Sinopsis Where Stars Land Episode 1 - 2
Di ruang pusat kendali, Manager Park bingung mencari gate kosong untuk parkir pesawat KR Airlines. Gate enam yang paling sepi, tapi pesawat AB Airline yang seharusnya berangkat pukul 10.40, masih juga belum masuk ke jalur landai.
Satu-satunya gate kosong letaknya terlalu jauh. Manajer Park akhirnya berinisiatif menyuruh Eun Seob untuk menelepon AB Airline, sementara dia sendiri akan menelepon KR Airlines untuk mendiskusikan masalah ini.
Tak lama kemudian, pesawat yang dimaksud mulai mendekati landasan. Seorang petugas tower memberikan berbagai instruksi hingga pesawat itu mendarat dengan lancar.
Pria itu akhirnya diseret keluar oleh para petugas keamanan. Yeo Reum langsung menyapa Soo Yeon dan mengingatkannya akan pertemuan mereka tadi pagi.
Yeo Reum berpikir kalau Soo Yeon pasti orang hukum soalnya dia bisa tahu banyak tentang hukum perdata dan pidana. Bagaimana dia bisa tahu harga mesin-mesin ini 20 juta won?
Mengira dia penumpang, Yeo Reum menawarkan untuk memberikan akses ruang tunggu VIP untuk Soo Yeon. Tapi Soo Yeon cuma mendesah, lalu menunjukkan kartu ID-nya untuk menunjukkan kalau dia juga pegawai bandara.
"Seharusnya aku memperkenalkan diriku. Aku bekerja di Layanan Penumpang, Lee Soo Yeon. Tapi, apa yang harus kita lakukan sekarang? Pria itu merusak 3 mesin."
Begitu kembali ke kantor, Yeo Reum langsung didamprat Manajer Gong. Yeo Reum membela diri kalau yang merusak mesin-mesin tu adalah si penumpang, jadi dialah yang harus bayar ganti rugi.
"Jadi maksudmu tidak masalah karena itu bukan uangmu?!"
"Bukan begitu maksud saya."
Manajer Gong tak peduli. Pokoknya Yeo Reum harus menulis laporan tentang masalah itu sebelum pulang kerja. Tulis kapan, di mana, dan bagaimana kejadiannya. Tulis bagaimana bisa pria itu menghancurkan mesin-mesin itu padahal saat itu ada Yeo Reum di sana.
"Saya tidak membiarkan pria itu melakukannya. Tapi saya tidak bisa menghentikannya karena pria itu sulit dikendalikan."
"Hobimu kan menarik kerah baju orang dan melakukan tendangan berputar, lalu kenapa kau tidak melakukan keduanya? Seharusnya kau lakukan tendangan berputar atau lemparan bahu untuk mencegahnya menghancurkan mesin-mesin itu!"
Kalau dia melakukan itu, pria itu pasti akan mengajukan keluhan pelanggan tentang dirinya. Kalau seperti itu, maka gajinya akan dipotong oleh Tim Inspeksi. Dia juga sudah mendapat peringatan dari bagian personalia.
Manajer Gong tambah nyinyir mendengarnya. Jadi Yeo Reum tidak menghentikannya cuma karena takut dapat teguran? Anak jaman sekarang suka sekali membantah dan tidak peduli omongan atasan mereka. Mereka selalu saja bertingkah seolah mereka ada korban dan ada saja yang bisa mereka ucapkan.
Ketua Tim Yang datang saat itu dan menyuruh Manager Gong untuk mengurus pembatas antrian yang ditinggalkan begitu saja di area bebas bea.
Karena malas bicara pada Soo Yeon, Manager Gong mengalihkan tugas itu pada Yeo Reum yang langsung saja menerimanya. Dia sudah mau pergi, tapi Ketua Tim Yang tanya apakah Yeo Reum tahu letak gudangnya.
"Tidak, saya tidak tahu." Aku Yeo Reum.
Lalu bagaimana Yeo Reum akan mengerjakannya. Seharusnya dia mengaku saja kalau dia tidak tahu agar mereka bisa memberitahunya
"Maaf."
"Untuk apa minta maaf? Caramu meminta maaf, seperti sebuah kebiasaan. Apa minta maaf bisa menyelesaikan masalah? Apa kau akan bekerja dengan cara seperti ini?"
Ketua Tim Yang lalu memerintahkan Soo Yeon untuk menjadi mentornya Yeo Reum. Ajari Yeo Reum segala hal yang perlu dia ketahui tentang pekerjaan mereka. Seperti mengurus masalah pembatas antrian, cara menghadapi penumpang, dll.
"Apa saya harus melakukannya?" protes Soo Yeon.
Manajer Gong sampai kaget mendengar keberaniannya mengajukan protes itu. Tapi Ketua Tim Yang santai saja, pokoknya Soo Yeon harus melakukannya. Manajer Gong sungguh tak habis pikir dengan sikap Soo Yeon, dia saja yang seorang manajer tidak pernah bicara begitu pada atasannya. Dasar anak jaman sekarang.
Tapi setelah semua orang pergi. Yeo Reum meyakinkan Soo Yeon kalau dia bisa sendiri lalu pergi sendiri. Tapi tak sengaja dia malah membuat jarinya sendiri terluka saking cerobohnya saat melepas pita pembatas antrian.
Soo Yeon mendadak muncul dan langsung membantunya memindahkan tiang-tiang besi itu ke troli. Tapi Yeo Reum ngotot menolak bantuannya, dia bisa sendiri kok. Biarpun dia wanita, tapi dia tidak pernah lalai mengerjakan pekerjaan berat.
Tapi saat dia mengambil salah satu tiang besi itu, tak sengaja dia oleng ke belakangnya saking beratnya. Untung saja Soo Yeon cekatan menangkapnya dan tanya apakah Yeo Reum mau dia menghubungi Layanan Bantuan untuk membantunya memindahkan semua benda ini?
Daripada itu, Yeo Reum lebih tertarik mengetahui informasi tentang Manajer Gong. Bagaimana kalau Soo Yeon kasih tahu dia. Dia penasaran sekali ingin tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat Manajer Gong menyukainya.
Tapi Soo Yeon malah berkata kalau dia hanya akan memberi arahan letak gudang penyimpanan pembatas antrian. Arahnya cukup rumit dan sebaiknya Yeo Reum menulisnya saja.
"Bilang saja. Ingatanku bagus kok." Ujar Yeo Reum dengan pedenya.
Maka Soo Yeon mulai nyerocos panjang kali lebar memberitahukan arahannya yang super mbulet. Jalan lurus dari sini akan ada ruang staf, lalu lewati tempat itu dan akan ada gate untuk karyawan.
Dari situ, jalan 5 m dan dia akan melihat lift khusus barang, naiki lift itu ke lantai dua. Turun dan jalan lurus di lorong sebelah kanan, ada kantor imigrasi di sana. Lewati, maka dia akan melihat Stasiun Karantina.
Lurus lagi, dia akan melihat tanda Agensi Karantina Hewan dan Tumbuhan. Lalu belok kiri, pergi ke ujung lorong, akan ada Kantor Keamanan, belok kiri lagi, akan ada Kantor Lingkungan Hidup dan Kantor Holtikultura.
Jalan lagi 10 m, akan ada lift di sana. Tapi jangan naik lift yang itu, belok kanan, jalan lurus, akan ada pintu di ujung lorong. Di situlah letak gudangnya.
Beuh! Mbulet sekali. Yeo Reum mengiyakannya saja padahal jelas-jelas dia nggak nyambung sama sekali. Soo Yeon pun pergi meninggalkannya. Yeo Reum berusaha mengikuti arahan itu, tapi ujung-ujungnya dia malah terus berputar-putar kesana-kemari dan akhirnya ketemu jalan buntu.
"Ini bukan lorong, tapi labirin!" Desis Yeo Reum kesal. (Salah sendiri nggak mau tanya-tanya pada orang-orang sekitar)
Jadilah dia diomeli lagi sama Manajer Gong saat dia kembali ke kantor. Pekerjaan semacam ini biasanya bisa dilakukan hanya dalam waktu 30 menit, tapi Yeo Reum malah butuh waktu lebih dari 2 jam. Kenapa dia tidak bisa melakukannya dengan benar padahal Soo Yeon sudah memberinya pengarahan.
Di jam istirahat, dia langsung mengeluhkan masalah ini ke Eun Seob. Dia yakin kalau Soo Yeon sengaja melakukan ini padanya, si baj*ngan sombong itu sengaja membuatnya tersesat biar dia dimarahi Manajer Gong.
"Kau kan memang buta arah." Santai Eun Seob.
Yeo Reum sontak melempar pelototan tajam padanya. Pokoknya dia yakin kalau Soo Yeon itu sengaja mengincarnya. Bersaing dalam dunia kerja sih boleh-boleh saja, tapi tidak seharusnya Soo Yeon melakukan ini padanya.
"Dia lulusan KAIST dengan skor TOEIC sempurna. Skor wawancaranya tertinggi saat dia diterima bekerja."
Terus kenapa? Apa Soo Yeon pikir kalau Yeo Reum itu tidak layak jadi saingan hanya karena dia lulusan universitas tidak terkenal?
Eun Seob menjelaskan maksudnya cuma memberitahu kalau Soo Yeon itu orang sombong. Dia suka makan sendiri dan tidak pernah bergabung dengan pesta staf sejak dia mulai bekerja.
Dia tidak punya teman ataupun rekan. Bahkan ada rumor yang mengatakan kalau dia menyendiri karena kecacatannya. Tapi rumor itu sepertinya salah sejak kejadian baru-baru ini.
"Kejadian apa?"
Flashback.
Hari itu, seorang petugas mendorong tumpukan koper dengan terlalu cepat tanpa lihat jalan padahal ada anak kecil yang sedang berlari di depannya.
Koper itu hampir saja menubruk anak kecil itu. Tapi Soo Yeon mendadak berlari melindungi anak itu dan menahan troli itu dengan hanya satu tangannya hingga membuat troli itu beserta seluruh isinya terpental ke udara. (Wow) Besi troli yang dipegangnya itu bahkan sampai bengkok.
Flashback end.
Yeo Reum tak percaya. Cerita itu tidak masuk akal. Eun Seob berkata kalau itu memang cuma rumor, cerita yang terlalu dibesar-besarkan, diperindah, dan dibicarakan seolah itu sebuah legenda.
Tapi setelah kejadian itu, Soo Yeon jadi sangat populer di antara pegawai bebas pajak. Yeo Reum kan senior, jadi dia harus baik pada Soo Yeon yang masih karyawan baru.
Yeo Reum kaget. "Dia pegawai baru?"
"Iya. Dia baru saja menyelesaikan magangnya tiga bulan. Dia baru bekerja jadi pegawai tetap selama satu bulan."
Yeo Reum melongo tak percaya mendengarnya. Jadi dia seniornya Soo Yeon, tapi Soo Yeon malah jadi mentornya.
Di dalam bandara, Soo Yeon melihat seorang ahjumma yang ngotot ingin masuk untuk mencari anaknya, tapi tentu saja petugas melarangnya. Ahjumma itu tampak begitu panik dan memohon-mohon pada Soo Yeon untuk menemukan putranya.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam