terus ngamuk-ngamuk dan menuntut mau bicara langsung dengan bos bandara ini.

Dia bahkan langsung menendang mesin itu sampai roboh. Yeo Reum mulai kehilangan kesabaran sekarang. Pria itu terus ngamuk-ngamuk dan menghancurkan mesin-mesin lainnya dan kontan membuat Yeo Reum kesal hingga dia hampir saja keceplosan mengumpati pria itu.

Flashback.


Suatu hari, Yeo Reum disidang dua orang atasannya gara-gara dia mengumpati dan menendang seorang penumpang. Pekerjaan yang begitu susah payah Yeo Reum dapatkan ini, malah Yeo Reum sia-siakan dengan mengumpat dan menendang seorang pelanggan.

"Apa kau ingin kerja kerasmu sia-sia? Apa kau pikir segalanya akan berjalan lancar setelah diterima kerja di sini? Kalau kau berpikir begitu, maka kau harus sadar. Perusahaan adalah tempat yang sangat berhati dingin. Kau hanya akan dinilai dari kompetensi dan kinerjamu. Mengerti?" Ujar salah satu atasan yang terus berdiri membelakangi Yeo Reum dan tidak menunjukkan wajahnya.

Flashback end.


Teringat kenangan itu, Yeo Reum berusaha keras menahan amarahnya sambil pasang senyum manis. Tapi pria itu jadi tambah kesal melihat senyuman Yeo Reum dan langsung menarik bajunya.

Yeo Reum itu digaji untuk melayani pelanggan, berani sekali Yeo Reum mengejeknya. Pelanggan itu raja, jadi Yeo Reum harus memperlakukannya bagai raja.

"Lalu kenapa kau tidak bersikap selayaknya seorang raja, malah bertingkah seperti seonggok sampah."

Yah, tapi walaupun dia ingin sekali melempar kata-kata itu ke muka pria ini, tapi untunglah Yeo Reum berhasil menahan diri. Tapi dia tidak terima dengan cengkeraman pria itu dan langsung menampik tangannya dengan kasar.


Kesal, pria itu langsung melayangkan tangan untuk menampar Yeo Reum. Tapi Soo Yeon mendadak muncul menangkap tangan pria itu. Cengkeramannya terlihat biasa saja, tapi ternyata sangat kuat sampai pria itu kesulitan melepaskan diri.

Dengan tenang dia mengingatkan pria itu bahwa dia baru saja melakukan pengrusakan properti publik. Harga tiap-tiap mesin itu adalah 20 juta won dan dia merusak 3 mesin, jadi total kerugian yang harus dia bayar adalah 60 juta won.

Dan karena dia merusaknya secara sengaja, maka dia akan dikenai pertanggungjawaban perdata dan pidana. Dengan kata lain... "Riwayat anda sudah tamat."

Pria itu sontak melongo ketakutan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments